Friendship (Xodiac) End√

By SugaJennie24

86.8K 8.6K 4.7K

Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekola... More

Asrama
Ruang Mawar Melati
Gara-Gara Leo Kegerahan
Geng Belalang Kupu-Kupu
Perhatian Zayyan Pada Sing
Dongsaeng Mulai Posesif
Zayyan Menangis karena apa?
Zayyan Janjian
Salah Paham Bikin Lapar
Baikan Sama Sing?
Ada Apa Dengan Lex?
Obrolan Aneh Zayyan-Sing
Pemuda Misterius
Super Zayyan
Sing Kenapa?
Ketika Bocil Cemburu
Perasaan Lex Terhadap Zayyan
Dibalik Sikap Lex
Zayyan Perduli Pada Lex?
Lex-eu Jangan Menangis
Pergi Camping
Camping #1 (Mimpi Aneh)
Camping #2 (Di Mana Zayyan?)
Camping #3 (Selamatkah Zayyan?)
Davin Ke Mana?
Maunya Sama Zayyan
Sayang Lex juga?
Cemburu Sama Eunbi
ZaySing Yang Aneh
Perdebatan Para Bocil
Perkara Suap-Suapan
Pengakuan Sing?
Bogoshippeo
Saling Menjauh
Lebih Sakit Dari Luka
Upaya Mendamaikan
Curahan Hati
Dibohongi
Malam Minggu
Patah Hati
Who's That Girl?
Aku Tak Mengerti Perasaan Ini
Nasi Goreng Spesial
Sama-Sama Cemburu
Hati Yang Mendua
Disuruh Putus
Keputusan Berat
Pesta Kelas Dadakan
Jadikanku No.1 Dihatimu
Leo Nggak Mau Turun Tahta
Mencuri Kesempatan
Gara-gara cemburu
Pertengkaran Dongsaeng
Pengumuman
Zayyan Berterimakasih
Siapa Yang Menculik Zayyan?
Rasa Kehilangan
Keadaan Zayyan
Zayyan Tinggal Di Mana?
Upaya Mencari Zayyan
Apakah Semua Sandiwara?
Penyebab Zayyan Menghilang
Rahasia Davin Ketahuan
Surprise
Akhirnya Aku Kembali
Perasaan Yang Tak Berubah
Akhirnya Saling Jujur
Pengumuman 2

Menunggumu

711 70 62
By SugaJennie24

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Iris mata Sing memandangi rintik-rintik hujan di luar jendela. Kulit tubuhnya yang tipis merinding, merasakan dinginnya udara pagi ini, meskipun ia saat ini mengenakan sweater hoodie lengan panjang berwarna hitam. Sesekali ia bergidik, karena udara dingin itu terus menerus menerpa tubuhnya. Ditambah lagi AC yang menyala dengan temperatur rendah di ruangan kamarnya.

Ia ingin mematikan AC-nya, namun ia takut nanti Leo protes.

"Hhh...pagi-pagi sudah hujan. Bagaimana ini?" Batin Sing. Padahal pagi ini rencananya ia dan Leo akan kembali pergi ke kota Pyeongyang untuk mencari Zayyan. Tapi sepertinya cuaca pagi ini sangat tidak bersahabat untuk mengijinkan mereka bepergian.

Sing memandangi koper miliknya dan milik Leo yang sudah berjejer rapi di sudut ruangan, yang telah terisi pakaian dan barang-barang mereka sejak semalam.

"Oaaaaheeemmm...!!" Leo menggeliat. Maknae Xodiac itu akhirnya terbangun dari tidurnya.

Mata indah Leo mengedar ke sekeliling, dan sosok Sing yang sedang duduk di samping jendela kini terlihat jelas pada pandangan matanya.

"Sing...," panggilnya.

"Eum?" Sing menyahut tanpa menengok ke belakang. Dirinya sudah menyadari jika Leo kini sudah bangun.

"Ngapain?"

"Ngelihatin gerimis," jawab Sing apa adanya.

"Ck! Gerimis ya?"

