Babu || Kim Junkyu (Re-write)

By Millenniums12

2.5K 413 98

[Local Version] Ada siswi baru di sekolah. Namanya Naya Harisha. Kehadirannya menarik atensi seisi sekolah ka... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 16
BAB 17

BAB 15

109 22 17
By Millenniums12

Author's POV

Juna menatap foto profil Naya penuh arti. Seketika ia teringat ucapan Ryena waktu itu, yang mengatakan bahwa ia sering melihat Naya datang ke sekolah diantar sang ayah. Mereka bahkan selalu berjalan beriringan seraya bergandengan tangan.

Tanpa peduli soal ada yang memperhatikan atau tidak, senyum Juna tak henti-hentinya merekah waktu membaca kembali chatnya dengan Naya barusan. Ia sampai tak menyadari kehadiran Bagas yang berdiri memperhatikannya di pintu kelas. Kawannya yang sudah berseragam olahraga itu memandanginya dengan tatapan penuh kecurigaan.

Waktu akan keluar dari kelas tadi, kebetulan Bagas melewati Naya yang sedang fokus pada ponselnya dan tanpa sengaja Bagas melihat gadis itu sedang berbalas chat dengan Juna. Karena itu, Bagas langsung mengecek bagaimana keadaan Juna detik ini. Dan ya, sesuai dugaannya, kawannya itu senyum-senyum sendiri bak orang sedang kasmaran.

Bahkan waktu kelas 12-B sudah mulai berolahraga, Juna berjalan melewati lapangan dan beberapa kali curi pandang ke arah Naya. Alhasil Bagas makin curiga dibuatnya.

Waktu jam istirahat tiba, Juna sudah duduk manis di markas menunggu Naya datang. Tapi waktu pintu terbuka, ternyata bukan gadis itu yang datang, melainkan Bagas.

"Lo suka ya sama Naya?" Bagas langsung to the point. Pertanyaannya yang tiba-tiba itu jelas mengejutkan Juna.

"Nggak."

"Terus ngapain tadi lo lewatin lapangan dan ngeliatin Naya beberapa kali sambil senyum-senyum gak jelas? Lo bahkan senyum-senyum kaya orang gila pas di kelas gara-gara chattingan sama Naya, kan?"

Sepasang mata Juna membelalak. Ia tertangkap basah!

"Ngaku aja sih. Gue udah temenan sama lo dari kelas 10, jadi gue bisa langsung tau cuma dengan liat gimana cara lo natap Naya. Lo nggak pernah natap siapapun dengan tatapan kaya gitu termasuk Ryena," ucap Bagas lagi.

"Emang kaya gimana tatapan gue ke dia?"

"Berbinar gitu. Kaya anjing ngeliat tulang—"

"Sialan lo!" rutuk Juna tak terima.

"Yang lo post di ig story itu ... Naya, kan?" terka Bagas. Cuma ia yang berpikir demikian. Kawan mereka yang lain berpikir bahwa yang dipost Juna di story instagramnya semalam adalah Ryena. "... Gue cuma mau ngasih tau aja sih. Mending lo jangan naksir Naya, soalnya saingannya lo banyak."

"Emang siapa lagi selain si Noel?" tanya Juna penasaran.

"Gue pernah nggak sengaja denger obrolan Naya sama Ryena, katanya Naya punya secret admirer."

Seketika Juna langsung berdiri tegap dengan mata membelalak. "Siapa?"

"Mana gue tau! Kalau si Naya dan semua orang tau namanya bukan secret admirer lagi dong, bego!" Bagas jadi nge-gas. "... Katanya sih Naya beberapa kali nemuin susu strawberry di lokernya. Bahkan pagi ini juga. Gue sama Raehan liat sendiri waktu dia buka lokernya dan ngambil susu strawberry yang ada sticky notenya. Nggak tau tulisannya apa. Awalnya gue kira lo yang naruh."

Juna termenung sejenak, sebelum tiba-tiba melangkah pergi. "Woy, Jun! Mau ke mana?" seru Bagas. Ia segera mengekori Juna yang sama sekali tak menyahuti seruannya.

Ternyata Juna menuju ke ruang keamanan. Seumur-umur berteman dengan laki-laki itu, baru kali ini Bagas melihat Juna sekonyol ini karena hendak mencari identitas pengagum rahasia Naya di cctv yang mengarah ke loker kelas 12-B.

