Friendship (Xodiac) End√

SugaJennie24 द्वारा

76.8K 7.9K 4.7K

Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekola... अधिक

Asrama
Ruang Mawar Melati
Gara-Gara Leo Kegerahan
Geng Belalang Kupu-Kupu
Perhatian Zayyan Pada Sing
Dongsaeng Mulai Posesif
Zayyan Menangis karena apa?
Zayyan Janjian
Salah Paham Bikin Lapar
Baikan Sama Sing?
Ada Apa Dengan Lex?
Obrolan Aneh Zayyan-Sing
Pemuda Misterius
Super Zayyan
Sing Kenapa?
Ketika Bocil Cemburu
Perasaan Lex Terhadap Zayyan
Dibalik Sikap Lex
Zayyan Perduli Pada Lex?
Lex-eu Jangan Menangis
Pergi Camping
Camping #1 (Mimpi Aneh)
Camping #2 (Di Mana Zayyan?)
Camping #3 (Selamatkah Zayyan?)
Davin Ke Mana?
Maunya Sama Zayyan
Sayang Lex juga?
Cemburu Sama Eunbi
ZaySing Yang Aneh
Perdebatan Para Bocil
Perkara Suap-Suapan
Pengakuan Sing?
Bogoshippeo
Saling Menjauh
Lebih Sakit Dari Luka
Upaya Mendamaikan
Curahan Hati
Dibohongi
Malam Minggu
Patah Hati
Who's That Girl?
Aku Tak Mengerti Perasaan Ini
Nasi Goreng Spesial
Sama-Sama Cemburu
Hati Yang Mendua
Disuruh Putus
Keputusan Berat
Pesta Kelas Dadakan
Jadikanku No.1 Dihatimu
Leo Nggak Mau Turun Tahta
Mencuri Kesempatan
Gara-gara cemburu
Pertengkaran Dongsaeng
Pengumuman
Zayyan Berterimakasih
Siapa Yang Menculik Zayyan?
Rasa Kehilangan
Keadaan Zayyan
Zayyan Tinggal Di Mana?
Upaya Mencari Zayyan
Apakah Semua Sandiwara?
Rahasia Davin Ketahuan
Menunggumu
Surprise
Akhirnya Aku Kembali
Perasaan Yang Tak Berubah
Akhirnya Saling Jujur
Pengumuman 2

Penyebab Zayyan Menghilang

723 68 86
SugaJennie24 द्वारा

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Karena hari sudah sore, Sing dan Leo pun mencari tempat penginapan untuk beristirahat dan berencana kembali ke kota Seoul keesokan paginya.

Mereka menyewa sebuah kamar di sebuah hotel bintang lima dekat dengan tempat pariwisata di mana Zayyan dan kelompok dancenya biasa melakukan busking.

"Siapa yang mau mandi duluan?" Tanya Sing.

"Kau saja duluan, aku masih ingin rebahan, badanku capek banget soalnya," jawab Leo.

"Oke." Sing segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah mengisi air hangat dan mencampurnya dengan sabun, Sing pun berendam di dalam bathtub sambil mendengarkan musik melalui headset kesayangannya.

Ia memejamkan matanya, berusaha untuk menikmati alunan musik. Namun sayangnya omongan Leo beberapa jam yang lalu kembali mengusik pikirannya.

"Jika memang benar apa yang dikatakan Leo bahwa Zayyan Hyung memang sengaja ingin pergi, karena waktu itu Leo terlalu lama ngambek, maka itu artinya kau sangat jahat dan keterlaluan, Hyung. Karena bukan hanya Leo saja yang kau tinggalkan, tapi aku juga. Apa salahku coba? Aku bahkan rela tidak pacaran denganmu, karena menghargai keputusan dan agamamu juga. Semua kulakukan demi dirimu, tapi kau malah tega meninggalkanku seperti ini dan bahkan bersekongkol dengan Davin, Lex-eu Hyung dan juga Dita Noona. Hhh...," perasaan kecewa mulai menghampiri Sing.

