Friendship (Xodiac) End√

By SugaJennie24

86.9K 8.6K 4.7K

Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekola... More

Asrama
Ruang Mawar Melati
Gara-Gara Leo Kegerahan
Geng Belalang Kupu-Kupu
Perhatian Zayyan Pada Sing
Dongsaeng Mulai Posesif
Zayyan Menangis karena apa?
Zayyan Janjian
Salah Paham Bikin Lapar
Baikan Sama Sing?
Ada Apa Dengan Lex?
Obrolan Aneh Zayyan-Sing
Pemuda Misterius
Super Zayyan
Sing Kenapa?
Ketika Bocil Cemburu
Perasaan Lex Terhadap Zayyan
Dibalik Sikap Lex
Zayyan Perduli Pada Lex?
Lex-eu Jangan Menangis
Pergi Camping
Camping #1 (Mimpi Aneh)
Camping #2 (Di Mana Zayyan?)
Camping #3 (Selamatkah Zayyan?)
Davin Ke Mana?
Maunya Sama Zayyan
Sayang Lex juga?
Cemburu Sama Eunbi
ZaySing Yang Aneh
Perdebatan Para Bocil
Perkara Suap-Suapan
Pengakuan Sing?
Bogoshippeo
Saling Menjauh
Lebih Sakit Dari Luka
Upaya Mendamaikan
Curahan Hati
Dibohongi
Malam Minggu
Patah Hati
Who's That Girl?
Aku Tak Mengerti Perasaan Ini
Nasi Goreng Spesial
Sama-Sama Cemburu
Hati Yang Mendua
Disuruh Putus
Keputusan Berat
Pesta Kelas Dadakan
Jadikanku No.1 Dihatimu
Leo Nggak Mau Turun Tahta
Mencuri Kesempatan
Gara-gara cemburu
Pertengkaran Dongsaeng
Pengumuman
Zayyan Berterimakasih
Siapa Yang Menculik Zayyan?
Keadaan Zayyan
Zayyan Tinggal Di Mana?
Upaya Mencari Zayyan
Apakah Semua Sandiwara?
Penyebab Zayyan Menghilang
Rahasia Davin Ketahuan
Menunggumu
Surprise
Akhirnya Aku Kembali
Perasaan Yang Tak Berubah
Akhirnya Saling Jujur
Pengumuman 2

Rasa Kehilangan

959 86 71
By SugaJennie24

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Seusai pembicaraan bersama dengan teman-teman asramanya tadi, kini Sing pun pergi ke taman seorang diri.

Dirinya menatap hamparan salju di hadapannya dengan perasaan hampa.

"Padahal semalam kau berjanji padaku akan bermain salju dan membuat boneka salju bersamaku hari ini. Tapi nyatanya...kau malah pergi...," sendu Sing.

Sing melamun, ia membayangkan wajah Zayyan yang sedang tersenyum ke arahnya.

Tanpa permisi, air mata pun turun membasahi pipinya lagi. Entah sudah yang ke berapa kalinya Sing menangis hari ini.

Namun tiba-tiba dari kejauhan ia melihat sosok pemuda yang tak asing baginya.

"Hhh...hhh...hhh...ya ampun Sing, maaf ya aku terlambat!" Ujar sosok pemuda yang baru tiba di hadapannya sambil terengah-ngengah.

Sing mematung, menatap tak percaya pada pemuda di hadapannya.

Pemuda itu meletakkan kopernya, lalu melap keringat di pelipisnya.

"Padahal sekarang sedang musim salju, tapi kok aku keringetan ya?" Celoteh pemuda itu.

"Sing...," pemuda itu memanggil Sing yang hanya diam terpaku.

"Eh?? I-Iya??" Sing tergagap.

"Kau marah ya, karena aku telat datangnya?" Tanya pemuda itu, dengan tampang bersalah.

"Maafin aku ya, Sing," ujar pemuda itu lagi.

"Hyung??" Cicit Sing dengan lidah yang terasa berat ingin bicara.

"Nde?" Timpal pemuda itu.

"Kau sudah kembali?"