"Eum."

"Padahal kan kita mau pergi."

"Iya," jawab Sing singkat.

Leo menyingkap selimutnya dan beranjak dari tempat tidurnya. Ia berdiri di samping Sing dan ikut memandang ke luar jendela dengan rambut acak-acakan dan muka bantalnya khas bangun tidur.

"Sing, jadi kan kita pergi?"

"Jadi. Meski hujan, nggak masalah. Lagian cuma gerimis, dan mudah-mudahan nggak sampai deras."

"Iya, kuharap juga begitu," timpal Leo.

"Ya udah yuk, kita siap-siap!" Sing hendak berdiri dari tempat duduknya. Namun tiba-tiba...

"Aaakhhh!!" Pekik Sing, sebelah tangannya reflek langsung ke belakang, menyentuh punggung sebelah kirinya.

"Kenapa Sing??" Leo terkejut.

"Nggak apa-apa, kok!" Jawab Sing. Meski terlihat seperti sedang menahan sakit, Sing tetap berjalan menuju ke kamar mandi.

Leo memperhatikan Sing dengan khawatir. "Apa punggungnya terasa sakit?" Batinnya.

Di dalam kamar mandi, Sing segera membuka sweaternya, dan memeriksa punggungnya melalui cermin.

Ia menyentuh bekas jahitan lukanya. Dan bagian itulah yang terasa sakit.

"Tidak! Ini tidak mungkin!" Sing panik.

Sudah beberapa hari belakangan ini bagian itu memang terasa sakit semenjak Lex mendorongnya ke dinding dengan sangat keras, namun Sing mengabaikan rasa sakit itu. Karena pikirnya hal itu tidak akan mempengaruhi lukanya yang telah sembuh.

"Lukaku sudah sembuh tiga tahun yang lalu. Tapi kenapa belakangan ini sering terasa sakit. Namun rasa sakitnya kadang muncul, kadang hilang. Ah, mungkin ini karena aku kecapekan kali ya? Atau...mungkin karena aku terlalu banyak melakukan olah raga angkat beban di tempat fitnes," pikir Sing.

***

Davin memencet bel pintu di salah satu kamar hotel di kota Seoul.

Tak lama kemudian seseorang membukakan pintu untuknya.

"Hyung...," lesung pipi Davin yang khas menghiasi senyumnya, menyapa pemuda imut yang baru saja muncul di balik pintu.

"Masuklah!" Pemuda yang tak lain adalah Zayyan itu pun mengajak Davin untuk masuk ke dalam ruangan kamar hotel yang ia tempati saat ini.

Sudah beberapa hari semenjak dirinya tiba di Seoul, Zayyan pun tinggal di hotel. Dan hotel tersebut adalah milik Tn. Zo, Ayahnya Lex.

Ia tinggal di hotel tersebut atas perintah Tn. Zo, sampai hari di mana waktu yang ditentukan untuknya tiba, yakni hari di mana ia akan kembali ke agensi.

Ya, alasan Zayyan kembali ke Seoul adalah karena surat yang di sampaikan oleh Davin beberapa hari lalu, saat ia dan Davin baru tiba di bandara Incheon setelah berlibur dari Indonesia.

Isi surat tersebut menyatakan bahwa Zayyan diterima kembali di agensi, dan dijanjikan akan debut bersama dengan Xodiac.

Kenapa bisa seperti itu? Itu semua karena Davin yang selama ini tak pernah lelah memberikan pelatihan dance bagi Zayyan. Dan rekaman hasil dari latihan dance tersebut selalu ia kirimkan ke pihak agensi agar dijadikan bahan evaluasi agensi terhadap perkembangan kemampuan Zayyan.

Atau dengan kata lain sebenarnya selama ini Zayyan masih merupakan trainee agensi, yang menerima pelatihan dance dari Davin, hanya saja dipisahkan oleh jarak, karena berbeda kota. Sedangkan untuk pelatihan vokalnya, agensi selama ini telah mendaftarkannya di sebuah kelas vokal khusus di kota Pyeongyang.

