Ikhtiar Cinta

By Fadhillah_10

231K 13.1K 2.3K

Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari ya... More

prolog
1. Sakit
2.Hukuman
3. Rasa apa ini?
4. tidak setuju
5. Ning Amira
6. kagum
7.Rasa yang tersimpan
8.memendam rasa
9.cinta itu rumit
10. Maaf (untuk rasa yang tidak mampu di sampaikan)
11.kisah mereka
12. perubahan
13. Mendadak
14. katakan ini hanya mimpi
15. cinta pertama saya
16. Saya merindukan Allah
17. Cinta dan Fakta
18. Sisi Manis
19. Dua cerita, satu buku
20. Lingkaran permainan
21. Masa lalu mereka
23. Calon penerus pesantren
24. Mengukir mimpi indah
25. Masing-masing warna
26. Berubah?
27. Perjodohan?
28. Ngambek
PO BUKU
Vote Cover (Imam untuk Ara)
Open PO!!

22. Gus??

4.6K 292 161
By Fadhillah_10

Assalamualaikum semua nyaa...

Squel cerita 'imam untuk Ara'

Selamat datang di cerita Nadil...
Tinggalkan jejak vote dan komen kalian di chapter ini...

Jangan jadi readers gelap!

2.700+ kata, udah panjang deh ini karena Nadil juga up au di Ig')

Jangan pelit vote kalau mau cepat up, buat Siders gimana kasih paham nya yaa...

HAPPY READING🤍🤍

**

Believe Allah, apapun yang sudah di gariskan untuk mu, terimalah dengan lapang dada.
-03 April 2024-


Dengan tangan yang bergetar hebat serta keringat dingin yang bercucuran dari dahi nya, seorang Amira telah berada di titik kecewa dan lelah pada apa yang dia alami saat ini, wanita itu menatap sebuah pil yang berada di tangan nya dengan jantung yang berdegup begitu kencang.

Pencahayaan minim dalam kamar nya membuat atmosfer di sekitar nya terasa begitu sesak, ia memegang perut nya dengan air mata yang terus mengalir dari pipi nya, wajah nya yang penuh ketakutan serta sorot mata yang menggambarkan kebencian membuat akal sehat nya menghilang.

"A-aku belum siap... aku belum mau menjadi seorang ibu" lirih nya.

Memikirkan kedepannya dengan ia bertahan di pernikahan yang babagi neraka untuk nya membuat akal sehat dan mental nya berantakan, ini salah suami nya! semua ini salah suami nya! Ia tidak akan melakukan hal segila ini jika bukan karena ulah suami nya!

"T-tapi aku menyayangi janin ini... haruskah aku ikut dengannya?" Ucap nya yang sudah kehilangan kendali atas tubuh nya.

Ceklek

Pintu kamar di buka oleh gus Fatih yang mengernyit saat melihat wajah ketakutan milik istri nya sebelum mata nya membulat saat melihat kemasan obat yang berada di kasur, di detik saat gus Fatih berlari menghampiri nya, ning Amira hendak memasukkan pil tersebut ke mulut nya namun karena tangannya yang bergetar ia kalah cepat dengan suami nya yang mencekal tangannya yang sudah di pastikan tangan itu akan memerah.

"LEPAS!"

PRANG!

Gus Fatih melempar gelas yang berada di tangan istri nya hingga menimbulkan keributan yang membuat ning Amira terdiam apalagi saat netra nya menatap pecahan beling di dekat kaki nya, untung saja kamar ini kedap suara jika tidak sudah di pastikan umma nya AIsyah akan sangat panik.

Gus Fatih menatap marah istri nya, pria itu mencengkram dagu istri nya dengan kuat dan menatap mata yang dulunya penuh keindahan kini hanya diisi ketakutan saja "BODOH! kamu mau membunuh anak mu sendiri?!" ning Amira mundur dengan tubuh yang bergetar hebat, oksigen terasa menipis untuk nya apalagi matanya berkunang-kunang saat ini.

