DE(VI)LICIOUS SERIES [END]✓

By dakko-chan

8.2K 522 209

[HINOVEL / KARYAKARSA / JOYLADA] SERI I THIRSTY: SADISTIC LOVER Illeana adalah succubus yang ditendang dari d... More

SERI 1 - THIRSTY DE(VI)LICIOUS: SADISTIC LOVER
Bab 1: Perkenalan
Bab 2: Pertemuan
Bab 3: Pengusiran
Bab 4: Hasutan
Bab 5: Permisi, Nona Mesum
Bab 6: Permisi, Nona Mesum (2)
Bab 7: Permisi, Nona Mesum (3)
Bab 8: Permisi, Nona Mesum (4)
Bab 9: Perasaan Yang Mulai Menggila
Bab 10: Cari Saja Kakaknya
Bab 11: Kamu Pulang
Bab 12: Kalian Harus Menikah
Bab 13: Bertemu Papa Mertua
Bab 14: Menginap di Rumah Mertua
Bab 15: Fitting Gaun Pengantin
Bab 16: Fitting Gaun Pengantin (2)
Bab 17: Teman Masa Kecilmu
Bab 18: Hari Pernikahan
Bab 19: Kunjungan Teman
Bab 20: Kunjungan Teman (2)
Bab 21: Kunjungan Teman (3)
Bab 22: Perseteruan Pertama
Bab 23: Sang Pemburu Iblis
Bab 24: Kutukan Teman
Bab 25: Kekalutan
Bab 26: Berbaikan
Bab 27: Hari Pertama Kerja
Bab 28: Perkelahian
Bab 29: 'Rumah'
Bab 30: Apa Yang Dilakukan Anak Itu?
Bab 31: Confession
Bab 32: Perasaan Rexton
Bab 33: Perasaan Rexton (2)
Seri 2: Illusion - You're My Own
35. Sang Monster
36. Ancaman Illeana

Bab 34: Perasaan Rexton (3) - End

127 8 4
By dakko-chan

Musik Jazz menjadi alunan suara yang menyapa indra pendengaran Rexton saat ini. Setelah memijakkan kakinya di atas lantai bar, mata Rexton sontak menyoroti satu persatu sudut tempat itu, sebelum akhirnya ia menemukan eksistensi yang dicarinya sedari tadi.

Jourell.

Laki-laki itu duduk di depan meja bar, tampak menyesap minuman yang dipesannya malam itu. Pun Rexton segera melangkahkan kakinya menuju (mantan) temannya itu.

Sementara itu, Jourell yang seakan sadar dengan tatapan yang diberikan Rexton padanya pun menolehkan kepalanya dan ia menemukan Rexton tengah berjalan ke arahnya dengan tatapan yang siap menerjangnya. Sepertinya dendam Rexton tidak hilang juga meski Rexton sudah memusuhi Jourell dari seminggu lalu.

Melihat hal itu, Jourell hanya mengulas senyum manis bak malaikat miliknya. Dengan ekspresi seakan tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka, Jourell mengangkat tangannya, menyambut kedatangan Rexton.

"Gua senang lu dateng, Rex."

Rexton mendengus saat mendengar sapaan bersahabat Jourell. Ekspresi polos Jourell membuatnya ingin mengacak-acak wajah tampan pemuda itu.

"Enggak usah basa-basi," tukas Rexton tajam, "Gua beri waktu 5 menit. Lu mau selesai atau enggak, gua bakal cabut dari sini."

Jourell terkekeh kecil saat mendengar ancaman Rexton, "Sayang sekali, Rex. Padahal gua udah mesenin minuman kesukaan lu. Gimana kalo lu duduk dan kita ngobrol di sini kayak biasanya?"

"Waktu lu tinggal 4 menit lagi."

Jourell tersenyum pahit saat Rexton sudah tidak lagi menyebut namanya. Apa seburuk itu namanya diucapkan?

"Ini tentang Illeana, Rex," ujar Jourell.

"Jangan sebut nama Illeana pake mulut kotor lu itu."

"Hahaha ....," Jourell menyipitkan matanya saat ia tertawa. Matanya yang tertutup tampak indah seperti bulan sabit, semua orang pasti setuju bahwa Jourell adalah keindahan saat melihatnya tertawa.

Namun, Rexton tidak. Rexton merasa kesal saat melihat Jourell tertawa saat mendengar ucapan Rexton seakan perkataan Rexton adalah lelucon baginya.

"... enggak apa-apa dong gua sebut namanya pake mulut kotor gua? Toh, dia juga sama kotornya kayak gua," Sambung Jourell setelah menyelesaikan tawanya.

Mendengar ucapan Jourell, Rexton langsung menerjang Jourell dan mencengkram kerah pakaian yang dikenakan Jourell, "Apa maksud lu, sialan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Rexton, pandangan Jourell justru jatuh pada bibir penuh Rexton, "Kalo dari jarak sedekat ini mungkin gua bisa cium lu, Rex."

"Bangsat!" Seru Rexton kemudian melemparkan tubuh Jourell hingga punggung Jourell menubruk meja bar dengan keras.