Pemuda itu menatap Sing seraya tersenyum lembut. "Memangnya kau pikir aku ke mana? Aku tidak akan pernah ke mana-mana Sing, aku akan tetap di sini," pemuda itu menunjuk ke dada Sing.

"Di hatimu," lanjut pemuda itu.

"Sing, jangan menangis ya!" Ujar pemuda itu.

"Hyung, ini kau, kan?"

"Iya."

"Hyung...,"

Sing mulai melangkah untuk mendekati pemuda itu.

Pemuda itu berdiri menatap Sing dengan tatapan teduh.

Sing semakin yakin untuk melangkah, namun kemudian...

Sosok pemuda itu perlahan-lahan menghilang bagaikan bayangan yang memudar dan dihempaskan oleh angin.

"Sing!" Sebuah tangan menepuknya dari belakang. Sing tersadar.

"Zayyan Hyung...," celetuk Sing, matanya masih menatap ke arah hilangnya bayangan pemuda tadi.

"Sing, kau ini bicara apa? Mana ada Zayyan Hyung di sini? Di sini tidak ada siapa-siapa," ucap seseorang yang menepuk pundak Sing tadi yang tak lain adalah Davin.

"Hiks...hiks...hiks...Davin-ie, aku tadi baru saja melihat Zayyan Hyung, tapi tiba-tiba saja dia menghilang hiks...hiks...hiks...," Sing menangis pilu.

Davin yang tak tega, langsung menarik Sing ke dalam pelukannya. Mata Davin kini berkaca-kaca. Ia dapat merasakan kepedihan hati Sing yang merasa kehilangan.

"Kenapa semua jadi seperti ini ya?" Batin Davin sedih.

***

Leo melamun sendirian di rooftop. Ia menyesali semua sikapnya terhadap Zayyan akhir-akhir ini.

"Hyung, maafin Ouyin ya. Hiks...kalau tahu begini, dari kemarin Ouyin nggak bakal mau ngambek lagi hiks...Ouyin juga nggak bakal nyuruh Hyung untuk tidur di luar."

Berkali-kali Leo mengusap air matanya, tapi air matanya tak kunjung berhenti mengalir.

"Zayyan Hyung, cepatlah kembali. Ouyin janji bakalan jadi adik yang baik dan manis, yang nggak suka ngambek, dan nggak bakalan nyuruh Hyung buat tidur di luar lagi. Ouyin janji, Hyung. Ouyin janji, beneran! Jadi cepatlah pulang ya, Hyung. Ouyin kangen hiks...," saking sedihnya Leo pun berbicara sendiri.

Leo membuka galeri ponselnya dan melihat-lihat semua foto dan video dirinya saat bersama Zayyan.

"Begitu banyak kenangan bersamamu, Hyung. Bagaimana bisa aku merelakanmu pergi begitu saja. Kau pasti akan kembali kan Hyung? Iya kan, Hyung? Jawab, jangan diam saja!" Ucap Leo pada foto Zayyan di galeri ponselnya.

Leo kini benar-benar menyesal dan sangat merasa kehilangan. Bagaimana tidak, Zayyan pergi di saat hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja, itulah yang membuat Leo kini merasa terpukul dan di penuhi dengan rasa bersalah.

***

Hyunsik menatap barisan ramyeon yang tertata rapi di dalam lemari dapurnya dengan tatapan sendu.

"Stoknya masih banyak, tapi pangeran ramyeonnya sudah pergi...hhh...," gumamnya sedih.

"Hyung, sabar ya...," Gyumin mengusap pundak Hyunsik, berusaha menghiburnya, meski dirinya sendiri juga merasa sedih.

"Zayyan pasti kembali," sambung Gyumin lagi.

"Iya, dia pasti kembali," balas Hyunsik berusaha untuk tetap optimis.

"Semoga saja para penculik itu tidak melukainya," ucap Gyumin.

"Iya, semoga saja."

"Tapi sebenarnya aku heran mereka itu siapa dan untuk apa mereka menculik Zayyan? Apakah mereka akan meminta tebusan uang kepada keluarganya?" Tanya Gyumin.

