Cewek Sinting Vs Perfect Boy...

Bởi WinterWin13

628K 49.4K 24.1K

Aqila Auristella, seorang mantan ketua geng motor yang akhirnya tobat setelah dirukiyah emaknya. Aqila adala... Xem Thêm

Prologue
Ayee-Ayee 1 [Aqila dan Majalah]
Ayee-Ayee 2 [Aqila dan Sekolah]
Ayee-ayee 3 [Aqila dan Ethan]
Ayee-ayee 4 [Aqila dan MOS+Cowok Cantique]
Ayee-ayee 5 [Aqila dan Cowok Kembar]
Ayee-ayee 6 [Aqila! Jangan Gila!]
Ayee-ayee 7 [Aqila adalah Wonderwoman]
Ayee-ayee 8 [Aqila di Interview]
Ayee-ayee 9 [Aqila di Drop out?]
Ayee-ayee 10 [Aqila dan kisah cinta masa lalu Sethan]
Ayee-ayee 11 [Aqila Vs Emak-emak]
Ayee-ayee 12 [Aqila dan Kuntilanak cantik penunggu pohon beringin]
Ayee-ayee 13 [Aqila dan Sethan Stalker]
Ayee-ayee 14 [Aqila dan kesedihan Eden]
Ayee-ayee 15 [Aqila! Perasaan apa ini?!]
Ayee-ayee 16 [Aqila dan Sethan kerasukan]
Ayee-ayee 17 [Aqila sinting Vs Sethan perfect]
Ayee-ayee 18 [Aqila bodoh! Eden nangis bukan karena kepedasan!]
Ayee-ayee 19 [Aqila adalah Yang Mulia Ratu tapi tidak serakah!]
Ayee-ayee 20 [Aqila, dugong mu menyelamatkan ku]
Ayee-ayee 21 [Aqila, F*** You!!!]
Ayee-ayee 22 [Aqila, tipe cowok lo kayak apa?]
Ayee-ayee 23 [Aqila, diam! berani teriak, lo tahu akibatnya!]
Ayee-ayee 24 [Aqila, Gue milik lo sekarang]
Ayee-ayee 25 [Aqila dan selirnya Ethan]
Ayee-ayee 26 [Aqila, Ethan adalah Perfect Boy terbaik di dunia]
Ayee-ayee 27 [Aqila! kembaliin baju gue!]
Ayee-ayee 28 [Aqila dan telur mata ayam]
Ayee-ayee 29 [Aqila, Gue benci lo!]
Ayee-ayee 30 [Aqila! jangan masuk toilet cowok!!]
Ayee-ayee 31 [Aqila adalah Serigala Alpha Betina yang Jantan!]
Ayee-ayee 32 [Aqila! Selir lo ngamuk!!]
Ayee-ayee 33 [Aqila ingin kembali menjadi cebong]
Ayee-ayee 34 [Aqila be like: "Selamat menjadi janda selir ku"]
Ayee-ayee 35 [Aqila tobat? Dunia kiamat]
Ayee-ayee 36 ["Aqila, gue di sini"]
Ayee-ayee 37 [Aqila, Eden mau jadi permaisuri, bukan selir]
Ayee-ayee 38 [Aqila tersepona, tersepona senyuman setan, lalalala]
Ayee-ayee 39 [Aqila dan cupang]
Ayee-ayee 40 [Aqila, ayo gencatan senjata]
Ayee-ayee 41 [Aqila, Ethan nggak bisa makan pedas!!]
Ayee-ayee 42 [Aqila di blokir!! Hahahahhaa!!]
Ayee-ayee 43 [Aqila, Ethan nangis! Tanggung jawab!]
Ayee-ayee 44 [Aqila! Jodoh lo digoda Ratu Uler!]
Ayee-ayee 45 [Aqila, Ethan, MengMeng, Kookie, dan BowBow]
Ayee-ayee 46 [Aqila, Ethan sudah jatuh cinta]
Ayee-ayee 47 [Aqila, Bunga itu.... ]
Ayee-ayee 48 [Aqila lakik! nggak mungkin datang bulan!]
Ayee-ayee 49 ["Aqila brengsek! lo harus jadi milik gue!"]
Ayee-ayee 50 [Aqila, "Permaisuri vs Selir" siapa yang menang?]
Ayee-ayee 51 [Aqila, Я тебя люблю]
Ayee-ayee 52 [Aqila, ayo ucapkan selamat tinggal]
Ayee-ayee 53 [Aqila, Senyumku hanya untuk mu]
Ayee-ayee 54 [Aqila sang Kaisar]
Ayee-ayee 55 [Aqila, Lo boleh salah paham]
Ayee-ayee 56 [Aqila be like: "Jangan sentuh punyaku!!"]
Ayee-ayee 57 ["Aqila, lo mau jadi kaisar seumur hidup gue?"]
Ayee-ayee 58 [Aqila, Gue bakal ngejar lo secara ugal-ugalan]
Ayee-ayee 59 [Aqila, Tunggu gue pulang, oke?]
Ayee-ayee 60 [Aqila, Jangan ke sana!!]
Ayee-ayee 61 ["Aqila, jika bersama, tidak akan terasa dingin"]
Ayee-ayee 62 [Aqila, perpisahan kematian itu menyakitkan]
Ayee-ayee 63 [Aqila, Yang pergi tidak akan kembali]
[END] ~"Hai, Yang Mulia"~
✧Ayee-ayee Extra✧ [1] ~"Yang Mulia, Ayo menikah"~
✧Ayee-ayee Extra✧ [3] ~"Yang Mulia, kapan kita menikah?"~
✧Ayee-ayee Extra✧ [4] ~"Yang Mulia Will You Marry Me?"~