Bagas cuma diam dengan wajah datar, memperhatikan Juna yang kelewat serius mencari tahu siapa yang pagi ini menaruh susu strawberry di loker Naya.

Klik!

Juna menekan tombol pause waktu menemukan bagian yang dicarinya. Ia dan Bagas sama-sama memicingkan mata, melihat lebih jelas siapa laki-laki itu. Beberapa saat kemudian mereka saling tatap dengan mata membelalak karena terkejut akan fakta soal siapa secret admirer Naya itu.

"Lo beneran nggak suka sama Naya, kan?" Bagas mengekori Juna setelah keluar dari ruang keamanan.

"Suka. Dan gue nggak mau mundur," sahut Juna membuat Bagas memijat pelipisnya—pusing!

"Tadi katanya nggak suka!"

"Gue udah confess!" ucap Juna membuat kawannya lagi-lagi membelalakkan mata. "Gue bahkan belum nembak, tapi dia udah nolak gue mentah-mentah. Gue udah beberapa kali liat dia berduaan sama si Noel, dan gue rasa Naya suka sama tu orang." Baru kali ini Juna kelihatan gabrut alias galau brutal. Tapi respon Bagas malah ...

"Bagus!"

"Apanya yang bagus?!" rutuk Juna emosi.

"Udah paling bener Naya sama si Noel aja. Gue nggak mau kalau dua sahabat gue sampai jadi renggang gara-gara cewek!" tegas Bagas. Ia berlari pergi setelahnya, meninggalkan Juna yang berdiri terpaku dengan wajah ... muram.

***

Naya menunggu Ryena di depan pintu kelas 12-A. Ia menunduk waktu Juna dan kawan-kawannya berjalan melewatinya untuk pergi ke kantin. Ia sama sekali tak melihat waktu Juna cemberut gara-gara melihatnya memegang susu strawberry beserta selembar sticky note yang tadi dibicarakan Bagas.

Naya menunggu cukup lama di depan pintu. Menatap satu per satu murid kelas 12-A yang berjalan keluar melewati pintu, tapi Ryena tak kunjung terlihat. Padahal Daniel sudah mengatakan tadi, bahwa gadis itu masuk sekolah dan ada di dalam kelas.

Waktu dirasa kelas 12-A sudah cukup sepi, Naya memberanikan diri untuk melihat ke dalam. Ternyata gadis yang dicarinya sedang duduk di bangkunya dan membenamkan wajahnya di atas meja.

Tok tok!

Meski ragu, Naya mengetuk pintu kelas. Sesaat kemudian Ryena menoleh ke arah pintu dan segera duduk tegap seraya melambaikan tangan ke arah Naya dengan senyum merekah. Tapi kali ini, Naya merasa ada yang berbeda dengan senyum gadis itu. Ryena kelihatan tak seceria biasanya.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya Naya khawatir, seraya melangkah masuk menghampiri Ryena yang hanya menggeleng menanggapi ucapannya.

"Eh? Ada lagi?" tanya Ryena dengan mata membelalak waktu melihat susu strawberry di tangan Naya. Ia senyum-senyum waktu Naya mengangguk. Tatapannya berubah penuh arti waktu membaca tulisan di selembar sticky note yang tertempel di susu strawberry itu.

'Halo, Naya. Lama nggak nulis pesan buat kamu. Apa kamu nunggu aku nulis sesuatu untuk kamu lagi belakangan ini? Oh iya, aku seneng banget liat kamu punya temen makan. Akhirnya kamu nggak makan sendirian lagi. By the way, kamu jutaan kali lebih cantik kalau ketawa. Sering-sering ketawa ya. Bahagia terus, cantik!'

"Mau juga mau punya secret admirer," ucap Ryena, kembali membenamkan pipi kirinya di atas kedua tangan yang ia lipat diatas meja.

Naya memperhatikan gadis di sampingnya lamat-lamat. Ia jelas merasakan ada yang berbeda dengan Ryena.

"Kamu kenapa? Kok tumben lesu gini. Lagi ada masalah?"

Ryena tersenyum melihat kekhawatiran di sorot mata Naya waktu menatapnya. Di antara banyaknya teman yang ia miliki, cuma Naya yang bertanya begitu padanya hari ini. Entah yang lain tak menyadari atau memang tak peduli.

