Han J ; Drive You Insane

Autorstwa PinkCappuccino

2.6M 278K 213K

Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu... Więcej

Prolog
01 - Drunk Baby
02 - Marionette
03 - Athena's Owner
04 - Disturbed
05 - The Devil Smirk
06 - Beginning
07 - Bandung
08 - Pelampiasan
09 - Hug Me, Athena
10 - Serigala dan Kelinci
11 - Emotionless
12 - Han Jean
13 - Warmth
14 - Ancaman
15 - Pesta
16 - Cegil
17 - Camp
18 - Star Sprinkles
20 - New Dwelling
21 - Grocery Date
22 - I'm Not Okay
23 - Keluarga
24 - Dissimiliar
25 - True Foreigner
26 - Scared Again
27 - College Life Begins
28 - Terganggu
29 - Jealous
30 - Cat Boy
31 - Perasaan Asing
32 - Are You Happy?
33 - Form Pendaftaran
34 - Kehidupan
35 - Panggung Tuhan
36 - Love of Art
37 - Kunjungan
38 - Distempered
39 - The First Fight After Marriage
40 - Hate (?)
41 - I Don't Hate You
42 - Apologize
43 - Divulge
44 - The Most Important
45 - Istri Orang
46 - Embraced by Pain
47 - Sorrow

19 - Newlyweds

58.6K 6K 2.4K
Autorstwa PinkCappuccino

Vote duluuu 🫶🏻 komen di moment yang membuat kalian gereget 👀
happy reading cingta 💋

❤︎❤︎❤︎

Gaun pernikahan sederhana namun memiliki aksen elegan menjadi gaun yang dikenakan Athena di hari pernikahannya.

Dia duduk di ruang pengantin wanita, dengan sebuket bunga yang digenggam di tangan yang dilapisi sarung jaring. Jantung Athena berdebar kian kencang kala mendengar suara microphone di luar. Han Jean tengah mengucapkan sumpah pernikahan untuk menjadikannya seorang istri.

Sahutan "sah" dari para tamu undangan menjadi tanda bahwa Athena sudah resmi menjadi istri dari Han Jean Atmaja. Statusnya bukan lagi tunangan detik itu.

Tangan Athena tidak sadar meremas tangkai bunga. Dia sendiri di ruang bride, hanya ditemani perasaan kalut akan apa yang menunggu dirinya di depan. Dia istri orang sekarang. Orang yang cukup rumit dan tak mudah Athena atasi.

Mama Athena tenang hari itu, tak membuat masalah dan berlaku seperti orang waras karena sama sekali tak mengkonsumsi alkohol seperti biasanya. Athena bersyukur mamanya mengerti setidaknya di hari penting seperti hari ini.

Fokus Athena teralih saat pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Senyum lebar dari Zea, ibu mertuanya tampil. Athena balas senyuman itu. "Menantu Bunda." Sapanya.

Athena dibawa keluar, menemui Han Jean suaminya untuk acara cium tangan dan pertemuan pertama kali sebagai sepasang suami-istri.

Serangkaian acara dijalani dengan perasaan bingung. Athena sungguh tak mengerti dirinya sendiri, dia hanya berusaha untuk melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakan hingga acara berakhir. Pesta pernikahan diadakan di gedung mewah milik keluarga Atmaja, semua yang ada di dalamnya serba luks. Banyak yang datang diundang termasuk beberapa teman IHS.

Tangan Han Jean tidak mau lepas dari pinggang Athena, sesekali mengecup pundak Athena. "Capek?" tanyanya.

Athena tersenyum dan mengangguk jujur. Bagaimana tidak? Dia hanya tidak tidur beberapa jam semalam karena harus menyiapkan ini dan itu. Dia belum istirahat, lanjut melakukan pesta besar-besaran yang entah diadakan hingga kapan.

"Sebentar lagi acaranya selesai."