"Kamu selalu mengecewakan saya! dan sekarang kamu ingin membunuh anak kamu sendiri? anak yang hadir dari hubungan yang sah! harapan pesantren kita-"

"AKU BELUM SIAP JADI IBU GUS! AKU BENCI KAMU!"

Gus Fatih tersenyum miring " dengar ini... jika kamu membenci saya maka saya jauh lebih membenci kamu, sosok paham agama yang sangat diidolakan masyarakat diluar sana ingin membunuh anak nya sendiri?"

Deg.

"G-gus" gus Fatih menatap datar istri nya yang kini nafas nya tersenggal-senggal sebelum sorot mata penuh ketakutan itu tertutup dan tubuh ning Amira jatuh pingsan, hampir saja mengenai beling jika gus Fatih tidak menangkap tubuh istri nya lebih dulu.

Pria itu mengangkat tubuh istrinya ke kasur dan ia baringkan, di buang nya pil penggugur kandungan itu ke tempat sampah dan di bersihkannya kekacauan yang di buat nya, jari nya tergores oleh beling hingga air mata mengalir ke pipi nya.

Bukan jari nya yang sakit melainkan hati nya yang hancur saat mengingat sorot mata penuh ketakutan milik istri nya, pria itu terisak sambil memukuli kepala nya sendiri "ini sulit, saya tidak mampu" isak nya.

Laki-laki segengsi dan sekasar gus Fatih pun menangis memikirkan semua masalah yang di perbuat nya dan tidak tahu cara memperbaiki nya, ia menatap langit-langit kamar nya dengan mata yang memerah penuh kesedihan "abah... saya gagal menjaga putri abah, ampuni saya abah jangan hukum saya... putri yang abah titipkan kepada saya kini hancur berantakan di tangan saya sendiri."

Gus Fatih pergi keluar dari kamar nya dan menelfon dokter pribadi istri nya agar memeriksa keadaan istri dan janin yang di kandungan istrinya. Dua orang keras kepala itu di satukan dalam sebuah rumah tangga yang menciptakan badai serta kehancuran untuk rumah tangga mereka sendiri, sang istri trauma karena ulah suami nya dan sang suami trust issue karena masa lalu istri nya.

**

Bertahan di dalam pernikahan yang semakin hari semakin berantakan adalah hal yang berat bagi setiap wanita apalagi jika dalam posisi mengandung benih suami nya sendiri, ini berat untuk ning Amira yang ingin merasakan pernikahan penuh cinta.

Di usia kandungan lima bulan ini wanita itu harus berjuang sendirian menahan keram perut, mood nya, dan ngidam nya seorang diri tanpa sang suami yang mempedulikannya atau bahkan anak nya.

Wanita itu menangis di dalam doa nya memohon kekuatan kepada Allah jika dirinya sanggup menerima semua ini seorang diri, hati nya kian merasa sakit ketika melihat suami nya yang tertidur pulas, gus Fatih berubah... ini bukan suami nya.

"Allah, aku tidak masalah suami ku jahat kepada ku, namun setiap hari nya iman nya semakin turun, sholat sunnah tidak di jalankan nya kembali, dan kian hari sifat nya sungguh membuat ku terluka" ning Amira mengusap lembut perut nya.

"Dek, lahir nanti jangan kayak abi ya... kamu harus jadi sosok yang paham dan mampu mengamalkan agama" ucap nya pelan.

Ning Amira mengambil mushaf Al-Qur'an nya dan murojaah sendirian di sepertiga malam ini dengan hati yang perlahan mulai tenang meski sebelum nya terasa begitu sesak.

Setelah selesai murojaah ning Amira kembali merasakan hati nya begitu sesak mengingat semua yang terjadi pada nya "abah... Mira rindu" lirih nya.

