MARVELO ANDROMEDES

Par alyaa_rakus

515K 39.4K 1.3K

jiwa seorang pemuda yang gila karena mental nya yang kian hancur dan melebur. melakukan apapun tetap membuat... Plus

Satu
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Dua
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Tiga
Enam belas
Delapan belas
Empat
Lima
Sembilan belas
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Dua puluh
21. Dua satu
22. Duapuluh dua
23. Duapuluh tiga
24. Duapuluh empat
25. Duapuluh lima
26. Duapuluh enam
27. Duapuluh Tujuh
28. Duapuluh delapan
29. Duapuluh sembilan
30. Tiga puluh
31. Tigapuluh satu
32. Tigapuluh dua
33. Tigapuluh tiga
34. Tigapuluh empat
35. Tigapuluh lima
36. Tigapuluh enam
37. Tigapuluh tujuh
38. Tigapuluh delapan
39. Tigapuluh sembilan
40. Empat puluh
41. Empatpuluh satu
42. Empatpuluh dua
43. Empatpuluh tiga
44. Empatpuluh empat
45. Empat lima
46. Empat enam
47. Empat tujuh
48. Empat delapan
49. Empat sembilan
50. Lima puluh
Extra part. 1

Tujuh belas

9.7K 609 4
Par alyaa_rakus

Netra blue ice itu menelisik tempat yang baru saja menjadi pemberhentian pertamanya saat ini, memang benar baru kali ini dia bisa pergi sendiri setelah beberapa bulan berada di raga dan kehidupan Marvel. Motor sport itu ia kunci melalui kunci motor otomatis, ia juga tau jika motor ini adalah milik Alpha karena saat Alpha sibuk melihat nya. Dirinya mengambil kesempatan dengan merogoh kantung celana sang kakak guna mengambil kunci motor yang tampak menjuntai keluar dari kantung celana pemuda itu. Marvel turun dari motornya tak lupa dekat masker wajah yang berada apik di wajah nya. Rambut berponi depan itu tampak menutupi jidat putih bersih nya. Hoodie hitam yang ia pakai sedikit ia tarik ke atas hingga memperlihatkan lengan putih nya.

Perpustakaan umum di tengah Pusat ibukota menjadi incaran nya sejak dulu dan sekarang kini telah tercapai. Bahkan perpustakaan di hadapan nya saat ini tampak seperti sebuah gedung besar di tengah ibukota. Berjalan santai memasuki lebih dalam Perpustakaan itu. Bahkan di dalam nya bukan hanya ada perpustakaan namun juga ada taman yang di mana di atas nya sebuah kaca sehingga cahaya Arunika tampak menembus dan mengenai bagian taman kecil itu yang di pagari oleh pagar putih pendek di sekelilingnya. Marvel tersenyum tipis melihat tatanan rapi buku buku yang ada di rak buku besar nan tinggi yang tak berada jauh di area taman di lantai satu tadi. Belum menjadi tujuannya sehingga Marvel memilih memasuki lift lalu menekan tombol lantai 3 Gedung perpustakaan. Ia sedikit berpikir pikir, seperti nya buku novel, diksi Indonesia, dan ilmu sains memiliki daya tarik tersendiri. Jadi dengan teguhan mantap Marvel terlebih dulu Refreshing membaca buku buku itu.

Mulut nya terus bergumam mencari buku buku yang ia cari. Kini dirinya sudah berada di lantai tiga. Nuansa di sini terlihat hidup. Bahkan ada setiap sudut seperti balkon dan tak lupa sofa empuk yang berada di sana. Bibir nya mencebik ke bawah saat buku yang menjadi incarannya berada di rak teratas saat ini. Diksi Indonesia itu lah yang hanya tinggal ia ambil yang lainnya sudah semua ia kumpulan dari rak yang berbeda beda.

"Pokoknya buku itu harus ku baca," Kekeh nya tetap pada pendiriannya, namun tetap saja walaupun ia berdiri di atas kursi tetap tidak sampai, dan sampai akhirnya sebuah tangan kekar mengambil buku itu. Marvel menggeram marah melihat barang incarannya di ambil orang lain, Marvel segera melompat turun dari atas kursi lalu menghunus tajam sang empu yang barusan mengambil buku incarannya.