Mereka harus menyambut beberapa tamu untuk disapa. Sepanjang acara Han Jean terlihat berbeda dari biasanya. Dia menyalami satu per satu tamu termasuk kolega ayahnya dengan sopan. Bahkan berbincang dengan gaya yang Athena baru ketahui. Han Jean tampak dewasa di hadapan para pebisnis untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah penerus sang ayah. Dari bahasa tubuh, Han Jean begitu percaya diri dan itu terlihat seperti bukan Han Jean yang biasanya hanya diam, tenang, dan minim ekspresi.

Gaun Athena paling menonjol di pesta, berwarna putih nan indah. Riasan wajahnya menambah kecantikan dara yang baru saja menjadi istri orang.

"Han Jean, aku mau ke toilet," bisik Athena sedikit berjinjit untuk menjangkau telinga suaminya.

"Mau aku antar?"

"Nggak usah, kamu lanjut aja. Aku cuma sebentar."

"Aku tunggu. Jangan lama-lama."

Han Jean kembali sibuk berbincang, sedang Athena melangkah menuju toilet guna buang air kecil sekalian menenangkan diri karena mulai merasa sesak. Rangkulan Han Jean di lengannya baru benar-benar terlepas. Athena cukup tertekan karena dirinya menjadi sorotan sepanjang acara, dan itu menguras tenaganya. Dia butuh space.

Usai buang air kecil, Athena menutup closet dan duduk guna mengatur napasnya. Dia menarik kuat napasnya, menahan beberapa detik, kemudian menghembuskannya perlahan. Ia melakukannya berulang kali. "Capek," keluh Athena pelan.

Matanya berlinang, dilihatnya cicin yang melingkar di jari manis. Athena melamun cukup lama dengan jalan pikiran yang tak tentu.

Takut Han Jean mencari, Athena pun keluar dari bilik toilet. Ia terperanjat kala mendapati Eleanor yang bersandar pada wastafel toilet seraya memainkan kuku angkuh. Entah percaya diri atau apa, namun Athena merasa Eleanor sedang menunggunya.

Alhasil Athena memberikan senyuman kepada Eleanor
meski tak dibalas. Justru Eleanor menatap remeh Athena dari atas ke bawah.

Saat mencuci tangan, mata Eleanor tidak putus-putusnya menatap tajam Athena. Dia begitu sinis. "Meskipun lo udah menikah sama Han Jean, gue bakal tetap naksir dia. Gue cuma mau bilang itu biar lo nggak sakit hati."

Athena mengerutkan kening, "Kenapa aku sakit hati?"

"Karena gue cinta sama suami lo. Lo nggak cinta, kan, sama dia. Harusnya nggak keberatan, dong?"

Athena mengeringkan tangan pada hand dryer automatic, menimbulkan suara bising dan itu berhasil meredam ocehan Eleanor.

"Gue tanya sekali lagi, lo cinta sama Han Jean atau enggak?"

Athena menggeleng. Jawaban itu adalah jawaban yang Eleanor suka. Wajah judesnya mendadak lunak. "Gue tahu lo bukan musuh gue, Athena." Gadis itu menyilih mendadak, yang awalnya sinis jadi bersahabat. Eleanor seperti punya dua kepribadian dan itu membuat Athena merinding.

"Gue udah tahu kenapa kalian bisa nikah. Gue cukup sedih dengarnya. Pasti kebebasan lo direnggut sama si gila itu, kan? Poor pretty Athena." Eleanor memasang wajah melas sok kasihan. Sialnya Athena mudah dikelabuhi, dia adalah manusia positif yang tidak pernah memiliki prasangka buruk sehingga menganggap Eleanor benar sedang bersimpati terhadapnya.

Eleanor mengusap wajah Athena, memperhatikan dengan saksama ekspresi polos gadis itu. "Han Jean bukan laki-laki baik, lo tahu itu, kan? Dia itu bajingan, Athena. Dia nggak punya hati dan jahat! Lo gadis baik, nggak seharusnya sama si jahat itu."

Athena diam mendengarkan Eleanor yang sibuk mengoceh sendiri. Eleanor pun kembali melanjutkan ocehannya. "Han Jean pernah bunuh anjing gue yang lagi hamil cuma gara-gara gue nggak turuti mau dia. Lo pasti tahu Han Jean nggak suka dibantah, kan? Tapi nggak fair! Anjing gue nggak salah apa-apa."