**

Pagi hari nya ning Amira bergegas menyiapkan sarapan untuk suami nya, sebenci apapun ia pada suami nya ia masih tahu kewajibannya, bahkan disaat gus Fatih menginginkan dirinya ia masih mau melayani suami nya padahal pria itu pernah berucap jika mnyentuh nya adalah kesalahan terbesar yang ia lakukan.

"Gus, makan dulu" ucap ning Amira yang melihat gus Fatih keluar dari ruang kerja nya.

Tanpa sepatah kata apapun gus Fatih segera duduk dan memperhatikan ning Amira mengambilkan nasi serta lauk kedalam piring nya "kamu tidak makan?" tanya gus Fatih menghentikan gerakan ning Amira.

Waniat itu menggeleng "a-aku mual cium bau ikan nya dan ga bisa makan-"

"Lalu kenapa kamu hidangkan kepada saya? sama saja kamu menyakiti diri kamu sendiri!" nada yang naik satu oktaf itu membuat ning Amira terkejut, wanita itu menunduk dengan air mata yang tergenang di pelupuk matanya.

"Nangis lagi nangis lagi! kamu bisa nya cuma nangis? " wanita itu menggeleng, ini bukan dirinya yang lemah hanya saja hormon bawaan hamil yang membuat nya seperti ini.

"M-maaf, gus" sudah seperti pelayan yang melayani raja nya. 

Gus Fatih kehilangan mood nya "pergi, dengan kamu disini bisa membuat kamu mual dan menyusahkan saya jika kamu harus ke rumah sakit."

Deg.

Dengan tangan bergetar ning Amira menyerahkan piring yang ia pegang kepada suami nya namun sebelum itu ia berucap "g-gus, susu aku habis-"

"Hm, nanti saya beli" ning Amira lagi-lagi harus menahan rasa sesak.

Ingin ia berucap di depan wajah suami nya jika uang yang di pegang suami nya saat ini adalah hasil dari perusahaan milik nya, bahkan nama perusahaan itu masih atas nama ning Amira. Gus Fatih hanya menjalankan saja.

Wanita itu keluar dari ndalem dan matanya berbinar melihat abang ipar nya gus Ihsan yang membawa beraneka ragam buah "lho? ning Amira ngapain di luar?" tanya gus Ihsan lembut.

Ning Zifah yang paham arah pandangan mata sahabat nya itu segera berbisik kepada suami nya membuat gus Ihsan paham "ini kami bawakan buah untuk ning dan keponakan saya" ning Zifah merangkul sahabat nya kembali masuk namun ning Amira menolak.

"Ada ikan, aku mual."

"Yasudah kalian di luar saja, mas deluan ke kamar ya sayang" ning Zifah mengangguk lucu membiarkan suami nya masuk ke kamar lebih dulu, wanita bercadar putih itu mengupaskan buah mangga untuk sahabatnya.

"Eumm... enak kan dek?" ning Zifah terkekeh lucu melihat sahabat nya yang berbicara dengan bayi di dalam kandungan nya.

"Makan yang banyak ya bumil... jadi gemas deh" ucap ning Zifah sambil mengusa perut buncit sahabat nya.

"Sebenarnya itu untuk rujak suami aku, tapi gapapa demi ponakan biar sehat."

Ning Amira menghentikan kunyahannya, seketika ia merasa tidak enak karena sudah memakan makanan milik abang ipar nya "kok berhenti makan nya? santai aja... suami aku gapapa kok nanti dia beli lagi" ning Amira menunduk lesu.

"Aku banyak nyusahin ya?" ning Zifah menggeleng, ia begitu paham dengan permasalahan rumah tangga ipar nya ini, saat chek-up juga ia selalu menemani sahabat nya, ngidam juga terkadang gus Ihsan yang memelikan, bahkan jika berjalan-jalan mereka pergi bersama Aisyah.