✧Ayee-ayee Extra✧ [2] ~"Yang Mulia bertemu calon mertua"~

7.9K 601 601
Bởi WinterWin13

SNOWYY!! I'M BACK AGAIN(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

JANGAN LUPA KASIH SALJU BANYAK-BANYAK YAAA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT PUBLISH CHAPTER EXTRA (❄️)

HAPPY READING (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETIAP PARAGRAF
(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

❄️❄️❄️❄️❄️

Aqila tidur di kamar.

Sedangkan Ethan tidur di luar.

Di ruang tamu, Ethan meletakkan selimut di sofa, menyusun bantal, memakai kacamata, dan meraih laptopnya.

Dia harus bekerja.

Sebelum menemui Aqila di taman tadi, Ethan menghadiri pertemuan penting dengan mitra bisnis di kota lain.

Dia menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat terburu-buru, bahkan rapat yang seharusnya berlangsung di sore hari dibatalkan demi mengejar penerbangan ke kota Moskow.

Meski suasana hatinya masih bahagia setelah reuni mengharukan mereka, Ethan tetap tidak bisa mengabaikan pekerjaan.

Karena dia tidak mewarisi perusahaan ayahnya, tetapi memulai perusahaan sendiri dari nol!

Perusahaan yang Ethan bangun baru berjalan satu tahun lebih, meski belum sebesar perusahaan ayahnya, setidaknya perkembangan di tahun pertama melesat tinggi melebihi perusahaan baru manapun.

Berkat relasi yang kuat dan proyek besar di tangan, Ethan telah membayangkan seberapa besar pencapaian masa depan yang akan diraih tanpa campur tangan orangtuanya.

Tapi, itu tidak akan terwujud jika terlalu lama menunda-nunda.

Jadi, demi masa depan cerah bersama Aqila, dia akan bekerja lebih keras lagi mulai dari sekarang, menjadi sukses melebihi ayah dan keluarganya, lalu hidup bahagia bersama Aqila di hari tua.

Dengan semangat terpicu ini, Ethan bekerja sangat fokus di malam hari. Tangannya mengetik dengan cepat di laptop, sesekali membuka dokumen dan membaca kertas-kertas itu dengan serius.

Beberapa dokumen ditanda tangani, beberapa lagi tidak.
Dia juga memeriksa proposal perencanaan pengerjaan proyek besar berulang kali. Setelah menimbang pro dan kontra, Ethan menyetujui beberapa hal dan mempertimbangkan beberapa hal untuk di diskusikan ulang dengan mitra-nya esok hari.

