"Jika tawa mu punya cerita hari ini, apakah punya seseorang juga untuk berbagi? Jika tidak ada, mari rangkul diri sendiri"
💝💝
"Mel lo mau kemana?" cegah Adan ketika melihat Melodi yang berbalik arah dari arah fakultas
"Sebentar ya, Dan? Lo tunggu disini bentar" suruh Melodi
"Mau kemana?"
"Toilet" jawab Melodi
"Mau gue temani?" Adan menawarkan diri
"Gilak lo, jangan ngadi-ngadi deh" ujar Melodi lalu meninggalkan cowok itu yang sedang tersenyum geli melihat wajah Melodi yang sedikit memerah karena menahan malu
Setelah Melodi pergi, tidak ada yang dilakukan oleh Adan di atas motor kesayangannya, hanya memainkan ponselnya membaca pesan grup tongkrongannya
Tak lama kemudian, Melodi berjalan kearah motor Adan "Ayo pulang!" ujarnya kemudian memakai helm yang diberikan oleh Adan
"Mau ke suatu tempat sebelum pulang ke rumah?" tawar Adan
"Mmm nggak ada sih" kata Melodi, kemudian selang beberapa detik perempuan itu memicingkan kedua matanya "Gue tau, lo pasti laper, kan?"
Adananta tertawa kecil "Hehe Iya. Lo tau banget deh Mel"
"Gue kenal lo bukan baru kemarin Dan, tapi udah dari kecil gue kenal lo" ucap Melodi lalu menaiki motor
"Iya, si paling tau"
"Yaudah, lets go jalan"
"Siap bu bos" ucap Adan lalu menarik gas motornya dengan pelan.
***
Jam menunjukkan pukul 4 sore lewat 23 menit, di tengah padatnya kota yang ramai ini, Adan ingat, dulu ada moment di mana dia menyanyikan lagu milik Nadhif yang berjudul 'Penjaga Hati' untuk sahabatnya Melodi di sebuah acara yang digelar oleh jurusannya Tio yaitu sastra. Berharap Melodi merasa punya seseorang yang akan berada di sampingnya selalu.
Terkadang, ada satu titik dimana Adan mendengarkan keluh kesah dan menyaksikan air mata itu turun dengan deras. Ada perasaan pedih saat Adan menemukan Melodi terkadang masih memperhatikan Haikal yang brengsek itu diam-diam dari kejauhan ketika mereka tanpa sengaja bertemu. Ada rasa sesak saat sahabatnya ini terus-terusan membicarakan manusia seperti Haikal tanpa henti di muka bumi ini. Seolah-olah hanya laki-laki itu yang ada di pikiran sahabatnya ini.
"Kenapa, lo cemburu, Dan sama Haikal?" kata Zirga yang merasa sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja
"Atau jangan-jangan lo suka sama Melodi?" tebak Zirga
Begitulah kata Zirga pada waktu itu, padahal laki-laki hanya menjaga seorang sahabat, tidak lebih dari pada itu. Perasaan cemburu karena takut Melodi tidak mau lagi bersahabat dengannya, atau karena perasaan yang belum terjabarkan dengan sempurna sekarang. Adan tidak mau memikirkan tentang itu sekarang. Yang terpenting perempuan dengan senyum manis itu masih berada di dekatnya. Itu saja.
Dan sore ini, lagu itu tanpa sengaja dinyanyikan oleh penyanyi jalanan yang membawa gitar di tangannya tak jauh dari tempat mereka duduk. Sambil menikmati senja yang sebentar lagi akan terlihat keindahannya.
"Lo yakin mau makan bubur, Dan?" tanya Melodi memastikan
Adan menoleh lalu mengangguk, "Kenapa? Bubur disini enak tau. Lo belum nyoba, kan?"
Melodi mengecek suhu tubuh pada kening Adan "Sore-sore gini lo makan bubur? Lo sakit?"
Adan berdecak "Emang harus sakit dulu baru bisa makan bubur?"
"Iy-iya enggak juga sih"
"Duduk, tunggu sini! Gue mau pesen dulu" titah Adan yang memang sepertinya sudah berlangganan dengan penjualnya
Adan kemudian memesan bubur, setelahnya duduk di hadapan Melodi dengan wajah yang sumringah
Melodi sedikit terheran, "Ini anak kenapa? Seseneng itu emang makan bubur disini?" batin perempuan itu
"Lo pasti bertanya-tanya, 'kan, kenapa gue senyum-senyum nggak jelas?" tebak Adan tepat sasaran
"Kok dia bisa tau?" pikirnya kembali
Sebelum Adan melanjutkan ucapannya, dua mangkok bubur yang di pesan sudah datang
"Buburnya udah jadi, selamat menikmati dua sejoli" ucap Mas Tris sambil terkekeh
"Makasih ya mas" ucap Adan tersenyum
"Kita ini sahabat mas. Udah saya anggap kayak kakak saya ini mah" pungkas Melodi
"Gpp, kok neng. Masih malu-malu, ya pasti? Saya pikir mas Adan ini nggak punya pacar loh" goda mas Tris tertawa "Soalnya kalau makan di sini, mas Adan ini kalo nggak sendirian, ya sama teman-temannya" jelasnya
"Kok bongkar aib sih mas? Malu nih saya" canda Adan
"Yaudah, kalo gitu saya lanjut lagi, ya jualannya" pamit mas Tris pada keduanya
Melodi dan Adan hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka, "Lucu juga mas nya"
"Makasih" ucap Adan dengan percaya dirinya
"Terserah lo, deh." Ucapnya terjeda "Jadi, kenapa lo senyum-senyum nggak jelas" Tanya Melodi
"Gue senang bukan karena makan buburnya, Mel" ucapnya berhenti sebentar "Tapi karena sahabat gue ini sedang menemani gue yang sendirian ini" gelaknya
Melodi terkekeh "Makanya, cari cewek, Dan"
"Gue lagi nggak tertarik sama siapapun"
"Bukannya di kampus lo ada yang ngincer lo, ya?"
