Mōichido, Senpai!!

By _genanganraindu

3.6K 291 22

LAPAK BxB!! MOHON UNTUK KESADARAN DIRI NYA YA TEMAN-TEMAN!! *** Semua berawal dari Murayama yang tanpa sengaj... More

satu
dua
tiga
empat
enam
tujuh
delapan
sembilan
Sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas

lima

231 17 0
By _genanganraindu

"Warning!!
Lapak bxb, yang gak suka boleh langsung di skip!
Adegan 18+ dan kekerasan, mohon untuk sadar diri nya kawandddd!


                                               ***


"Apa aku menyukainya?"

"Apa aku benar-benar menyukainya dirinya?"

"Bagaimana bisa?"

Todoroki kembali menghantam samsak yang berada di hadapannya, sejak satu jam yang lalu pria itu tanpa henti melakukan hal yang memang selalu dia lakukan jika memiliki waktu senggang. Tapi kali ini Todoroki tidak terlihat seperti sedang berlatih seperti sebelum-sebelumnya, namun lebih seperti orang yang sedang berusaha menyalurkan segala sesuatu yang terasa begitu menganggu nya lewat sebuah pukulan.

Sejak kejadian malam itu bersama Murayama, kehidupan Todoroki benar-benar berubah 180°. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah Todoroki bayangkan terasa begitu mengganggu nya dengan tiba-tiba, dimana satu perasaan yang janggal berhasil membuat Todoroki merasa begitu kalut tanpa alasan.

Murayama, pria itu kembali menghilang dari kehidupan Todoroki. Meski sebenarnya sejak pria itu memilih untuk lulus dari Oya mereka memang sudah tidak pernah bertemu. Namun, ada yang berbeda dengan kali ini, ada sesuatu yang berhasil membuat Todoroki ingin melihat senpai nya itu lagi, bahkan sejak satu bulan yang lalu tanpa Todoroki sadari dirinya berusaha untuk mencari dimana keberadaan Murayama. Walaupun hingga detik ini dia belum juga berhasil menemukan nya.

Belakangan terakhir ini pertanyaan apakah dia memiliki ketertarikan lain pada senpai nya itu memenuhi kepala Todoroki, sejak malam itu Murayama memang sudah terlihat berbeda di matanya, namun Todoroki tidak pernah berfikir jika hal yang terjadi itu akan membuat nya merasakan hal semacam ini. Sebuah perasaan aneh yang sangat menggangu nya.

Todoroki berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika dia tidak mungkin menyukai Murayama, namun semakin dia berusaha untuk tidak memikirkan hal itu perasaannya semakin tidak karuan. Menyadari jika Murayama benar-benar tidak pernah terlihat lagi di kehidupan nya membuat Todoroki sangat ingin menemuinya, perasaan itu perlahan membuat Todoroki merasa gila secara perlahan bahkan itu berpengaruh besar terhadap tingkah nya yang semakin menjadi sering uring-uringan tidak jelas bahkan membuat emosinya lebih mudah tersulut, dan jangan lupakan bagaimana pria itu menjadi lebih pendiam dari sebelumnya.

Bahkan dalam sebulan terakhir ini entah sudah berapa kali Todoroki berkelahi dengan anak penuh waktu maupun paruh waktu, sifat nya yang lebih sensitif membuat Todoroki lebih gampang terpancing dan membuat nya selalu berada dalam masalah. Tentu saja hal itu menjadi pertanyaan besar bagi semua teman-temannya, mereka memang tidak mengenal baik satu sama lain tapi mereka yakin jika Todoroki tidak seperti itu. Karena mereka tahu jika Todoroki bukan tipe pria yang akan membuang tenaga berharga nya hanya untuk masalah kecil seperti ini.

