Babu || Kim Junkyu (Re-write)

By Millenniums12

2.6K 426 99

[Local Version] Ada siswi baru di sekolah. Namanya Naya Harisha. Kehadirannya menarik atensi seisi sekolah ka... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17

Bab 9

113 22 1
By Millenniums12

Author's POV

Semalam, Juna pergi begitu saja setelah menangis terisak-isak di bahu Naya sampai membuat Naya merasa terenyuh. Hanya satu kata yang ia ucapkan sebelum pergi. Maaf. Dan siang ini, Naya dibuat keheranan oleh sikap laki-laki itu. Karena entah kenapa Naya merasa ada yang berbeda dengan sikapnya.

"Ma-maaf, aku nggak sengaja," ucap Naya panik, waktu tanpa sengaja membuat jus jeruk di hadapan Juna tumpah sampai mengenai salah satu tangan laki-laki itu.

Jadi, Naya menaruh nampan berisi makan siang di depan Juna. Karena pikirannya penuh dengan berbagai hal soal apa yang terjadi semalam, Naya jadi banyak termenung sejak tadi. Jadilah nampan yang dibawanya menyenggol gelas berisi jus jeruk yang ada di depan Juna sampai akhirnya tumpah mengenai salah satu tangan laki-laki itu yang ada di atas meja. Naya menundukkan kepalanya dengan takut-takut, siap menerima amukan Juna. Tapi ternyata ...

"Lain kali hati-hati," ucap laki-laki itu dengan santainya, seraya menyeka tangannya yang basah dengan tissue.

Hal itu membuat Naya langsung menatapnya dengan tatapan penuh keterkejutan. Begitu pula Farhan dan Beni yang langsung membelalakkan mata dan saling menatap keheranan.

"Juna, aku boleh ke perpus? Mau baca materi hafalan buat tes lisan setelah jam istirahat," izin Naya. Sesaat kemudian Juna mengangguk tanpa menatap wajah Naya sama sekali. Dan akhirnya Naya bergegas pergi dengan semakin banyak tanya dalam benaknya. Ada apa dengan Juna?

"Lo kenapa dah, Jun?" tanya Farhan sambil menyentuh dahi Juna. Barangkali ada yang tak beres dengan kawannya itu.

Yang disentuh malah tiba-tiba kelihatan kikuk. "Ke-kenapa apanya?"

"Sikap lo ... aneh," ucap Beni sambil menatap wajah Juna dengan tatapan penuh selidik.

"Biasanya lo pasti udah naik pitam kalau kesiram jus jeruk kaya gitu. Tumben-tumbenan sekarang santuy?" tanya Farhan lagi.

"Lagi gak pengen marah-marah," sahut Juna asal. Ia lantas beranjak dari duduknya dan tiba-tiba melangkah pergi. Padahal makan siangnya sama sekali belum disentuhnya.

Farhan dan Beni sama-sama memperhatikan waktu Juna mampir untuk membeli minuman botolan sebelum melangkah pergi dari kantin. Dan ternyata kedua kakinya membawanya menuju perpustakaan.

Juna keheranan sendiri, kenapa juga dirinya ke sini? Ia merasa harus memberi Naya penjelasan soal apa yang terjadi semalam, tapi di sisi lain dirinya tiba-tiba merasa ciut untuk berhadapan dengan gadis itu. Karena itu ia mondar mandir di depan pintu perpustakaan, berniat masuk tapi diurungankannya, begitu terus sekitar 20 kali. Sampai akhirnya ia malah berlari ke arah tangga untuk menuju rooftop dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Naya.

"Sumpah lo tuh ngapain sih?!" Juna bicara pada dirinya sendiri. Baru kali ini ia meerasa konyol begini.

Klek!

Waktu membuka pintu untuk menuju ke rooftop, ia terperanjat dengan mata membulat sempurna karena ternyata gadis yang ingin dihampirinya ada di sana.

Naya duduk di atas bangku tak terpakai yang ada di rooftop, dengan meja tak terpakai juga di hadapannya.  Ternyata gadis itu sedang makan siang sambil membaca sesuatu di buku paket miliknya.

Awalnya, Juna hendak berbalik perlahan sebelum Naya menyadari kehadirannya. Karena anehnya jantung Juna berdebar tak karuan. Tapi gadis itu terlampau menyadari keberadaannya, sampai sontak berdiri dengan mata membelalak.

"Ju-juna?" panggilnya kaget.