Beberapa bulan lalu, Davin menghadap CEO agensi untuk membicarakan mengenai Zayyan. Davin meminta agar agensi mempertimbangkan kemampuan dance dan vokal yang dimiliki Zayyan, dan mengevalusi kembali semua perkembangan Zayyan selama tiga tahun ini. Dengan maksud agar Zayyan di perhitungkan untuk bisa debut bersama Xodiac.

Beruntung CEO pun setuju dan mengabulkan keinginan Davin. Namun tentu saja tidak mudah bagi mereka untuk membawa Zayyan kembali ke Seoul tanpa seijin Tn. Zo. Karena itulah CEO pun mengadakan rapat khusus dengan Tn. Zo selaku pemegang saham dan juga donatur dari OCJ High School itu, guna membahas mengenai rencana untuk mendebutkan Zayyan bersama Xodiac.

Setelah melalui perdebatan yang cukup pelik antara CEO dan Tn. Zo, akhirnya Tn. Zo pun menyerah. Ia akhirnya menyetujui keinginan CEO agensi untuk mendebutkan Zayyan dan mengembalikannya ke Seoul. Namun dengan syarat bahwa Zayyan tidak akan pernah menjalin hubungan terlarang lagi dengan putranya. Setelah syarat tersebut disetujui oleh Zayyan dengan membubuhkan tanda tangan di atas sebuah surat perjanjian, maka barulah Tn. Zo mengirimkan Zayyan kembali ke Seoul dengan dikawal oleh bodyguardnya.

"Ingat Zayyan, kau jangan pernah lagi mencoba merayu putraku, apalagi sampai berhubungan dengannya layaknya sepasang kekasih. Kau dan putraku hanya boleh berhubungan sebatas anggota sesama member di dalam grup kalian, tidak lebih. Dan jika kau melanggar, maka kau akan dikeluarkan dari grup dan juga dari agensi. Camkan itu baik-baik! Paham kau?!" Begitulah ucapan Tn. Zo pada Zayyan beberapa hari lalu melalui sambungan telepon, sebelum Zayyan dikirim kembali ke Seoul.

Dan Zayyan akan selalu mengingat perkataan Tn. Zo tersebut dalam benaknya, agar ia tak salah dalam mengambil keputusan demi kelangsungan karirnya di masa depan.

"Maaf, pagi-pagi aku sudah datang kemari. Aku tidak mengganggumu kan, Hyung?" Tanya Davin setelah dirinya kini duduk di sofa yang ada di dalam kamar tersebut.

"Sama sekali nggak ngeganggu kok, Vin. Aku malah senang kamu mau datang ke mari. Soalnya beberapa hari sendirian di sini, aku merasa bosan juga. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kalian semua," tutur Zayyan curhat.

"Sabar, Hyung. Tinggal sehari lagi ini! Besok kan kau sudah boleh datang ke agensi. Itu berarti besok kau akan bertemu dengan kami semua. Ah, aku udah nggak sabar lihat respon semua member lain saat melihatmu nanti, karena itu pasti bakal jadi kejutan terindah buat mereka yang sudah sangat merindukanmu, Hyung."

"Aku juga sangat merindukan mereka, Vin."

"Eum, aku tahu."

"O ya, Vin. Tolong bantuin aku milih baju dong!"

"Buat apa? Buat besok?'

"Bukan. Buat nanti malam," jawab Zayyan.

"Ng...," Davin menerka-nerka. "Apakah kau ada kencan dengan seseorang nanti malam?" Tebaknya.

"Eh, apa?? Ng...b-bukan kok! Bukan kencan, cuma ketemuan biasa. Iya, cuma biasa aja, nggak kencan. Beneran!" Tiba-tiba Zayyan menjawab dengan sangat gugup dan gelagapan.

Melihat rona merah di wajah Zayyan dan sikapnya yang salah tingkah, membuat Davin yakin bahwa Zayyan kini memiliki seorang gebetan.

"Kenal di mana, Hyung?" Goda Davin sambil tersenyum penuh arti.