Pekerjaan seperti itu terlihat mudah dan santai. Tapi kenyataannya, sangat memusingkan.

Jika tidak bisa membuat keputusan dengan hati-hati, siapapun bisa rugi parah bahkan jatuh ke dalam kebangkrutan.

Perintis pemula seringkali terjebak di situasi ini.

Karena, disitulah kecerdasan IQ dan akuisisi seorang pemula di uji.

Namun Ethan berbeda, dia adalah pengusaha baru tapi berani mengambil proyek besar dengan resiko besar. Jika bukan karena otak jeniusnya, pemuda yang baru beranjak dewasa itu pasti sudah dimakan habis-habisan oleh pengusaha-pengusaha berpengalaman di atasnya.

Ethan sangat cakap, dingin, dan ulet. Tidak berbasa-basi, disiplin, dan berkomitmen. Visi misinya jelas, sama sekali tidak bertele-tele.

Meski pikirannya sulit diprediksi, dia sangat pandai mengontrol anak buahnya. Mulai dari para staf, manajer, direktur disetiap departemen, sekretaris, semuanya, dia bisa mengendalikan mereka dengan sangat baik hingga mereka mau bekerja sepenuh hati untuknya.

Begitu juga saat bekerja sama atau bernegosiasi dengan pebisnis lain. Dia selalu punya trik, baik itu pengusaha junior atau yang sudah senior, Ethan selalu bisa memikat mereka dengan kecerdasannya yang di atas rata-rata.

Presentasinya penuh dengan strategi, premisnya selalu masuk akal, keuntungan jangan dikatakan lagi. Dia selalu muncul dengan ide-ide baru membuat siapapun takjub.

Ethan disebut sebagai generasi Tuan Muda paling brilian! Hanya dengan otaknya, bisa dipastikan masa depannya cerah.

Sayang sekali dia menolak menjadi ahli waris.

Jika anak secerdas itu mewarisi perusahaan ayahnya atau menjadi garda terdepan bisnis utama keluarga ibunya. Bisa dibayangkan seberapa besar kegemparan yang akan Ethan timbulkan.

Orang-orang kadang berpikir. ;

Aneh, padahal ada jalan mudah. Kenapa dia memilih jalan yang sulit?

Tidak mewarisi salah satu bisnis keluarga tapi malah merintis usaha sendiri?

Bukankah itu bodoh?

Tapi, apapun itu. Di mata mereka, kemajuan Ethan sangat mengerikan.

Dia adalah monster kecil yang akan berubah ganas di masa depan!

Tepat ketika Ethan akan bangkit untuk membuat kopi. Pintu kamar lantai atas terbuka.

Ethan mendongak, melihat Aqila yang matanya setengah tertutup berdiri di depan pintu.

Ethan tertegun, pukul satu dini hari, kenapa gadis itu bangun?

"Ethan! Lo dimana?"

Suara serak entah karena mengantuk atau ketakutan terdengar. Ethan refleks berdiri. "Di sini"

Mendengar itu, Aqila menghela napas lega.

Aqila melihat ke bawah tangga, menyaksikan Ethan berjalan menghampirinya.

"Kenapa bangun?" tanya pemuda itu setelah sampai di depannya.

Aqila menatap Ethan, matanya memerah, wajahnya sangat pucat, keningnya berkeringat. Sekali lihat Ethan tahu dia bermimpi buruk.

"Nggak, g-gue..."

Ethan langsung membawanya ke dalam pelukan. "Mimpi buruk? hm?"

Aqila meneguk ludah, tidak mengangguk atau menggeleng.

Mimpi yang dia alami tadi sangat menakutkan, begitu manipulatif membuat Qila mengira pertemuan mereka beberapa jam lalu hanyalah mimpi, dan kehilangan Ethan selamanya adalah kenyataan.

Aqila sangat ketakutan, makanya begitu terbangun, dia langsung mencari Ethan.

Ethan bisa merasakan trauma gadis itu meski tidak berbicara.

Dia menggenggam tangan Aqila dan membawanya kembali masuk ke kamar.

"Tidur" katanya sambil membuka selimut.

