Jawaban dari Kesetiaan

נכתב על ידי Yulynns

128K 1.5K 11

Kami berpisah bukan karena dia tidak mencintaiku. Aku akan menunggumu jika itu yang kamu inginkan. Aku yakin... עוד

Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
OTW Terbit !!!

Bab 1

15.1K 449 6
נכתב על ידי Yulynns

"Kamu yakin dengan keputusan mu?" Tanya pria yang kucintai. Aku hanya menganggukkan kepala ku pasti sambil menatapnya erat. Dia mendengar keputusanku dengan bimbang.

"Orang tua mu melarang, bukan?" Tanyanya lagi setelah terdiam beberapa saat.

Aku bangkit dari tempat duduk ku dan menghampiri dia yang duduk di seberang kemudian memeluk lehernya.

"Aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersama mu. Bukankah itu juga harapanmu?"
James tidak menjawab ku, kemudian membalas pelukan ku dan membisikkan sesuatu di telingaku.

"I love You."

Malam itu adalah malam yang ketiga kalinya kami bercinta. Tidak ada penyesalan, yang ada hanya kebahagiaan dan kepuasan.
Aku yakin setelah aku lulus SMA, James pasti akan menikahiku. Itu juga janjinya ketika pertama kali kami bercinta. Keputusan yang kubuat adalah aku keluar dari rumah orang tuaku dan tinggal bersama James di rumah kontrakannya. Mama dan Papa marah saat ku bilang akan tinggal bersama James. Aku ngotot dan akhirnya Papa yang mengusir ku, melempar semua buku-buku dan pakaian ku keluar. Biar saja, toh mereka masih punya Randy, adik laki-laki ku. Suatu hari aku juga akan menikah dan meninggalkan mereka.

Tahun lalu James sudah lulus SMA dan saat ini dia menjadi pemain gitaris di group band nya dan sering tampil di cafe-cafe. Sedang aku, beberapa bulan lagi Ujian akhir akan dilaksanakan setelah itu aku resmi bukan anak sekolah lagi. Aku tidak memikirkan akan kuliah, aku hanya ingin hidup sederhana bersama James dan anak-anak kami setelah menikah nanti. Membayangkannya saja sudah membuatku bahagia.

***
Kehidupan sekolahku berjalan biasa-biasa saja. Hanya saja semua sedang sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian akhir yang menentukan kelulusan. Aku juga ikut berdebar, ingin sekali ujian ini cepat berakhir. Saat berada di sekolah aku selalu ingin cepat pulang ke rumah kontrakan kami dan ingin segera memeluk James.

Siang ini saat aku pulang sekolah, James sedang duduk di teras sambil memainkan gitarnya.

"Aku pulang." Seruku ceria memecahkan konsentrasinya. Jari-jarinya terhenti di depan senar, dan dia menyambutku dengan senyuman.

"Aku beli beberapa masakan di Warung. Ayok makan." Ajakku sambil menarik tangannya masuk ke dalam rumah.

"Sesekali aku ingin makan masakanmu." Katanya saat aku sedang membuka bungkusan berisi ayam semur.

"Setelah aku resmi menjadi nyonya mu, aku akan masak setiap hari." Kataku sambil membuka bungkusan kedua yang berisi kangkung terasi kesukaan James.
Sekilas kulihat senyumnya memudar.

"Kenapa? Tidak selera?" Tanyaku memastikan

"Tidak. Ayok makan."

Terkadang aku merasa James sedang menyembunyikan sesuatu dari ku. Aku tidak berani berpikir kalau suatu hari kami akan berpisah. Hubungan yang susah payah kami bina selama dua tahun aku tidak ingin mengakhirinya begitu saja. Aku selalu berpikir positif karena aku masih bisa merasakan cinta dan perhatiannya padaku.
Siang itu kami makan sambil bercerita tentang konser mereka tadi malam. James punya cita-cita menjadi artis band tetapi di tentang oleh orang tuanya, itu juga alasan mengapa dia tidak tinggal bersama mereka. Harapan orang tuanya adalah ingin James melanjutkan usaha keluarganya karena dia anak tunggal. Tapi dunia usaha bukanlah dunia James, maka dia memilih lari dari keluarganya dan menjalani mimpinya.

Seusai makan, saat hendak mencuci piring kotor, aku melihat ada cangkir bekas kopi terletak di wastafel. Tidak biasanya James minum kopi.