"Hah? Apanya?"

"Itu, yang mau kau temui nanti malam."

"Ng...apaan sih? Dia tuh cuma teman biasa aja! Kami udah lama nggak ketemu, jadi cuma pengen ketemu sebentar," lagi-lagi Zayyan terlihat salah tingkah.

"Hmmm...teman atau teman? Siapa memangnya kalau boleh tahu?"

"Nggak usah kepo! Itu rahasia! Ayo cepetan bantuin Hyung milihin baju!" Muka Zayyan kini semakin memerah seperti kepiting rebus. Sementara Davin malah semakin senang menggoda Hyungnya tersebut.

Tentu saja Zayyan tidak ingin memberitahu siapa yang akan ditemuinya nanti malam, karena ia tak ingin Davin ikut campur dan menghancurkan hubungannya lagi kali ini.

"Hayoo siapa hayoo? Kasih tahu dong!!" Meski sudah di omeli, namun jiwa kepo Davin yang sedang on, tetap meronta-ronta haus akan informasi dari Zayyan mengenai siapa orang yang di maksud.

Namun meski begitu, Davin tetap mau membantu memilihkan pakaian bagi Zayyan untuk acara nanti malam.

***

Setelah selesai sarapan, Sing dan Leo pun bersiap untuk berangkat, meski gerimis di luar kini telah berganti menjadi hujan.

"Yuk, kita berangkat!" Ucap Sing, lalu mulai menarik kopernya, namun di saat ia baru saja menggendong tas ranselnya, rasa nyeri di punggungnya itu datang kembali.

"Aahhkk...aduh!" Sing menjatuhkan tasnya ke lantai, seolah tak kuat menggendongnya.

"Sing, kau kenapa?" sudah yang kedua kalinya pagi ini Leo melihat Sing mengaduh kesakitan, dan selalu di saat bersamaan, Sing memegangi punggungnya.

Sing merintih menahan sakit.

"Sing, apa punggungmu terasa sakit lagi? Dan bukankah di situ adalah bagian di mana bekas luka tusukan waktu itu berada ya?"

Sing mengangguk.

"Kenapa bisa terasa sakit lagi? Bukankah sudah sembuh?" Tanya Leo lagi, penasaran.

"Iya, memang sudah sembuh. Tapi nggak tahu kenapa akhir-akhir ini terasa sakit lagi. Aku juga nggak tahu kenapa," ucap Sing.

"Sejak kapan kau mulai merasakan sakit lagi?"

"Sejak aku bertengkar dengan Lex-eu Hyung, beberapa hari yang lalu. Kau ingatkan, aku sudah menceritakan padamu perihal itu?"

"Iya, aku ingat. Dan waktu itu Lex-eu Hyung juga menghajarmu, kan?"

"Eum."

"Apakah dia memukul punggungmu?" Leo khawatir.

"Ng...," Sing mencoba mengingat-ingat. "Seingatku sih enggak. Tapi dia sempat mendorongku ke dinding."

"Aigoo! Jangan-jangan karena itu?"

"Entahlah!" Sing mengedikkan bahunya.

"Sing, mendingan kita nggak usah jadi berangkat deh kalau kondisi kamu kayak gini. Takutnya nanti di jalan, kamu kesakitan lagi."

"Tapi kita kan udah sepakat mau mencari Zayyan Hyung lagi."

"Iya, aku tahu. Mencari Zayyan Hyung memang penting, tapi kesehatanmu juga penting. Lebih baik kau periksakan dirimu ke dokter saja dulu, baru nanti setelah kondisimu sudah pulih, kita akan mencari Zayyan Hyung lagi!" Saran Leo yang kini mengkhawatirkan kondisi Sing.

"Kelamaan kalau nungguin aku pulih, mendingan sekarang aja kita berangkat. Aku udah nggak sabar pengen ketemu sama Zayyan Hyung. Yuk cepetan kita berangkat!" Sing bersikukuh.

