Friendship (Xodiac) End√

SugaJennie24

76.8K 7.9K 4.7K

Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekola... Еще

Asrama
Ruang Mawar Melati
Gara-Gara Leo Kegerahan
Geng Belalang Kupu-Kupu
Perhatian Zayyan Pada Sing
Dongsaeng Mulai Posesif
Zayyan Menangis karena apa?
Zayyan Janjian
Salah Paham Bikin Lapar
Baikan Sama Sing?
Ada Apa Dengan Lex?
Obrolan Aneh Zayyan-Sing
Pemuda Misterius
Super Zayyan
Sing Kenapa?
Ketika Bocil Cemburu
Perasaan Lex Terhadap Zayyan
Dibalik Sikap Lex
Zayyan Perduli Pada Lex?
Lex-eu Jangan Menangis
Pergi Camping
Camping #1 (Mimpi Aneh)
Camping #2 (Di Mana Zayyan?)
Camping #3 (Selamatkah Zayyan?)
Davin Ke Mana?
Maunya Sama Zayyan
Sayang Lex juga?
Cemburu Sama Eunbi
ZaySing Yang Aneh
Perkara Suap-Suapan
Pengakuan Sing?
Bogoshippeo
Saling Menjauh
Lebih Sakit Dari Luka
Upaya Mendamaikan
Curahan Hati
Dibohongi
Malam Minggu
Patah Hati
Who's That Girl?
Aku Tak Mengerti Perasaan Ini
Nasi Goreng Spesial
Sama-Sama Cemburu
Hati Yang Mendua
Disuruh Putus
Keputusan Berat
Pesta Kelas Dadakan
Jadikanku No.1 Dihatimu
Leo Nggak Mau Turun Tahta
Mencuri Kesempatan
Gara-gara cemburu
Pertengkaran Dongsaeng
Pengumuman
Zayyan Berterimakasih
Siapa Yang Menculik Zayyan?
Rasa Kehilangan
Keadaan Zayyan
Zayyan Tinggal Di Mana?
Upaya Mencari Zayyan
Apakah Semua Sandiwara?
Penyebab Zayyan Menghilang
Rahasia Davin Ketahuan
Menunggumu
Surprise
Akhirnya Aku Kembali
Perasaan Yang Tak Berubah
Akhirnya Saling Jujur
Pengumuman 2

Perdebatan Para Bocil

1.1K 141 103
SugaJennie24

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Hari telah subuh, tak seperti biasanya pagi ini Leo bangun lebih awal dari biasanya.

Dan saat ia bangun, ia malah melihat pemandangan yang sangat menyebalkan hatinya.

Bagaimana tidak, dirinya yang tadinya berniat untuk membangunkan Zayyan agar melaksanakan ibadah shalat subuhnya, kini malah di buat kesal dengan Zayyan yang tidur berdua di ranjang yang di tempati oleh Sing. Dan bukan hanya itu saja, sebelah kaki Zayyan dengan santainya nangkring di atas paha Sing, meski tubuh mereka tidak menempel karena Zayyan memang sengaja menjaga jarak agar tak mengenai luka di punggung Sing.

Dengan bersedekap dada dan dengan bibir manyun lima sentinya, Leo pun membangunkan Zayyan.

"Hyung, bangun! Hyuung...Zayyan Hyung, bangun!!" Leo mengoyak-oyak tubuh Zayyan agar lekas bangun.

"Eugghh...," Zayyan menggeliat, namun anehnya kakinya tetap nemplok di atas paha Sing.

Zayyan mengerjap-ngerjapkan matanya sambil melihat ke arah Leo.

"Eh, Ouyin kamu udah bangun?" Sapa Zayyan.

Leo masih manyun. "Bagus ya, tidur di sini sama Sing, mana kakinya pakai acara nemplok segala di paha Sing!" Sindir Leo kesal.

"Eh, masa sih kaki Zayyan Hyung nemplok di paha ku?" batin Sing yang rupanya diam-diam juga ikut terbangun karena mendengar suara Leo tadi. Sing melirik ke pahanya, dan memang pahanya terasa berat seperti ada yang menindih dan ternyata benar yang dikatakan Leo bahwa kaki Zayyan berada di atas pahanya.

"Hehehe...maaf, Ouyin," sambil nyengir kikuk, Zayyan yang menyadari hal itu pun perlahan menurunkan kakinya dari paha Sing.