"James, siapa yang datang tadi minum kopi?" Tanyaku sambil memutar keran air.

James tampak tidak menjawab ku, aku yakin dia masih di belakangku sedang membersihkan meja.

"James, siapa.." Tanyaku lagi lalu di sela.

"Ayahku." Katanya singkat. Mendengar jawabannya tanganku otomatis terhenti.

"Ada apa?" Tanyaku pelan, berusaha menyembunyikan kekhawatiranku.

"Seperti biasa." Helanya lalu memelukku dari belakang.

Dia membenamkan wajahnya di punggungku dan menghela nafas.
Kami berdua membisu, aku menyelesaikan pekerjaan ku mencuci sisa makan siang tadi. Saat aku mematikan keran air, James masih memelukku dari belakang. Seragam putih ku terkena hembusan nafasnya yang penuh kekhawatiran.

"Aku tidak akan memaksa jika kamu tidak ingin mengatakannya." Kataku tiba-tiba memecahkan keheningan.

"Maafkan aku. Tapi ingatlah, aku mencintaimu lebih dari apapun." Katanya sambil melonggarkan pelukannya dan membalikkan badanku.

"Itu sudah cukup." Aku tersenyum padanya dan James kembali memelukku.

***
Seminggu menjelang ujian akhir. Malam ini sehabis mengerjakan soal-soal latihan, mataku tampak berkunang-kunang. Mungkin karena terlalu fokus dan capek. Akhirnya aku mengistirahatkan diriku dengan berbaring di sofa dan menonton drama kesukaan ku sendirian. James bersama group bandnya sedang tampil di cafe dan biasanya akan pulang larut malam.
Jam berdentang sembilan kali dan aku sudah mulai mengantuk, aku masih membaringkan tubuhku di sofa sambil memaksakan mataku untuk menonton drama kesukaan ku sampai habis. Beberapa menit berlalu, terdengar suara ketukan dari pintu depan. Aku bangkit dengan malas sambil menebak-nebak siapa gerangan yang ada di balik pintu. Ketukan pintu masih terdengar, aku mengintip dari lubang dan tampak seorang pria paru baya dengan setelan jasnya. Aku membuka pintu dengan hati-hati dan melongo kan kepalaku keluar.

"Siapa? Ada apa ya?" Tanyaku.

"Kamu Katrine?" Tanyanya sambil tersenyum ramah. Mengapa pria ini tahu namaku dan tahu aku tinggal di sini? Bahkan orang tua ku tidak tahu tempat tinggalku.

"Benar. Anda siapa ya?" Tanyaku lagi.

"Saya, ayahnya James." Jawabnya membuatku terpaku. Bisa kurasa kan kakiku menjadi dingin dan wajahku mendadak pucat.

Setelah beberapa detik terpaku barulah aku sadar dan mempersilakan pria yang mengaku sebagai ayah James masuk ke ruang tamu.

"Om, mau minum apa?" Tawar ku sedikit kaku.

"Tidak usah, saya hanya sebentar." Katanya. Aku melangkahkan kakiku duduk di seberang nya.

"Aku sering mendengar tentang mu dari James." Katanya setelah berdehem pelan "Kamu adalah wanita yang penting baginya dan aku yakin kamu juga begitu." Lanjutnya.
Aku mendengar setiap ucapannya tanpa berani bergerak, seolah-olah aku akan meledak seketika jika aku melakukan tindakan yang salah.

"Rasanya tidak tega sekali jika ingin membuat kalian berpisah. Tahukah kamu, Saya sudah berpikir beratus-ratus kali untuk datang menemui mu. Sampai akhirnya jawaban dokter lah yang memaksaku untuk kemari menjumpaimu, bertatap muka dengan mu untuk memohon padamu agar berpisah dengan anakku satu-satunya, James." seketika aku seperti terkena beribu-ribu volt listrik yang membuat mataku kabur oleh air mata yg hampir keluar. Aku tahu hari ini akan datang, tapi tetap saja aku tidak bisa menerimanya.

"Mengapa harus memaksa kami berpisah?" Protesku di balik tangisan ku.

"Dokter memvonis ku terkena kanker usus besar. Aku sadar kalau hidupku mungkin sudah tidak lama lagi. Sebelum hidup ku berakhir, aku ingin James meneruskan usaha keluarga kami." Aku nya.