Alhasil, mau tak mau Juna melanjutkan langkah dan mendekat ke arah Naya sesantai mungkin. "Katanya mau ke perpus, kok di sini?"

"A-aku ... baru kepikiran bahwa lebih enak hafalan di sini ketimbang di perpus. Soalnya selain adem, bisa sambil makan," sahut Naya.

Juna terkejut waktu melihat dua kotak bekal berisi nasi goreng di atas meja. "Porsi makan lo emang sebanyak ini, ya?" tanyanya. Naya menggeleng. "... Terus kenapa bawa bekel dua? Mana isinya sama." Juna bersuara lagi.

Naya malah kelihatan bingung sekaligus panik. Membuat Juna menerka-nerka, kenapa gadis itu memakan dua porsi makanan yang sama di dua kotak bekal yang berbeda, ditambah ada dua sendok juga di atas meja.

"I-ini ... sebenernya ..." Naya hendak menjelaskan tapi terbata-bata. "... Sebenernya ... Ibu minta aku bawain bekal buat kamu sekalian. Tapi karena kamu gak mau makan ini, jadi aku makan semuanya sen-"

"Kata siapa gue gak mau makan itu?" Juna menyela ucapan Naya.

"Waktu itu ... kamu bilang gak sudi makan makanan yang dibuat ibu aku," ucap Naya dengan wajah tertunduk.

Dalam hati, Juna mengutuk dirinya sendiri begitu mengingat waktu dirinya melempar bekal pemberian Naya sampai isinya berceceran di lantai markas.

"Waktu itu gue lagi sensi aja. Sebenernya gue seneng banget malah, ada yang bikin bekel buat gue," kata Juna sambil menarik salah satu kursi tak terpakai ke hadapan Naya. Ia duduk dan mengambil salah satu kotak bekal berisi nasi goreng di hadapan Naya yang kelihatannya belum tersentuh, beserta salah satu sendok juga.

Lagi-lagi Naya dibuat terkejut karena Juna mau menyantap bekal buatan ibunya. Perlahan ia kembali duduk dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda karena kehadiran Juna tadi.

"Ngomong-ngomong, lo cerita sama ibu lo soal bekel yang gue lempar waktu itu? Dan juga soal ucapan gue setelahnya." Juna membuka pembicaraan lagi.

Naya menggeleng. Lagi-lagi wajahnya tertunduk dan ia kelihatan ragu untuk bicara. "Sebenernya ... selama ini aku bohong dengan bilang sama Ibu bahwa kamu suka banget bekalnya. Padahal aku yang habisin bekalnya."

Juna mengernyitkan dahi. "Selama ini? Maksudnya ibu lo sering buatin bekel buat gue?"

Naya mengangguk. "Setiap hari Ibu titip bekal buat kamu," ujarnya, "tapi kalau kamu gak suka, mulai besok aku bakal bilang sama Ibu bahwa kamu gak mau dikirimin bekal lagi karena udah bawa bekal sendiri-"

"Jangan!" seru Juna membuat Naya terperanjat. "Mulai besok dan seterusnya gue bakal selalu makan dan habisin bekel pemberian ibu lo!" ujar Juna lantas kembali meneruskan kegiatan makannya.

Naya sedikit tak percaya bahwa yang dilihatnya ini nyata. Seorang Juna Argatama menyantap bekal pemberian ibunya? Bahkan laki-laki itu senyum-senyum dan kelihatan senang sekali selama menyantapnya.

"Kok lo gak tanya apapun soal yang semalem?" Lagi-lagi Juna yang memulai pembicaraan, meski sempat ragu untuk membahas soal ini.

"Peraturan nomor 4: jangan banyak tanya, kan?"

Dan lagi-lagi Juna mengutuk dirinya sendiri begitu mendengar sahutan gadis di hadapannya.

"Gue kira lo sama sekali gak mau tau."

"Sejujurnya ... dari semalem aku kepikiran. 'Apa yang terjadi sama dia? Pasti bukan persoalan sepele karena dia sampai nangis di depan aku'."

"Sepele sih. Semalem gue berantem lagi sama Papa. Terus ngerasa sesek banget karena tiba-tiba kangen mendiang mama gue," ujar Juna. Ia tak berani menatap Naya. Ada kesedihan di raut wajahnya.

"Itu sama sekali bukan persoalan sepele," ucap Naya dengan wajah sedih.