"Fatih memang keterlaluan, kalau kamu mau cerai dari dia setelah anak kalian lahir... aku siap bantu, sepupu aku pengacara" ning Amira tidak menjawab, wanita itu kehilangan selera makan nya sampai gus Ihsan datang menghampiri mereka.

"Apa itu, yang?" tanya ning Zifah heran.

"Bumbu rujak yang, kan buah nya mau di rujak" jawab gus Ihsan sambil mencubit gemas pipi istri nya yang tertutupi cadar.

"Ihh! nanti pipi aku lebar" teori dari mana itu?

Gus Ihsan tertawa kecil lalu ia memperhatikan adik ipar nya yang melamun sehingga memeberi kode kepada istri nya "jangan melamun ihh... nanti suami aku jadi monster."

"Sayang! kok aku jadi monster?" tanya gus Ihsan tidak terima.

Ning Zifah mengendikkan bahu nya, netra gus Ihsan menatap kearah pedagang ice cream dan meminta kedua wanita itu menunggu, bertepatan dengan itu gus Fatih keluar dai ndalem dan menatap bingung saudara nya yang membeli dua ice cream.

"Bang Ihsan kan gasuka ice cream" gumam nya.

Gus Fatih terus memperhatikan saudara nya, mulai dari memesan ice cream hingga menyerahkan ice cream nya untuk istri nya dan juga istri abang nya itu, hanya sebatas itu sampai ia pergi menuju ke pesantren.

Gus Ihsan tidak menyerahkan es nya secara langsung kepada ning Amira melainkan meminta izin istri nya dan meminta istri nya untuk memberikan es tersebut kepada adik ipar nya.

"Kalau mood cewek rusak biasanya makan yang manis-manis atau pedas gitu" ning Zifah mengecup pipi suami nya.

"Makacii suami aku" ucap nya manja.

"Terimakasih kembali istri ku" sepertinya ning Amira tertekan dengan romansa di hadapnnya.

Lima menit kemudian hanya keheningan yang melanda ketiga nya, gus Ihsan yang sibuk dengan rujak nya dan kedua wanita itu yang sibuk menghabiskan ice cream milik mereka.

Aisyah yang baru saja pulang belanja dari pasar dibuat geleng-geleng dengan ketiga orang yang berteduh di bawah pohon mangga yang sudah tidak berbuah namun masih hidup dengan daun yang lumayan lebat.

"Nak! Amira! umma sudah belikan susu kamu tadi suami kamu titip sama umma" ning Amira hanya mengangguk sekilas, padahal ia berharap akan ada sedikit rasa peduli gus Fatih kepada dirinya.

"Gapap ya dek, bisa minum susu aja udah alhamdulillah" batin ning Amira sambil mengusap perut nya.

Ning Zifah mengusap perut sahabat nya sangat paham apa yang di rasakan oleh ning Amira saat ini, gus Ihsan juga izin menyentuh perut ning Amira dengan meletakkan tangannya di atas tangan istri nya.

"Ada kami, kami akan membantu kamu" gus Fatih yang baru masuk ke ndalem itu terlihat marah melihat saudara nya menyentuh perut istri nya padahal dengan posisi tangan gus Ihsan di atas tangan istri nya jadi tidak tersentuh secara langsung. Ning Amira juga tidak keberatan.

"Gus, saya mohon jika suami saya tidak bisa memberikan ilmu untuk anak saya... bantu dia gus" kedua suami istri di depan ning Amira tertegun mendengar ucapan yang terlontar dari mulut wanita ini.

"Zifah, kalau aku benar-benar udah ga kuat dengan semua ini, jaga anak aku ya-"

"Kamu ngomong apasih?! kami pasti bantu kamu tapi jangan bicara seperti itu karena kamu akan membesarkan dia!" gus Ihsan menyetujui ucapan istri nya dan akhirnya pria itu menjadi saksi persahabatan antara kedua ipar ini.

