Ikhtiar Cinta

By Fadhillah_10

228K 12.9K 2.3K

Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari ya... More

prolog
1. Sakit
2.Hukuman
3. Rasa apa ini?
4. tidak setuju
5. Ning Amira
6. kagum
7.Rasa yang tersimpan
8.memendam rasa
9.cinta itu rumit
10. Maaf (untuk rasa yang tidak mampu di sampaikan)
11.kisah mereka
12. perubahan
13. Mendadak
14. katakan ini hanya mimpi
15. cinta pertama saya
17. Cinta dan Fakta
18. Sisi Manis
19. Dua cerita, satu buku
20. Lingkaran permainan
21. Masa lalu mereka
22. Gus??
23. Calon penerus pesantren
24. Mengukir mimpi indah
25. Masing-masing warna
26. Berubah?
27. Perjodohan?
28. Ngambek
PO BUKU
Vote Cover (Imam untuk Ara)
Open PO!!

16. Saya merindukan Allah

6.5K 449 63
By Fadhillah_10

Assalamualaikum semua nyaa...

Squel cerita 'imam untuk Ara'

Selamat datang di cerita Nadil...
Tinggalkan jejak vote dan komen kalian di chapter ini...

Jangan jadi readers gelap!

**

Jika kamu mampu mencintai nya dengan tulus maka saya mampu mencintai dan menjaga nya seumur hidup saya nantinya
-Muhammad Fatih Abqari-

Farel berjalan dengan lesu di atas trotoar, laki-laki yang baru saja menyelesaikan sholat Isya di sebuah masjid dekat rumah nya itu kini menghela nafas panjang, langkah nya terasa sangat berat mengingat perjuangannya selama ini.

Flashback on:

"Rel, gue gabisa nolong lo, papa marah besar saat dengar lo masuk Islam sejak tiga hari yang lalu dan sekarang lo malah mau keluar dari rumah karena mau studi di Mesir, sedangkan papa udah berencana kirim kita ke Eropa" ucap Farhan kepada kembarannya itu.

Farel terdiam, laki-laki yang baru saja mu'alaf itu menghela nafas nya lalu meyakinkan diri dengan menggiring koper nya keluar rumah "ini pilihan gue, gue janji ga akan muncul lagi disini, lima bulan yang lalu sebelum gue masuk Islam, diam-diam gue udah memilih universitas itu, tolong jaga keluarga Han, gue pamit" Farhan menatap nanar kepergian Farel yang melangkahkan kaki keluar dari gerbang mewah ini.

"Apa yang Amira perbuat ke lo Rel? lo ninggalin keluarga yang jelas-jelas memiliki darah biru dan perusahaan dmana-mana untuk menjadi manusia sederhana, padahal dari lahir lo hidup bebas dengam bergelimang harta" gumam Farhan.

Flashback off

Farel melihat jam tangan nya yang menunjukkan pukul 21.09, malam semakin larut dan angin semakin menembus dan menususk kulit nya, Farel memejamkan mata nya untuk merasakan dingin angin malam yang meembus kulit nya.

Farel tidak menyesal ataupun kecewa ia hanya sedang mencoba berdamai dengan takdir yang Allah berikan untuk nya, perjalanan studi di Mesir selama empat tahun dan Hijrah ke Turki selama lima tahun, tidak mungkin akan ia sia-siakan begitu saja hanya karena kecewa kepada takdir Allah.

"Allah, yakinkan aku bahwa rencana mu adalah sebaik-baiknya rencana, katakan kepada ku bahwa Engkau akan memelukku dan tidak akan membiarkan aku sendiri di dalam kesepian hati ini" gumam Farel.