"Kayanya Juna punya pacar deh, Nay."

"Hah? Kamu serius?" tanya Naya penuh keterkejutan. "... Tau dari mana?" lanjutnya.

Ryena mengambil ponselnya di bawah meja, kemudian menunjukkan screenshoot instastory Juna semalam yang membuat jantung Naya berdegup kencang. Bukan berdebar karena bahagia, tapi justru merasa bersalah.


"Dia ngepost foto ini di story ig-nya semalem," ucap Ryena. Sebelum kembali membenamkan sisi kiri wajahnya dengan lesu. "Kenapa gue tetep sedih banget ya, Nay? Padahal jelas-jelas dari awal Juna udah negasin, bahwa dia sama sekali nggak ada niat buat macarin gue. Buat dia, gue ini cuma cewe favoritnya. Dia selalu bilang bahwa dia nggak akan pernah larang gue buat deket atau bahkan pacaran sama cowo manapun. Begitu juga sebaliknya. Gue nggak berhak larang dia apalagi marah kalau suatu saat dia pacaran sama cewe lain. Tapi gue tetep nggak siap, Nay, untuk liat dia sama cewe lain. Gue nggak mau kehilangan Juna."

Lidah Naya menjadi kelu seketika. Ia sama sekali tak terpikir apapun untuk merespon curahan hati gadis di sampingnya. Diam-diam ia meremat rok abu yang dipakainya. Menyembunyikan rasa tak enak hati sekaligus rasa bersalah terhadap Ryena.

Gadis yang tangannya Juna genggam dalam foto yang diunggah laki-laki itu adalah dirinya. Naya sama sekali tak menyadari bahwa Juna mengabadikan momen waktu dirinya menggenggam tangan Naya di bus kemarin, bahkan mengunggahnya di instastory. Karena ia memang tak saling mengikuti dengan Juna.

"Nay, lo tau nggak, lo sama Juna itu orang paling berarti buat gue. Walaupun kita belum lama berteman, gue udah perhatiin lo sejak lama. Dan gue seneng banget bisa jadi temen lo. Gua nggak pernah nyaman untuk keliatan terpuruk di depan temen-temen gue yang lain, tapi di depan lo rasanya gue ngerasa nyaman banget buat nunjukkin semua sisi diri gue, terutama sisi terlemah gue," ucap Ryena lantas tersenyum penuh arti. "... Nay, cepat atau lambat, gue bakal kehilangan Juna. Tapi lo, jangan pernah tinggalin gue ya, Nay. Nggak banyak orang yang tulus berteman sama gue kaya lo."

Sepasang mata Naya terasa perih seketika. "Kenapa kamu bisa langsung mikir bahwa aku layak disebut tulus? Aku bahkan nggak pernah lakuin apapun buat kamu. Cuma kamu yang udah lakuin banyak hal buat aku. Bener apa yang dibilang orang-orang. Aku nggak cocok berteman sama seseorang kaya kamu," ucap Naya.

Ryena menggeleng. "Gue udah tau orang-orang macam apa yang selama ini bersikeras mau berteman sama gue. Ada tujuan di balik sikap mereka itu. Dan gue nggak ngerasain itu di diri lo, tiap kali gue lagi sama lo."

Naya berubah muram waktu keluar dari kelas 12-A. Isi kepalanya membayangkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi seandainya Juna terus menerus bersikap aneh padanya seperti belakangan ini. Meski Naya sama sekali tak memiliki perasaan spesial terhadap laki-laki itu, bagaimana kalau Ryena berakhir membencinya karena hal ini?

"Hai, Nay!"

Naya menoleh ke samping kanan di mana Aji tiba-tiba muncul dan menyapanya dengan wajah berseri-seri. Laki-laki itu menyelaraskan langkahnya dengan Naya, dengan kedua tangan ke belakang.

"Hai, Aji ..." balas Naya, "ada apa?"

"Nggak ada apa-apa. Cuma pengen nyapa lo aja," ujar laki-laki itu.

Naya tersenyum penuh arti seraya menatap laki-laki di sampingnya. "Kamu sama kaya Ryena," ucap Naya membuat Aji memutar bola matanya tanda berpikir.

