Transmigrasi Jadi Sekretaris...

By mustika2601

414K 25.3K 1K

Bagaimana jadinya kalau kalian menjadi Alena yang tiba-tiba bangun ada di pertemuan rapat dan semua mata tert... More

Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27

Bab 1

41.7K 1.6K 34
By mustika2601

Di ruangan rapat yang luas ada seorang gadis cantik yang sedang tertidur, kalau dia aja yang tidur disana mungkin itu tidak masalah, tapi sekarang semua orang sedang rapat dan dalam ruangan tersebut tidak ada terdengar suara se kecil apapun, kecuali suara seseorang CEO yang sedang memimpin rapat tersebut.

Semua orang fokus untuk mendengarkan CEO tersebut menjelaskan, tidak ada yang berani memalingkan wajahnya, kecuali gadis yang sedang tidur di kursi belakang yang jaraknya cukup jauh dari mereka. Seharusnya tidak ada yang bisa melihatnya dari jarak jauh oleh sepasang mata orang biasa, karena terhalang oleh orang-orang yang ada di depannya.

Gadis cantik yang sedang tidur nyenyak itu bernama Alena yang umurnya 23 tahun. Dia orangnya baik dan sangat menyangi keluarganya, bagi dia keluarga adalah segalanya.

Tidak ada yang tahu kalau sekarang yang tidur bukan Alena yang sebelumnya lagi, tapi Alena yang baru  bertransmigrasi ke tubuh Alena sebelumnya.

Ingat ya itu orang biasa tapi beda dengan CEO yang sedang menjelaskan di depan, dia orang yang luar biasa bagi yang sudah kenal dengan dia, semua orang tidak akan berani membuat masalah dengan dia. buktinya aja melihat ada orang yang sedang menundukkan kepalanya, dia langsung menghentikan penjelasannya dan menatap ke gadis yang sekarang sedang tertidur dengan tatapan tajam.

CEO tersebut bernama Mahesa, yang umurnya sudah 30 puluh tahun yang sampai sekarang masih belum punya istri, jangankan istri, pacar aja dia belum punya. Mahesa memang tidak suka bersentuhan dengan perempuan bukan karena dia alergi kalau di sentuh perempuan, tapi dia punya trauma sendiri dengan sentuhan perempuan, sampai mamanya sendiri dia tidak mau bersentuhan dengannya. Dia juga memiliki sifat yang galak, judes dan dingin. Bagi Mahesa pekerjaan adalah segalanya.

Para petinggi perusahaan yang melihat Mahesa yang tiba-tiba menghentikan penjelasannya, langsung memperhatikan diri mereka masing-masing, takut kalau mereka ada yang membuat Mahesa tidak suka.

Mahesa yang melihat itu langsung mengisyarakatkan asisten untuk pergi membangunkan Alena.

Asisten yang memperhatikan dari tadi di depan dan mendengarkan bos nya menjelaskan dengan serius, tidak sadar kalau ternyata ada yang berani tertidur saat bos nya menjelaskan.

"Uhuk." Batuk asisten tersebut yang bernama Gino dan mencolek Alena dengan pena.

Alena yang merasa terganggu dalam tidurnya, langsung duduk dan merentangkan tangannya layaknya orang yang baru bangun. "Ada apa sih?" Tanya Alana yang matanya masih tertutup.

"Hmm." Dehem Gino yang melihat Alena yang masih menutup matanya.

Alena merupakan sekretaris perempuan bos mereka satu-satunya yang baru bekerja dua hari, karena Alena merupakan sekretaris yang di pilih oleh mama bosnya sendiri yang katanya untuk menghilangkan rumor kalau bos nya itu suka sesama jenis.

Alena yang merasa terusik langsung membuka matanya dan melihat banyak pasang mata yang ternyata melihat ke arahnya, terutama seseorang orang yang sedang berdiri di depan yang sedang menatapnya dengan tajam, membuat punggung Alena terasa menggigil.

Alena merasa tempat ini asing dan orang-orang yang sedang melihat ke arahnya juga tidak ada yang Alena kenal.

"Saya dimana?" Tanya Alena ke cowok yang di depannya.

"Usir." Suruh Mahesa dingin melihat Alena yang dari tadi merusak pemandangannya.

Gino yang mendengar perintahnya CEO nya tidak berani membantah. "Ayok ikut saya keluar." Ajak Gino memimpin Alena untuk keluar dari ruangan rapat.