"Ck! Leo sirik aja lagi! Suka-suka Zayyan Hyung lah kakinya mau nemplok di mana," batin Sing kecewa. Namun matanya masih terpejam, sehingga baik Zayyan maupun Leo tak mengetahui bahwa Sing saat ini juga sudah bangun.

"Maafin Hyung ya, Ouyin. Kan semalam Hyung nggak sadar kalau Hyung nemplokin kaki Hyung ke pahanya Sing," Zayyan meminta maaf pada Leo layaknya seseorang yang kepergok selingkuh oleh pacarnya.

"Ah, alasan!" Ketus Leo.

"Beneran kok, Hyung nggak sadar waktu nemplokinnya. Maafin Hyung ya, Ouyin, please!!" Zayyan duduk sambil memohon pada Leo.

"Semalam sama Eunbi, sekarang sama Sing, besok-besok sama siapa lagi, huh? Nyebelin banget sih jadi Hyung nggak bisa jaga hati dan perasaan Ouyin!" Timpal Leo sewot.

"Udah cepetan turun, ambil wudhu sana terus shalat subuh!" Lanjut Leo, meski kesal, namun Leo tak lupa akan tujuan awalnya membangunkan Zayyan.

"I-Iya iya...," Zayyan menurut dan segera turun dari ranjang. Beruntung kemarin Zayyan sempat membawa sarung, peci, berikut sajadah miliknya, sehingga dirinya kini dapat menunaikan ibadah shalatnya.

Sementara itu Sing tetap berpura-pura masih tertidur demi menghindari keributan dengan Leo, karena jika dia bangun saat ini, Leo juga pasti akan turut memarahinya, karena telah membiarkan Zayyan tidur bersamanya di atas ranjang.

***

Pukul 07.00 pagi waktu KST, Davin dengan di temani oleh kedua Hyungnya yakni Beomsoo dan Wain kini tengah berada di ruang makan untuk sarapan bersama.

Tiba-tiba bel di pintu ruang Belalang Kupu-Kupu berbunyi, Davin sebagai maknae di ruangan tersebut dengan sigap langsung membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.

"Ya ampun, Davin-ie! Syukurlah kau selamat!" Tiba-tiba Gyumin yang berdiri di luar pintu, langsung masuk dan memeluk tubuh Davin dengan penuh rasa haru.

"Tumben-tumbenan nih Gyumin Hyung pakai meluk-meluk segala, biasanya juga enggak!" Batin Davin heran, meski bibirnya tersenyum.

"Hehehe...iya, Hyung, syukurlah kita bisa ketemu lagi ya," timpal Davin.

Gyumin melepaskan pelukannya, lalu memeriksa tubuh Davin yang bongsor dari kepala hingga kaki.

"Kamu nggak kenapa-kenapa kan, Vin? Nggak ada yang luka, kan?" Tanya Gyumin.

"Ng...nggak kok, Hyung. Aku baik-baik aja, cuma tanganku agak lecet dikit," Davin menunjukkan tangannya yang lecet akibat terlalu lama berpegangan pada akar pohon kemarin.

"Aigoo! Kasihan sekali uri Davin-ie! Apakah sudah di obati?"

"Sudah Hyung, semalam udah aku kasih obat merah dan juga salep anti nyeri," jawab Davin.

"Syukurlah, semoga cepat sembuh ya. O ya, di mana Beomsoo dan Wain?"

"Ada tuh di ruang makan, yuk kita ke sana!" Ajak Davin ramah sambil merangkul Gyumin.

"Eh, ada Gyumin! Tumben ke sini pagi-pagi, ada apa?" Ucap Wain.

"Aku ke sini mau melihat keadaan Davin, sekalian...," Gyumin tak meneruskan kalimatnya dan malah tersenyum kikuk.

"Sekalian apa?" Tanya Beomsoo.

"Sekalin numpang sarapan, boleh nggak? Hehehe...," jawab Gyumin sambil nyengir kikuk.

"Hehehe...," Beomsoo, Wain, dan Davin balas nyengir kikuk juga.

"Boleh kok, mari silahkan duduk!" Beomsoo mempersilahkan.

Dan dengan senang hati, Gyumin langsung duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan tersebut.

"Pasti Hyunsik Hyung lupa nggak nyetok makanan di kulkas ya, makanya kamu ke sini?" Tebak Wain ceplas-ceplos.

"Hehe...tau aja!" Balas Gyumin.

Gyumin pun mulai menyantap sarapan dengan mereka bertiga.

"O ya, ngomong-ngomong bagaimana ceritanya kau bisa ketinggalan, Davin?" Tanya Beomsoo penasaran di sela kegiatan makannya.