Namun saat ia kembali hendak menggendong tas ranselnya, maka ia kembali kesakitan, dan tas ranselnya pun kembali terjatuh ke lantai.

"Tuh kan, kubilang juga apa. Ngeyel sih kalau dibilangin! Udah kita batalin aja rencana hari ini, lagi pula di luar juga masih hujan!" Leo membantu Sing untuk duduk di sofa dan kemudian mengambilkan tas ransel milik Sing yang tadi terjatuh ke lantai.

"Kita ke dokter ya?" Bujuk Leo.

"Nggak usah ke dokter. Palingan aku cuma kecapekan."

"Ya udah kalau nggak mau ke dokter sekarang nggak apa-apa, tapi rencana kita hari ini dibatalin dulu ya?!"

Sing pun mengangguk, akhirnya ia menuruti nasehat Leo.

"Ya udah, sekarang mendingan kamu istirahat di kamar aja gih! Nanti barang-barangmu biar aku yang beresin!" Ucap Leo.

Sing menatap Leo penuh haru.

"Apa lihat-lihat?" Leo malah merasa risih.

Sing tersenyum tipis. "Nggak, aku cuma terharu aja lihat sikap kamu saat ini. Ternyata kamu sekarang sudah dewasa, udah bisa jagain aku dan nasehatin aku segala."

"Lah iya dong, memangnya kau pikir aku bisanya cuma manja-manja saja?!"

"Leo-yaa...,"

"Eum?"

"Gomawo."

"Nde."

Mereka pun saling tersenyum.

Sebenarnya Leo merasa senang dengan ucapan Sing padanya barusan. Karena kini ia diakui sebagai pria dewasa juga oleh Sing, meskipun sebenarnya Leo masih sering dimanjain oleh semua Hyungnya di dorm layaknya seorang maknae.

***

Malam harinya, disebuah restoran all you can eat, Zayyan duduk seorang diri menunggu seseorang.

Sesuai pilihan Davin tadi pagi, Zayyan saat ini mengenakan kaos turtleneck lengan panjang berwarna hitam dipadukan dengan mantel panjang berwarna cream, serta celana panjang yang warnanya senada dengan kaosnya, membuat penampilannya tampak keren dan manly malam ini.

Zayyan memang sengaja ingin tampil keren, dewasa, dan berkharisma dihadapan orang yang sudah lama ingin ditemuinya selama ini, yaitu Sing.

Sesekali ia melihat jam tangannya, yang saat ini menunjukkan pukul 18.45 waktu KST.

"Hmm...masih lima belas menit lagi, aku harus bersabar, mungkin dia masih di jalan," pikirnya. Ia sendiri telah tiba di restoran tersebut sejak pukul 18.15 menit yang lalu.

Seiring dengan jarum jam yang bergerak, demikian pula jantungnya ikut berdegup semakin kencang, tatkala waktu semakin mendekati pukul 19.00 KST.

Zayyan tak dapat memungkiri, bahwa dirinya kini gugup karena sebentar lagi akan bertemu dengan seseorang yang sudah sangat dirindukannya. Selama ini ia hanya bisa melihat wajah Sing dari foto atau video yang dikirimkan oleh Davin, namun malam ini setelah sekian lama akhirnya dirinya akan bertemu langsung dengan Sing.

***

Sing meringkuk di tempat tidur sejak pagi hari dan tidak mau makan karena dirinya merasakan nyeri yang tak kunjung berhenti. Entah mengapa hari ini rasa sakit dipunggungnya terasa lebih lama dari biasanya.

Leo menjadi khawatir melihat keadaan Sing seperti ini.

"Sing ke dokter yuk, supaya kamu di periksa dan dikasih obat!" Entah sudah berapa kali Leo berusaha membujuk Sing di sepanjang hari ini.

"Enggak ah, aku nggak mau ke dokter. Aku cuma butuh istirahat aja kok," lagi dan lagi, Sing selalu saja menolak.

"Tapi muka kamu pucat, kamu juga nggak mau makan. Aku takut kamu drop!"