"Jika ingin meneruskan usaha, mengapa kami harus berpisah?" Tanyaku, tidak mengerti. Jelas sekali aku tidak tertarik dengan penyakit kanker yang di idapny.

"Aku ingin James kuliah di luar negeri sambil bekerja di perusahaan kami yang disana. Tapi James tidak bisa meninggalkan negara ini karena kamu." Jelas ayahnya dengan suara parau

"Bukan sepenuhnya karena aku. James punya mimpinya bersama teman-teman group bandnya." Elak ku

"Itu hanya alasan James saja. Apakah kamu pernah melihat konsernya?" Tanya ayah James.

Benar, aku belum pernah sekalipun melihat penampilan James di atas panggung. Apakah itu berarti James membohongi ku kalau setiap malam dia pergi tampil di cafe-cafe? Pikiranku kacau balau, aku tidak tahu lagi harus bagaimana.

"Kumohon, ini demi masa depan James. Kamu masih muda dan cantik, pasti banyak pria yang lebih baik yang akan mencintaimu bahkan melebihi dari James. "

Itu adalah kata-kata terakhirnya sebelum dia pergi meninggalkan aku yang menangis sendirian.

Inikah yang di khawatirkan James selama ini? Dia pasti sudah tahu kalau Ayahnya mengidap kanker usus besar.

Aku termenung sendiri di ruang tamu. Rasanya tidak sanggup untuk beranjak dari sana. Sampai akhirnya James pulang dan mendapati aku sedang duduk di sofa dengan wajah kusut dan mata merah.

"Ada apa? Kamu kenapa?" Tanya James cepat-cepat menghampiriku.

Aku hanya menatapnya tanpa mengatakan sesuatu. Air mataku mengalir lagi.

"Katakan lah sesuatu. Apa yang terjadi Padamu." James tampak cemas dan memelukku erat.

James mencintaiku, aku tau itu. Apakah benar kami harus berpisah? Apakah James tega meninggalkan ku sedangkan jelas sekali dia sangat sangat mencintaiku. Tega sekali jika harus memisahkan kami.

"Jangan tinggalkan aku." Kataku terbata-bata.

"Kat, katakan padaku. Kamu kenapa?" Mohonnya.

"Ayahmu datang. Aku sudah tahu segalanya." Tangis ku

James kembali memelukku, lebih erat dari sebelumnya. Badannya bergetar.

"Maafkan aku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Keluargaku memerlukanku saat ini. Perusahaan ayahku sedang di ambang kehancuran karena pihak direksi sudah tahu kondisi kesehatan ayahku." Jelas James dengan suara parau.

"Bagaimana dengan ku?" Tanyaku. Rasa ketidakadilan merasuk ke dalam jantungku.

"Kembalilah ke orang tua mu. Mereka sebenarnya sayang Padamu. Aku sudah menemui mereka dan memastikan bahwa kamu akan baik-baik saja bersamaku sampai ujian akhir selesai. Makanya mereka tidak mencari mu di sekolah." James mengatakannya sambil mengelus rambutku.

"Itu artinya kamu tidak mau aku lagi?" Tanyaku sambil melepaskan pelukannya dan menatap matanya.
James menundukkan kepalanya dan tidak menjawab pertanyaanku.

"Masalah ini akan kita bicarakan lagi setelah ujian akhir. Jangan berpikir hal lain selain ujian mu." Elaknya

המשך קריאה

You'll Also Like

810K 13.2K 9
Sudah bs dibeli di toko2 buku online dan Gramedia di penjuru nusantara start 20 Nov 2017. Terima kasih banyak support-nya. Beberapa part dihapus 30 J...
46.3K 11.4K 33
Bercerita tentang seorang perempuan yang memutuskan untuk berhenti menjalin hubungan dengan lawan jenis karena luka masa lalu. Namun, keluarganya jus...
16K 2.2K 63
[Harap Follow dulu sebelum membaca ya. Terima kasih 😘] "Saya itu teh, anda itu kopi. Kita nggak akan bisa menyatu karena terlalu banyak kafein. Yang...
263K 19.6K 29
Some parts are DELETED. SUDAH TERBIT DALAM BENTUK E-BOOK https://play.google.com/store/books/details?id=xu62DwAAQBAJ&1101l7N6J The DIMITRI'S Series B...