Aqila menurut dengan patuh, tapi tak disangka Ethan juga masuk ke tempat tidur dan berbaring di sebelahnya.

Aqila, "...."

"Lo sering mimpi buruk kayak gini?" tanya Ethan sambil mengusap rambut Qila .

Aqila agak grogi, pikirannya tidak fokus. Tengah malam adalah kondisi paling mudah bagi seseorang untuk merasa putus asa.

Ethan mengusap keningnya. "Mimpi apa?"

"Mimpi lo pergi"

"Setiap malam?"

"Hm"

Ethan prihatin, agak menyesal. Aqila pasti jarang tidur nyenyak selama enam tahun ini.

Jadi, dengan perasaan bersalah. Ethan menyelipkan tangan ke bawah kepala Qila sebagai bantal, membenamkan kepala gadis itu dalam-dalam ke dadanya, lalu membungkus dengan selimut sehingga gadis itu terbenam sepenuhnya ke dalam pelukan Ethan.

Aqila, "...."

"Kalau gitu gue bakal peluk lo sampai pagi biar nggak mimpi buruk lagi" bisiknya lembut.

Aqila tertegun, jantungnya berdetak kencang. Tapi ketika mendengar ini, hatinya menghangat.

Dia mengangguk, memeluk Ethan erat-erat. Melawan traumanya.

Tubuh Ethan sangat hangat dan nyaman. Juga, suaranya sangat lembut.

Dia tidak takut lagi.

****

Keesokan paginya, Aqila bangun.

Dia terkejut melihat sisi sebelahnya kosong dan melompat keluar dari tempat tidur.

Melihat Ethan ada di lantai bawah sedang memasak, Qila menghela napas lega dan turun ke bawah.

"Sudah bangun?" tanya Ethan sambil mengaduk sesuatu dari dalam panci.

Aqila berdehem mengiyakan. "Lo ngapain?"

"Masak"

"Masak? Lo bisa masak?" Aqila sedikit tak percaya.

"Hm"

"Kapan?" tanya Qila sambil melongok ke dalam panci. Ada sayuran sehat di dalamnya.

"Waktu kuliah gue hidup sendiri. Jadi harus bisa masak," jawab Ethan sekenanya.

Aqila melirik pemuda itu dengan iri.

Lihatlah betapa prefect selirnya ini.

Tidak hanya tampan, pintar, kaya, tapi juga bisa masak!!

Aqila bahkan sampai sekarang belum bisa memasak!

Melihatnya bengong, Ethan mengusap rambutnya. "Cuci muka dulu gih, jangan lupa gosok gigi"

"!!!"

"Kamar mandinya mana?" tanya Qila sambil menutupi wajah. Saking takutnya Ethan pergi dia langsung menghampiri sampai lupa cuci muka!

Sialan!

Ethan pasti melihat jejak ilernya!!

"Di sana, belok kiri"

Aqila lari ke kamar mandi dengan kecepatan kilat, sementara Ethan hanya tersenyum geleng-geleng kepala.

Sepuluh menit kemudian. Aqila keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Ethan selesai masak.

Pemuda itu menata makanan di atas meja makan dan menarik kursi untuk gadis itu duduk.

Aqila agak terheran-heran melihat Ethan mendadak jadi gentleman, dia memperhatikan Ethan duduk di seberang, lalu mengambil makanan untuknya.

"Lo masih suka pedas, 'kan?"

Aqila mengangguk.

Ethan tersenyum, mengambil beberapa ayam goreng pedas bertabur bumbu, juga sedikit kuah sup ke atas nasi.

"Coba ini, ini enak. Gue yakin lo pasti suka," katanya sambil menyodorkan sepiring sarapan ke depan Qila.

Aqila agak linglung, tapi masih bisa berpikir.

Dia menatap Ethan di depannya.

Di bawah cahaya pagi, Ethan terlihat tidak jauh berbeda dengan enam tahun lalu. Wajahnya masih tampan, fiturnya sama, hanya saja potongan rambutnya agak berbeda, juga, tubuhnya lebih dewasa dan lebih tegap dari biasanya.

Dan... Jika di pikir-pikir, Ethan sepertinya bertambah tinggi.