"Fatih memang adik saya, tapi saya tidak membela nya ning, jika kamu mau bercerai akan saya bantu karena teman saya seorang pengacara seperti sepupu istri saya yang seorang pengacara. Kami di belakang kamu, ning."

**

"Gus! ning Ara-"

"Wa'alaikumsalam" sindir gus Fatih berbalik menatap santriwati nya.

Syifa menyengir "assalamu'alaikum gus Fatih."

"Wa'alaikumsalam, ada apa?" Syifa menyerahkan sebuah kertas kepada gus Fatih dan langsung di baca oleh laki-laki itu.

"Itu kertas pendaftaran lomba ning Ara, katanya ga berani kasih ke gus karena takut ga diizinin... jadi saya mau bilang kalau ijinin aja gus kan lomba nya sama ning Amira tamu gus Fatih, gapapa ya?" gus Fatih menaikkan sebelah alis nya.

"Mau siapapun orang nya saya tetap tidak beri izin, beberapa bulan lagi Ara akan pergi ke Tarim-"

"Lho gus? ning Ara udah nangis disa-"

"Kamu membuat putri saya menangis?" tuduh gus Fatih dengan mata yang memicing tajam.

Syifa mendelik tak terima "saya bantu ning Ara, ning Ara itu lucu banget tapi saya perhatikan ga ada mirip nya sama gus Fatih, apa mirip ibu nya ya? istri gus dimana?" gus Fatih terdiam mendengar pertanyaan Syifa, pria itu tidak bisa menceritakan fakta jika Zahra adalah anak angkat nya dan Syifa sengaja ingin mendengar langsung dari gus-nya ini.

"Ekhem, beritahu Ara saya memberi nya izin asal tetap bersama ning Amira" Syifa tersenyum kecewa mendengar gus Fatih yang tidak ingin jujur mengenai tentang ning kecil kesayangan nya.

"Ga ada mirip nya karena ning Ara bukan putri gus Fatih melainkan anak sahabatnya sendiri."

**

Di malam harinya terdengar lantunan nyanyian dari kamar gus Fatih yang berada di ndalem, laki-laki itu bernyanyi bersama Zahra di kamar nya karena memang keinginan Zahra sendiri.

"Wow... abi bisa nyanyi" ucap Zahra berdecak kagum.

Gus Fatih tersenyum tipis lalu mengusap rambut Zahra " bisa dong sayang... memang kayak Ara?" ledek nya membuat wajah Zahra tertekuk.

Syuf zai gamiilah winti kida ray'aa ( lihatlah betapa anggun dan cantik nya dirimu)

Wihbtahlaw hatta lau mitdayaah ( dan kamu masih cantik meski engkau sedang marah)

Ya nikmam sikti fiihaa, wanaa mustahil 'alaiha ( wahai engkau yang seperti bintang yang membuat ku jatuh cinta)

Sibi dahkitik 'alaikii 'alaikii lay'ah (biarkan aku mendengar tawa mu, itu cocok untuk mu)

Gus Fatih bernyanyi sambil memejamkan matanya dengan senyum tipis di bibir ny, itu yang Zahra perhatikan jika dari ciri-ciri nya seperti sedang jatuh cinta.

"Lagu abi bagus, tapi untuk siapa itu?" pertanyaan Zahra membuat pikiran gus Fatih beralih kepada seorang gadis yang belakangan ini memenuhi pikiran nya.

"Sepertinya cinta pertama abi, dia gadis baik dan abi menyukai segala hal tentang dia."

Zahra tertawa sampai menjatuhkan kepalanya di pangkuan gus Fatih. "Kenapa, hm?" tanya gus Fatih sambil mengusap lembut surai hitam putri nya.

"Ndak apap... nanti Ara rindu sama abi" gumam nya lirih.