"Sama kaya Ryena? Maksudnya barbar?" tanya Aji dengan polosnya.

"Bu-bukan! Maksud aku, di saat orang-orang memperlakukan aku dengan buruk, kalian tetep baik sama aku."

Aji sontak menggaruk kepalanya yang sama sekali tak terasa gatal, seraya senyum-senyum tak karuan.

"Kamu juga baik. Cantik lagi." Entah kena angin apa, Aji mendadak kamu kamu an.

"Hah? Aku cantik? Cantik dari mananya coba," sahut Naya lantas tertawa kecil di akhir ucapannya.

"Ih, serius! Ngaca, gih! Kamu cantik banget tau!" ucap Aji lagi, tanpa tahu bahwa di belakangnya dan Naya ada seseorang yang sejak tadi merasa gemas ingin menendangnya.

"WOY, MINGGIR!"

Aji dan bahkan Naya terperanjat kaget seraya refleks menyingkir ke samping kanan dan diri waktu mendengar seruan sewot Juna.

"Heh, koala! Marah-marah mulu lo kaya cewek PMS!" Aji balik berseru waktu Juna melangkah melewatinya dan Naya dengan langkah tak santai.

Juna masuk ke kelasnya. Kalau ada orang lain di kelas 12-C, pasti Juna akan kelihatan konyol di mata mereka karena duduk seraya mengigiti kuku ibu jari tangannya dengan wajah gelisah. Otaknya berpikir keras. Setelah melihat bersama Bagas pagi tadi, bahwa ternyata pengagum rahasia yang kerap menaruh susu strawberry di loker Naya adalah Aji, ditambah melihat kawannya itu akrab bicara dengan Naya barusan, Juna merasa dirinya harus melangkah maju!

***

Daniel menjadi yang terakhir sampai di markas sore ini. Bel pulang sekolah sudah berdering sekitar 5 menit yang lalu. Dan Juna cs berkumpul di markas sesuai perintah Bagas di grup chat mereka tadi. Si pemilik markas sama sekali tak ada di antara mereka. Cuma Bagas yang tahu menahu, ke mana perginya Juna.

"Ada ajakan balap?" tanya Daniel seraya menaruh tas sekolahnya asal, kemudian ikut duduk di samping Beni di atas sofa.

Bagas yang juga duduk di sofa dengan Shafiq menggeleng. "Ada sesuatu yang mau gue kasih tau ke kalian," ucapnya. Atensi semua kawannya langsung tertuju padanya.

"Apaan?" tanya Farhan.

"Si Naya—"

"Kenapa Naya?!" tanya Aji panik. Ia yang sejak tadi duduk di karpet, bersandar pada bagian samping sofa sontak duduk tegap dengan wajah cemas.

"Si Naya itu ternyata bukan sodara tirinya Juna," ucap Bagas membuat semua kawannya kompak menyahut ...

"Hah?"

"Si Juna juga baru tau belum lama ini. Bahwa ternyata Naya sodara tiri dia itu masih kecil. Umurnya baru sekitar 4 tahun. Selama ini, si Juna salah paham dengan mikir bahwa Naya Harisha adalah anak tiri papanya, gara-gara pernah denger papanya bilang soal 'mama baru sama naya blablabla'."

"Jadi Naya yang satu angkatan sama kita itu siapa?!" tanya Raehan kaget. Ekspresinya persis dengan yang lain. Kaget sekaligus bertanya-tanya.

"Ternyata dia itu anak dari orang yang udah nyelamatin Papanya Juna, waktu nyaris ditabrak sama orang suruhan rival bisnisnya," terang Bagas lagi. Kawan-kawannya mulai mengangguk tanda mengerti.

"Pantesan Papanya Juna baik dan perhatian banget sama dia," ucap Raehan.

"Iya. Katanya sih Papanya si Juna ngerasa berhutang budi banget. Terus, ternyata keluarga Naya lagi kesusahan uang karena ibunya sakit dan ayahnya cuma petugas kebersihan. Karena itu Om Julian bawa mereka pindah ke Jakarta. Beliau sekolahin Naya dan adiknya, bahkan nanggung biaya pengobatan Ibunya Naya yang nggak sedikit."

"Ibunya sakit apa emang?" tanya Shafiq.

