My Husband is Antagonist Novel

بواسطة Arash_ptr

408K 30K 1.6K

Frazea itu gadis mageran Lulus SMK bukannya nyari kerja, dia malah marathon semua cerita yang ada di perpusta... المزيد

Babi 01
Babi 02
Babi 03
Babi 04
Babi 05
Babi 06
Babi 07
Babi 08
Babi 09
Babi 10
Babi 11
Babi 12
Babi 13
Babi 14
Babi 15
Babi 16
Babi 17
Babi 18
Babi 19
Babi 20
Babi 21
Babi 22
Babi 23
Babi 24
Babi 25
Babi 26
Minta Maap🗿

Babi 27

9.2K 658 32
بواسطة Arash_ptr

Lanjutan babi 26

***

Menundukkan kepalanya sebentar, Archer mengecup bibir istrinya secepat kilat. Untungnya, jalanan sedang sepi. "Aku tidak berpikir seperti itu. Aku hanya tidak suka kamu mengabaikanku Leya," ujarnya.

Semakin hari Archer semakin ketergantungan dengan istrinya.

Calleya mematung akibat kecupan secepat kilat itu. Gadis itu takut lama-lama kelamaan dirinya dan Archer akan berbuat lebih jauh. Memang tidak ada salahnya tapi Calleya tidak mau membuat 'Calleya' asli sakit hati.

Menyandarkan kepalanya di dada Archer, Calleya menghirup rakus wangi lelaki itu. Archer itu wangi, anak monyet pun pasti betah berdekatan dengannya.

"Maaf. Janji gak gitu lagi," ucap Calleya.

"Tapi kalo aku ingkar, aku bikin janji lagi," lanjutnya.

"Terus kalo aku ingkar lagi, ya aku janji lagi. Nanti kalo janjinya udah banyak bisa digadaikan,"

"Sakarepmu, Leya," balas Archer jengah.

Calleya lantas menatap Archer. "Om? Bagus! Om semakin berkembang menggunakan bahasa yang baik dan benar!" Ucapnya senang. Gadis itu menepuk-nepuk puncak kepala Archer. Tidak sopan memang namun Archer membiarkannya.

"Om kok mau sih nikah sama aku?" Tanya Calleya asal.

"Memangnya ada alasanku untuk menolak?"

"Om bener! Emang gak ada alesan buat nolak cewek imut, baik hati dan rajin menabung uang di warung seblak kayak aku,"

Menghentikan mobilnya dipinggir jalan, Archer menatap dalam istrinya. Calleya menoleh ke samping untuk menghindari tatapan lelaki itu.

"Jantung gue ngedugem tolong! Biasanya juga kaga kayak gini," batin Calleya.

"Leya," panggil Archer dengan suara rendahnya.

"Ya Om?" Sahut Calleya tanpa melihat wajah Archer.

"Om lagi hm?" Archer menarik dagu istrinya hingga wajah merah merona itu dapat ia lihat.

"Gomen, Mas Ano hehe,"

DEQ

Ano

Ano

Kak Ano

Kak Ano kita kawinnya kapan?

Kak Ano, kalau sudah besal, Alle mau jadi powel lenjel kuning tapi nanti yang lawan monstelnya Kak Ano, soalnya Alle gak mau mati

Kak Ano, adiknya Alle cantik kan?

Kak Ano tadi Alle dimalahin bunda

Kak Ano ayo gendong Alle, kaki Alle lasanya mau patah

Suara-suara itu muncul di kepala Archer. Itu suara Calleya kecil yang Archer rindukan.

"Duh gue keceplosan manggil Archer pake nama panggilannya dulu," batin Calleya resah.

"Mas," Calleya menjepit hidung Archer dengan jarinya supaya lelaki itu sadar dari lamunannya.

"Leya, kamu..." Archer ingin bertanya apakah Calleya mengingat dirinya atau tidak. Tapi setelah dipikirkan lagi, istrinya tidak mungkin mengingatnya.

"Kenapa Mas? Aku lucu ya? Kalo itu mah aku udah tau," dengan amat percaya diri Calleya mengatakannya.

"Kenapa memanggilku seperti itu?"

"Mas Ano? Kan itu nama tengah Mas,"

Archer sedikit kecewa dengan jawaban istrinya. Walaupun tidak ada kemungkinan Calleya mengingatnya, harapan itu masih ada dalam diri Archer. Namun mengingatnya sama saja membuka luka lama.

Kruyukkkk

Monster kegelapan dalam diri Calleya berbunyi. Gadis itu menepuk perutnya yang berbunyi disaat-saat seperti ini.

