2891 mdpl

Door SimfoniHitam_

23.4K 1.3K 1K

(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) (JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DI DALAMNYA) ‼️DI LARANG PLAGIAT‼️ "Semesta, aku mem... Meer

PROLOG
BAB 1- DIA, ADANANTA TENGGARA
BAB 2 - PENGHUNI DI DALAM CERITA
BAB 3 - APAKAH INI CEMBURU SEORANG SAHABAT?
BAB 5 - SOSOK ABANG YANG KEREN
BAB 6 - TONGKRONGAN COMPANY
BAB 7 - CERITA MALAM DI DERMAGA
BAB 8 - KELAS MUSIK DI HARI YANG CERAH
BAB 9 - HUJAN YANG MENGGUYUR KOTA BUMI
BAB 10 - KISAH YANG AKAN TETAP TINGGAL
BAB 11 - CERITA TENTANG KEMARIN
BAB 12 - RASA KHAWATIR
BAB 13 - TIDAK ADA TUNTUTAN DALAM PERSAHABATAN
BAB 14 - DOA YANG SELALU DI SEMOGAKAN
BAB 15 - SAJAK INDAH BERSAMA PEMANDANGAN INDAH
Bab 16 - MENGENAL SOSOK ADANANTA
BAB 17 - PERSIAPAN MENJELAJAH BERSAMA ICOM
BAB 18 - BAHAGIA YANG MENJADI ANGAN-ANGAN
BAB 19 - BERPETUALANG BERSAMA IBUFAMS
BAB 20 - PULANG DENGAN HADIAH YANG MENGESANKAN
BAB 21 - ROOFTOP GEDUNG TINGGI
BAB 22 - HARI BESAR ICOM
BAB 23 - HARAPAN SEORANG ADANANTA
BAB 24 - PERIHAL KEHILANGAN
BAB 25 - CERITA YANG BARU SAJA DI MULAI
BAB 26 - PENENANG SEBUAH RASA
Bukan Update
BAB 27 - TEMPAT TERNYAMAN TIDAK HARUS BERBENTUK RUMAH

BAB 4 - HARI YANG MENYENANGKAN

1.4K 76 80
Door SimfoniHitam_

"Jika tawa mu punya cerita hari ini, apakah punya seseorang juga untuk berbagi? Jika tidak ada, mari rangkul diri sendiri"

💝💝

"Mel lo mau kemana?" cegah Adan ketika melihat Melodi yang berbalik arah dari arah fakultas

"Sebentar ya, Dan? Lo tunggu disini bentar" suruh Melodi

"Mau kemana?"

"Toilet" jawab Melodi

"Mau gue temani?" Adan menawarkan diri

"Gilak lo, jangan ngadi-ngadi deh" ujar Melodi lalu meninggalkan cowok itu yang sedang tersenyum geli melihat wajah Melodi yang sedikit memerah karena menahan malu

Setelah Melodi pergi, tidak ada yang dilakukan oleh Adan di atas motor kesayangannya, hanya memainkan ponselnya membaca pesan grup tongkrongannya

Tak lama kemudian, Melodi berjalan kearah motor Adan "Ayo pulang!" ujarnya kemudian memakai helm yang diberikan oleh Adan

"Mau ke suatu tempat sebelum pulang ke rumah?" tawar Adan

"Mmm nggak ada sih" kata Melodi, kemudian selang beberapa detik perempuan itu memicingkan kedua matanya "Gue tau, lo pasti laper, kan?"

Adananta tertawa kecil "Hehe Iya. Lo tau banget deh Mel"

"Gue kenal lo bukan baru kemarin Dan, tapi udah dari kecil gue kenal lo" ucap Melodi lalu menaiki motor

"Iya, si paling tau"

"Yaudah, lets go jalan"

"Siap bu bos" ucap Adan lalu menarik gas motornya dengan pelan.

***

Jam menunjukkan pukul 4 sore lewat 23 menit, di tengah padatnya kota yang ramai ini, Adan ingat, dulu ada moment di mana dia menyanyikan lagu milik Nadhif yang berjudul 'Penjaga Hati' untuk sahabatnya Melodi di sebuah acara yang digelar oleh jurusannya Tio yaitu sastra. Berharap Melodi merasa punya seseorang yang akan berada di sampingnya selalu.

Terkadang, ada satu titik dimana Adan mendengarkan keluh kesah dan menyaksikan air mata itu turun dengan deras. Ada perasaan pedih saat Adan menemukan Melodi terkadang masih memperhatikan Haikal yang brengsek itu diam-diam dari kejauhan ketika mereka tanpa sengaja bertemu. Ada rasa sesak saat sahabatnya ini terus-terusan membicarakan manusia seperti Haikal tanpa henti di muka bumi ini. Seolah-olah hanya laki-laki itu yang ada di pikiran sahabatnya ini.

"Kenapa, lo cemburu, Dan sama Haikal?" kata Zirga yang merasa sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja

"Atau jangan-jangan lo suka sama Melodi?" tebak Zirga

Begitulah kata Zirga pada waktu itu, padahal laki-laki hanya menjaga seorang sahabat, tidak lebih dari pada itu. Perasaan cemburu karena takut Melodi tidak mau lagi bersahabat dengannya, atau karena perasaan yang belum terjabarkan dengan sempurna sekarang. Adan tidak mau memikirkan tentang itu sekarang. Yang terpenting perempuan dengan senyum manis itu masih berada di dekatnya. Itu saja.

Dan sore ini, lagu itu tanpa sengaja dinyanyikan oleh penyanyi jalanan yang membawa gitar di tangannya tak jauh dari tempat mereka duduk. Sambil menikmati senja yang sebentar lagi akan terlihat keindahannya.

"Lo yakin mau makan bubur, Dan?" tanya Melodi memastikan

Adan menoleh lalu mengangguk, "Kenapa? Bubur disini enak tau. Lo belum nyoba, kan?"

Melodi mengecek suhu tubuh pada kening Adan "Sore-sore gini lo makan bubur? Lo sakit?"

Adan berdecak "Emang harus sakit dulu baru bisa makan bubur?"

"Iy-iya enggak juga sih"

"Duduk, tunggu sini! Gue mau pesen dulu" titah Adan yang memang sepertinya sudah berlangganan dengan penjualnya

Adan kemudian memesan bubur, setelahnya duduk di hadapan Melodi dengan wajah yang sumringah

Melodi sedikit terheran, "Ini anak kenapa? Seseneng itu emang makan bubur disini?" batin perempuan itu

"Lo pasti bertanya-tanya, 'kan, kenapa gue senyum-senyum nggak jelas?" tebak Adan tepat sasaran

"Kok dia bisa tau?" pikirnya kembali

Sebelum Adan melanjutkan ucapannya, dua mangkok bubur yang di pesan sudah datang

"Buburnya udah jadi, selamat menikmati dua sejoli" ucap Mas Tris sambil terkekeh

"Makasih ya mas" ucap Adan tersenyum

"Kita ini sahabat mas. Udah saya anggap kayak kakak saya ini mah" pungkas Melodi

"Gpp, kok neng. Masih malu-malu, ya pasti? Saya pikir mas Adan ini nggak punya pacar loh" goda mas Tris tertawa "Soalnya kalau makan di sini, mas Adan ini kalo nggak sendirian, ya sama teman-temannya" jelasnya

"Kok bongkar aib sih mas? Malu nih saya" canda Adan

"Yaudah, kalo gitu saya lanjut lagi, ya jualannya" pamit mas Tris pada keduanya

Melodi dan Adan hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka, "Lucu juga mas nya"

"Makasih" ucap Adan dengan percaya dirinya

"Terserah lo, deh." Ucapnya terjeda "Jadi, kenapa lo senyum-senyum nggak jelas" Tanya Melodi

"Gue senang bukan karena makan buburnya, Mel" ucapnya berhenti sebentar "Tapi karena sahabat gue ini sedang menemani gue yang sendirian ini" gelaknya

Melodi terkekeh "Makanya, cari cewek, Dan"

"Gue lagi nggak tertarik sama siapapun"

"Bukannya di kampus lo ada yang ngincer lo, ya?"

Adan yang baru saja ingin menyuapkan bubur ke dalam mulutnya terhenti "Tau dari mana lo?" tanya Adan

"Dari Bian"

"Ember banget tuh orang" Adan kembali menyuapkan bubur yang tertunda tadi

"Siapa namanya, Dan?" tanya Melodi memainkan alisnya

Adan langsung menepuk jidat Melodi pelan "Stop bahas yang nggak penting. Makan!"

Melodi meringis "Sakit tau Dan"

"Makan! Jangan bahas apapun"

Setelah habis dengan dua mangkok bubur, kini keduanya sedang berhenti di hamparan ilalang di pinggir jalan dengan pertunjukkan senja yang mereka saksikan sekarang. Di sampingnya, ada Melodi yang sangat cantik seperti biasanya. Namun terkadang, Adan terlalu takut untuk menebak bagaimana perasaan Melodi saat ini. Benarkah perempuan itu menyayanginya dengan cinta yang telah tumbuh atau masih samar seperti sebelumnya?

"Mel, gue punya tebak-tebakan buat lo" Adan menoleh dengan menatap perempuan di sampingnya

"Hmm...Apa? Jangan susah-susah, ya? Gue lagi males mikir"

"Apa beda nya lo sama senja yang ada di hadapan lo sekarang?"

Tiba-tiba hening, Melodi sibuk mencari jawabannya di dalam benaknya, sedangkan laki-laki yang memberikan soal masih menatap Melodi yang sepertinya perempuan itu sedang berpikir keras untuk menebak jawabannya.

"Kalau senja itu indah, sedangkan gue... Apa, ya? Jelas beda, kan? Senja indah sedangkan gue buluk. Iya, kan? Lo mau ngatain gue, kan?"

Detik itu juga, Adan tergelak. "NO, Mel! Lo salah!"

"Terus apa dong? Lo mau menjebak gue, kan? Ayo ngaku lo" ucap Melodi menunjuk Adan dengan kesal

"Tetap salahhhh!" Adan masih tertawa "Yang bener tuh, kalau senja, dilihat indah pada saat sore hari, tapi kalau lo... DKATI"

"DKATI? Melodi melongo. "Apaan Dan? Lo nggak jelas banget sih"

"DKATI, singkatan dari dilihat kapanpun akan tetap indah" katanya. Hanya beberapa saat Melodi mampu dibuat tergelak bukan main. Sampai orang-orang yang sedang berada di sana menoleh kearah keduanya dan mentertawakan gombalan Adan.

"Sumpah perut gue sakit, Dan!! Lo kenapa tiba-tiba jadi lucu kayak gini" ucap Melodi yang masih mentertawakan Adan

"Mel, udah. Malu diliatin orang-orang. Ketawa lo udah mendominasi tempat ini tau nggak?" ucap Adan yang melihat keadaan sekitarnya. "Kalau baper tuh bilang, nggak usah di tutupin dengan tawa lo itu"

"DKATI tadi apa?"

Adan mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak "Dilihat kapanpun akan tetap indah" lalu keduanya tertawa bersama-sama. Tidak perduli dengan orang-orang yang berhenti di tempat itu maupun yang sedang berlalu lalang.

Sampai akhirnya, pukul sudah sore menunjukkan waktu maghrib segera tiba. Keduanya kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Melodi ke rumah dengan selamat. Hingga ketika pembicaraan di atas motor itu berhenti di depan perumahan yang di desain dengan keramik indah dan pagar hitam yang mengelilingi area rumah itu

"Sudah sampai, Mel" Ucap Adan

"Makasih untuk hari ini, Dan. Gue senang" Ucap Melodi kemudian mengembalikan helm Adan yang di bawa khusus untuk Melodi

Adan tersenyum "Gue juga senang, kalau lo senang"

"Mampir dulu yok. Bunda pasti senang ketemu lo" ajak Melodi

"Kapan-kapan aja deh, Mel. Mama juga pasti nungguin gue di rumah" tolak Adan tak enak

Melodi hanya menganggukkan kepalanya "Lo hati-hati. Jangan ngebut-ngebut" peringat Melodi

"Kalo nggak ngebut, nggak akan nyampe rumah, Mel"

Melodi berdecak. "Lo tuh jangan nggak ada jawaban aja, Dan. Selalu punya jawaban"

"Iya-iya, bawel banget deh lo." Ucap Adan yang menghidupkan mesin motornya

"Kabarin kalo udah sampai" ucap Melodi melambaikan tangannya, sedangkan cowok dengan scraft itu merespon dengan acungan jempol kemudian menancap gasnya berlalu dari perumahan milik Melodi.

***

Mumpung aku lagi baik hari ini, aku update 2 part hehe

Gimana part ini?

Aku bakal update kalo komennya udah banyakkkkkkk wkwkwk

spam "next" disini👉👉

see you di part selanjutnya. Entah besok, lusa, dan Minggu depan wkwkwk Kalo komennya blm banyak aku nggak mau update😂😂🤭

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

3.1K 2.4K 22
Sederhana, kisah ini menceritakan tentang Bastian, Alycia, dan Davian. Secuil kejutan disetiap hidup mereka bertiga. Hidup ini penuh dengan kejutan y...
3.4M 433K 36
"Aneh, kok gue jadi cantik?" ketika gadis yang memiliki IQ yang tinggi, namun bar-bar, tiba-tiba tersesat di tubuh seorang gadis cantik yang bodoh, e...
34.8K 2.2K 39
masih bertebaran yang nama nya Typo. Tolong koreksi JIKA! Ada Typo. Dan ada beberapa part yang bakalan di ganti alur nya, terimakasi dan selamat memb...
20.2K 1.1K 34
Gadis itu sangat mengagumkan. Suaranya, senyumnya, tatapannya, tingkahnya, semuanya membuat Bayu jatuh terpesona. Tentang Bayu yang mencinta, dan La...