"Katanya sih ginjalnya bermasalah dan beliau harus jalanin operasi transplantasi. Berkat Papanya Juna, Ibunya Naya akhirnya dapet donor dan bisa dioperasi di rumah sakit milik Kakeknya Juna dengan gratis."

"Harusnya kita bersikap jauh lebih baik sama dia selama ini. Bayangin gimana beratnya hidup dia. Keluarganya lagi kesusahan, ibunya sakit, dan dia terus-terusan dapet perlakuan buruk di sini," ucap Aji penuh rasa bersalah.

"Gue juga jadi ngerasa bersalah. Tapi ya kalian juga tau lah, dari awal si Juna selalu marah kalau kita bersikap baik sama Naya," ucap Daniel.

"Bahkan si Juna juga ngerasa bersalah banget." Bagas menimpali.

"Terus sekarang gimana? Si Juna udah jelasin semuanya ke Naya? Dia udah minta maaf?" tanya Beni.

Bagas menggeleng.

"Kok gitu? Cepetan lah jelasin semuanya, terus minta maaf! Kenapa Naya masih harus nganterin makan siang buat dia?" protes Aji.

"Katanya, dia bakal jelasin semuanya ke Naya nanti. Dia minta gue untuk jelasin ini semua ke kalian. Tapi dia minta kita semua untuk gak kasih tau Naya soal ini," ujar Bagas.

"Kenapa emang?"

Baru Bagas hendak menjawab, dua orang yang mereka bicarakan sejak tadi akhirnya datang. Juna masuk duluan, diekori Naya di belakangnya.

Aji baru akan melambaikan tangan hendak menyapa Naya, tapi niatnya itu terurungkan karena Juna tiba-tiba menggenggam salah satu tangan Naya dan menarik gadis itu ke sisinya.

Juna kelihatan masa bodoh meski kawannya mulai saling tatap keheranan, mempertanyakan sikapnya barusan.

"Gue suka sama Naya!" ucap Juna tanpa ba-bi-bu. Semua kawannya melongo. Antara kaget, bingung, dan tak percaya dengan yang mereka dengar barusan. Kecuali Bagas tentunya. Sebagai yang lebih dulu tahu soal itu, ia cuma duduk santai seraya mengunyah popcorn kemasan rasa karamel.

"Juna!" tegur Naya tak habis pikir. Ia berusaha melepas tangannya dari genggaman Juna, tapi gagal. Karena Juna menggenggam tangannya erat-erat.

"Kok bisa?" tanya Raehan kaget.

"Lo bercanda kan, Jun?" tanya Farhan

"Emang muka gue keliatan lagi bercanda?" sahut Juna serius.

Beni dan yang lain saling tatap kebingungan. Lebih tepatnya bingung harus bereaksi bagaimana atas pengakuan Juna yang tiba-tiba itu.

"Kamu kenapa sih?!" Amarah Naya meledak seketika. Tadi, laki-laki mengatakan bahwa ia ingin bicara sesuatu dengan Naya. Karena kebetulan Naya juga ingin bicara empat mata dengannya, Naya menurut waktu Juna mengajaknya ke sini. Namun siapa sangka di markas ada semua kawan Juna, dan bahkan laki-laki itu tiba-tiba mengatakan bahwa ia menyukai Naya di hadapan mereka semua.

"Kenapa apanya? Gue beneran suka sama lo. Dan gue nggak mau sembunyiin soal ini dari mereka," ucap Juna seraya menunjuk kawan-kawannya yang 6/7 mulutnya masih menganga efek terkejut.

Suasana makin memanas. Naya marah sekaligus tak habis pikir karena Juna sama sekali tak memikirkan pertemanannya dengan Ryena. Sedangkan Juna merasa kesal setengah mati karena Naya sama sekali tak memikirkan perasaannya.

Di tengah situasi panas ini, atensi Bagas dan yang lainnya beralih ke Aji yang tiba-tiba berdiri dengan raut wajah terpukul bagai orang habis kemalingan uang 1 triliun. Matanya memerah dan berair. Bahkan bibirnya gemetar yang menandakan bahwa ia ingin menangis.

"Selama ini gue udah anggap lo kaya sodara gue sendiri, Jun ..." ucap Aji lirih.