"Leya laper Mas," cicit gadis itu.

Archer tersenyum geli, "Istriku yang manis ini ingin makan apa?" Tanyanya.

"Mau seblak,"

"Tidak. Ketoprak saja,"

"Terus ngapain ente nanya Mas!" Kesal Calleya.

Satu hal yang menjadi pertanyaannya, kenapa harus ketoprak? Sepertinya Archer mulai menyukai makanan khas indonesia yang asal usulnya masih menjadi perdebatan itu. Entahlah, ada yang mengatakan ketoprak merupakan makanan asal Jawa Tengah. Tak sedikit pula yang mengatakan ketoprak berasal dari Cirebon.

***

Tidur siang setelah makan benar-benar hal yang menyenangkan. Sehabis makan ketoprak, Archer dan Calleya pulang ke Mansion. Archer memandang istrinya yang tertidur pulas. Lelaki itu mengulurkan tangannya mengusap cairan di sudut bibir istrinya yang mampu membuat sebuah pulau di kasur.

Calleya bergumam tidak jelas dalam tidurnya. Archer mengusap kepala gadis itu agar istrinya kembali tenang.

"Zoroooo...." Calleya mengigau. Entah apa yang tengah gadis itu mimpikan siang hari ini.

"Leya, kenapa harus nama pria itu yang kamu sebut?" Archer cemburu.

"Leya, bukankah aku terlihat bodoh? Cemburu pada sesuatu yang tidak nyata,"

"Aku menyukai dirimu yang sekarang, tapi aku juga merindukan dirimu yang dulu, Princess Cadel,"

"Leya, hari itu benar-benar hari yang buruk. Hari dimana kamu tidak mengingatku. Jika saja waktu bisa diputar kembali, aku tidak akan meninggalkanmu," dihantui rasa bersalah membuat dada Archer kian sesak.

"Andai kakek tidak membuat rencana perjodohan ini, mungkin aku tidak akan bisa menemuimu lagi,"

"Kamu pasti bosan mendengarnya Leya, tapi akan ku katakan lagi, aku mencintaimu tanpa batas. Kamu istriku, makhluk kecil merah yang lahir di depan toko bunga," Archer pun menyusul istrinya menyelami mimpi.

Mata yang terpejam itu terbuka. Calleya menatap wajah lelaki yang tidur dihadapannya. Ada setitik rasa egois yang timbul di didalam diri Calleya untuk memiliki Archer seutuhnya. Namun Calleya sadar diri bahwa ia bukanlah siapa-siapa didunia ini. Ia hanyalah seorang gadis yang tidak tau mengapa bisa terlempar ke dalam tubuh 'Calleya' asli.

"Buat husbu-husbu gue, gue minta gomen sebelumnya. Tapi munafik kalo gue bilang gue gasuka Om Archer,"

"Tapi gue sadar diri kalo gue bukan Calleya. Gimana reaksi Om Archer kalo dia tau gue cuma jiwa yang nyasar ke badan istrinya,"

"Calleya, gue bener-bener mohon sama lo, plis dateng ke mimpi gue, tunjukkin muka lo didepan gue, gue harus apa Calleya? Lo cinta kan sama suami lo? Balik Calleya! Jangan nempatin gue diposisi serba salah kayak gini,"

***

Kepanikan melanda Archer kala tak menemukan sosok Calleya disampingnya. Tanpa mencuci wajahnya, Archer pergi mencari sang istri sembari memanggil-manggil nama istrinya.

Turun ke bawah, samar-sama Archer mendengar keributan. Lantas lelaki itu mempercepat langkahnya untuk melihat apa yang terjadi.

"Cukup Nona! Kami tidak mau pindah alam!"

"Nona! Tolong hentikan semua ini, kami tidak sanggup,"

Archer mengerutkan dahinya. Separah apa hal yang dilakukan istrinya sampai-sampai para pekerja di dapur berkata seperti itu. Istrinya duduk bersila di salah satu kursi sambil bersedekap dada.

"Nona, kenapa saya juga ikut dihukum?" Niswa berkata dengan formal. Suaranya terdengar seperti orang yang ingin menangis.

"Ada apa?" Tanya Archer. Ia berdiri di belakang istrinya.

"Tuan! Tolong saya! Walaupun sudah tua tapi saya tidak ingin mati muda," ucap Samuel.

Hanya Samuel yang berani mengeluarkan suaranya. Semua pekerja dapur selain koki satu itu diam sembari melirik takut-takut pada Archer.

"Leya," Archer menundukkan kepalanya untuk melihat sang istri.