Hyunsik pun jadi berpikir yang sama dengan Gyumin. "Iya juga ya, maksud mereka apa ya sampai menculik Zayyan segala? Apa jangan-jangan sebenarnya Zayyan itu adalah anak pengusaha minyak yang kaya raya dari Indonesia? Atau jangan-jangan dia adalah anak seorang pejabat yang berpengaruh di Indonesia? Atau jangan-jangan dia memiliki garis keturunan dari Kerajaan? Atau__,"

"Atau...atau...atau mulu! Pikiranmu kejauhan, Hyung! Bukankah Zayyan pernah bercerita bahwa Ibunya itu bekerja di bandara?" Gyumin memotong ucapan Hyunsik yang terlalu banyak mengira-ngira.

"Iya juga ya. Terus ngapain mereka nyulik Zayyan segala?"

"Ya, mana kutahu Hyung."

"Apakah para penculik itu sebenarnya adalah alien yang menyamar untuk menculik manusia di bumi, dan akan di jadikan alat bagi sebuah eksperimen yang sedang mereka lakukan di planet tempat mereka  tinggal? Atau mungkin mereka adalah anggota yakuza dari Jepang?" Hyunsik mulai berspekulasi lagi.

Gyumin menatap jengah.

"Please Hyung, hentikan! Aku sudah tidak tahan mendengar ocehanmu yang terlalu berlebihan. Hhh...mana ada Alien? Kau terlalu banyak menonton film, Hyung! Dan lagi pula untuk apa yakuza jauh-jauh ke Korea Selatan hanya untuk menculik Zayyan? Memangnya sejak kapan Zayyan punya hubungan dengan para Yakuza itu?"

"Ya itu kan bisa saja terjadi," ucap Hyunsik.

"Ah, tau ah! Hidup lagi capek-cepeknya malah ditambahi spekulasi kayak gini!" Gyumin melengos pergi sambil menarik napas lelah.

"Yeee...tuh bocah nggak bisa di ajak diskusi yang lebih intelektual, pikirannya terlalu sempit sih!" Hyunsik mencebikkan bibirnya.

***

Keesokkan paginya di sekolah, sebelum kelas dimulai, Hyunsik pergi ke ruang Kepala Sekolah untuk melaporkan tentang penculikan Zayyan.

Namun sayangnya, salah seorang petugas sekolah memberitahunya bahwa Kepala Sekolah hari ini sedang tidak berada di tempat, karena ada jadwal pemotretan untuk sebuah majalah terkenal di Hongkong. Hal itu dikarenakan selain menjabat sebagai seorang Kepala Sekolah dan juga pemilik dari OCJ High School, Louis Koo juga merupakan seorang aktor dan model terkenal asal Hongkong.

Dengan lesu dan kecewa akhirnya Hyunsik pun terpaksa kembali ke kelas dan memberitahukan hal tersebut pada teman-temannya yang lain.

Saat ini di dalam kelas Xodiac hanya ada 7 orang murid saja yang masuk, sebab selain Zayyan yang sudah tidak bersama mereka lagi saat ini, ternyata Lex pun juga tidak nampak hadir di kelas.

"Di mana Lex-eu?" Tanya Hyunsik.

"Dia tidak masuk hari ini. Sejak semalam setelah pulang dari rumah orang tuanya, Lex-eu terlihat murung dan tidak mau bicara banyak dengan kami," terang Beomsoo.

"Kenapa dia seperti itu? Apakah dia sedang ada masalah?" Hyunsik penasaran.

"Entahlah, Hyung. Mungkin sedang ada masalah keluarga, makanya dia begitu," jawab Beomsoo.

Tak seperti biasanya, Davin yang selama ini selalu menjadi jubir bagi Lex-eu jika Lex-eu tidak masuk, namun kali ini dirinya lebih memilih diam.

Bel masuk berbunyi, tanda jam pelajaran pertama akan dimulai. Bu Guru Park memasuki ruangan kelas.

"Anak-anak, sebelum kita memulai pelajaran hari ini, ada hal yang ingin Ibu sampaikan pada kalian," ucap Bu Guru Park.