Aqila menurunkan pandangan. Menatap pakaian yang dikenakan Ethan.

Pemuda itu terlihat lebih muda dengan kaos oblong berwarna putih, celana jeans berwarna biru, sangat serasi dengan kulitnya yang terawat dan bersih.

Aqila diam-diam tersenyum. Melihat Ethan berpenampilan seperti ini memberi ilusi seolah-olah mereka tidak pernah berpisah, masih duduk di sekolah menengah, dan bermain-main seperti remaja biasa.

Hanya saja...

"Kenapa? Lo nggak suka makanannya?"

Aqila mengerjap, tersadar dari lamunan dan terbatuk.

Hanya saja... Ketika Ethan menatapnya, itu terlalu lembut.

Sudah enam tahun.

Aqila agak tidak terbiasa.

"Nggak, gue suka" katanya meraih sendok dan mulai makan.

Ethan tersenyum tipis.

"Gimana?" tanya Ethan setelah Aqila menelan makanannya.

Melihat pemuda itu tersenyum, otomatis Aqila juga ikut tersenyum. "Enak"

Senyum Ethan semakin lebar. "Kalau gitu coba ini"

Qila mengernyit. "Gue nggak suka sayur"

"Lo masih nggak suka sayur? Sayang, sayur yang ini beda. Ini enak"

"...."

Aqila tidak bereaksi ketika Ethan memanggilnya 'sayang' berulang kali semalam.

Tapi sekarang, setelah mengkonfirmasi semua ini nyata, jantung Aqila langsung dugem-dugem berdetak kencang.

Aqila tidak mau berdebat dan terpaksa makan sayur.

"Enak?"

"Lumayan"

Dia tidak berbohong, masakan Ethan sebenarnya sangat enak! Bumbunya pas, bahkan pedasnya juga pas.

Ethan tersenyum, meletakkan sendok, dan bertanya sambil menopang dagu. "Jadi, gimana?"

Aqila mendongak. "Gimana apanya?"

"Gue udah cocok jadi ayah buat anak-anak kita, 'kan?"

Aqila langsung tersedak!!

****

Skip time setelah makan.

Aqila duduk di sofa, menunggu Ethan yang sedang bersiap-siap di lantai atas.

Ketika turun, dia terkejut melihat pemuda itu memakai setelan jas berdasi dipadu celana hitam membalut kaki panjangnya.

'Njir setan hot!!'

Ethan menahan tawa melihat Aqila yang melotot tanpa kedip.
"Kenapa lihatin gue segitunya? Gue tampan?" goda Ethan.

Aqila mengerjap, refleks mengangkat jempol. "Persis kayak CEO ganteng di film-film!"

Ethan tidak bisa menahan senyum, lalu sedikit membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan Aqila.
"Kalau gitu lihat wajah gue sepuasnya. Mau pegang, cium, terserah mau lo apain"

Aqila mendengkus, tapi matanya tersenyum. Detik berikutnya dia menoyor kening Ethan sampai pemuda itu mengaduh kesakitan.

"Lo mau wajah tampan gue rusak?"

Melihat Ethan sedikit cemberut, Aqila menangkup wajahnya dengan dua tangan, dan sedikit berjinjit mencium keningnya.

Ethan tersenyum melihat itu dan balas mencium pelipis Qila.

Aqila tertawa. "Nggak dapat bapaknya, dapat anaknya boleh lah"

Ethan mengernyit. "Maksud lo?"

Sinting Qila kembali.
"Lo ingat insiden enam tahun lalu di gudang sekolah? Bokap lo datang nyari-nyari lo, 'kan? Trus pas tahu gue saingan yang bikin kalah taruhan, dia ngasih gue uang 3 miliar! Tapi gue tolak, ingat?"

Tentu saja Ethan ingat!

Dia tidak akan melupakan secuil pun momen bersama Aqila!

"Trus?"

Aqila nyengir. "Di sana bokap lo hot banget!! Kayak Sugar Daddy! Badan tegap, kaki panjang, wajah tampan dewasa, maskulin, banyak duit! Ahhh!! Pokoknya super hot! Kalau bokap lo sering-sering monitoring ke sekolah, gue pasti udah jadi pelakor!!" jelasnya ceplas-ceplos.