Sing merasa patah hati karena ditinggalkan Zayyan.

Sementara di tempat tidur, Leo kembali melihat-lihat semua postingan foto dan video keakraban Zayyan dan Davin melalui akun instagram Zayyan dengan muka sebal dan bibir manyunnya yang sangat menggemaskan.

"Uuuhhh...sebal...sebal...Zayyan Hyung dan Davin-ie memang keterlaluan! Bisa-bisanya kalian berdua bersenang-senang tanpa beban seperti itu, sementara aku dan Sing di sini terus berusaha mencarimu dan mengkhawatirkanmu. Tapi yang dikhawatirin malah happy-happy, jalan-jalan, makan-makan, tertawa riang bareng Davin!" Leo mengomel sendiri.

"Awas aja nanti kalau aku ketemu kamu lagi, Hyung. Aku pasti bakalan...eh, tapi...kalau aku nanti ngambek lagi, yang ada Zayyan Hyung malah kabur lagi. Duh bingung, harus kek gimana nanti kalau suatu saat aku ketemu Zayyan Hyung lagi. Kira-kira Zayyan Hyung masih mau melihatku nggak ya? Atau jangan-jangan dia sekarang benci sama aku?" Leo mulai overthinking lagi.

"Seandainya dulu aku nggak ngambek kayak gitu, pasti Zayyan Hyung nggak akan ninggalin aku!" Gumamnya sendu. Leo mulai menyalahkan dirinya lagi atas menghilangnya Zayyan.

***

"Hyung," Davin menepuk bahu Zayyan yang saat ini terlihat melamun sambil memandang ke luar jendela kamarnya. Ya mereka berdua telah kembali ke rumah Zayyan dan keluarganya.

"Eh?!" Zayyan terkesiap kaget.

"Ngelamun ya? Mikirin apa?"

"Eh...enggak, enggak mikirin apa-apa kok. Vin, kalau kamu ngantuk, kamu tidur duluan aja ya," ucap Zayyan.

"Oke. Aku tidur duluan ya, Hyung. Udah ngantuk banget nih," Davin segera berbaring di dalam selimut.

Zayyan kembali melihat ke luar jendela.

"Sing, akhir-akhir ini aku sering menstalking media sosial kamu, tapi nggak ada kabar terbaru. Padahal aku kangen, pengen tahu kegiatan kamu lagi ngapain aja dan dimana, pergi sama siapa aja akhir-akhir ini. Hhh...ck! Seandainya kamu tahu, aku selalu mikirin kamu selama tiga tahun ini," gumamnya dalam hati.

"Kamu pasti nggak boleh posting apa pun di akun sosial media pribadimu, karena sebentar lagi kamu akan debut, kan? Aku ngerti kok. Gwaenchana...tapi...aku juga pengen banget datang ke acara debut kalian nanti. Aku ingin melihat penampilan perdana kalian, terutama penampilanmu, dan juga Ouyin. Dan...juga Lex-eu."

Zayyan mengambil secarik kertas dari atas meja dan mulai melukis wajah seseorang di atas secarik kertas itu.

Dengan lihainya ia melukiskan sebuah gambar wajah salah seorang dari ketiga pemuda yang ia sebutkan tadi dalam hatinya.

Setelah selesai ia pun memandang lekat hasil karyanya sendiri.

"Aku menyukaimu, benar-benar menyukaimu. Kuharap kau tidak membenciku jika suatu saat ada kesempatan lagi untuk kita bertemu," ucapnya pada gambar tersebut.

***

Keesokkan paginya, Sing dan Leo kembali ke Seoul.

Sesampainya di dorm, Sing segera mencari Lex di kamarnya.

"Bug!"

"Brukk!! Aakhh!!" Lex terjatuh ke lantai setelah Sing meninju perutnya dengan kuat.