"Kembalika--"

"Tidak usah sewot, aku hanya membantu mu mengambil buku ini," Pria itu memberikan buku itu pada Marvel. Yang saat ini sudah menadah kedua tangannya. Lantas pria itu pergi setelah memberikan buku itu pada Marvel. Marvel sendiri hanya acuh tak acuh dan melenggang pergi ke tempat para buku nya berada tadi. Dia mengambil posisi dekat dengan jendela seperti balkon tadi lalu duduk tenang di sana. Suasana perpustakaan memang terkesan tenang, adem, dan sunyi walaupun ada banyak orang yang berjalan ke sana kemari, namun mereka sama sekali tak berisik.

Di buka nya kaca jendela di sebelah nya itu hingga angin pagi bersapu mengenai wajahnya. Ini yang ia suka, tempat dimana tumpukan buku berada. Entah buku apapun itu dia menyukai segala jenis buku. Dan lagi,  tempat yang sunyi di mana ada banyak orang di dalamnya. Dirinya menyukai kesendirian namun juga tidak menyukai tempat yang hanya dia sendiri berada, sedikit aneh. Namun itulah fakta seorang Kalandra. Menyukai kesendirian namun tidak suka sendiri.

Dorr!!

Marvel terjengkit kaget karena sebuah tepukan di bahu nya tiba-tiba. Membuat buku yang ia baca terjatuh ke lantai. Di lirik nya malas ke arah Clein yang kini menyengir kuda seraya duduk di samping nya dengan sedikit menunduk, gadis itu mengambil buku Marvel yang terjatuh ke lantai karena ulah nya tadi. "Kebetulan!! kita kan emang jodoh jadi ketemu terus," Celetuk gadis itu mengunyel ngunyel pipi Marvel. Marvel menepis nya dan kembali hanyut di dalam dunia membacanya. Membuat Clein tersenyum lebar melihat itu. Gadis itu menaruh es boba di depan Marvel lalu mengeluarkan buku buku yang baru saja ia cari tadi.

"Kamu baca buku novel, kalau aku baca buku bergenre fantasi," Girang gadis itu. Membuat Marvel merotasi kan mata nya malas melihat tingkah gadis itu. Namun tak ayal dia mengambil satu buku yang tergeletak di depan gadis itu. Memang benar hampir tiga buku yang gadis itu bawa semuanya bergenre fantasi. Di buka nya buku itu. Membuat anak itu tertarik akan isi di dalam nya.

"Kamu suka baca buku bergenre ini emang?" Tanya nya mengintip isi buku yang sedang Clein baca.

Clein mengangguk mantap. "Aku Sedikit kaget liat kamu ada di perpustakaan ini dan lagi aku emang dari dulu niat ngajak kamu ke sini tapi kamu nya selalu menghindar," Gadis itu berujar ceria. Lalu meminum boba nya. Marvel sendiri hanya mengangguk saja dan juga ikut meminum boba nya. Ia juga tak menyangka jika gadis pintar seperti Clein juga menyukai buku bergenre Fantasi.

"Kamu ke sini sendirian?" Clein menatap Marvel dengan mulut masih sibuk menyedot es boba nya. Marvel hanya mengangguk malas, gadis itu itu juga ikut mengangguk anggukkan Kepala nya. "Kalau aku ke ke sini sama sopir, tapi dia nunggu di dalam mobil aja."

"Oh, saya tidak bertanya,"

"Oh, tapi aku hanya berbicara," Jawab Clein enteng. Marvel menatap julid ke arah gadis itu, hingga tawa Clein mengudara karena membaca buku itu bahkan tangannya menepuk-nepuk bahu Marvel. "Liat Vel, dia lucu. Masa gunain sihir nya sendiri aja gak bisa."