"Aku nggak apa-apa kok Leo. Mendingan kamu beliin aku obat gih ke apotek!"

"Obat apa?"

"Obat pereda nyeri."

"Parasetamol?"

"Iya. Ini uangnya ambil di dompetku," Sing menyodorkan dompetnya ke arah Leo.

"Nggak usah, pakai uang aku aja," tolak Leo.

"Yakin?"

"Iya."

"Ya udah, makasih ya, Leo."

"Eum. Aku pergi ke apotek dulu ya."

"Hati-hati, Leo."

***

Menit demi menit telah berlalu, bahkan jam telah berganti jam. Namun Sing tak kunjung datang.

Setiap menit, setiap jam, Zayyan tak pernah lelah memeriksa waktu. Ia mencoba bersabar dan tetap menunggu di mejanya dengan harap-harap cemas. Bahkan kini perutnya telah terasa kembung karena penuh dengan minuman yang di pesannya.

"Mungkin kondisi di jalanan menuju ke mari sedang macet, jadinya Sing terlambat," meski waktu telah berlalu begitu lama, namun Zayyan tetap berpikir positif, demi menutupi kegelisahannya.

Ia membaca ulang semua pesannya yang tak terkirim ke nomor Sing.

Berulang kali, Zayyan hanya bisa menarik napas lelah.

Hingga tiba-tiba seorang pelayan menghampiri.

"Maaf, Tuan, restoran kami akan segera tutup. Mohon untuk kembali esok hari lagi," ucap pelayan tersebut.

Ucapan pelayan tersebut membuat Zayyan kemudian memandang ke sekelilingnya. Dan ternyata suasana di restoran tersebut telah sepi, tak ada lagi pengunjung lain yang tersisa selain dirinya saat ini. Dan ketika ia melihat jam tangannya, ternyata sekarang waktu telah menunjukkan pukul 22.05 KST.

Zayyan terkejut, sekaligus kecewa. "Jadi Sing nggak akan datang?" Batinnya sedih.

Zayyan meninggalkan restoran dengan langkah gontai.

Ia merogoh ponselnya dan mencoba menghubungi Sing, namun tak terhubung. Ia mencobanya berulang kali, tetap tak dapat terhubung. Ia mencoba mengirim pesan lagi, dan tetap tak terkirim, hingga ia menyadari bahwa nomornya ternyata telah diblokir oleh Sing.

Zayyan berhenti melangkah, ia menatap layar ponselnya dengan mata berkaca-kaca.

"Sing, kenapa kau tega memblokir nomor kontakku?" Batinnya kecewa.

"Apakah sekarang kau membenciku, karena aku pergi meninggalkanmu begitu lama?" gumamnya lagi.

Terlalu banyak berpikir, membuat kepala Zayyan jadi pusing.

Ia memutuskan untuk membeli obat sakit kepala dulu di apotek terdekat di sekitar area tersebut, sebelum kembali ke hotel.

***

Setelah selesai melakukan pembayaran, Leo pun ke luar dari dalam apotek sambil membawa bungkusan berisi obat pereda nyeri untuk Sing.

Leo baru saja berjalan beberapa langkah dari depan apotek, hendak pergi ke halte bus. Dan dari arah yang berlawanan, nampak Zayyan yang baru tiba di depan apotek dan hendak masuk ke dalam apotek tersebut.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca.

Jangan lupa votmen.

🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸



















Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 952 18
X! beyond the world! Hello, we are xodiac cerita random tentang persahabatan member xodiac di balik layar tanpa sorot kamera. ⚠️ WARNING ⚠️ • Fanfic...
7.9K 406 18
Ruang Portabel - Akhir Tahun Tujuh Puluh https://www.69shu.pro/book/9907967.htm Penulis: Gadis desa di kota Kategori: Novel romantis 308.900 kata | T...
91.3K 11.7K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
10.7K 1.6K 5
"Hei maknae, mengapa kau menangis?" {First Book ; I'm Okay +Jonghyun} {Complete} --- Cover by : @baekfml :* Another Jonghyun book, it's just because...