Lex berusaha bangkit sambil menatap penuh emosi pada Sing.

"Apa yang kau lakukan, Sing? Kau gila ya? Kenapa datang-datang langsung memukulku??"

Sing maju dan mencengkeram kerah kemeja Lex.

"Kau dan Davin menyembunyikan Zayyan Hyung selama tiga tahun ini, kan? Ngaku!!"

Mata Lex membulat terkejut mendengar ucapan Sing barusan. "Apa maksudmu, Sing?"

"Jangan pura-pura tidak mengerti! Kau jelas-jelas tahu kan di mana selama ini Zayyan Hyung berada?"

"Jangan sembarangan menuduh kau!!" Balas Lex, ia melepaskan tangan Sing dari kerahnya dengan kasar.

"Aku tidak sembarangan menuduh, tapi aku punya bukti!" Jawab Sing.

"Bukti apaan, huh?"

Sing mengambil ponsel dari dalam saku celananya dan memperlihatkan sebuah foto rumah yang dijaga oleh seorang bodyguard kepada Lex.

Lex mengernyit, bukan karena bodyguard yang dikenalnya, melainkan karena foto rumah itu yang tampak asing baginya, bahkan dirinya pun tak tahu di mana lokasi rumah tersebut berada.

"Rumah siapa ini?" Lex malah bertanya.

"Ahh elaaahh...pakai pura-pura nggak tahu segala!" Sing jengkel.

"Bukannya aku pura-pura nggak tahu, bodoh! Tapi aku memang tidak tahu itu rumah siapa!!" Jawab Lex penuh penekanan. Ia pun jengkel pada Sing.

"Kalau bodyguardnya, kau kenal tidak?" Pancing Sing.

"Ya kalau itu sih aku kenal. Dia adalah bodyguardnya Ayahku," jawab Lex jujur.

"Nah itu tahu! Pakai acara ngatain aku bodoh segala! Kau itulah yang bodoh!" Balas Sing tak terima.

"Aish! Minta kuhajar kau ya?!" Geram Lex.

"Coba saja hajar, aku tidak takut!" Tantang Sing.

"Bug!" Tanpa pikir panjang, Lex pun meninju rahang Sing dengan keras.

Sing terhuyung ke samping dan hampir menabrak dinding kamar Lex.

Sambil memegangi rahangnya yang sakit, Sing kini balas menatap tajam ke arah Lex.

Sing maju ingin membalas, namun Lex menahan tangan Sing yang hendak meninjunya balik, memelintirnya, hingga Sing merasa kesakitan. Lalu kemudian, dengan sekuat tenaga Lex pun mendorong tubuh Sing hingga terbentur dinding.

"Aaakkhhh!!" Luka bekas tusukan tiga tahun lalu di punggung Sing terasa sakit, akibat benturan dinding.

Sing merintih, menahan sakit. Namun Lex tak perduli, ia maju mendekati Sing dan menjenggut kasar rambut Sing dan membantingnya ke lantai.

Sing terjatuh dan tubuhnya membentur lantai dengan sangat keras.

"Rasakan ini, bodoh!" Sarkas Lex.

"Bug! Bug! Bug! Bug!!" Lex menendangi perut Sing bertubi-tubi.

"Aaakkhh...aaakkhhh...aaakkhh...!!" Sing berteriak kesakitan hingga mulutnya mengeluarkan darah.

Namun seolah tak kenal belas kasihan, Lex tetap menendanginya sampai Sing tak berdaya.

Melihat Sing tak sanggup lagi melawan, Lex pun berhenti, lalu duduk di kursi sambil menyilangkan kaki dan meneguk segelas air dengan santainya.

"Puas kau? Atau masih ingin mengajakku berkelahi?" Tantang Lex yang memang di kenal jago taekwondo itu. Dan karena itu pulalah selama ini tak ada satu pun member yang berani berurusan dengannya.