Athena terkejut, "Han Jean bunuh anjing kamu?" Athena memastikan dia tidak salah dengar.

"Loh? Lo nggak tahu kalau Han Jean suka bunuh hewan? Bahkan sejak sekolah dasar dia sudah bermasalah. Gue nggak bohong, coba lo tanya sendiri ke dia. Dia mana ada rasa menyesal setelah bunuh anjing gue yang lagi hamil."

Eleanor memutar tubuhnya untuk berkaca, dia membenarkan letak rambut brunette-nya yang ditata begitu cantik. Dilihatkan ekspresi terkejut Athena dari pantulan kaca. Senyum menangnya tampil. "Han Jean itu monster Athena. Dia nggak punya perasaan. Nggak cuma anjing gue yang jadi korban tapi banyak. Lo kok bisa nggak tahu tabiat suami lo sendiri, sih? Jangan asal mau dinikahi makanya."

"Han Jean nggak mungkin—"

"Lo tanya langsung aja kalau nggak percaya. Lihat ekspresi datarnya itu. Nggak ada rasa bersalah. Lo boleh anggap gue pembohong kalau apa yang gue bilang nggak benar."

"Han Jean mungkin nggak pernah nyakitin lo secara fisik, tapi siapa tahu nanti? Nggak akan ada yang tahu nasib manusia kedepannya. Hati-hati sama suami lo sendiri. Dia itu sinting."

Athena semakin dibuat takut. Dia cukup shock mendengar fakta baru tentang Han Jean. Meski tahu Han Jean seperti apa, namun dia tidak tahu jika Han Jean sampai begitunya. Tidak mau langsung percaya, Athena akan menanyakan langsung nanti kepada yang bersangkutan.

"A- aku mau balik dulu, El."

"Lea, Athena. Panggil gue Lea. Kayak suami lo pas panggil gue."

Athena berlalu begitu saja, membuat Eleanor berdecih. Kembali dia berkaca, membenarkan lipstick merahnya. "Gadis tolol, nggak cocok sama Han Jean gue yang sinting. Dia mana bisa imbangi kesintingan J gue?"

Sedetik setelahnya Eleanor tersenyum menang, "Tapi ada untungnya. Dia cewek yang gampang. Gampang dibodohi, gampang dimanipulasi. Ugh! Orang baik itu memang selalu dirugikan, itu kenapa jangan terlalu baik Athena."

❤︎❤︎❤︎

Pesta pernikahan selesai digelar. Athena langsung diboyong ke mansion keluarga Atmaja malamnya. Apartemen yang akan mereka tinggali sudah siap ditempati, namun belum dibersihkan sehingga sementara mereka tidur di kediaman Han Jean dan besoknya bisa mempersiapkan apartemen yang akan ditinggali.

Han Jean dan Athena duduk di kursi belakang. Keduanya satu mobil bersama Alvarez dan Zea. Di dalam mobil suasana sangat canggung. Han Jean menggenggam tangannya tanpa suara, sedang wajahnya dia buang ke luar jendela. Sedang Athena duduk di tempatnya dengan kikuk. Di depan ada ayah mertuanya yang menyetir.

"Mama kamu sudah tahu kalau kamu akan tinggal bersama kami malam ini?"

Mendapat pertanyaan tiba-tiba dari Alvarez, Athena menegakkan tubuhnya. Gadis itu mengangguk cepat, "I- iya, Om. Tadi Athena sudah bilang Mama."

"Panggil saya Ayah, kamu sudah jadi menantu saya, kan?"

"Ah... iya, A... yah." Athena meralat ucapannya.

Han Jean berdecih, perjalanan masih jauh mengingat mansion keluarganya terletak di pinggiran kota, sedangkan gedung pesta pernikahan ada di tengah kota. Lelaki itu mendekat ke arah Athena dan menyandarkan kepalanya tepat di pundak istrinya itu. Athena gelagapan merasa tidak enak karena masih ada kedua mertua, dia berbisik pelan, "Jean jangan gini."