Farel membuka matanya saat mendengar teriakan seorang gadis yang membuat nya menoleh ke samping kanan, Farel menutup matanya saat melihat pakaian kurang bahan milik gadis itu "Ya Allah, dulu saat hamba berpacaran hamba suka melihat mereka berpakaian seperti gadis itu, namun kali ini tolong jaga pandangan hamba ya Allah karena sesungguhnya aurat nya haram untuk hamba lihat" batin Farel mencoba menghiraukan gadis itu.

Saat Farel hendak beranjak ia merasakan tangannya di pegang "astaghfirullah, apa yang kamu lakukan?!" ucap Farel terkejut saat gadis itu memeluk tangannya.

"Tolong saya kak, ada dua orang mengejar saya karena ibu saya menjual saya menjadi wanita malam untuk mereka" lirih gadis itu dengan tubuh begetar.

Farel menghempaskan tangan gadis itu dan menatap dua orang bertubuh kekar yang menatap lapar gadis itu "kalau lawan gue yang begini juga gue bakal kalah" batin Farel yang merasa ngeri melihat otot kedua lak-laki itu.

"Ya Allah, saya harus bagaimana ini" batin Farel merasa bingung.

"Serahkan cewek itu! dan lo bakal kita bebasin" ucap salah satu dari mereka.

Farel terdiam, untuk sekedar menoleh ke arah gadis itu saja Farel tidak mampu "dengar, kamu ikuti kata saya" ucap Farel pelan dengan mata yang fokus menatap kearah kedua laki-laki itu.

Gadis itu mengangguk pelan dan begitu terkejutnya ia saat Farel tanpa aba-aba menarik nya untuk berlari "aaaaa! apa yang kakak rencanakan!" pekik nya saat Farel menarik tangannya.

"Ikut aja kalau gamau habis, bukan cuma kamu yang habis tapi saya juga nantinya" ucapan Farel membuat gadis itu tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti lankah kaki Farel. Sedangkan dua laki-laki itu langsung menyusul Farel yang masuk ke sebuah hutan, gelap dan menakutkan.

"SIALAN! MEREKA MASUK KE SANA!" ucap nya sambil berdecak.

Temannya terdiam lalu menelfon seseorang "bos, perempuan yang bos bayar masuk ke hutan dekat trotoar menuju luar kota" ucap nya, terdengar suara decakan dari seberang sana "yasudah berbalik, dia tidak akan keluar dari hutan itu, tinggal di dalam nya selamanya atau keluar dengan nama saja, itu hutan berbahaya apalagi di malam hari ini".

Tut.

Sambungan telfon terputus, kedua laki-laki itu pergi meninggalkan tempat membiarkan kedua manusia itu memasuki hutan mengerikan itu.

"Kira-kira mereka akan selamat ga ya?" tanya nya kepada teman nya.

"Pakai magic kali kalau selamat" sahut teman nya sambil mengendikkan bahu.

Sedangkan Farel mengehntikan langkah nya saat merasakan jika gadis yang mengikuti nya sudah tidak memiliki tenaga lagi "kak, cukup aku capek" ucap nya dengan nafas terengah-engah.

Farel menatap sekeliling nya yang gelap, hanya cahaya rembulan yang menyinari hutan ini "ya Allah ini dimana" gumam Farel merasa panik.

"Nama kaka siapa?" tanya gadis itu sambil memeluk tubuh nya sendiri.

"Farel" jawab Farel singkat sambil memberikan jaket nya kepada gadis itu.

"Ambil, setidak nya menutupi sebagian tubuh kamu" ucap Farel saat melihat keraguan di wajah gadis itu.

"T-terimakakasih, nama aku Aluna kak" Farel menganggukkan kepala nya.

Sedangkan Aluna langsung memakai jaket Farel, dilihat Aluna Farel hanya mengenakan kaos berwarna putih yang tipis pasti laki-laki itu kedinginan batin Aluna merasa tidak enak.

Saat Farel sibuk mencari jalan keluar, tiba-tiba saja gemuruh dari langit terdengar, Farel berdecak saat ponsel nya kehabisan daya dan dalam hitungan detik gerimis mulai turun menambah kesan yang mencekam di hutan ini.