Gus Fatih tersenyum sendu mendenar nya "kembali ke kamar kamu gih, nanti nenek marah-"

"Kenapa nenek marah? Ara anak abi kan?" gus Fatih memalingkan wajah nya saat melihat mata yang berkaca-kaca penuh harapan itu, pasti dalam benak nya Ara kesal karena interaksi nya harus di batasai dengan abi nya sendiri.

Gus Fatih tidak menjawab melainkan hanya mengode Zahra agar keluar dari kamar nya "nanti tapi bukan sekarang untuk kamu tahu fakta ini, Ra..." gumam nya sambil menatap punggung kecil itu yang menghilang dari pandangan nya.

"Semoga Razka dan Ayana tenang di sana... saya sudah menepati janji saya untuk menjaga putri kalian..."

**

Di sebuah ruangan gelap dan lembab terlihat seorang gadis berpakaian putih berlumuran dengan darah sedang terikat di sebuah kursi, gadis bisu yang sudah menghebohkan pesantren sejak lima bulan yang lalu itu menatap penuh amarah kepada pria yang mengikat nya.

"Kamu semakin sulit di atur sayang, tidak hanya pesantren namun kamu berbahaya untuk papa juga" ucap pria tersebut siapa lagi jika bukan Firdaus yang sudah di nyatakan tiada namun lagi-lagi berhasil mengecoh mereka, pria itu mengikat putri nya sendiri di kursi karena beberapa menit yang lalu sedang berusaha membunuh teman-teman nya.

Firdaus mencengkram wajah putri nya dan menatap penuh dalam manik hitam pekat yang penuh kebencian itu "mata kamu, wajah kamu... semuanya mirip dengan Syifa, namun Syifa gadis lemah lembut tidak seperti kamu, sayang" bisik Firdaus tepat di telinga gadis itu. Gadis yang ia beri nama sama seperti nama Syifa.

Terlihat gadis itu bergerak gelisah di tempat nya dan hal beriktunya yang membuat Firdaus mundur adalah gadis itu yang berhasil melepaskan ikatan tali nya. "Tidak mungkin, bagaimana mungkin dia memiliki tenaga sekuat itu?" gumam Firdaus cemas.

Pria itu meneguk saliva nya susah payah, bola matanya bergetar dengan tubuh yang membeku seolah bersiap jika haru habis di tangan gadis ini. Teman-temannya berlari keluar dari ruangan karena tidak ingin menjadi sasaran amukan gadis gila itu yang sial nya adalah anak ketua mereka.

Terlahir tidak sempurna karena hubungan incest yang di lakukan Firdaus dan juga suadara tirinya Syifa membuat putri nya terlahir bisu dan tidak memiliki kaki kanan... sial nya wajah nya begitu cantik seperti Syifa.

Kaki Firdaus melemah, melihat anak yang sudah ia besarkan berubah menjadi monster yang mematikan untuk nya. "Okey sayang, papa salah tapi-"

DOR!

"PENYUSUP!

210 vote 100 komen...
Mana nih yang minta up?
Absen dulu dong....

2.700+ kata harus tembus target ya karena au juga udah Nadil up di Ig🤍

Spam komentar dengan 'next' atau A-Z secara acak...

Terimakasih sudah membaca hingga akhir!!

See you next chapter!!

Continue Reading

You'll Also Like

580K 19.5K 23
Cerita ini tentang CEO Tampan bernama Elvano Satya Mahendra(23) yang sudah lama menahan hasratnya agar tidak berhubungan kepada wanita siapapun. Kecu...
4.7M 288K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
212K 9.8K 48
📌FOLLOW DULU SEBELUM BACA »Series Hidayatullah 1 Mencintai dan dicintai, adalah suatu hal yang lumrah bagi semua manusia. Setiap jiwa raga manusia p...
168K 18.4K 26
Bagas Alvaro adalah mahasiswa kedokteran yg tanpa sengaja memasuki dunia novel BL yg dibacanya.Dan parahnya lagi dia menjadi Cale Elbrig De Caude an...