"Mas..." Calleya mendongak menatap Archer. Suara gadis itu seperti anak kecil yang ingin mengadu kepada ayahnya jika mainannya direbut.

Mata sembap, hidung merah dengan sedikit ingus yang keluar dari salah satu lubanh hidung Calleya. Lalu bibir yang mencebik benar-benar membuat Archer gemas. Ugh! Apa Archer kurung saja istrinya didalam kamar? Ide yang bagus.

"Kenapa hm?"

"A-arya. Arya digoreng sama si Alip," tangis yang sudah mereda seketika pecah kembali ketika Calleya mengingat hal menyedihkan itu. Masa bodoh jika dirinya tidak sopan memanggil Koki Alief langsung dengan namanya.

Walaupun Archer setuju dengan tindakan Alief, lelaki itu tetap memasang wajah pura-pura bersimpati terhadap apa yang terjadi pada Arya si ikan jelek. Archer berusaha menahan diri untuk tidak menertawakan nasib Arya.

Bangun tidur Calleya merasa haus. Ia pergi ke dapur untuk mengambil minum. Padahal jika mau, Calleya bisa menyuruh pelayan membawakannya. Sampainya di dapur gadis itu amat sangat syok dengan apa yang dilakukan Koki Alief.

Nampak Alief yang tengah memegang buntut Arya diatas wajan berisi minyak panas. Sebelum Alief menceburkannya, Calleya berteriak.

"BANGS*T! CUPANG GUE!!!" Keluarlah kata-kata mutiara dari mulut manis Calleya.

Alief tersentak. Jari telunjuk dan jari jempolnya yang memegang buntut Arya terlepas. Arya terjun bebas dari ketinggian 30 Cm menuju lautan kuning. Alief dan Calleya sama terdiam mendengarkan suara Arya tergoreng. Benar bukan? Arya itu tergoreng bukan digoreng.

"N-nona," Alief tersadar.

Mata Calleya berkaca-kaca. Hidungnya kembang kempis. Gadis itu menangis. Alief segera mematikan kompor yang sedang menggoreng Arya dan menghampiri Nonanya. Calleya sontak menjambak rambut Alief hingga rontok sambil memaki-maki koki itu.

"Alip baka! Kuso yaro!"

Bodoh! Brengsek!

"Inu lo inu!"

Anjing!

"Lo ningen ternaudzubillah pokonya huaaa,"

Manusia

Melepas jambakannya, Calleya mendekati jenazah Arya. Gadis itu menaruh jenazah Arya diatas piring putih. Calleya duduk bersila di salah satu kursi.

Sembari memegangi kepalanya yang nyeri, Alief bertanya pada Calleya. "Mau pakai nasi Nona?"

"Urusai baka!" Calleya melotot tajam.

Berisik!

Memandang sendu jenazah Arya, Calleya mencoba mengiklaskan kepergian ikan cupangnya yang mati konyol. Bangkit dari kursi, Calleya ingin membalaskan dendam Arya. Ia memang sudah ikhlas, namun kurang lengkap jika tidak balas dendam terlebih dahulu.

Calleya mengeluarkan nasi dari magic com. Menyalakan kompor yang tadi dipakai untuk menggoreng Arya, Calleya memasukkan nasi itu. Gadis itu menambahkan apapun yang terlihat didepan matanya. Membuka rak, Calleya menemukan pewarna kue. Ia juga menambahkan pewarna kue itu hingga nasi yang tadinya putih berubah menjadi hijau.

Alief sendiri meringis melihat bagaimana Nonanya memasak. Tidak ada rasa bersalah dalam diri Alief karena sudah hampir menggoreng Arya walaupun pada akhirnya Arya malah tergoreng dengan sendirinya. Alief merasa ikan jelek itu memang ingin mengakhiri hidupnya.

Pekerja dapur yang lain satu persatu datang. Mereka melotot bersamaan melihat Calleya memasak. Padahal banner segede gaban bertuliskan 'Nona Tidak Boleh Memasak' sudah terpampang jelas.

"Nona, apa yang anda lakukan?" Tanya Samuel cepat.

"Sudah jelas Nona sedang memasak," sahut Niswa malas.

Calleya menoleh sebentar dengan tatapan datar. Ia menghitung ada berapa pekerja dapur yang akan mencoba hasil eksperimennya. Menata satu persatu piring di meja, para pekerja dapur berinisiatif untuk membantu Calleya tapi gadis itu tidak memperbolehkan seorang pun bergerak mendekatinya.