Jourell terbatuk sebentar, "Coba tanya sama dia, kemana dia Minggu lalu?"

Rexton terdiam. Minggu lalu adalah saat di mana Illeana pergi dari apartemen Rexton karena pertengkaran mereka.

"Itu gara-gara lu, bangsat."

Jourell mengulas senyum remeh, "Yakin gara-gara gua? Bukan gara-gara laki-laki lain, Rex?"

Tangan Rexton mengepal saat mendengar perkataan Jourell, "Gua enggak punya waktu ngeladenin laki-laki gila kayak lu."

Saat Rexton ingin berbalik meninggalkan Jourell, Jourell menghentikan Rexton dengan suaranya, "Coba lu tanya sama diri lu sendiri? Apa bener Illeana setia sama lu?"

"Minggu kemarin gua liat dia dianter sama cowok lain ke depan apartemen kalian."

"Mereka keliatan akrab satu sama lain."

"Lu yakin mereka enggak ada sesuatu, Rex?"

"Tutup mulut lu, sialan!" Rexton menggeram saat Jourell berusaha memprovokasinya.

Jourell tertawa kering saat mendengar geram kemarahan Rexton, "Lu marah begini karena lu enggak tau kalo Illeana dianterin pulang sama cowok lain. Illeana pasti enggak cerita apa-apa kan sama lu. Kenapa? Karena dia punya laki-laki lain selain lu, Rex. Lu bukan satu-satunya."

"DIEM!"

"Mungkin dia juga sekarang sama cowo itu, siapa yang tau."

Brugh! Brugh!

Rexton melayangkan beberapa pukulan pada wajah Jourell dan Jourell hanya menerimanya tanpa berniat membalas pukulan Rexton. Perkelahian mereka kala itu langsung dihentikan oleh beberapa pekerja bar yang ada di sana.

Rexton dengan napas terengah-engah menatap tajam ke arah Jourell. Rexton seakan siap membunuh Jourell apabila kedua tangannya saat ini tidak sedang ditahan oleh dua orang di sisinya.

Sampai akhirnya ...,

Drrrt drrrt

Getar ponsel di saku celana Rexton mengalihkan perhatian Rexton dari Jourell.

Sama seperti Rexton, Jourell juga mendapatkan pesan yang sama. Dalam kondisi babak belur, Jourell membuka ponselnya kemudian tertawa keras.

"HAHAHAHA!" Jourell tertawa puas seperti ia tidak pernah dipukul oleh Rexton sebelumnya. Dengan tatapan penuh mengejek, Jourell memamerkan layar ponselnya pada Rexton. "Apa yang gua bilang, Rex, Lu bukan satu-satunya bagi Illeana."

Chris
Tebak siapa yang gua liat
Jeng jeng jeng
*sent a picture*
Illeana sama siapa tuh?

***

"Inget kata-kataku tadi, Illie," ujar Jake sebelum Illeana turun dari mobilnya.

Illeana melepaskan seatbelt yang sedari tadi memeluk dirinya. "Oke, makasih, Jake."

Setelahnya, Illeana membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Belum sempat ia melambaikan tangannya ke arah Jake, Illeana dikejutkan oleh kedatangan Rexton yang menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya pergi.

Jake yang melihat kejadian itu pun segera keluar dari mobil, ingin menghampiri Rexton dan Illeana.

Sadar akan keberadaan Jake, Rexton lantas menoleh ke arah belakang dan menemukan Jake tengah mengikuti mereka.

"Lu diem!" Rexton menghentikan langkahnya dan memperingati Jake untuk tidak mendekati mereka. "Ini urusan gua sama istri gua!"

Tanpa menunggu jawaban Jake, Rexton kembali mengayunkan kakinya. Jake yang melihat kepergian dua insan itu pun menghela napasnya.

"Salah kamu sendiri terikat sama binatang buas, Illie. Selamanya kamu akan terkurung dalam obsesinya," gumam Jake, kemudian kembali ke mobilnya.

Aku akan mendoakan keselamatanmu malam ini, Illie. Semoga besok kamu masih bisa melihat matahari, temanku.

***

"Sakit, Rexton! Lepasin!" Rintih Illeana saat merasakan pergelangan tangannya berdenyut perih, bahkan ia melihat pergelangan tangannya kini mulai memerah karena cengkraman kuat Rexton.

Mendengar rintihan Illeana, Rexton sama sekali tidak melepaskan genggamannya bahkan sampai mereka tiba di apartemen mereka.

Setelah membuka pintu kamar, Rexton lantas menghempaskan tubuh Illeana ke atas ranjang.

"Sebenernya ada a---" Belum sempat Illeana menyelesaikan perkataannya, Illeana lagi-lagi dikejutkan oleh tindakan Rexton.

Sret~

Krak krak~

Bunyi pakaian yang dibuka paksa hingga menyisakan bahan yang rusak dengan kancing-kancing yang berhamburan di atas lantai cukup membuat Illeana tersentak.