Para murid saling berpandangan satu sama lain dengan penuh tanya, kemudian kembali melihat ke depan kelas.

"Ini mengenai Zayyan. Mulai hari ini dia bukanlah murid di sekolah ini lagi, karena dia sudah di keluarkan dari sekolah."

"Apa??" Pekik Sing terkejut.

Murid lain sama terkejutnya dengan Sing.

"Tapi Bu, memangnya Zayyan Hyung salah apa sampai dia harus dikeluarkan?" Leo pun bertanya.

"Masalah itu Ibu tidak bisa menjelaskannya pada kalian, karena itu bersifat rahasia dan hanya dewan sekolah dan pihak-pihak yang berkaitan yang boleh mengetahuinya. Tapi yang jelas Zayyan sudah melakukan sebuah kesalahan fatal yang menyebabkan dirinya pantas untuk dikeluarkan dari sekolah."

"Tapi kami kan sahabatnya, jadi kami juga berhak tahu apa permasalahannya sampai Zayyan Hyung harus dikeluarkan dari sekolah segala?" Protes Sing.

"Iya itu benar, aku setuju denganmu, Sing!" Seru Gyumin mendukung.

"Iya, aneh sekali, masa kita tidak di beritahu sih?" Beomsoo ikut protes.

Perdebatan pun mulai terjadi di antara para murid dengan Bu Guru Park, sehingga terjadi kericuhan.

"CUKUP! DIAM KALIAN SEMUA!!" Bu Guru Park berteriak kesal. "Kalau tidak, maka kalian semua akan kuhukum!" Lanjutnya.

Kelas pun seketika hening, para murid mengatupkan mulutnya kembali. Namun sebenarnya ada satu murid yang tidak ikut protes saat ini, yakni Davin.

"Ini merupakan keputusan sekolah yang tidak bisa diganggu gugat. Percuma saja kalian protes dan ingin tahu, pihak sekolah juga tidak akan merubah keputusannya. Paham kalian??!!"

"Tapi Bu, apakah Ibu tahu, jika semalam Zayyan diculik oleh tiga orang berjas hitam?" Ucap Hyunsik.

"Itu bukan urusanku, dan sebaiknya kalian pun jangan ada yang mencoba untuk mencari tahu mengenai hal itu, jika kalian masih ingin terus bersekolah di sini tentunya," jawab Bu Guru Park.

"Itu artinya Bu Guru tahu, kan?" Tebak Hyunsik.

"Sudah kubilang itu bukan urusanku, jadi aku tidak mau membahas soal itu!"

"Bagaimana mungkin ini bukanlah urusanmu, Bu? Kau itu kan wali kelas kami di kelas ini, dan Zayyan adalah muridmu juga. Jadi seharusnya ini adalah urusanmu dan merupakan tanggung jawabmu jika ada murid yang menghilang," protes Sing lagi.

"Berhentilah memaksaku untuk membahas soal itu, Sing. Lebih baik kau diam, atau kalau tidak maka aku akan melaporkanmu ke dewan sekolah sebagai anak pembakang yang susah diatur agar kau juga dikeluarkan dari sekolah! Paham kau, Sing?!" Bu Guru Park memberi tatapan intimidasi pada Sing.

Sing pun terdiam dengan hati dongkol.

"Sudah jangan lagi ada yang protes! Sekarang buka buku pelajaran kalian, kita akan mulai kelas hari ini!" Bu Guru Park duduk di kursinya dan memulai kelas.

Sementara para murid terlihat tak bersemangat untuk mengikuti pelajaran, karena belum merasa puas dengan penjelasan dari Bu Guru Park mengenai Zayyan.

***

Saat jam istirahat tiba, para murid memilih untuk berdiskusi di dalam kelas, mereka membahas mengenai kasus penculikan Zayyan dan juga mengenai keputusan sekolah yang tiba-tiba mengeluarkan Zayyan tanpa alasan yang jelas.

"Entah mengapa aku merasa semua ini seperti sudah direncanakan oleh pihak sekolah," ucap Sing.