Sing yang meringkuk di lantai sambil memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tendangan Lex tadi, kini kepalanya pun terasa pusing, pandangannya buram. Tangannya mengusap lantai yang basah terkena ceceran darah dari mulutnya.

"Sekarang katakan padaku, itu tadi foto rumah siapa, hah?" Tanya Lex.

"Seharusnya kau tahu, Hyung. Kenapa kau malah bertanya padaku?" Jawab Sing lemah.

"Sudah kubilang aku tidak tahu, ya berarti aku beneran tidak tahu! Kau mengerti tidak sih? Apa perlu kuhajar lagi sampai kau benar-benar mengerti, hah?!!" Bentak Lex.

"Tidak, jangan Hyung, nanti aku bisa mati kalau kau hajar terus. Aku masih ingin hidup lama, karena aku juga ingin debut jadi idol," jawab Sing.

"Baik akan kuberitahu. Sebenarnya kemarin aku dan Leo tidak pergi ke Busan melainkan ke Yangpyeong untuk mencari Zayyan Hyung," akhirnya Sing berterus terang.

"Ha? Apa? Yangpyeong? Zayyan di kota Yangpyeong??" Lex terkejut.

Sing pun heran melihat keterkejutan Lex.

"Jadi kalian berbohong padaku ya?!" Lanjut Lex.

"Iya, Hyung, maaf. Gara-gara beberapa hari lalu kami melihat postingan video yang menampilkan Davin sedang busking bersama Zayyan Hyung dan teman-temannya di Yangpyeong, maka kami berdua pergi ke sana untuk mencarinya. Tapi sesampainya di sana, ternyata Zayyan dan Davin malah pergi ke Indonesia."

"Zayyan dan Davin ke Indonesia??" Lagi-lagi Lex terkejut.

"Iya. Hyung, kau beneran tidak tahu?" Tanya Sing hati-hati.

"Kan tadi sudah kubilang kalau aku tidak tahu. Kau tidak percaya padaku ya?!!" Kesal Lex.

"I-Iya...iya...percaya," Sing takut dihajar lagi.

"Atas informasi dari seseorang yang mengenal Zayyan Hyung di sana, maka kami berdua pergi ke tempat tinggal Zayyan Hyung, yaitu rumah yang tadi kuperlihatkan padamu. Namun anehnya rumah itu malah dijaga oleh bodyguard Ayahmu. Oleh sebab itulah, kupikir kau tahu dimana Zayyan Hyung berada selama ini," lanjut Sing.

"Jadi selama ini Zayyan tinggal di kota Yangpyeong?" ucap Lex. Ia tertegun dan merasa sedih.

"Bodohnya aku tidak tahu kalau ternyata selama ini Zayyan masih se-negara denganku," ucap Lex lagi.

"Hyung, bukankah kau yang selama ini selalu mengijinkan Davin untuk pergi berlibur. Tapi kenapa kau bisa tidak tahu kalau mereka sering bertemu?" Tanya Sing yang kini duduk bersandar pada kaki ranjang Lex.

"Sebenarnya aku tahu jika Davin selama ini selalu pergi menemui Zayyan, karena Davin juga memberikan pelajaran dance secara privat kepada Zayyan, dengan maksud supaya Zayyan tidak ketinggalan pelatihan seperti yang kita terima di sini. Tapi sungguh aku benar-benar tidak tahu ke mana Davin pergi dan di mana tempat tinggal Zayyan selama ini."

"Kenapa kau tidak bertanya pada Davin? Bukankah kalian berdua dekat?"

"Itu karena Ayahku melarang Davin memberitahukannya padaku. Dan kalau sampai Davin memberitahuku di mana Zayyan berada, maka ia tak akan diijinkan lagi untuk menemui Zayyan. Oleh sebab itulah aku tak berani menanyakan hal tersebut pada Davin, semua demi Zayyan. Supaya Zayyan tetap bisa mendapatkan pelatihan dance yang sama seperti kita di sini melalui Davin."