Alena yang juga malu dilihatin banyak orang yang berpakaian rapi dan merasa aura dingin di punggungnya dengan patuh mengikuti Gino untuk keluar. Dia juga tidak berani untuk membuat masalah, karena tempat ini asing bagi Alena.

"Tunggu sebentar." Ucap Alena menarik lengan baju Gino yang akan kembali masuk kedalam ruangan. "Saya dimana?" Lanjut Alena.

"Jangan pura-pura amnesia." Balas Gino kembali masuk ke dalam ruangan yang meninggalkan Alena yang menatapnya dengan bingung.

Alena yang di tinggalkan di luar ruangan rapat tidak tahu untuk berjalan ke arah mana dan apa yang harus dia lakukan.

Semalam yang Alena ingat kalau dia habis mencari lowongan pekerjaan di sosial media, sampai dia tertidur, tapi entah kenapa bangun-bangun dia sudah berada disini dan memalukan lagi dia tertidur di ruangan yang tidak dia kenal serta di perhatikan oleh banyak orang, yang menurutnya orang tersebut merupakan orang-orang penting, karena semuanya berpakaian rapi dan memakai jas.

Orang-orang yang lewat di depan Alena menatap Alena dengan simpatik dan juga ada tatapan cemburu mereka ke Alena yang buat Alena sendiri tambah heran.

Tidak lama Alena berdiri di luar ruangan rapat, dia juga melihat orang yang sedang rapat tadi sudah keluar dan dipimpin oleh cowok yang tadi berdiri sendiri di depan.

"Ayok ikut." Ucap Gino melihat Alena yang masih menunggu mereka keluar.

Alena mendengar itu dengan patuh mengikuti mereka sampai masuk ke dalam lift walaupun dengan tatapan tajam cowok tersebut yang di yakini Alena kalau dia bosnya.

Alena yang melihat hanya mereka bertiga aja yang ada di dalam lift langsung melihat ke cowok yang tadi yang berbicara dengannya.

Gino yang melihat Alena yang menatapnya dengan heran dan tanda tanya di kepalanya, hanya bisa mengisyaratkan Alena untuk diam.

Masuk ke dalam ruangan yang sangat luas dan indah serta barang-barang yang ada di dalam ruangan tertata rapi buat Alena sangat kagum, Alena baru pertama kali melihat ruangan seperti ini dan berada di gedung yang tinggi.

"Duduk." Suruh Mahesa yang melihat Alena yang sangat penasaran dengan ruangannya dan ada tatapan kagum di matanya. "Jelaskan." Lanjut Mahesa memerintahkan Gino yang berdiri di sampingnya yang sudah berisi surat perjanjian yang harus Alena patuhi selama bekerja dengan dia disini.

"Hal yang kamu perhatikan selama menjadi sekretaris disini;
1. Jangan pernah bersentuhan kulit dengan bos.
2. Harus patuh dan ikuti perintah bos.
3. Dalam pekerjaan harus sempurna dan tidak boleh salah sedikitpun.
4. Kalau ada perempuan yang ingin mendekati bos, kamu harus segera mengusirnya.
5. Kalau bos membutuhkan kamu, harus siap dua empat jam dalam keadaan apapun." Jelas Gino yang sudah membacakan peraturan kerja sebagai sekretaris perempuan Mahesa yang baru di buat dengan bosnya semalam. "Apa kamu sudah paham?" Lanjut Gino.

Sedangkan Mahesa cuma diam di kursinya dan menunggu Alena untuk setuju dengan peraturan yang dia buat.

"Tunggu sebentar, saya gak tahu ini dimana dan kalian siapa?" Tanya Alena menatap mereka dengan heran. "Aaa, kepala saya sakit." Lanjut Alena memegang kepalanya sakit dan tiba-tiba dia langsung pingsan dan terjatuh dari kursi yang dia duduki.

"Merepotkan." Ucap Mahesa melihat Alena yang pingsan dan berjalan menghampiri Alena dengan Gino. "Bangun." Lanjut Mahesa yang mendorong Alena dengan penggaris yang dia pegang.

"Kayaknya dia memang pingsan benaran bos." Ucap Gino yang telah lama mengamati Alena.

Alena yang sedang pingsan, melihat ada cewek yang juga mirip dengannya yang sedang berdiri di depannya.

"Tubuh saya milik kamu, saya tahu kalau kamu ingin mempunyai keluarga dan juga ingin memiliki pekerjaan." Ucap Alena sebelumnya. "Saya juga bernama Alena dan sekarang kamu berada di tubuh saya, kamu sekarang bekerja sebagai sekretaris Mahesa." Lanjut Alena sebelumnya.