"Kalau manusia masih bisa gue lawan, kalau binatang buas gimana?" batin Farel risau.

"Aluna, kamu bisa berjalan kan? saya harap bisa karena saya tidak akan menyentuh perempuan yang bukan mahram saya, ayo kita cari jalan keluar" Aluna berdiri menghampiri Farel, namun karena ia takut ia izin memegang kaos belakang milik Farel.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Farel tak suka.

"T-takut, kak" cicit nya.

Farel menghela nafas nya dan mulai menyusuri jalan seingat yang ia bisa, di lihat nya ada sebuah pohon besar disana, tidak ada gubuk ataupun pedesaan Farel yakin jika mereka telah tersesat "ya Allah, kami tersesat bantu kami ya Allah" lirih Farel.

Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 23.03 dan hal itu membuat Farel semakin cemas karena hari semakin larut dan mereka tidak menemukan jalan pulang.

"Kak, hujan nya semakin besar!" pekik Aluna karena tubuh nya basah terguyur hujan lebat.

Farel memejamkan matanya saat air hujan membasahi tubuh nya "Amira, saya mengetahui fakta kamu sudah menikah dengan gus Fatih sebelum hujan mengguur tubuh saya, kali ini hujan membasahi saya seolah meminta saya untuk melupakan kamu, tidak semudah itu Amira" batin Farel.

"Kak, ada suara air" ucap Aluna yang menyadarkan Farel dari pejaman matanya.

Farel terlihat ragu saat Aluna mengajak nya mencari jejak air itu "Aluna" panggil Farel yang menundukkan pandangannya.

"Ya, kak?" tanya Aluna.

"Jika kita berhasil keluar dari hutan ini saya ingin ke pesantren Ar-Rasyid, s-saya akan memberikan nyawa saya sekalipun jika harus membantu kamu keluar dari hutan ini, namun saya mohon sampaikan pesan saya kepada ning Amira jika saya tidak menyesal masuk Islam dan ucapkan terimakasih saya kepadanya".

Deg.

"Maksud kak Farel?" tanya Aluna lirih.

"Syakila Amira Quena, cinta pertama dan terakhir saya, saya merindukan Allah, Aluna." Aluna menggeleng takut namun Farel malah tersenyum.

"Itu hanya andai saya saja, saya juga mau bertemu dengannya dan mengucapkan kata maaf karena pernah lancang hendak merebut dia dari suami nya sendiri" Farel memimpin jalan namun ia terkejut saat mendengar pekikan suara Aluna.

"TOLONG KAK!".

"ALUNA!" Farel berlari mengejar Aluna yang terpeleset dan jatuh ke sungai, Farel meringis saat ia menginjak serpihan kayu yang membuat pergerakannya terbatas.

"Tidak Aluna, kamu harus selamat, kamu harus hidup dengan mengenal Islam, kamu tidak boleh pergi sebelum mengenal Islam" batin Farel. Lak-laki itu terus mengejar Aluna yang terbawa arus.

Farel melompat kedalam air saat Aluna berhasil menahan diri dengan memegang batang kayu pohon yang menahan dirinya "k-kak Farel" ucap nya melemah.

"Saya izin, Aluna" ucap Farel yang menggendong tubuh Aluna.

Laki-laki itu membawa Aluna ke tanah dan menenangkan nya yang sangat syok "Aluna, buka mata mu, kita sudah berada di jalanan" ucap Farel yang sangat bahagia ketika menemukan jalan setapak.

"Jalan apa, kak?" tanya Aluna mengernyitkan dahi nya.

Netra Farel berubah sendu membuat Aluna sangat khawatir "kak-".

"A-Aluna, i-itu mama saya" Farel menunjuk ke arah sungai membuat Aluna merinding detik itu juga.

"Kakak jangan buat Aluna takut, itu sungai kak!" Aluna menahan tubuh Farel yang hendak menceburkan diri ke dalam air.

"Kak Farel! ingat Tuhan kak! ingat Allah!" Farel mengerjapkan matanya tersadar dari lamunan nya.

"Astaghfirullah" lirih nya ketika sadar ia sedang berhalusinasi.

"Ayo" ucap Farel yang melepas pelukan Aluna.

"Ya Allah, hamba gagal menjaga gadis ini" gumam Farel sangat sedih.

**

Jam tangan Farel menunjukkan angka 04.55 waktu subuh sudah masuk, meski masih gelap namun setidak nya itu akan membantu mereka. Farel terbangun dari tidurnya dan segera menjalankan sholat subuh. Dimanapun ia berada ia tidak akan lupa sholat. Tubuh nya sensitif terhadap air hujan hingga ia mengalami demam begitupun dengan Aluna yang iku demam karena mereka tertidur dengan keadaan baju yang sama-sama basah.

Farel menoleh kebelakang saat Aluna menggigil, ia tidak bisa berbuat banyak karena pakaian nya pun lembab saat ini, sehingga dengan terpaksa ia membiarkan Aluna menggigil hingga pukul 06.28 gadis itu bangun dengan sendiri nya dan melihat matahari sudah terbit.

Mata Aluna berbinar ketika melihat jalan besar dan keributan kendaraan yang tidak ia dengar semalam akibat malam dan hujan. Mata Aluna menatap Farel yang setia dengan posisi sujud membuat gadis itu menggerakkan tubuh Farel namun tubuh itu terjatuh dengan wajah yang sangat pucat dan dingin.

"Kak Farel!" pekik Aluna histeris, di lihat nya ada luka di kaki Farel yang sudah membengkak dan membiru, dahi laki-laki itu berdarah seolah tergores membuat Aluna menangis ketika menyadari jika denyut nadi milik Farel sudah tidak ada.

"Kak Farel! bantu Aluna kak, Aluna gabisa bawa kakak, kakak kan gamau di sentuh sama aku" isak Aluna, dengan terpaksa gadis itu berlari meninggalkan Farel sendirian ke arah jalan raya di sana.

Orang-orang menatap aneh Aluna yang kondisinya acak-acakan, dengan panik Aluna menghentikan mobil yang akan berlalu dari depannya.

"Astaghfirullah, gus! berhanti ada perempuan di depan sana!" gus Fatih meng-rem mobil begitu mendengar pekikan ning Amira.

"Astaghfirullah" gus Fatih memejamkan matanya saat tidak sengaja melihat aurat gadis itu.

"N-ning, sa-saya tidak sengaja melihat aurat nya" sesal gus Fatih namun ning Amira malah turun dan menghampiri gadis itu.

"Kamu masuk ke hutan itu?" tebak ning Amira yang memiliki isnting kuat, Aluna menagngguk dan menarik ning Amira masuk kedalam hutan.

"HEH! ISTRI SAYA MAU DIBAWA KEMANA!" gus Fatih berteriak namun tidak di sahut, Laki-laki itu bergegas turun dari mobil menyusul istri nya " ini hutan yang berbahaya itu" gumam gus Fatih semakin panik.

Ini masih subuh bisa dibilang, bagaimana jika gadis itu makhluk halus yang menginginkan istri nya? bisa bahaya bagi gus Fatih sendiri.

"Ning!" ning Amira yang merasa tubuh nya di peluk pun mendengus dan menyusul langkah Aluna "wangi apa ini?" gumam gus Fatih.

"Wangi kasturi, gus" sahut ning Amira.

"Tolong saya, laki-laki ini menolong saya tadi malam namun saat saya bangun di pagi hari dia sudah tidak bernyawa" gus Fatih langsung mendekati sosok yang memunggungi mereka.

"Masya Allah, dia meninggal dalam posisi sujud dan jasad nya tidak bau" gumam ning Amira.

Gus Fatih membalikkan jasad tersebut dan tubuh nya membeku detik itu juga.

Deg.

"Farel".

"Abidzar".

"Farel!" gus Fatih tersadar saat ning Amira berlari hendak menghampiri jasad farel.

Gus Fatih menahan ning Amira yang hendak menyentuh jasad Farel "lepas gus! dia Farel!" hati gus Fatih seolah teriris melihat ning Amira menangisi jasad Farel di depan matanya, denga guratan kecewa gus Fatih melepaskan tangannya dan melihat ning Amira yang menangisi Farel.

"Kamu kenapa bisa seperti ini, Rel? Bangun Rel! Aku di depan kamu!" ning Amira berteriak seperti itu membuat gus Fatih membuang wajah nya.

Aluna pun menangis "k-kamu ning Amira? gadis bercadar cinta pertama kak Farel?".

Deg.

Gus Fatih menoleh ke arah Aluna, ada apa dengan hatinya? mengapa rasanya lebih sakit daripada saat mengetahui jika Syifa telah tiada "ga, ini pasti karena suasana" batin gus Fatih meyakinkan diri.

Ning Amira menangguk ragu, Aluna menghela nafas nya lalu menceritakan kejadian semalam "semalam sebelum tidur aku melihat kak Farel menangis sambil mengatakan aku gagal menjaga janji dari Amira untuk tidak menyentuh perempuan yang bukan mahram, sambil menangis aku menyadari kak Farel seperti menahan sakit lalu sebelum nya kak Farel menitipkan maaf dan terimakasih untuk ning Amira" ucap Aluna tertunduk.

"U-untuk?" tanya ning Amira dengan suara bergetar.

"Terimakasih sudah menjadi perantara hijrah ku lewat mengangumi kamu, aku tidak menyesal masuk Islam malah aku sangat bahagia, Amira beberapa hari ini Allah seolah memanggilku dan meminta ku untuk lebih dekat dengannya, maaf atas penawaran kemarin semoga pernikahan kamu hingga ke surga-Nya Allah" Amira terisak mendengar nya, sedangkan gus Fatih hanya mampu menunduk.

"Kamu begitu tulus mencintai ning Amira, mengalahkan ketulusan saya dalam mencintai Syifa, istirahatlah disisi-Nya, akan saya jaga Amira untuk abah nya dan kamu yang mencintai nya dengan tulus" batin gus Fatih diam-diam menitihkan air mata.

"Terimakasih karena sudah mencintai Amira setulus ini, selanjutnya giliran saya yang akan memberikan nyawa saya sekalipun untuk istri saya" gumam gus Fatih.

-Tamat-





















Bercanda hehe, Nadil bakal buat sampai 20 part, sebenarnya ending nya di part 33 tapi Nadil ga berniat untuk melanjutkan cerita ini dan bakal Nadil hapus nantinya, cukup sampai sini aja perjalanan ikhtiar Cinta Gus Fatih dan ning Amira.....

Kalau tembus 150 vote dan 100 komen bakal Nadil lanjutkan cerita ini🤗

Cungg tangan yang mau lihat Gus kecil Hafiz?

Untuk Farel beneran ending nih?

Nadil serahkan kepada pembaca.... Terimakasih sudah mensupport Nadil sejauh inii. See you again!!🥰🤍

Continue Reading

You'll Also Like

734K 38.9K 45
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
106K 14.1K 52
[Privated] "Kamu Pangeran. Tapi aku bukan Tuan Putri. Bukankah dalam dongeng seorang Pangeran hanya bisa menikah dengan sang tuan putri?" Itu pemiki...
4.7M 287K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
12.3K 469 2
[JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YA! DAN IKUTI ALURNYA SELAGI ON GOING] Genre : Spiritual-romance Ditulis pada : 13 Juni 2023 Dipublikasikan : 2 Mei 202...