Adan yang baru saja ingin menyuapkan bubur ke dalam mulutnya terhenti "Tau dari mana lo?" tanya Adan
"Dari Bian"
"Ember banget tuh orang" Adan kembali menyuapkan bubur yang tertunda tadi
"Siapa namanya, Dan?" tanya Melodi memainkan alisnya
Adan langsung menepuk jidat Melodi pelan "Stop bahas yang nggak penting. Makan!"
Melodi meringis "Sakit tau Dan"
"Makan! Jangan bahas apapun"
Setelah habis dengan dua mangkok bubur, kini keduanya sedang berhenti di hamparan ilalang di pinggir jalan dengan pertunjukkan senja yang mereka saksikan sekarang. Di sampingnya, ada Melodi yang sangat cantik seperti biasanya. Namun terkadang, Adan terlalu takut untuk menebak bagaimana perasaan Melodi saat ini. Benarkah perempuan itu menyayanginya dengan cinta yang telah tumbuh atau masih samar seperti sebelumnya?
"Mel, gue punya tebak-tebakan buat lo" Adan menoleh dengan menatap perempuan di sampingnya
"Hmm...Apa? Jangan susah-susah, ya? Gue lagi males mikir"
"Apa beda nya lo sama senja yang ada di hadapan lo sekarang?"
Tiba-tiba hening, Melodi sibuk mencari jawabannya di dalam benaknya, sedangkan laki-laki yang memberikan soal masih menatap Melodi yang sepertinya perempuan itu sedang berpikir keras untuk menebak jawabannya.
"Kalau senja itu indah, sedangkan gue... Apa, ya? Jelas beda, kan? Senja indah sedangkan gue buluk. Iya, kan? Lo mau ngatain gue, kan?"
Detik itu juga, Adan tergelak. "NO, Mel! Lo salah!"
"Terus apa dong? Lo mau menjebak gue, kan? Ayo ngaku lo" ucap Melodi menunjuk Adan dengan kesal
"Tetap salahhhh!" Adan masih tertawa "Yang bener tuh, kalau senja, dilihat indah pada saat sore hari, tapi kalau lo... DKATI"
"DKATI? Melodi melongo. "Apaan Dan? Lo nggak jelas banget sih"
"DKATI, singkatan dari dilihat kapanpun akan tetap indah" katanya. Hanya beberapa saat Melodi mampu dibuat tergelak bukan main. Sampai orang-orang yang sedang berada di sana menoleh kearah keduanya dan mentertawakan gombalan Adan.
"Sumpah perut gue sakit, Dan!! Lo kenapa tiba-tiba jadi lucu kayak gini" ucap Melodi yang masih mentertawakan Adan
"Mel, udah. Malu diliatin orang-orang. Ketawa lo udah mendominasi tempat ini tau nggak?" ucap Adan yang melihat keadaan sekitarnya. "Kalau baper tuh bilang, nggak usah di tutupin dengan tawa lo itu"
"DKATI tadi apa?"
Adan mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak "Dilihat kapanpun akan tetap indah" lalu keduanya tertawa bersama-sama. Tidak perduli dengan orang-orang yang berhenti di tempat itu maupun yang sedang berlalu lalang.
Sampai akhirnya, pukul sudah sore menunjukkan waktu maghrib segera tiba. Keduanya kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Melodi ke rumah dengan selamat. Hingga ketika pembicaraan di atas motor itu berhenti di depan perumahan yang di desain dengan keramik indah dan pagar hitam yang mengelilingi area rumah itu
"Sudah sampai, Mel" Ucap Adan
"Makasih untuk hari ini, Dan. Gue senang" Ucap Melodi kemudian mengembalikan helm Adan yang di bawa khusus untuk Melodi
Adan tersenyum "Gue juga senang, kalau lo senang"
"Mampir dulu yok. Bunda pasti senang ketemu lo" ajak Melodi
"Kapan-kapan aja deh, Mel. Mama juga pasti nungguin gue di rumah" tolak Adan tak enak
Melodi hanya menganggukkan kepalanya "Lo hati-hati. Jangan ngebut-ngebut" peringat Melodi
"Kalo nggak ngebut, nggak akan nyampe rumah, Mel"
Melodi berdecak. "Lo tuh jangan nggak ada jawaban aja, Dan. Selalu punya jawaban"
"Iya-iya, bawel banget deh lo." Ucap Adan yang menghidupkan mesin motornya
"Kabarin kalo udah sampai" ucap Melodi melambaikan tangannya, sedangkan cowok dengan scraft itu merespon dengan acungan jempol kemudian menancap gasnya berlalu dari perumahan milik Melodi.
***
Mumpung aku lagi baik hari ini, aku update 2 part hehe
Gimana part ini?
Aku bakal update kalo komennya udah banyakkkkkkk wkwkwk
spam "next" disini👉👉
see you di part selanjutnya. Entah besok, lusa, dan Minggu depan wkwkwk Kalo komennya blm banyak aku nggak mau update😂😂🤭