"Jadi gini Hyung, sewaktu aku sedang berjalan bersama kalian menelusuri hutan untuk mencari Zayyan Hyung, entah bagaimana ceritanya tiba-tiba aku terpisah dari kalian. Lalu saat aku melewati tepi sungai, aku malah terperosok, beruntung aku masih bisa bertahan dengan memegangi sebuah akar pohon sehingga aku tidak sampai jatuh ke bawah," cerita Davin.

Ketiga Hyungnya terkejut mendengar ceritanya.

"Saat itu aku terus berteriak memanggil-manggil nama kalian untuk meminta pertolongan, tapi tak ada satu pun yang datang. Aku sangat ketakutan sekali, Hyung," lanjut Davin sendu.

"Maafkan kami ya, karena tidak mendengar teriakanmu," ucap Beomsoo merasa bersalah.

"Iya, maafkan kami ya," sambung Wain.

"Lalu bagaimana ceritanya kau bisa selamat dan naik ke atas sungai?" Tanya Gyumin.

"Setelah sekian lama aku berteriak dan meminta tolong dan hampir putus asa, tiba-tiba aku mendengar ada suara seseorang yang tak asing bagiku. Lalu aku mencoba untuk berteriak meminta tolong lagi, dan ternyata orang tersebut mendengarku dan langsung menolongku dan bahkan ia jugalah yang telah mengantarku pulang kembali ke asrama," terang Davin lagi.

"Siapa orang itu?" Tanya Beomsoo.

"Kalian juga mengenalnya kok, dia adalah Ricky," jawab Davin.

"Ha? Ricky di sana? Kok bisa?" Pekik Gyumin terkejut.

"Iya, katanya sih dia ke sana mau camping sama teman-temannya, tapi berhubung teman-temannya tidak ada yang datang, jadi acara camping mereka batal," jelas Davin sesuai pengakuan dari Ricky waktu itu.

"Oohh...gitu," ketiga Hyungnya itu manggut-manggut percaya dengan cerita Davin.

"Tapi...kalian semua kok tega ya, ninggalin aku sendirian di sana? Memangnya kalian tidak engeuh apa saat di dalam bus kalau aku tidak ada di antara kalian? Kalian semua jahat!" Davin merengut kesal.

"M-Maaf, soalnya waktu itu kami semua sedang sibuk mengurus dan mengkhawatirkan keadaan Sing," jawab Beomsoo.

"Iya, maafin kami semua ya Davin," Gyumin pun merasa sangat bersalah.

"Memangnya kenapa sih dengan Sing? O ya, mengenai Zayyan Hyung gimana? Dia ditemukan di mana?" giliran Davin yang penasaran.

"Kami menemukan Zayyan di dalam hutan, dan dia dalam keadaan selamat. Namun Sing tidak, dia terluka di bagian punggungnya akibat tusukan benda tajam, dan dia harus dilarikan ke rumah sakit hari itu juga. Zayyan, Lex-eu, Leo dan Hyunsik Hyung ikut menemaninya ke rumah sakit, sedangkan kami di perintahkan untuk kembali ke asrama," jelas Wain.

"Ha? Kok bisa? Memangnya siapa pelakunya?" Davin terkejut.

"Kami juga belum tahu siapa pelakunya, karena Zayyan belum mau menceritakannya pada kami," ucap Beomsoo.

Davin tertegun. "Jadi karena itulah, Zayyan Hyung tidak mencariku lebih dulu karena dirinya sedang sibuk mengurusi Sing," batin Davin.

"O ya, gimana kalau hari ini setelah sarapan kita semua pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Sing sekaligus membawakan baju ganti bagi mereka yang menemaninya di sana?" Usul Gyumin.

"Setuju!" Seru yang lainnya serentak.

***

Dokter telah selesai memeriksa kondisi Sing pagi ini. Seorang suster bahkan telah mengobati dan mengganti perban pada luka di punggung Sing.

"Sebaiknya kau jangan dulu mandi ya, karena bekas jahitan pada lukamu masih basah. Cukup di lap-lap saja jika ingin membersihkan tubuhmu," pesan sang Dokter sebelum pergi tadi.

Sing, Zayyan dan Leo mendengarkan penjelasan dari dokter tersebut dengan baik. Setelah itu Sing pun di minta untuk sarapan dengan menu makanan yang di sediakan oleh rumah sakit.

"Hyung, tolong suapi aku dong!" Manja Sing.