Belum sempat Illeana memulihkan kesadarannya, Rexton sudah naik ke atas ranjang dan mendorong tubuh Illeana yang tadi sempat beranjak kembali ke atas ranjang, hingga kini posisi tubuh Rexton menindih tubuh Illeana.

"Rexton, sebenernya ada apa?" tanya Illeana saat Rexton memetakan pandangannya pada tubuh Illeana yang terekspos.

Jari telunjuk Rexton bermain lembut di atas kulit bahu Illeana yang putih dan lembut, "Ada apa? Tanyakan pada diri lu sendiri, Illeana. Lu sama Jake, sebenarnya apa hubungan kalian, hm?" tanya Rexton, kemudian Rexton menyandarkan wajahnya pada ceruk leher Illeana dan mengembuskan napas panasnya di sana.

"Aku sama Jake, kita ngomongin Jourell---AH!" Illeana melenguh kesakitan saat Rexton menggigit bahunya.

"Sekarang bukan hanya Jake, tapi Jourell juga, hm?" tanya Rexton dengan nada halus, tetapi seluruh perkataannya sarat akan penekanan.

Sreet!

Rexton kembali merobek pakaian Illeana yang tersisa. Kali ini pakaian dalam yang menjadi sasaran Rexton hingga kini menyisakan tubuh bagian atas Illeana tak tertutupi sehelai benang pun.

Illeana spontan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menutupinya. "Dengarin aku dulu, Rexton. Sebenarnya Jourell---hnhh!"

Belum sempat Illeana menyelesaikan kata-katanya, Rexton sudah lebih dulu melancarkan serangannya pada Illeana.

Rexton memberikan sentuhan-sentuhan panas pada seluruh tubuh Illeana tanpa meninggalkan satu titik pun, membuat Illeana tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya.

"Rexton hnggh hah ... b-berhenti. Jourell hah---"

Illeana mengerjapkan matanya. Pandangannya menangkap langit-langit kamar yang perlahan buyar. Pikirannya melayang, mengeluarkan buah pikiran yang sedari tadi tertahan di mulutnya.

Jourell ... sebenarnya dia juga sama sepertiku, Rexton.

***

Jourell merasakan api yang menggigit ibu jarinya perlahan memudar. Jourell tahu bahwa pengaruh dari tanda yang diberikannya pada Rexton kini sudah menghilang sepenuhnya dari tubuh Rexton. Sudah tidak ada tanda lagi yang terhubung di antara Rexton dan Jourell sekarang.

"Haha," Jourell tertawa kering, matanya menatap tajam ke arah pantulan dirinya sendiri yang terlihat samar pada jendela apartemennya, "Sepertinya kamu sudah berhasil mematahkan kutukan ini, Rexton."

Jourell kemudian menaruh tangannya pada jendela apartemennya. Seringai sama sekali tak meninggalkan bibirnya.

"Baiklah, mari kita bertemu di kehidupan selanjutnya, Rexton."

.

.

.

.

.

.

.

"Sebenarnya ... waktu di bar kemarin, ada seseorang yang menyebut nama manusiamu. Beberapa di antara mereka juga memanggilnya Jourell."

"Aku yakin mereka orang yang sama."

"Tapi, Illie, apa kamu tahu? Setelah aku melihatnya, Jourell, dia adalah makhluk yang sama seperti kita."

Illeana menatap Jake dengan mata yang membulat, "Apa maksudmu Jourell juga iblis yang sama seperti kita? Apa dia seorang Incubus?"

Jake mengangguk, "Dan kamu tahu, sebagai Incubus dan succubus, kita bisa mengutuk manusia, bukan?"

Illeana mengangguk.

"Katamu, manusiamu sempat dikatakan impoten, bukan? Aku khawatir Jourell adalah dalang di balik semua ini."

"Apa maksudmu, Jake?"

"Kamu tahu, kan, kita bisa mengutuk manusia sampai di titik rendahnya. Bila kita bisa membangkitkan gairah manusia, kita juga bisa mengutuk manusia dengan kutukan yang merupakan lawan dari kekuatan kita, Illie."

"Maksudmu, tubuh bagian bawah Rexton tidak bisa menegang karena ..."

Jake mengangguk, kemudian lanjut berbicara, "Sebaiknya kamu harus lebih berhati-hati dengan Jourell, Illie."

END of Seri 1 - THIRSTY: SADISTIC LOVER

Continue Reading

You'll Also Like

188K 17.4K 24
18+ | Ribina Claudser adalah tunangan Amadeo Luther, sang tokoh utama pria yang tidak pernah mencintainya. Oleh karena itu, Ribina melakukan segala c...
284K 15.6K 55
[ 18+ || content warnings: taboo; smut; dub-con; violence; age-gap ] Malam itu, saat Moira baru menginjak usia 19 tahun, Moira mendapatkan mimpi aneh...
2.7M 195K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
13.1K 1.5K 13
Elefthería series 2 ••• Carmia, seorang penari yang memiliki ciri khas dengan pakaiannya yang serba merah. Kecantikannya yang tertutupi selendang ber...