Swastamita

By luvonyca

30.4K 1.3K 133

Salma tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah bertemu dengan Rony. Hidup yang selama ini ia jala... More

#1 Cowo Gila
#2 Sahabat
#3 Pacar
#4 Cita-cita
#5 Tenang
#6 Bali (1)
#7 Bali (2)
#8 Bali (3)
#9 Tukad Korea
#10 Tertarik
#11 Overthinking Rony
#12 Vindes
#13 Virtual
#14 Movie Date(?)
#15 Tumbuh Rasa
#16 Pulang
#17 Kali Kedua
#18 D'Pakar
๐Ÿ™๐Ÿป
#19 Museum Date(?)
๐ŸŒป๐Ÿงก
#20 Overthinking Salma
#21 Braga
#22 Sleep Call
#23 Konsumsi Publik
#24 That's What Family's for
#25 Perjalanan (1)
#26 Perjalanan (2)
#27 PMI
#28 Terbakar
#29 "24"
#30 Jangan Ada Dusta Diantara Kita
#31 Mukbang
#32 Confess
#33 Aku Sayang Kamu
#34 Rencana Perjalanan
#36 Whoosh
#37 Bercelah
#38 Sadar
#39 Kakang
#40 Adek
#41 Mall dan Salma
๐Ÿ‘‹๐Ÿซถ
#42 Rony dan Ceritanya
#43 Hadiah
#44 Picnic Date
#45 Snacks Party
#46 Perkara Fabi
#47 Rumah Rony
#48 Semua Aku Dirayakan

#35 Setu Babakan

544 30 6
By luvonyca

Perlahan mobil yang dikendarai Rony menjauh dari apartemen. Tujuan mereka saat ini adalah menuju tempat bubur gerobakan langganan Rony. Kenapa Rony memilih bubur karena lokasinya tidak terlalu jauh, lagipula saat ini ia dan Salma sama-sama sudah kelaparan.

Tadi Rony menepati janjinya, tepat jam 9 Salma membuka pintu unitnya, Rony sudah ada menunggunya dengan tersenyum. Salma senang, Rony bukanlah tipe yang ingkar dengan janjinya. Salma sangat menghargai itu.

“Ron laper ihh, ini masih jauh?” tanya Salma. Mood nya buruk jika sudah sangat lapar.

“Sabar ya, ini di depan belok kanan sampe kok.” Ucap Rony lembut. “Kamu sih semalem makan satenya dikit.” Tambahnya.

Salma tidak menjawab, wajahnya sudah ditekuk karena perutnya keroncongan.

Sesampainya di sana untungnya tidak terlalu ramai pengunjung. Rony pun memesan 2 porsi, tidak lupa dengan catatan khusus untuk bubur Salma, tidak memakai bawang.

Setelah pesanannya jadi mereka pun langsung melahapnya, tidak banyak berbicara karena fokus dengan bubur di mangkok masing-masing.

“Enakk Ron. Mood aku bagus lagi sekarang, udah kenyang soalnya, hehehe.” Ucap Salma setelah selesai, memperlihatkan barisan giginya yang rapi.

“Hmm, tadi aja cemberut mulu. Udah kenyang langsung happy.” Balas Rony.

“Iya laper brutal kan tadi. Btw kita mau kemana nih sekarang? Kamu mau bawa aku jalan-jalan kemana?” tanya Salma.

“Hahaha apasih kamu, laper brutal, aja-aja ada.” Jawab Rony.

“Ada-ada aja dong.”

“Oh salah ya, hahaha. Hmm kemana ya, ke danau mau?” tanya Rony lagi.

“Hah emang ada?” Salma yang sedang asik melihat jalanan langsung menoleh ke Rony.

“Ada dong, aku juga belum pernah kesana sih. Tapi keknya oke buat didatengin.” Jawab Rony.

“Gasss!!” ucap Salma semangat.

***

Tujuan mereka saat ini adalah Setu Babakan. Setu Babakan merupakan salah satu desa wisata yang didalamnya mengenalkan berbagai budaya Betawi. Ada juga beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, seperti wisata budaya, wisata agro, dan wisata air. Fokus Salma dan Rony saat ini adalah wisata air, menuju danau yang indah.

Sesampainya di danau Salma langsung menyebutkan permintaannya ke Rony.

“Ron ayo naik angsa ituu, kita keliling danau. Aku terakhir naik pas sd, ayoo inner child ku meronta.” Salma menarik Rony mendekat menuju tempat perahu angsa berada.