"Kenapa saya disini?" Tanya Alena.

"Karena saya gak sekuat kamu untuk menjalani takdir kedepannya dan saya ingin bebas." Balas Alena sebelumnya dan langsung hilang dari hadapan Alena.

Sebelum bangun membuka matanya, Alena juga menerima ingatan dari Alena sebelumnya.

Membuka matanya, Alena melihat dirinya yang sudah berada di kursi dan melihat Mahesa yang sedang bekerja di kursinya.

"Sudah bangun?" Tanya Mahesa merasakan ada tatapan yang memperhatikannya.

"Iya bos." Balas Alena yang segera duduk di kursi yang sudah tahu ternyata Mahesa ternyata bos-nya.

"Bagus." Ucap Mahesa yang tidak mau repot-repot berbicara dengan Alena lagi.

"Ada yang bisa saya bantu bos?" Tanya Alena.

" Saya gak perlu bantuan kamu, mendingan kamu kembali keluar." Usir Mahesa yang sudah habis toleransi terhadap Alena, kalau bukan mamanya yang menangis untuk menyuruhnya untuk menerima Alena sebagai sekretarisnya, dia tidak akan menerima cewek yang merepotkan seperti Alena yang tidak tahu peraturan dan kurang disiplin.

"Baik bos." Ucap Alena yang langsung keluar dari ruangan Mahesa. "Leganya." Lanjut Alena mengusap lehernya yang tadi terasa dingin saat berada satu ruangan dengan Mahesa.

"Kamu sudah sadar?" Tanya Gino yang sedang membawa air putih untuk Alena, bukannya air putih tidak ada di ruangan bosnya tapi bosnya itu tidak akan rela kalau barang-barangnya harus di sentuh oleh orang lain.

"Iya, makasih pak Gino." Ucap Alena yang tersenyum lembut ke Gino yang menghilangkan tatapan asing tadi ke Gino.

"Sekarang kamu sudah ingat saya?" Tanya Gino yang mendengar Alena sudah memanggil namanya.

"Hmm." Dehem Mahesa. "Saya tidak membayar kalian untuk mengobrol di depan ruangan saya." Lanjut Mahesa yang membuka pintu ruangannya, saat mendengar orang berbicara di dekat ruangannya yang sangat menggangu dia yang sedang bekerja.

Gino dan Alena yang mendengar suara bos mereka langsung diam. "Saya mau memberitahu Alena tentang pekerjaan yang harus dia lakukan bos." Ucap Gino memberikan alasan.

"Iya bos, karena banyak yang saya tidak tahu tentang perusahaan ini dan apa yang harus saya lakukan." Jelas Alena.

"Jangan bahas disini." Ucap Mahesa kembali menutup pintu ruangannya di depan mereka.

Melihat bos mereka yang kembali masuk, Alena dengan serius meminta bantuan Gino supaya membantunya menjelaskan pekerjaan yang akan dia lakukan sebagai sekretaris Mahesa, karena dalam ingatan yang diterimanya, Gino memang belum memberitahu dia apa yang harus dia lakukan.

Gino yang mendengar ucapan Alena, membawa Alena ke ruangannya, karena dia juga tidak mau di tegur kembali oleh bosnya.

Salah satu peraturan kantor yang harus mereka patuhi terutama di lantai 25 yaitu lantai ruangan Mahesa, mereka dilarang berbicara dan tidak boleh berisik di lantai tersebut, karena itu akan menganggu bos mereka bekerja.

Untuk lantai 25 memang khusus lantai untuk ruangan Mahesa dengan sekretaris dan asistennya.

*****

Suka gak sama cerita barunya?

Mau lanjut atau bagaimana?

Jangan lupa follow, vote dan komennya.

Typo komen aja ya.

Continue Reading

You'll Also Like

125K 14.5K 48
⚠️DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK⚠️ SELESAI! Short Story. Oneshot/Twoshot. Only Lizkook. Request? Boleh banget. #1 oneshoot #1 LK #1 kooklis BY: MPIW
5.8K 430 58
"Versi Baru Kehidupan dan Cinta" Chandrika tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan pemuda asing itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Ph...
2.2M 204K 43
(Reincarnation series) Sebuah tragedi yang membawa rosa masuk kedalam novel 'must me' dan menjadi tokoh antagonis. Seorang ibu yang jahat dan kasar...
1.2M 85.6K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...