Satu centong nasi goreng hijau dengan wangi yang istimewa Calleya sajikan.

"Lo semua! Duduk disini dan makan!" Suruhnya tak ingin dibantah.

"Yang enggak kebagian bangku, duduk dibawah!" Lanjutnya.

Para pekerja dapur saling bertatapan. Mereka semua kecuali Alief tidak tau apa penyebab Nonanya berbaik hati seperti ini. Namun, dilihat dari sisi manapun, makanan yang Calleya sajikan itu agak lain. Bahkan wanginya pun bisa membuat siapapun muntah seperti Niswa yang sedang menahan dirinya untuk tidak muntah.

"Non-"

"Jangan banyak tanya! Makan!" Calleya kembali duduk disalah satu kursi.

Langsung saja mereka memakannya dan menelannya dengan terpaksa. Baru satu suap saja mereka ingin muntah tapi karena takut Nonanya akan marah, mereka tetap menelannya sampai memohon-mohon agar Calleya menghentikan. Barulah ketika Archer datang, mereka tau apa alasan Calleya berbaik hati memasakkan mereka.

"Alief gobl*k!" Umpat Niswa sambil mengunyah nasi goreng hijau buatan Calleya.

Para pekerja dapur juga menahan umpatan, mereka tidak seberani itu untuk mengumpat didepan Archer.

Archer menghela napasnya. "Kalian semua kecuali kau Alief, habiskan makanan buatan istriku," suruhnya.

Tubuh Calleya terangkat. Gadis itu masih sesegukkan karena kepergian Arya. Archer menggendongnya ala koala karena istrinya membawa jenazah Arya.

"Mas, ayo kubur Arya," ucap Calleya.

"Ya. Ayo kita kubur. Semoga Arya mendapatkan ketenangan di sana," balas Archer. Lain dengan hatinya yang malah berkata, "Semoga kau membusuk di neraka ikan jelek!"

Dan disinilah mereka sekarang.

Berdiri formal dengan pakaian serba hitam, Archer memayungi istrinya yang tengah menatap prosesi pemakaman Arya di halaman belakang Mansion. Archer juga memakaikan istrinya kacamata hitam.

Para bodyguard berbaris rapi ikut mengantarkan Arya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Tidak hanya para bodyguard, hampir semua penghuni Mansion hadir disana. Bi Kana juga memakai pakaian serba hitam, ia mengucapkan turut berduka cita atas kepergian Arya.

Arya si ikan cupang sudah dimakamkan. Sekarang waktunya berdoa. Ustadz Jamal diundang kesini untuk memimpin doa. Selesai berdoa, Calleya berjalan ke makam Arya di dampingi Archer dengan membawa bunga lily. Menaruhnya diatas tanah yang masih basah itu, air mata Calleya keluar lagi.

Selain acara pemakaman, nanti malam juga akan digelar acara tahlilan untuk Arya. Acara ini terbuka untuk umum, bagi kalian yang mau datang, silahkan saja. Calleya juga akan membagi-bagikan makanan jika sudah empat puluh hari kepergian Arya.

Untuk mengenang jasa Arya, marilah kita sama-sama berdoa. Arya, semoga tenang di alam sana. Itupun kalau kuburannya enggak dikorek-korek sama kucing.

Hari-hari Calleya tanpa Arya terasa sepi walaupun abang penjual cupang sudah mengirimkan semua ikan cupang jualan bapaknya, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Arya di hati Calleya. Archer membuatkan rumah khusus untuk para ikan cupang. Dari semua ikan cupang, hanya Arya yang mampu membuat Archer kesal setengah mati. Gara-gara ikan itu Calleya sering mengabaikannya, istrinya lebih memperhatikan dan lebih sering mengobrol dengan ikan itu daripada dengan dirinya. Syukurlah Arya tergoreng. Oh atau jangan-jangan dalang dibalik kematian Arya adalah Archer.

Cape w ama dunia! Pengen ke isekai tpi tuh portal kga ketemu²

Sorry nih y klo w kg prnh nyebutin nma merk mobil di cerita ini

Semoga cupang² gue kga bernasib kayak si Arya

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

Remove Wounds بواسطة Rain_

الخيال (فانتازيا)

1.1M 103K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
transmigrasi Anak Duke بواسطة Asahi Azusa

الخيال (فانتازيا)

57.5K 6.1K 23
Zoana lexy, sebuah karakter piguran dalam sebuah novel, dimana piguran itu baru saja keluar dari hutan, dan mati saat bertemu dengan pemeran utama. ...
158K 9.9K 18
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
77.3K 5.4K 22
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...