“Sabar dong cantik, itu perahunya banyak, tenang pasti kebagian kok.” Jawaban Rony itu sukses membuat Salma tersipu, ia malah semakin melangkahkan kakinya dengan cepat dan membuat Rony harus menyesuaikan langkahnya untuk mengikuti Salma.

Setelah di dalam perahu angsa itu mereka berdua menikmati pemandangan dari danau itu, terlebih Salma.

“Aku kira ga akan naik ini lagi tau, gila seneng sih. Makasih yaa udah ajak aku kesini.” Salma tersenyum memandang Rony.

Yang dipandang pun ikut tersenyum, “Sama-sama, aku seneng kalo kamu seneng.”

“Mulai.”

“Loh aku serius ini.”

“Iya deh percaya.”

“Ayo foto.” Ajak Salma.

Rony tidak menjawab, ia langsung memposisikan hp nya dan langsung mengklik tombol kamera beberapa kali.

“Kayanya ini selfie pertama kita ga sih?” tanya Rony setelah selesai foto.

“Hmm iya juga ya, biasanya kita saling ngefoto atau foto berdua juga difotoin orang ga sengaja kek waktu itu.” Jawab Salma.

“Gapapa lah, bisa selfie kalo dah official tuh spesial berarti.” Balas Rony.

“Emang udah official?” tanya Salma, memancing Rony.

“Kita jalanin aja kan? Official ga sih? Bodo lah yang penting kamu punya aku.” Jawab Rony.

“Ya engga official dong kalo gitu.” Balas Salma.

“Ya udah kamu mau kita official sekarang? Kan kamu bilang waktu itu ga mau pacaran.” Rony mulai bingung dengan Salma.

“Kata siapa? So tau.” Jawab Salma, mata nya masih ia edarkan ke sekeliling danau.

“Oke tunggu aja, nanti aku buat kita official.” Balas Rony.

“Gamau ah, kalo iya bakal aku tolak.” Jawab Salma enteng.

“SAL?!”

“Apa?”

“Kok ngomong gitu sih? Aku ga suka ah.” Rony bete, raut wajahnya sudah tidak bisa berbohong.

“Hahahaha, lucu ya kalo isengin kamu.” Ucap Salma.

Rony diam.

“Ron.”

Rony masih diam.

“Rony maaf ihh jangan marah. Aku bercanda doang. Ga perlu official kok dan bener emang aku ga mau pacaran, yang penting kamu tetep sama aku dan selalu jadi kesayangan aku.” Ucap Salma.

Rony mulai mengalihkan pandangannya ke Salma.

“Senyum dong, kalo cemberut gitu gantengnya ilang loh.”

“Apa sih.” Rony sedikit salting.

“Ga usah salting. Kamu emang ganteng, selalu.”

Rony tersenyum. “Iya aku maafin, tapi jangan bercanda gitu lagi ya.”

Salma mengangguk.

“Mulai sekarang dan semoga selamanya, kamu akan selalu jadi tempat pulang aku dalam kondisi apapun, begitupun sebaliknya. Janji?”

Salma mengajak Rony untuk pinky promise. Rony tersenyum dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Salma. Lucu sekali, janji yang sering dilakukan saat kecil.

“Janji.” Jawab Rony.

Rony mengusap punyak kepala Salma. Tak lama handphone Rony berdering, ada panggilan masuk. Salma melihat Rony, matanya seolah bertanya. Rony pun memberitahunya.

Ron: Waalaikumussalam, iya mah. Kenapa?

Ron: Ini masih di Jakarta. Nanti sore baru pulang mah.

Ron: Iya aman kok, Ony jagain. Mamah tenang aja.

Ron: Ada di sebelah Ony. Iya bentar ya dibilangin dulu.

Salma tersenyum ketika mendengar Rony menyebut dirinya dengan panggilan ‘Ony’. Lucu sekali.

“Sal mamah mau ngobrol sama kamu, boleh ngga?” tanya Rony.

“Boleh.” Salma sebenarnya bingung, harus berbicara apa. Ia belum pernah ada di posisi seperti ini.

Rony mengubah teleponnya menjadi mode loudspeaker.

Sal: Halo, assalamualaikum tante.

MR (re: Mama Rony): Waalaikumussalam, halo cantik. Gimana kabarnya?

Sal: Alhamdulillah baik tante. Tante gimana, sehat-sehat kan?

MR: Alhamdulillah kalo gitu, tante juga sehat kok. Kamu sama Rony aman kan? Dia ga nakal? Nanti pulangnya hati-hati ya.

Sal: Aman kok tante, Rony baik sama Salma. Dia juga jagain Salma, iya siap Tan makasih yaa.