Bagas dan yang lainnya antara merasa kasihan tapi juga ada rasa ingin tertawa terbahak-bahak. Tentunya mereka tak biasa melihat Aji yang biasanya selalu heboh dan petakilan mendadak mellow begini.

"Gue udah bilang kan dari lama, bahwa gue suka sama Naya. Bahkan lo juga sering denger gue berdoa supaya Naya jadi jodoh gue. Tapi kenapa ..." Aji menjeda ucapannya. Kelihatannya tak kuasa menahan tangis. "... Kenapa lo tega nikung gue kaya gini?" sambungnya.

Di mata Bagas dan yang lainnya, Aji mirip bak seorang istri yang dikhianati suaminya di sinetron-sinetron. Laki-laki itu mengambil tas sekolahnya dan melangkah keluar dari markas.

Naya berniat memanggilnya, tapi lidahnya mendadak kelu. Mana mungkin ia tidak terkejut akan pengakuan perasaan Aji terhadapnya yang tiba-tiba. Ia berakhir hanya berdiri terpaku menatap kepergian Aji dengan sorot penuh rasa bersalah.

"Han, kok gue sedih ya. Pengen nangis terbahak-bahak," bisik Raehan yang sudah kesusahan menahan tawa sejak tadi, sampai terus menggigit bibirnya sendiri.

Farhan sontak menyikut pinggangnya Raehan. "Temen laknat emang lo!"

Daniel tiba-tiba ikut berdiri seraya menggendong tas sekolahnya. Wajahnya kelihatan serius bukan main. Sama sekali tak ada seri-seri di sana.

"Menurut lo bakal kaya gimana perasaan Ryena kalau sampai tau soal ini?" tanyanya, sebelum melangkah keluar dari markas. Kawan-kawannya saling berpandangan, keheranan akan reaksinya atas pengakuan Juna tadi. Kenapa ia kelihatan semarah itu? Tapi Juna sama sekali tak kelihatan terkejut.

Naya menarik tangannya dari genggaman Juna sekali lagi. Kali ini dengan sekuat tenaga. "Aku tau, itu hak kamu untuk suka sama siapapun. Tapi kalau kamu minta respon aku atas pengakuan kamu tadi, biar aku kasih tau sekalian di depan temen-temen kamu. Aku nggak ada sedikitpun perasaan spesial sama kamu. Buat aku, kamu cuma teman biasa, nggak lebih."

Kali ini Bagas tak lagi kelihatan santai setelah mendengar ucapan Naya. Ia dan yang lain menatap waswas ke arah Juna yang cuma berdiri diam waktu Naya sudah melangkah pergi dari sisinya.

Naya berjalan pulang sendirian. Rasanya kepalanya sakit karena memikirkan berbagai macam hal. Memikirkan Juna yang entah akan bersikap bagaimana lagi besok, memikirkan Aji, memikirkan pertemanan mereka yang bagaimana jadinya kalau renggang gara-gara Naya, juga memikirkan soal pertemanannya dengan Ryena.

Naya mana pernah menyangka akan terjebak dalam situasi tak terduga semacam ini.

"Nay."

Suara Noel membuat Naya menatap ke depan dengan wajah terkejut. Tak lama kemudian senyumnya merekah waktu melihat laki-laki itu berdiri tak jauh di depan gerbang sekolah dan melambaikan tangannya seraya tersenyum.

Melihat kehadirannya membuat perasaan Naya langsung membaik tanpa alasan.

-TBC-



















Malem guys~
Selamat hari raya idul fitri buat temen-temen muslim🤍 minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin🙏🏻
Jangan lupa vote dan komen yaa😉

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 1K 67
Hidup Yeona sudah aneh sejak ia menjadi author dari cerita ke-5 yang ia publish. Semuanya jalan beraturan seiring jalannya cerita LINE CHAT | Kang T...
13.4K 2K 26
Lanjutan dari I Want You to Stay || Lee Heeseung โœจ "Susah sih, buang mantan pada tempatnya tapi tempat mantan masih tersedia di dalam hati. Gimana ma...
926K 76.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
42.8K 5.5K 15
๊’ฐ c o m p l a t e ๊’ฑ โ saat ini gue lagi tergila gila dengan seseorang โž park sunghoon โ gue ga mau sama dia, dia ngeselin โž moon dara ๐Ÿง| ๋ฐ•์„ฑํ›ˆ - enhyp...