****

Pagi menjelang siang, dengan cahaya matahari yang terasa panas terik, Marvel mengendarai motor milik Alpha guna untuk kembali ke kediaman nya. Dengan berbekal Maps dia bertekad untuk pulang sendiri tanpa meminta di jemput, dia hanya ingin mandiri saat ini tanpa harus meminta tolong pada siapapun. Tak lama dirinya sampai di depan gerbang Mansion, satpam yang melihat ke hadirin nya segera membukakan Gerbang Mansion lalu Marvel menggas motor nya guna memasuki Mansion lebih lanjut. Pekarangan Mansion ini cukup luas. Jadi untuk berjalan kaki sungguh sangat melelahkan bagi nya.

Baru saja memasuki pintu utama Mansion namun sebuah suara lengkingan seseorang membuat Netra blue ice nya bergulir menatap sosok menyebalkan itu, tak lain adalah Archie yang tengah mendelik tajam ke arah nya. "Kamu pergi gak bilang-bilang, tau gak kalau Daddy tadi pagi pulang terus dia marah marah semua itu gara gara kamu, tau gak!?" Gadis itu berkacak pinggang menatap tajam ke arah pemuda yang satu tahun lebih muda dari nya. Memang dasar nya gadis sok itu, sok soan menjadi bungsu Andromedes padahal umur nya saja sudah satu tahun lebih tua dari Marvel.

"Heh! Cebong! Diem lo, gak ada urusan juga gue pergi bilang apa gak, lagian juga kak Imanuel udah ngizinin gue pergi," Bantah Marvel berkacak pinggang dengan lirikan julidnya ke arah gadis itu yang tampak di redam oleh amarah saat ini.

"Kamu tuh yah," Archie mengambil ancang ancang akan menampar Dirinya namun Marvel lebih dulu berlari ke belakang sofa dengan mengangkat tinggi tinggi buku Novel yang cukup tebal itu, saat Archie mendekat ke arah nya dengan santai Marvel melemparkan novel itu ke wajah Archie hingga mengenai dahi gadis itu membuat Archie langsung menangis saat itu juga, bahkan tak tanggung tanggung tangisan gadis itu terdengar nyaring di seluruh penjuru Mansion. Membuat James yang baru saja keluar dari kamarnya tampak menuruni tangga dengan tergesa-gesa melihat apa yang terjadi di lantai bawah Mansion.

"Ada apa sayang," James bersuara melihat Archie yang menangis kencang dengan dahi yang memerah lalu tepat di belakang sofa ada Marvel yang berdiri tegap dengan muka julid nya, apalagi sebuah paperbag yang cukup besar tengah si bungsu tenteng. Marvel yang mendengar suara berat seseorang membuat Netra blue ice itu terkunci pada sosok pria yang saat ini tengah memakai baju kaos putih dengan celana selutut yang sang Ayah kenakan saat ini. Terlihat sederhana namun begitu tampan dan rupawan. Anak itu mendengus melihat sosok James yang kini berjalan ke arah Archie. Pemuda itu keluar dari belakang sofa, sedikit menunduk mengambil buku novel yang tadi ia lemparkan ke arah Archie tadi.

"Daddy, Kak Avel tadi pukul kepala Chie pakek buku tebal itu," Tunjuk gadis itu pada Marvel, dengan sesenggukan yang terdengar. Marvel Merotasi kan mata nya mendengar itu, dengan tampang kesal anak itu memasukkan kasar novel itu di dalam paperbag. Lalu memutar paperbag yang berukuran cukup besar itu ke arah leher nya guna memikul paper bag itu di lehernya. Namun naas saat tali paperbag itu sudah berada di Tekuk lehernya. Tubuh nya Oleng dan berakhir jatuh terjerembab ke depan dengan wajah yang menghantam lantai. Suasana Hening seketika, James yang melihat itu langsung tersadar dan dengan cekatan mengangkat badan si bungsu ke gendongan koala nya, pria itu menghela nafas saat melihat darah keluar dari hidung sang Putra.