MR: Bagus kalo gitu, seneng dengernya. Kalo Rony nakal atau macem-macem, bilang tante ya. Kamu minta nomer tante ke Rony.

Sal: Hahaha, iya siap tante. Makasih yaa.

MR: Sama-sama sayang. Tante belum ketemu kamu tapi udah yakin kalo kamu anak baik. Tante baru tau kamu dari cerita Rony aja. Tante pengen deh ketemu kamu.

Sal: Oh Rony emang suka nyeritain Salma? Cerita apa aja Tan? Iyaa Salma juga pengen ketemu, nanti Salma cari waktu yang pas ya buat ketemu.

MR: Oke cantik, Tante tunggu ya. Rony banyak loh cerita soal kamu ke Tante. Dia bilang …

Ron: Mah udah dulu ya, Ony mau jalan lagi sama Salma. Babay, Assalamulaikum.

Rony memutuskan panggilan teleponnya sepihak, tidak sopan memang. Tapi ia takut mama-nya semakin banyak membicarakan dirinya yang menceritakan Salma.

“Kamu ceritain aku tentang apa ke mama kamu?” tanya Salma

“Rahasia.” Jawab Rony.

“Ah ga asik.” Salma kesal.

“Cerita tentang cewe cantik yang baik hati pokoknya.” Rony membuka suara lagi.

“Ishh, kalo ketemu aku mau nanya langsung aja. Nanya kamu mah ga bener jawabnya.” Salma cemberut.

“Hahaha, bolehh. Nanti ya pankapan kita ketemu keluarga akuu.” Ucap Rony.

“Okey Ony, Ony Ony Ony.” Salma meledek Rony dengan memanggilnya Ony.

“Sal?!”

“Kenapa? Lucu tau kamu dipanggil Ony, kek anak kecil gemesh gitu. Boleh kan aku panggil kamu Ony juga? Tanya Salma.

“Ya udah boleh, tapi panggilnya sekali aja ga usah kebanyakan.” Ucap Rony, pasrah.

“Yeayyy, makasihh Ony.”

Salma dan Rony sudah kembali ke daratan, mereka menghabiskan waktu di atas perahu angsa dan mengitari danau selama 20 menit.

“Ron harusnya kita mampir dulu ke minimarket tadi.” Ucap Salma, mereka sedang berjalan santai di sekitar danau.

“Kenapa emang? Kamu pengen ngemil?” tanya Rony.

Salma menggeleng. “Aku dari dulu selalu pengen piknik di pinggir danau, sambil makan snack yang warnanya sama tanpa janjian jenisnya apa itu loh, dulu kan hype banget itu, tapi belum kesampean karena gatau aja belum nemu waktu yang tepat.” Jawab Salma, memandang lurus ke depan.

Rony menggengam tangan Salma. “Next kita ke danau lagi ya, wujudin keinginan kamu. Sama aku. Inget sekarang kamu punya aku, nanti kita cari waktu yang pas ya.” Ucap Rony, memberi keyakinan pada Salma.

Salma menoleh, tersenyum. Ia lihat sorot mata Rony yang begitu tulus kepadanya. Salma bersyukur sekali karena saat ini Rony hadir di hidupnya.

“Makasih yaa Ron. Aku sayang banget sama kamu.” Salma tersenyum manis.

“Sama-sama cantik, aku juga sayang banget sama kamu.” Rony melepas genggamannya dan beralih merangkul Salma.

***

Halo, aku kembali. Maaf ya ga rajin update lagi. Aku lagi kehilangan semangat menulis hehehe.

Kalo boleh sedikit cerita, kemarin adalah hari dimana satu tahunnya ayah aku di surga. Jadi sedikit melow, but it’s okey xixi.

Aku mau ngucapin makasih banyak buat semuanya yang udah baca Swastamita dari awal, semoga masih sabar menunggu kisah SalRon di universe ini sampai akhir yaa🤍

Continue Reading

You'll Also Like

What If? By Serra

Fanfiction

2.2K 94 5
"What If?" is a captivating fanfiction set in the world of "Yeh Rishta Kya Kehlata Hai." This imaginative tale explores alternate perspectives throug...
24.4K 454 43
THIS STORY ISN'T MINE BUT I LOVED IT AND WANTED TO SHARE IT WITH YOU GUYS :) This story was written by TVDVampire on Fanfiction.com You are supposed...
247K 5.4K 20
Kingdom High School was your ordinary cliche high school with its cliques. You have the populars. Jocks. Nerds. Band geeks. Outcasts. Delinquents. Th...
210K 3.6K 28
One night-stand. It's a familiar word. How about a two-night stand? Three maybe? Korra and Asami's drunken mistake led them to have the best night of...