"Maksudmu, Sing?" Timpal Beomso.

"Ya aku merasa bahwa pihak sekolah ada hubungannya dengan kasus penculikan Zayyan Hyung kemarin malam," jawab Sing.

"Jadi menurutmu pihak sekolahlah yang telah menyuruh para penculik itu untuk menculik Zayyan, begitu?" ucap Gyumin.

"Sepertinya sih begitu. Soalnya Bu Guru Park sepertinya sudah tahu akan hilangnya Zayyan Hyung," ucap Sing.

"Kalau begitu jangan-jangan Bu Guru Park juga tahu di mana saat ini Zayyan Hyung berada," celetuk si bontot Leo.

"Tidak! Bu Guru Park tidak tahu di mana Zayyan Hyung berada," tiba-tiba Davin menimpali dengan sangat yakin.

Semua mata pun kini tertuju pada Davin.

"Kenapa kau berpikir begitu?" Tanya Hyunsik.

"Ng...k-karena ya...karena Beliau kan cuma Guru. Beliau mungkin hanya sebatas mengetahui bahwa Zayyan Hyung diculik, tapi bukan berarti Beliau tahu di mana Zayyan Hyung berada, kan?" jawab Davin gugup.

Para murid pun berpikir sejenak.

"Iya sih, bisa jadi begitu. Kalau begitu...apakah mungkin Louis Koo Gyojang-nim tahu di mana Zayyan berada?" Ucap Wain.

"Bisa jadi begitu," timpal Hyunsik.

"Tidak! Tolong jangan libatkan Louis Koo Gyojang-nim dalam hal ini!" Ucap Davin lagi yang membuat teman-temannya semakin menatap heran padanya.

"Kenapa tidak boleh?" Tanya Sing.

"Ya karena Beliau saat ini sedang sibuk melakukan jadwal pemotretannya di Hongkong, jadi kita tidak boleh mengganggunya," jawab Davin.

"Tapi dia itu kan Kepala Sekolah, jadi sudah seharusnya dia bertanggung jawab pada muridnya," balas Sing.

"Sing, kita kan tidak tahu permasalahan apa yang terjadi di balik kasus ini, jadi lebih baik kita diam, jika tidak ingin disingkirkan juga dari sekolah ini," Davin mengingatkan.

"Jadi kau hanya akan diam saja dan pasrah menerima hilangnya Zayyan Hyung yang tidak jelas ini, hah?!" Sing jadi emosi.

"Sing, sabarlah! Tahan emosimu! Aku tahu kau sangat sedih karena kehilangan Zayyan, tapi emosi tak akan pernah dapat menyelesaikan masalah, yang ada nanti malah menambah masalah," Hyunsik mencoba menenangkan Sing.

"Ya, apa yang dibilang Davin ada benarnya juga sih, secara kita semua tahu kan bagaimana sekolah kita ini. Siapapun yang berani mencari masalah di sekolah ini, maka pasti akan didepak dan otomatis tidak akan bisa meneruskan mimpinya lagi di sekolah mana pun untuk menjadi idol. Kalian ingat Ricky, kan? Dialah salah satu contohnya," ucap Gyumin.

"Tapi kalau Ricky kan sudah jelas alasan ia dikeluarkan, tak lain karena dulu dia pernah bermasalah dengan Lex-eu. Sedangkan Zayyan, setahuku dia dan Lex-eu baik-baik saja, kan?" Ucap Wain yang tak tahu apa-apa mengenai hubungan yang pernah terjalin di antara Zayyan dan Lex.

"Iya sih," semua mengangguk setuju, kecuali Davin.

***

Malam hari di ruang Belalang Kupu-Kupu, seperti biasa Davin selalu menjadi seseorang yang selalu ada di samping Lex saat dirinya sedang sedih.

"Hyung, makanlah dulu walaupun hanya sedikit. Sejak semalam kau belum makan sedikit pun, aku khawatir kau nanti bisa sakit," ucap Davin yang saat ini berada di dalam kamar bersama Lex.

"Biar saja aku sakit, biar Ayahku puas!" Jawab Lex getir.