"Nde," jawab Zayyan yang sebenarnya masih merasa canggung berhadapan dengan Sing.

Kalau bukan karena Sing sedang sakit dan terluka demi dirinya, Zayyan pasti sudah menolak permintaannya saat ini.

Meski begitu, dengan telaten Zayyan pun menyuapi Sing. Dan setiap kali Zayyan menyuapkan makanan ke mulutnya, dengan sengaja Sing menatap mata Zayyan sambil tersenyum penuh arti, membuat wajah Zayyan memerah seketika. Bukan itu saja, Sing bahkan mengedipkan sebelah matanya ke arah Zayyan sambil mencolek dagunya. Dan Sing suka hal itu, ia suka menggoda Zayyan sampai pemuda dihadapannya itu salah tingkah.

Zayyan risih dan takut Leo jadi curiga, namun dia tak bisa mencegah kelakuan aneh Sing tersebut.

Leo yang diam-diam memperhatikan keduanya sambil berpura-pura bermain ponsel pun dibuat sebal dengan tingkah mereka.

Setelah selesai menyuapi Sing, Zayyan membantu menyiapkan obat-obatan yang harus diminum oleh Sing pagi ini sesuai petunjuk dokter tadi. Lalu kemudian ia pun pergi ke dalam kamar mandi untuk mandi.

"Leo tolong jaga Sing sebentar ya, Hyung mau mandi dulu," ucap Zayyan.

Leo hanya mengangguk menanggapinya.

Setelah Zayyan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan itu, Leo pun menghampiri Sing lalu duduk di kursi samping tempat tidurnya.

"Heh, Sing! Aku tahu kau sedang sakit, tapi bisa nggak sih kamu tuh nggak usah sok caper dan ganjen di depan Zayyan Hyung?!" Leo berbicara sambil menekan-nekan telunjuknya di kening Sing, lalu kemudian menarik tangannya kembali.

"Apaan sih kamu, Leo? Siapa juga yang sok caper dan ganjen? Aku enggak!" Elak Sing.

"Lah itu tadi buktinya, kamu pakai acara minta di suapi segala, emangnya tangan kamu terluka? Kan enggak? Bisa kali makan sendiri mah! Terus abis itu kamu tadi pakai acara ngedipin mata kamu segala, tatap-tatapan segala, colek-colek segala, mana pakai senyum-senyum segala lagi! Aishh, nggak jelas banget tau nggak kamu tuh!" Kesal Leo.

"Kamu tuh yang nggak jelas! Kamu tuh ya, apa-apa maunya dekat-dekat sama Zayyan Hyung terus, sementara orang lain nggak boleh deket-deket sama Zayyan Hyung! Dasar egois!" Balas Sing tak terima.

"Yeee...dasar ganjen! Caper!" Balas Leo juga tak terima.

"Biarin!" Balas Sing.

"Aku peringatin kamu ya Sing, kamu jangan pernah berani merayu Zayyan Hyungku. Kalau cuma mau main dan jadi satu circle sama kita sih boleh-boleh aja, tapi ingat aku tetap pemegang tahta tertinggi yang berhak memiliki Zayyan Hyung dan nggak akan pernah tergantikan. Paham?!"

"ENGGAK! AKU NGGAK PAHAM DAN NGGAK MAU PAHAM!" Timpal Sing.

"Yeee...nih bocil satu dibilangin malah ngelawan!" Omel Leo.

"Siapa yang bocil? Kamu tuh yang bocil! Gini-gini aku Hyungmu, kalau kau lupa!" Sing menegaskan posisi dirinya.

"Yaelah! Cuma beda beberapa bulan doang mah, nggak ngaruh kali!" Balas Leo.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, dan Zayyan muncul dengan rambut basah yang menambah aura seksi bagi Zayyan di mata kedua bocil tersebut.

Dan anehnya, baik Leo maupun Sing langsung merubah raut wajah mereka yang tadinya kesal menjadi normal kembali, dan otomatis perdebatan sengit di antara mereka pun terhenti. Keduanya bersikap biasa saja, seolah tidak terjadi sesuatu apapun di antara mereka barusan.

"Hyung, udah mandinya?" Tanya Leo.

"Udah, sekarang giliran Ouyin gih yang mandi!" Perintah Zayyan.

"Nde," jawab Leo.

Baru saja Leo hendak berjalan menuju ke kamar mandi, tiba-tiba Sing berbicara pada Zayyan.