Juna mengulum senyum mendengarnya. Apalagi waktu Naya menanyainya ... "Kamu udah baik-baik aja sekarang?"

"Iya, berkat seseorang."

Naya mengangguk-angguk tanpa berniat untuk bertanya lebih lanjut. Mengingat betapa kelihatan kacaunya Juna semalam, ia ikut merasa lega karena Juna kelihatan membaik hari ini.

"Nay ...."

Lagi-lagi sepasang mata Naya membelalak. Telinganya pasti salah dengar, kan? Juna baru saja memanggil namanya? Seorang Juna Argatama yang biasa memanggilnya dengan ketus, dengan sebutan 'woy!' 'heh!' dan sebagainya kini tiba-tiba memanggil namanya? Seumur-umur, Naya tak pernah mengalami apa yang dialaminya hari ini. Maksudnya, baru kali ini ia dibuat terkejut setengah mati berkali-kali dalam waktu kurang dari satu jam.

"Iya?"

"Mulai sekarang, boleh nggak gue datang nemuin lo tiap kali perasaan gue lagi kacau?" tanya Juna membuat gadis di hadapannya tertegun entah yang ke berapa kalinya. Melihat Naya sama sekali tak bereaksi, Juna bersuara lagi. "... Nggak boleh ya?"

"Bu-bukan gitu. Tapi ... kenapa harus aku?" tanya Naya tak mengerti.

"Dan kenapa gak boleh lo?" Juna malah balik bertanya.

"Maksud aku ... kamu kan punya banyak teman baik dan juga Ryena, tapi kenapa ..." Naya tak melanjutkan ucapannya.

Juna menatap bekal buatan Ibunya Naya yang sedang disantapnya, yang kini tersisa setengah. "Nggak tau. Semalem, gue juga nggak ngerti kenapa dari sekian banyak orang yang terlintas di benak gue, ujungnya gue milih untuk datang nemuin lo," ujar Juna.

Naya mulai merasa aneh dengan situasi ini. Ada perasaan canggung dan tak enak hati.

"Yang jelas, gue ngerasa tenang banget setelah nangis di depan lo semalem. Jadi, boleh gak gue datang nemuin lo lagi tiap kali ngerasa capek buat lanjutin hidup?"

Naya menatap sepasang mata laki-laki di hadapannya lekat-lekat. Ia tahu bahwa hubungan Juna dan sang papa sangat buruk sejak lama. Papanya Juna sendiri yang menceritakan soal itu padanya. Termasuk soal Mamanya Juna yang wafat sejak Juna masih duduk di bangku kelas 4 SD. Sekilas Naya bisa melihat, bahwa laki-laki di hadapannya memiliki sebuah luka mendalam. Karena itu, Naya tak kuasa untuk tidak mengiyakan permintaan laki-laki itu.

"Boleh," jawab Naya membuat sebuah senyuman terukir di wajah tampan Juna.

"Ngomong-ngomong, kenapa mata lo sembab pas semalem?"

Uhuk uhuk!

Naya terbatuk karena terkejut efek pertanyaan Juna yang tiba-tiba. Ia pikir, laki-laki itu tak menyadari soal matanya yang sembab karena menangisi Noel kemarin.

Juna membukakan botol air minum milik Naya dan menyodorkannya pada sang pemilik. Sekilas Juna tahu gadis di hadapannya kelihatan bingung untuk menanggapi pertanyaannya barusan.

"Siapa yang bikin lo nangis?" tanya Juna lagi.

"Nggak ada," sahut Naya.

"Si Noel, ya?" Juna menatap wajah Naya penuh selidik, dan ia yakin tebakannya benar. "Berani-beraninya tu orang!" rutuknya nyaris tak terdengar.

Naya mengernyitkan dahi.
Ada apa dengan Juna hari ini?





















Sore guys~
Btw udah pada liat seatplan sama pricelist reboot concert in Jakarta belum nih??? Aku mules liat pricelistnya wkwk😭
Jangan lupa vote dan komen yaa😉

Continue Reading

You'll Also Like

1K 139 8
katanya sepupu, masa gitu? ft. kazuha from lesserafim
6K 1K 11
❝You are the cause of my euphoria.❞ -Semi baku
238K 25.9K 45
Who knows Nara's life gonna be so different when this boy come to her life? Highest Rank : [01.04.18] #146 in Fanfiction [23.12.18] #24 in ShortStor...
4.6K 479 10
" aku berjanji pasti kita akan menikah dimasa depan!!"