James mengelap darah di hidung Marvel dengan hoodie yang di kenakan anak itu. Tangan kiri nya mengambil alih paperbag milik si bungsu lalu tangan kanannya menahan badan si bungsu agar tak jatuh. Pria itu melangkahkan kaki nya menaiki lift, meninggalkan Archie yang saat ini menghentakkan kaki nya kesal. Marvel memeletkan lidah nya ke arah Gadis itu dengan tangan yang mengambil bagian kecil baju kaos sang Daddy lalu mengelap nya ke hidung nya yang berdarah tadi. Hingga seringai kecil muncul di sudut bibir Marvel saat melihat wajah penuh kebencian yang Archie pancarkan pada nya.

James tersenyum tipis melihat tingkah si bungsu, ia tau jika bungsu nya itu mengejek Archie. "Senang sekali mengejek orang hm," Bisik nya. James mengecup daun telinga sang Putra membuat anak itu bergidik geli dan langsung mendekap badan kekar sang Ayah.

James memasuki kamar nya tak lupa menutup kembali pintu itu. Mendudukkan sang anak di atas kasur king size milik nya. Dibuka nya hoodie sih bungsu lalu mereka beranjak ke kamar mandi guna membersihkan darah di area hidung si bungsu. Marvel sendiri hanya diam dengan tangan memilin baju yang di kenakan sang Ayah. "Mengapa tidak hati-hati tadi, kan bisa meminta tolong Daddy. Dan lagi mengapa pergi tadi tidak memberitahu Daddy dulu," James berujar lembut dengan masih sibuk mengelap darah di hidung sang anak.

"Daddy marah?" Tanya nya mendongakkan kepala nya menatap sang Ayah. James hanya diam lalu kembali masuk ke dalam kamar. Pria itu membuat walk in closet di mana banyak baju baju si bungsu yang berjejer rapi di sana. James menyambar sebuah piyama bermotif Mickymouse dengan setelan celana panjang nya.

"Pakai setelah itu bisa tidur," James memberikan piyama itu pada sia bungsu yang langsung di ambil, anak itu berjalan ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya. James sendiri mulai sibuk dengan laptopnya, ada beberapa file yang harus ia kerjakan. Hanyut dalam Dunia nya hingga tak menyadari jika sih bungsu sudah berada di belakang nya tengah berbaring di atas kasur dengan membuka semua buku yang ia beli di perpustakaan tadi.

"Daddy mau baca," Tawar anak itu dengan pandangan fokus pada buku novel bergenre Fantasi yang ia baca. James menghentikan kesibukannya di laptop lalu beralih melirik ke arah si bungsu yang sibuk membaca. Baru akan membuka suaranya sebuah Dobrakan pintu nya terdengar hingga ketiga pemuda beraut wajah datar kini tampak memasuki kamar James. James sendiri menatap datar ketiga putra nya, apalagi putra ketiganya yang langsung bergegas naik ke atas kasur lalu memeluk erat si bungsu. Marvel menghentikan aksi membacanya dengan melirik ke belakang di mana kakak ketiga nya itu tengah memeluk nya erat. Anak itu memilih bersandar di dada Alpha membuat senyum tipis terbit di bilah bibir Alpha.

"Aku merindukanmu," Bisik Alpha pelan dengan mengecup tekuk leher sang adik. Marvel berbalik badan dan langsung menghadap ke arah sang empu. Lalu langsung mendekap erat badan sang kakak. Menyusul duselkan wajahnya di dada bidang Alpha, mencari posisi nyaman di dekapan sang kakak.

"Maaf, tadi Aku cuma lagi bad mood. Kakak ngantuk," Lirih anak itu mengucek mata nya yang terasa berat. Alpha mengusap ngusap punggung sang adik memberikan kehangatan dan kenyamanan pada si bungsu.

"Dari mana tadi, kenapa tidak bilang?" Enigma membuka suara nya, dengan tangan yang memijat betis si bungsu. Namun anak itu hanya menggeleng kan kepala nya pelan membuat James tersenyum tipis melihat interaksi putra nya sedangkan Imanuel sibuk merekam wajah si bungsu yang terpejam saat ini, namun anak itu belum tertidur.

"Dari perpustakaan kota, beli buku buat dibaca." Gumam anak itu. Dengan mengulurkan tangannya ke arah Imanuel, ia tau kakaknya itu sedang memfoto dirinya. "Lengan Velo pegal loh, sebagai kakak yang baik. Tolong yah pijitin lengan Velo, nanti aku bacain dongeng untuk kakak sebelum tidur." Celetuk si bungsu dengan membuka mata sipitnya. Imanuel tak berbicara namun pemuda itu menaruh ponsel nya dan mulai memijat lembut lengan Marvel.

"Daddy kalau Velo ngompol di kasur. Daddy marah gak?"

"Kakak bacain dongeng,"

"Kakak puk puk~"

"Kakak aku besok sekolah kan?"

"Tidur," Titah James menyelimuti badan si bungsu yang masih lengket menempel di dada Alpha, mulut nya terus bergumam sampai akhirnya terlelap dengan sendirinya. Alpha yang melihat Enigma akan mengambil tempat tidur di sebelah Marvel langsung saja berbaring dan mendekap semakin erat badan si bungsu hingga badan Marvel tampak tenggelam di dalam dekapan Alpha. Enigma mengepalkan tangannya melihat itu, sepersekon kemudian pemuda itu memilih keluar dari kamar James. Alpha yang melihat di sekitarnya hanya ada James yang kembali berkutat dengan laptopnya dan juga si bungsu yang sudah tertidur sampai akhirnya memilih ikut keluar dari sana. Keadaan itu cukup aneh bagi nya, yang sedari dulu tak pernah dekat dengan sang Ayah. Mereka semua hanya bersama jika ada urusan penting saja, selain itu tak pernah bertegur sapa.

James melepaskan kaca matanya lalu menyimpan laptop miliknya. Laptop hanyalah sebuah formalitas agar tak terlalu canggung saat bersama keempat putra nya tadi. Bahkan dia hanya mengecek random saja beberapa file yang sudah di kerjakan nya sebelum nya. Tapi pendengaran tajam nya selalu menangkap apapun yang putra putra nya ucapkan, bahkan kini semuanya berpusat pada si bungsu yang asik berceloteh walaupun mata nya sudah sangat menyipit karena mengantuk. Dan kini dengkuran halus terdengar dari bilah bibir anak itu. James terkekeh ringan melihat itu, pria itu mengusap lembut pipi si bungsu hingga lengan kekar nya yang tadi bertumpu tepat di bantal sebelah kanan kepala si bungsu kini nampak di peluk erat oleh anak itu, James sendiri memilih ikut berbaring di sebelah anak itu. Tangan nya membenarkan tatanan rambut Marvel.

"Jangan menghilang lagi, dunia Daddy seakan hancur saat kau tidak ada di jangkauan ku saat tadi."

****

.•♫•♬• Tbc •♬•♫•.

Gimana suka!??
Mau update satu atau
Double up?

Ikuti terus kehidupan kedua
Kalandra
Jangan lupa voment.

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

978K 59.4K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
111K 7.6K 14
β€’ β€’ β€’ β€’ π’πžπ¨π«πšπ§π  𝐚𝐧𝐚𝐀 π₯𝐚𝐀𝐒 π₯𝐚𝐀𝐒 π›πžπ«π§πšπ¦πš π€π«π€πšπ§πš π€π«π―π’πšπ§π¨ 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐒π₯𝐒𝐀𝐒 𝐬𝐒𝐟𝐚𝐭 𝐩𝐨π₯𝐨𝐬, π›πžπ«οΏ½...
318K 27.2K 40
Karya 3 "APA?" pekik seorang pemuda bernama RAYYAN SAPUTRA. "Bagaimana bisa?, wah nggak ngotak nih..." sanggahnya tak percaya, padahal ia hanya memak...
819K 95K 28
Fabio adalah pemuda yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena perampokan yang terjadi saat dirinya berusia 10 tahun. hidup sendirian, Fabio menjadi...