"Hyung, tadi kata Dokter kan aku belum boleh mandi, hanya boleh dilap-lap aja. Jadi mau nggak Zayyan Hyung mengelap badanku dengan handuk basah?" tanya Sing yang lebih ke arah meminta.

Leo mendelik ke arah Sing mendengar ucapan Sing pada Zayyan barusan.

"Baiklah, aku akan mengelap badanmu. Tunggu sebentar ya, aku ambilkan air dan handuknya dulu," jawab Zayyan tak menolak, meski dalam hati deg-degan jika harus mengelap badan Sing saat ini.

Seolah tak percaya dengan jawaban Zayyan, Leo pun sampai menganga kaget mendengarnya.

Zayyan masuk ke dalam kamar mandi lagi untuk mengambil air dan handuk bersih.

"Keterlaluan kamu Sing!" Leo mengepalkan kedua tangannya sambil menatap sinis pada Sing.

"Biarin! Wleee...!!" Sing memeletkan lidahnya ke arah Leo meledek.

"Manja banget jadi orang!" Cibir Leo.

"Biarin, sekarang ini adalah giliranku! Memangnya kamu doang yang bisa manja-manja sama Zayyan Hyung? Aku juga mau kali!" Balas Sing.

"Tapi Zayyan Hyung milikku!" Tegas Leo.

"Siapa bilang? Coba kau tanya pada Zayyan Hyung, dia pilih kau atau aku?!" Sing tak terima.

"Ya pasti pilih akulah!" Timpal Leo percaya diri.

"Preeeetttt...!!" Ledek Sing.

"Yeee...nih bocah malah ngeledek lagi! Awas kau ya nanti kalau sudah sembuh!" Leo benar-benar kesal.

Tak lama kemudian Zayyan pun ke luar dari dalam kamar mandi dengan membawa sebaskom air dan handuk kecil.

Dan kedua bocil itu pun segera mengubah air mukanya menjadi normal kembali.

"Ouyin, udah kamu mandi dulu sana, Hyung mau mengelap badan Sing dulu!"

"I-Iya, Hyung," jawab Leo terpaksa, karena tak rela dengan apa yang akan di lakukan Zayyan saat ini pada Sing.

Diam-diam sembari masuk ke dalam kamar mandi, Leo pun membombastic side eye ke arah Sing, namun Sing tak perduli.

***

Di ruangan Lex, setelah dokter selesai memeriksa kondisi Lex yang sudah mulai membaik pagi ini, karena demamnya sudah turun, ia pun diminta untuk segera sarapan dengan menu yang di sediakan oleh rumah sakit.

Namun sayangnya, Lex menolak untuk sarapan. Bukan karena menunya yang tidak cocok dengan seleranya, melainkan ada hal lain yang membuatnya menolak untuk sarapan.

"Ayolah, sarapan dulu walau sedikit. Kau kan baru saja sembuh, jadi harus tetap sarapan biar tidak sakit lagi!" Bujuk Hyunsik.

Lex menggeleng. "Tidak mau! Aku nggak mau sarapan kalau tidak di suapi oleh Zayyan!" Ucap Lex.

"Aigoo! Ini anak kenapa sih dari kemarin maunya sama Zayyan melulu?" Batin Hyunsik lelah.

"Zayyan kan lagi sibuk ngurusin Sing, jadi sini biar aku saja ya yang menyuapimu! Sini, yuk! Aaa...!" Hyunsik hendak menyuapi Lex.

"Enggak mauuu! Aku maunya cuma sama Zayyan! Titik!" Rengek Lex.

"Aishh!!" Hyunsik mengusak rambutnya frustasi.

"Iya, baiklah! Aku akan panggilkan Zayyan dulu kalau begitu!" Hyunsik akhirnya menyerah dengan sikap manja Lex.

Lex pun langsung menyunggingkan senyumnya, setelah mendengar jawaban Hyunsik barusan.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan komen dan vote ya guys, biar author semangat buat ngelanjutinnya.

Terimakasih.

🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸

Продолжить чтение

Вам также понравится

475K 5K 86
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
7K 767 18
X! beyond the world! Hello, we are xodiac cerita random tentang persahabatan member xodiac di balik layar tanpa sorot kamera. ⚠️ WARNING ⚠️ • Fanfic...
Cinta dalam Rintik [Zayyan] Namu-ya

Подростковая литература

1.5K 179 6
Dalam kota yang dipenuhi rahasia dan emosi, hujan bukan hanya sekadar elemen cuaca. Tetes-tetes yang jatuh membuka pintu ke dunia perasaan yang terse...