"Hyung, kumohon jangan kayak gitu. Aku tahu kau sangat sedih karena kepergian Zayyan Hyung. Tapi apa kau pikir Zayyan Hyung juga tidak sedih jika tahu kau jadi seperti ini sekarang? Aku yakin Zayyan Hyung pun tak menginginkan kau sampai sakit," ucap Davin.

Lex diam saja tak menjawab.

"Hyung, makan ya please! Nanti aku suapi," bujuk Davin.

Namun Lex tetap diam, tak menjawab.

"Hhh...," Davin menghela napas lelah. "Aku ambilin makanannya dulu ya, Hyung," kendati demikian Davin pun tetap ingin mengambilkan makanan untuk Lex.

Davin beranjak hendak menuju ke dapur. Sebelum menutup pintu kamar kembali, Davin menatap sendu punggung Lex dari belakang. "Lex-eu Hyung, maafin Davin ya," ucapnya dalam hati, lalu kemudian ia pun menutup pintu.

***

Malam itu, Sing kembali ke taman seorang diri.

Dia membuat boneka salju berbentuk anak ayam.

Setelah selesai, ia pun tersenyum puas melihat hasil karyanya. Di boneka salju itik itu ia mengukirkan sebuah nama yakni 'Zayyan'.

Lalu kemudian Sing melepaskan topi dan syalnya yang berwarna merah itu dan mengenakannya pada boneka saljunya yang diberinya nama Zayyan itu.

"Zayyan Hyung, di mana pun kau berada saat ini, kuharap kau baik-baik saja ya," ucapnya getir, sambil menitikan air mata.

Sing sangat merindukan Zayyannya.

***

Di suatu tempat, seorang pemuda duduk berhadapan dengan jendela kaca. Pemuda itu memandangi salju yang turun dari balik jendela.

"Indah sekali," gumamnya.

"Aku sangat ingin pergi dan bermain salju bersamamu," gumamnya lagi.

Tangannya terulur ke depan, menyentuh jendela kaca yang berembun itu. Dan dengan jari jemarinya ia pun mulai menggambar di atas embun kaca tersebut.

Ia menggambar sembilan orang remaja laki-laki yang sedang bermain bersama di sebuah taman bermain. Lalu di bawah gambar tersebut ia menuliskan sebuah nama yakni 'Xodiac', yang merupakan nama salah satu kelas di OCJ High School.

Kini ia berpindah ke kaca jendela sebelahnya lagi. Di sana ia menuliskan tiga buah nama yakni Sing, Ouyin, dan Lex.

Ia menatap hasil karyanya sambil tersenyum getir. Air matanya pun berlinang membasahi pipinya yang kini menjadi semakin tirus.

***

Keesokan harinya, Sing melihat ada sebuah mobil berhenti di parkiran sekolah. Sing merasa tidak asing dengan mobil tersebut. Ia merasa seperti sudah pernah melihatnya sebelumnya.

Seorang gadis cantik menggunakan kaca mata hitam dan topi, turun dari dalam mobil tersebut. Ia bahkan mengenakan syal yang sengaja digulung hingga menutupi setengah bagian dari wajahnya.

Gadis itu pun berjalan menuju ke gedung sekolah sambil menunduk.

Meskipun wajah gadis itu sengaja ditutupi oleh syal dan juga kaca mata hitam. Namun Sing nampak tak asing dengan tinggi dan perawakan gadis itu.

"Itu kan...Dita Noona, sepupunya Zayyan Hyung?" Batin Sing menerka.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca.

Jangan lupa votmen.

🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸














Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 952 18
X! beyond the world! Hello, we are xodiac cerita random tentang persahabatan member xodiac di balik layar tanpa sorot kamera. ⚠️ WARNING ⚠️ • Fanfic...
2.5K 331 9
Give me brother Zayyan yang di tinggal kan oleh kedua orangtua nya di usianya 7 tahun karena insiden kecelakaan yang menimpa keluarganya, dan diber...
727K 67.9K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
YES, DADDY! By

Fanfiction

308K 1.8K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar