7 Januari
*
*
*
*
*
Di malam harinya Sean tengah duduk di kamar dengan memainkan handphone nya, Yuma baru beberapa jam yg lalu pulang.
Sean tengah menunggu Kenneth pulang sesaat Sean melamun dia sedikit memikirkan perkataan Yuma tadi siang, apa pilihannya benar? Tapi Sean juga ingin pergi dan bebas tidak di kekang seperti ini.
Cklek
Pintu kamar di buka Sean menaruh handphone nya di nakas "Daddy" Sean segera bangun dan mengambil alih jas yg Kenneth taruh di lengan nya dan di letakan di keranjang tempat pakaian kotor.
Kenneth memeluk Sean dan menghirup aroma tubuh milik Sean, Sean benar-benar wangi dan itu sangat candu di penciuman Kenneth.
"Daddy mandi dulu" Sean hanya membiarkan saja Kenneth memeluk nya.
"Tunggu, saya ingin memeluk kamu sebentar" gumam Kenneth mengeratkan pelukannya
Sean akhirnya membiarkan, lagian dia juga nyaman di peluk Sama Kenneth.
Beberapa menit Kenneth memeluk Sean akhirnya dia melepaskan pelukannya, Sean berbalik menghadap Kenneth.
Cup
Sean tanpa aba-aba mengecup pipi Kenneth "kata Yuma kalau orang yang kita sayang sudah pulang kerja harus di cium agar tidak lelah lagi" dengan polos nya Sean berucap
Kenneth menggelengkan kepalanya, ini nih Yuma selalu mengajarkan Sean hal-hal seperti ini dan kenakalan yang lainnya
"Saya mandi lebih dulu" Kenneth langsung saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya
Sean menunggu Kenneth sambil kembali bermain handphone.
Beberapa menit di kamar mandi akhirnya Kenneth keluar dengan handuk yang hanya menutupi bagian bawahnya.
Sean yang melihat itu wajahnya memerah dan mengalihkan pandangannya dengan bermain handphone kembali.
Kenneth segera memakai pakaian dengan baju santai "saya ingin keluar sebentar, kamu tunggu di sini" setelah berucap seperti itu pada Sean Kenneth melangkahkan kakinya keluar.
"Daddy mau kemana ya" heran Sean memandang pintu dengan heran
Tapi Sean acuh dan terus bermain handphone, tapi beberapa menit kemudian lampu di kamar padam membuat Sean panik
Dia Takut ini benar-benar gelap "DADDY, Sean takut" mata Sean berkaca-kaca dia pun menyalahkan senter hp
Sean bangun dari duduknya tapi tiba-tiba saja pintu kamar di buka dan lampu seketika nyala kembali dengan sebuah suara yang mengejutkan
"HAPPY BIRTHDAY SEAN"
Mata Sean berkaca-kaca, dia sana ada Kenneth, Mery, dan juga Devan
Bahkan Sean saja lupa dengan hari ulang tahunnya sendiri "hiks Daddy" Sean menghambur memeluk Kenneth
"Happy birthday Bunny" bisik Kenneth
"Makasih ayah, mamah, Daddy Ken, Sean happy" Sean melepaskan pelukannya dan tersenyum
"Sama-sama sayang, ayok tiup Lilin dan buat permintaan" Mery memegang kue ulangtahun
(Kira-kira seperti inilah kue nya)
Sean mengatupkan kedua tangannya lalu memejamkan matanya.
"Sean berharap kedepannya ada kebahagiaan yang akan datang Sean juga berharap Daddy, Mamah dan ayah selalu bahagia" batin Sean
Setelah itu Sean membuka matanya dan meniup Lilin itu "yey" dengan gembira Sean bertepuk tangan
Mereka bertiga tersenyum, Sean benar-benar lucu "ayok potong kue nya" ujar Mery
Sean pun memotong kue nya dengan ukuran kecil "suapan pertama untuk daddy " Sean menyuapi Kenneth dengan sedikit cake karena Sean tau Kenneth tidak terlalu menyukai makanan manis
Kenneth tersenyum sangat tipis dan mengusap kepala Sean lembut.
"Suapan kedua untuk mamah dan yang ketika untuk ayah" setelah menyuapi Mery dan Devan Sean memeluk Mery lalu beralih ke Devan
"Makasih mamah, ayah" ujar Sean dengan tulus
"Sama-sama sayang, apa kamu senang?" Tanya Devan mengelus rambut Sean
"Senang sekali ayah " jawab Sean antusias setelah melepaskan pelukannya
"Oh iya ini hadiah dari mamah dan ayah" Mery memberikan sebuah kota kecil pada Sean
Sean membukanya, itu sebuah kunci "ini?" Heran Sean menatap Mery
"Itu kunci mobil, ayah dan mamah membelikan kamu sebuah mobil Lamborghini, kamu suka kan" jawab Devan
"Wah Sean suka, terimakasih mamah ayah" Sean tersenyum senang
"Lalu kado untuk Sean mana dad" Sean bertanya pada Kenneth
"Nanti saya berikan " ujar Kenneth
"Ih masa nanti" Sean cemberut
Mery yg paham pun mengajak sang suami untuk pergi "Sean mamah dan ayah ada beberapa urusan jadi kami harus pulang"ucap Mery
"Hah? Kok cepet banget pulangnya? Tidak bisa nanti saja" ucap Sean sedih
"Maaf sayang, ayah ada beberapa urusan dan mamah harus ikut " ucap Mery merasa bersalah
"Baiklah, ayah dan mamah hati-hati di jalan"
*
*
*
Setelah orang tua Kenneth pergi, Kenneth menuntun Sean untuk duduk di pinggiran kasur.
"Hadiah dari saya mungkin tidak terlalu mewah, tapi semoga kamu suka" Kenneth mengeluarkan sebuah kota kecil, um seperti kotak perhiasan.
"Ini, untukmu " Sean menerima kota itu dan membukanya
Detik kemudian matanya membulat terkejut, Sean melihat Kenneth dengan mata yang berkaca-kaca
"Ini untuk Sean?" Tanya Sean tidak percaya
"Hm, itu untukmu " Kenneth mengambil benda itu dan memasangnya di leher Sean
Yup, itu sebuah kalung, Kenneth beli kalung itu sama persis seperti kalung yang dia pakai, Kenneth sengaja membeli dua, satu untuknya dan satu untuk Sean
"Hiks ini benar-benar cantik" Sean Sampai menangis melihat nya
(Seperti inilah)
"Suka?" Tanya Kenneth sekali lagi
"Suka daddy, makasih" Sean memeluk Kenneth
"Saya harap kamu selalu di sisi saya Sean, kamu tau? Saya tulus mencintai kamu"
Sean diam, dia teringat lagi perkataan Yuma
"Sean juga mencintai daddy"
*
*
*
*
***
Gimana nih
Kurang panjang nih pasti part nya hahaha
Seperti biasa ya 180 vote aku up
Pay pay, menuju konflik nih wkwk