"Jadi begitu?" Sing mulai paham. "Tapi kenapa Ayahmu ikut campur dengan urusan ini? Apakah Ayahmu ada di balik penculikan Zayyan Hyung?"

"Iya, Ayahkulah yang telah menyuruh para bodyguardnya untuk menculik Zayyan tiga tahun yang lalu," Lex menjawab dengan jujur.

"Apa?? Kok bisa?? Memangnya kenapa Ayahmu sampai tega melakukan itu pada Zayyan Hyung?" Sing terkejut tak menyangka.

"Karena Ayahku tahu tentang hubungan kami," Lex bicara blak-blakan.

Tentu saja Sing tidak terkejut, karena ia juga tahu mengenai hubungan terlarang antara Zayyan dan Lex waktu itu.

"Ayahku menyuruh kami untuk putus," lanjut Lex.

Sing terdiam sejenak, mengingat kejadian waktu itu. "Tapi...bukankah waktu itu kalian berdua sudah putus?" Ucap Sing hati-hati.

Lex menatap Sing penuh arti. "Kau tahu ya tentang hubungan kami?"

Sing mengangguk, tak menampik. "Eum, aku tahu semuanya."

"Hhh...," Lex menarik napas pelan. Lalu melanjutkan kembali ceritanya. "Iya, kami memang sudah putus. Tapi suatu hari saat aku sedang sakit, aku meminta Zayyan untuk menemaniku di kamar. Dan ia mau, kami berbaring sambil berpelukan. Dan tanpa kami sadari, Davin yang juga sudah tahu mengenai hubungan kami, diam-diam mengambil gambar kami menggunakan ponselnya. Lalu Davin mengirimkan foto tersebut pada Ayahku. Dan gara-gara foto itulah Ayahku mengira bahwa kami hanya berpura-pura putus. Lalu demi memisahkan kami berdua, maka Ayahku memerintahkan anak buahnya untuk menculik Zayyan pada tengah malam, dan mengirimnya ke suatu tempat agar aku dan Zayyan tidak bisa berhubungan lagi."

Sing tertegun. "Jadi begitu rupanya?"

"Iya. Dan selama tiga tahun ini, aku benar-benar tidak pernah berkomunikasi dengan Zayyan sekali pun. Aku hanya tahu bahwa Ayahku membawa Zayyan ke suatu tempat, namun aku tidak pernah diberitahu di mana ia tinggal. Saat tahu mengenai hal itu, Davin datang padaku dan mengakui perbuatannya. Dan untuk menebus rasa bersalahnya, Davin memohon pada Ayahku agar diijinkan untuk tetap dapat mengunjungi Zayyan untuk memberinya pelatihan dance yang sama seperti yang kita pelajari selama ini. Ayahku pun mengijinkan dengan catatan Davin tidak boleh memberitahuku di mana Zayyan berada. Itulah sebabnya Davin jadi sering ijin dan bepergian. Dan bahkan di sana Ayahku pun menyekolahkan Zayyan di sekolah ternama secara cuma-cuma," terang Lex panjang lebar.

"Ck! Dasar Davin! Ini semua gara-gara dia!" Kesal Sing.

"Lalu sekarang, apakah kau akan tetap mencari Zayyan lagi?" Tanya Lex.

"Iya, tentu saja. Tapi aku akan menunggu sampai mereka berdua kembali ke Korea," jawab Sing.

"Eum, aku akan mendukungmu," ucap Lex.

"Terimakasih, Hyung."

"Nih, bersihkan darah di bibirmu, dan di lantai itu!" Lex melemparkan sekotak tisu ke arah Sing, dan dengan sigap Sing pun menangkapnya.

***

Beberapa hari kemudian, Zayyan dan Davin pun telah kembali ke Korea. Mereka kini tiba di bandara Incheon.

"Kau langsung kembali ke asrama saja, sedangkan aku akan langsung ke Yangpyeong. Jadi kau tidak perlu mengantarku pulang," ucap Zayyan.

"Kau yakin tidak ingin kuantar sampai rumah?"

"Iya. Lagi pula kau juga pasti capek jika harus pergi ke Yangpyeong dulu. Lebih baik kau langsung ke asrama saja agar dapat segera beristirahat."

"Eum, baiklah. Btw terimakasih banyak ya Hyung sudah menginjinkanku berlibur ke Indonesia dan bertemu dengan keluargamu. Itu adalah pengalaman liburan yang berharga bagiku."

"Sama-sama, Vin. Aku senang kalau kau menikmati liburan bersama keluargaku dan di negaraku, Indonesia," Zayyan tersenyum lega.

Davin balas tersenyum.

"Ya sudah ya, Vin. Kita berpisah di sini saja, aku mau cari taksi dulu. Kau hati-hati di jalan ya!"

"Eh, tunggu dulu, Hyung!" Davin menahan tangan Zayyan.

"Ada apa lagi?"

"Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu."

"Apa?"

"Ini ada titipan dari CEO agensi untukmu," Davin menyerahkan sebuah amplop kepada Zayyan.

"Apa ini?" Zayyan menatap amplop ditangannya penuh tanya.

"Nanti kalau sudah sampai rumah, bukalah, maka kau akan tahu apa isinya."

"(...)" Zayyan menatap bingung ke arah Davin.

"Sebenarnya kunjunganku kemarin ke Yangpyeong menemuimu adalah untuk menyampaikan amplop ini padamu, tapi kupikir akan lebih baik jika aku memberikannya setelah kita selesai liburan saja."

"(...)"

Davin tersenyum. "Ya udah, Hyung, kita berpisah di sini. Sampai bertemu lagi ya, hati-hati di jalan, byeee...!"

Davin melangkah pergi sambil menarik kopernya.

"Apa sih isi amplop ini? Bikin penasaran saja!" Batin Zayyan. Lalu ia pun menarik kopernya yang kini berisi banyak oleh-oleh dari Indonesia itu, dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan Davin tadi.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca.

Jangan lupa Votmen.

🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸

Happy B'day uri bunny prince, Singie. We always ❤️ U 🐰.

Cuap-cuap author:

Dan siapa sangka ternyata hari ini Zayyan jadi member yg pertama ngucapin HBD buat Sing di X dong. Aaaa...seneng bgt pokona 🤗. (Enaknya jd bestie roommate, bisa ngucapin duluan ya Zay 🤭). Dan habis itu Leo jd member kedua yg ngucapin 😘👏ZaLeSing dan semua member tetaplah saling menyayangi selamanya yaaaa...❤️.

Si ganteng yang suka tebar pesona, tapi yang aslinya gampang saltingan.
Selalu perduli, dan selalu notice bakat Hyungnya, yaitu Zayyan si fake maknae. Bahkan kalau lagi bareng Zayyan, malah dia yang kek jadi Hyungnya.
Thank you Sing udah sayang dan jagain Zayyan di sana, kamu emang bestie-nya Zayyan banget. 😘😘😘❤️❤️❤️


पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
Afgan Putri Amelia द्वारा

किशोर उपन्यास

75.1K 4.7K 19
Hei asal kalian tau, aku bukan lagi bayi yang harus dijaga dengan begitu ketat apalagi aku ini cowo bukan cewe. "jangan membantah baby!" "menurutlah...
3.8K 411 12
Karena sebuah malapetaka yang terjadi pada Vesunard Empire, membuat Keluarga bangsawan Kim Royal Family, harus kehilangan sang Putra Mahkota mereka s...
25K 2K 39
Apakah impian Zayyan terlalu muluk? Impian nya adalah menjadi penyanyi solo yang terkenal di negeri tercinta, Indonesia. Tapi... Sekarang... Dirinya...