Wajah Ethan menghitam.

"Kenapa lo naksir bokap gue? Kenapa nggak naksir gue? Gue kurang hot?"

Aqila mengerjap, lalu mengangguk dengan jujur.

Sial! Bisa-bisanya cewek sinting ini naksir bapaknya!!

Ethan marah, dia menarik Aqila mendekat dan berkata, "Coba lihat sekali lagi, bagian mana di tubuh gue yang kurang hot?"

Aqila menilai dari atas ke bawah sambil mengelus dagu, lalu berkata serius, "Kaki lo kurang panjang"

Ethan, "...."

Excuse me?

Tinggi Ethan sekarang 188 cm, oke?

Kurang panjang apa lagi kakinya?

Apakah cewek Sinting itu mau dia cosplay jadi burung unta?

Melihat reaksinya, Aqila tertawa terbahak-bahak.

Sedangkan Ethan sangat marah dan mendorong Aqila ke sofa, menggelitik pinggangnya.

"Tarik kata-kata lo! Gue ini tampan! Hot! Berkaki panjang!!"

Aqila tertawa sambil menggeliat. "Hahaha Setan! Geli... Geli..."

"Bilang gue hot nggak?" Kukuh Ethan sambil terus menggelitiknya.

"Iya, iya, hot!! Lo hot banget kayak hotpot!!"

"Aqila!!"

"Ahhaahahahaha"

Setelah puas bermain-main di sofa, mereka berjalan keluar apartemen.

Tidak ada orang di lift, jadi mereka bebas berbicara santai.

"Sekarang lo masih naksir bokap gue?"

Aqila meliriknya. "Kenapa bahas ini lagi?"

"Jawab!"

Aqila tersenyum. "Kalau gue bilang 'iya'? Gimana?" godanya.

"Kalau gitu kita harus menikah detik ini juga trus buat anak hari ini juga!!" putusnya bulat.

Aqila, "...."

Kemudian, Aqila melihat Ethan membuka ponsel dan menghubungi seseorang di sana.
"Halo, Alex. Tunda semua pertemuan dan perjalanan bisnis selama tiga hari ini. Sebagai gantinya persiapkan acara pernikahan....—"

Ethan tidak menyelesaikan ucapannya karena ponselnya lebih dulu direbut Aqila.

"Setan! Lo gila?"

"Kenapa? Bukannya tadi malam kita sepakat nikah sekarang?"

Aqila sedikit frustasi, menyesal menggoda selir manjanya ini.

"Gue bercanda, oke?"

"Bercanda? Jadi lo bercanda nikah sama gue?"

Semuanya serba salah, Aqila agak sakit kepala.

Sudah enam tahun, dia pikir Ethan akan berubah.
Ternyata masih sama.

Ethan tetaplah selirnya yang manja, tsundere, dan suka ngambekan!

"Ethan, setan... dengerin gue. Gue mau nikah sama lo tapi nggak sekarang"

"Jadi semalam lo bohong?"

"Gue nggak bohong"

"Kalau gitu kita nikah sekarang!"

Aqila, "...."

"Dahlah, njir!!"

Ethan menahan tawa mendengar itu. Tapi tetap memasang wajah galak.
"Gue nggak mau tahu, pokoknya kita harus nikah trus punya anak sebelas!!"

"Lo mau hamil sebelas kali?" tanya Aqila.

"Kenapa gue yang hamil?"

"Kan lo selir"

Ethan, "...."

"Oke, gue kalah. Mari kita hentikan kebodohan ini" kata Ethan setelah lift tiba di lantai satu.

Aqila tertawa. "Siapa yang mulai duluan?"

Ethan tersenyum geleng-geleng kepala, tangannya menggenggam tangan Qila dengan lembut. Bersama-sama keluar gedung apartemen.

Jelas, walau berpisah begitu lama, perasaan mereka masih sama.

Terbukti dengan percakapan receh di masa remaja yang tak akan pernah basi meski dibahas setelah beranjak dewasa.