"Memangnya kenapa? Kamu sudah jadi istri aku," jawab Jean dengan suara normal hingga bisa didengar oleh Alvarez dan Zea di depan.

Zea menoleh ke belakang seraya tersenyum, sedang Alvarez diam saja dengan sesekali melihat ke arah sepion.

"Ayah nggak mau buru-buru punya cucu. Kalian sudah diajarkan tentang pendidikan seksualitas di sekolah, kan? Kalau iya, fokus pada pendidikan dulu. Lulus kuliah baru beri Ayah cucu. Sebelum lulus jangan. Utamakan pendidikan karena itu penting." Alvarez memberi nasehat.

Athena malu sendiri, sedang Han Jean santai menanggapi. Zea bungkam, terlihat setuju dengan pendapat suaminya.

"Kamu dengar, Jean?" tegas Alvarez.

"Ya, dengar. Lagi pula Jean tidak suka manusia mini berisik yang sukanya nangis. Jadi Ayah tenang aja, belum mau punya makhluk manja itu."

Zea menggeleng mendengar sahutan dari mulut Jean, sedang Athena bersyukur dengan keputusan Han Jean. Dia pun belum siap, menikah saja sebenarnya dia tidak siap, apalagi punya anak. Athena sendiri suka anak kecil, suka bayi, menurutnya mereka adalah makhluk mungil lucu yang lemah dan minta dilindungi. Namun untuk punya bayi sendiri, Athena takut mental dan kesiapannya belum matang dan akan merugikan bayi itu sendiri. Athena ingin menjadi ibu yang baik, itu kenapa dia butuh kesiapan agar nanti bayinya tidak menderita karena memiliki ibu sepertinya.

Sepanjang perjalanan, diisi oleh obrolan-obrolan ringan. Dari alasan mereka tidak bisa bulan madu karena harus mempersiapkan masuk kuliah, hingga banyak lagi.

Athena cukup nyaman bersama orang tua Han Jean. Alvarez juga terlihat lebih lunak dibanding dulu saat berbicara dengannya.

Tak terasa mobil yang ditumpangi sudah sampai di mansion. Alvarez dan Zea langsung istirahat karena kecapekan, sedang Athena ragu-ragu untuk masuk ke kamar Han Jean.

"Kenapa?" tanya Han Jean saat Athena mematung di depan pintu kamarnya.

"Aku tidur kamar tamu aja, ya? Masa aku tidur di kamar kamu?" tanya Athena.

"Emangnya kenapa? Kamu udah jadi istri aku. Aku suami kamu."

Athena terpegun seolah tengah tersadar dengan realita hari itu dia resmi jadi istri Han Jean, "Iya, udah jadi istri. Jadi nggak apa-apa sekamar," ucap Athena seperti orang bodoh. Ia pun melangkah untuk masuk ke dalam kamar Han Jean yang lampunya baru saja dihidupkan.

Athena duduk di pinggir ranjang dengan gugup. Tangannya di atas paha tengah memilin ujung gaun panjangnya. Dia memperhatikan Han Jean yang sedang melepas jas kemudian membebaskan dua kancing teratas kemejanya. Dia mengambil tempat di samping Athena, membuat Athena gelagapan dan refleks menggeser duduk menghindar.

Keduanya diam selama beberapa detik sebelum Han Jean berucap, "Ini malam pertama kita."

Athena sontak berdiri. Ucapan Han Jean mirip seperti nyanyian pemanggil iblis, terdengar seram ditangkap telinganya. Merinding disko. "Jean aku mau mandi," ucap Athena.

"Wanna take a shower together?"

Gelengan keras menjadi jawabannya. Athena menggaruk tengkuknya tak nyaman. "A- aku mau mandi sendiri."

Buru-buru gadis itu melangkah menuju pintu kamar mandi. Han Jean ingin menyergap gadis itu, kemudian memakannya sampai kenyang karena tingkah kikuknya. "Mau pakai baju apa? Handuk baru ada di lemari."

Langkah Athena terhenti, padahal selangkah lagi dia sudah masuk ke kamar mandi. "Oh iya! Aku lupa kopernya ada di bagasi, Jean. Nggak aku ambil."

"Pakai kemeja aku mau? Atau kaus?"

Athena berpikir, "Kalau ambil di koper aja gimana?" tanyanya memberi opsi.

"Aku lihat remot mobil dipegang Ayah. Mau bangunin aja di kamarnya?"

Athena menggeleng. Tidak mungkin dia mengganggu mertuanya yang sedang istirahat.

"Jadi? Pakai kaus atau kemeja aku?"

"Pinjam kemeja aja, deh."

Han Jean pun bangkit menuju walk in closet. Lelaki itu mengambil satu kemeja berwarna hitam yang digantung, kemudian menyerahkannya kepada Athena beserta handuk baru.

"Aku mau mandi juga."

"Iya, aku bakal cepet, kok."

"Aku tunggu lima menit kalau nggak keluar, aku masuk."

"Kok lima menit? 15 menit?" tawar Athena.

"10 menit."

"Ih, Jean. Aku mau keramas. Belum keringin rambutnya."

"Lima menit."

"Oke! Oke! 10 menit. Tunggu ya!" Athena bergegas melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Dia menutup dan tak lupa menguncinya dari dalam.

Melihat itu, Han Jean mengusap wajahnya yang memerah. "How cute," ringisnya.

❤︎❤︎❤︎

Lima menit berlalu, Han Jean sibuk melihat media sosialnya. Banyak yang menandai akunnya, terlebih beberapa teman yang dia undang ke pesta. Semua tidak menjanggalkan, kecuali satu postingan Eleanor yang hanya berfoto dengannya dan memotong Athena yang berada di samping Han Jean. Bahkan caption Eleanor juga aneh. Mengaku-ngaku bahwa Han Jean masih miliknya.

"Keep dreaming bitch," ejek Han Jean. Dia memblokir akun Eleanor tanpa banyak berpikir.

Han Jean juga mengubah bio yang awalnya kosong menjadi, @athena.ruby 's hubby. Seolah dia bangga menyandang status menjadi suami Athena. Agar semua orang tahu bahwa dia milik Athena begitu sebaliknya.

Tak terasa, sepuluh menit berlalu dan Athena keluar dengan terburu-buru.

"Jean, aku udah. Sana kamu mandi," ucapnya membuyarkan fokus Han Jean yang awalnya pada layar ponsel.

Han Jean menoleh, matanya melebar melihat kondisi Athena sekarang. Dia berdiri di depan pintu kamar mandi tepat di atas keset. Kemeja hitam kebesaran miliknya sepanjang paha begitu kontras dengan warna kulit putih susunya. Rambut basah terurai yang belum dikeringkan, serta tubuh gemetar menahan dingin. Handuk hitam Han Jean juga dia tenteng.

"Sialan, Athena," umpat Han Jean pelan.

- To be continued -

🫸🏻👁️👄👁️🫷🏻

👁️👄👁️ hidden part nyusul 👁️👄👁️

spam next sini 👀 mau cepet update
tidaaa? votenya juga ya jangan lupa ditekan. kalo bacanya offline, online duli bentar biar
votenya masuk oke 🫶🏻

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

71.1K 6.3K 44
Gianna Edrea Nolan, seorang gadis yang bisa dibilang biasa-biasa saja, tidak terlalu tertarik mengikuti trend, tidak peduli dengan berita dunia maya...
2.7K 126 13
Ini tentang Cahaya, perempuan cantik bersurai panjang dengan kesederhanaan nya yang tidak banyak berbicara. Sangat menyukai senja dan hobi memasak. W...
2.2M 172K 61
(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa me...
3.7K 161 5
Mezo Calixton Ryszard pria berwujud manusia tetapi bersikap layaknya iblis. Tidak tersentuh dan tidak bisa dikendalikan oleh siapapun, bahkan oleh or...