****

Ethan memberhentikan mobil di depan apartemen Qila, lalu berkata, "Kita sampai"

Aqila melirik gedung tinggi apartemen, menghela napas berat.

"Kenapa?"

"Sekarang udah lewat absen pagi. Gue pasti kena marah nggak pulang semalaman," kata gadis itu lesu.

Hancur sudah image anak baik yang dia bangun selama ini.

Ethan tersenyum. "Gue udah minta izin ke dosen lo"

"Ah? Serius?"

Ethan mengangguk

Aqila menghela napas lega. "Thanks, Sethan"

Ethan mengangguk. Menatap gedung Universitas Lomonosov di kejauhan.
"Kapan lo ke sana?"

Aqila ikut memandang gedung itu.
"Besok"

"Oh" gumam Ethan. "Gue ada rapat penting hari ini, gue nggak bisa ketemu lo sampai besok"

Aqila menoleh. "Sesibuk itu?"

Dia agak kecewa, padahal Qila ingin menghabiskan banyak waktu dengan Ethan. Bahkan berniat menginap di apartemennya satu malam lagi.

Ethan mengangguk, tangannya terangkat mengusap rambut Qila.

"Gue harus kerja banting tulang mulai dari sekarang buat nafkahin lo dan sebelas anak kita."

Aqila, "...."

Ekspresi Ethan sangat tulus dan serius saat mengatakan itu, membuat jantung Qila berdebar, wajahnya panas.

Gadis itu berdehem menetralkan detak jantung dan berkata, "K-kalau gitu. Rasanya nggak adil lo yang lahiran lo juga yang cari nafkah. Sebagai kaisar, rasanya gue nggak ada harga diri. Gini aja, bentar lagi gue bakal lulus. Gue bakal cari kerja trus nafkahin lo sama anak-anak kita, gimana?"

Ethan mati-matian menahan tawa mendengar negosiasi absurd ini.

Dia memandang Aqila dengan serius dan berkata, "Oke, Yang Mulia"

Aqila, "..."

Ethan, "..."

Mereka terus bertatapan seperti itu sampai tidak tahan lagi dan akhirnya tertawa terbahak-bahak.

Aqila menyeka air di matanya dan berkata sambil tertawa. "Lo tahu pembahasan kita barusan gila dan gaje, kenapa malah ladenin gue?"

"Karena gue suka imajinasi cewek sinting"

Aqila tertawa lagi, "Humor lo receh banget"

"Nggak masalah, asal cinta gue ke lo yang nggak receh"

"Buset! Dari mana lo belajar ngardus?"

Ethan tertawa kecil dan membawa Aqila ke dalam pelukan. "Kapan selesai belajar di kampus besok?"

Aqila membenamkan wajahnya di bahu Ethan, mengingat jadwal, lalu mendongak. "Jam empat sore?'

"Kalau gitu gue bakal jemput jam empat"

Mata Qila berbinar. "Lo mau bawa gue jalan-jalan?'

Ethan tersenyum, menunduk untuk mencium keningnya dua kali.

"Bukan"

"Trus kemana?"

"Bawa lo ketemu calon mertua"

Aqila, "...."

°

°

°

°

*****

~Chapter Extra (2) : Selesai~

*****

°

°

°

°

Jangan lupa vote, komen, dan kasih salju banyak-banyak (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Thank you, Snowy
(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)


Senin, 30 Oktober 2023
IG : Winter_win13

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

1.8M 121K 56
Dari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** #Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] #Highest...
LAURA Bởi lizaa

Teen Fiction

149K 8.3K 48
-Ayah, bukan cinta pertama, tetapi patah hati pertama. Luka terbesar. Mungkin segelintir anak saja yang beruntung mendapat (ayah) sebagai cinta perta...
194K 15.6K 54
Jilan Agatha. Sifatnya susah diatur dan tak mau diatur, berbanding terbalik dengan kembarannya. Jilan panggilannya, kelakuannya jauh dari kategori '...
1.6M 36.1K 45
Gledys franko gledys sosok wanita pemberani, dan mandiri ... hidup sebatang kara sejak 1 tahun lalu karena takdir mempermainkan kehidupannya yang di...