Perubahan nya yang tiba-tiba dan cukup drastis membuat rasa khawatir itu semakin menjadi, melihat Todoroki yang kini lebih memilih untuk sendiri membuat pria itu menjadi semakin tidak tersentuh. Sekeras apapun semua orang berusaha untuk mengajak Todoroki bicara tidak ada yang berhasil satupun,  entah itu Tsuji dan Shibaman yang memang lebih dulu dekat dengan Todoroki atau bahkan Fujio yang memang saat ini menjadi pemimpin penuh waktu, mereka belum juga bisa mengajak Todoroki untuk berbicara. Dan tentu saja, sikap Todoroki saat ini sangat menganggu keseimbangan antara siswa penuh waktu dan paruh waktu, jangan lupakan jika Todoroki juga sempat memiliki masalah dengan siswa paruh waktu bahkan tak jarang berujung dengan perkelahian.

Todoroki begitu larut dengan pikirannya, tangannya benar-benar tidak berhenti memukul, bahkan keringat nya sudah nampak banjir mengalir membasahi kemeja putih yang dia kenakan. Bahkan karena terlalu keras saat menghantam samsak tanpa henti membuat pria itu tidak menyadari jika buku-buku jarinya nampak sudah lebam dan beberapa area mulai mengeluarkan darah, namun fokusnya yang masih tertuju pada bayang-bayang itu membuat rasa perih itu sama sekali tidak menggangu nya. Murayama benar-benar sudah mengambil alih semua pikiran nya, membuat Todoroki tidak bisa memikirkan hal yang lain selain senpainya itu.

Todoroki baru menghentikan pukulannya saat tiba-tiba saja sebuah tangan menahannya, dengan perasaan yang sedikit dongkol karena merasa terganggu Todoroki segera menoleh dan mendapati jika Fujio sudah berada di sampingnya.

"Hentikan, Todoroki! Tanganmu sudah terluka," kata Fujio sambil melirik tangan Todoroki membuat pria dengan kemeja putih itu segera ikut melirik ke arah tangannya, dan benar saja darah segar nampak terlihat dari beberapa luka lebam yang kini sudah memenuhi jari-jarinya.

"Untuk apa kau disini?" Tanya Todoroki.

"Jika tidak ada yang penting jangan menggangguku!" lanjut Todoroki sambil menatap ke arah Fujio yang kini mulai mendudukkan tubuhnya di sofa. Mata pria itu beredar menatap setiap sudut ruangan yang memang sudah menjadi markas Todoroki sejak dia datang ke Oya dulu.

Mendengar perkataan Todoroki barusan membuat Fujio hanya tersenyum tipis, pria di depannya itu sama sekali tidak berubah sedari awal keduanya bertemu. Pendiam, sulit di pahami dan juga sedikit sensitif.

"Belakangan ini kau sudah jarang berkumpul dengan semua teman-temanmu, aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi padamu, Todoroki," ucap Fujio, pria yang sedikit lebih pendek darinya itu kembali bangkit dari duduknya. Perlahan Fujio berjalan mendekati kotak p3k yang di simpan di sudut ruangan lalu kembali mendekati Todoroki yang masih terdiam di tempatnya.

"Kemari biar ku obati lukamu!" titah Fujio.

Alis Todoroki nampak naik, matanya menatap Fujio tidak mengerti namun tanpa mengatakan apapun Todoroki segera mendekati Fujio dan duduk di samping pria itu. Tidak butuh waktu lama Fujio segera menarik tangan Todoroki dan mulai mengobati luka di jari pria itu dengan obat merah.

"Apakah dengan tangan yang terluka seperti ini kau masih bisa bertarung?" tanya Fujio tiba-tiba, Todoroki menoleh ke arah Fujio yang masih mengobati lukanya. Pria itu berbicara tanpa melihat ke arahnya sedikit pun.

"Untuk apa kau bertanya seperti itu?" Bukannya menjawab Todoroki malah balik bertanya.

Fujio menyelesaikan acara mengobati nya dengan menempelkan plester di jari-jari Todoroki yang sebelumnya sudah di beri kain kasa. Todoroki yang melihat itu hanya bisa diam sebelum akhirnya perkataan Fujio berhasil membuat nya kembali mendongak.

"Jika kau masih sanggup, ayo bertarung dengan ku!?" Ucap Fujio yang terdengar seperti sedang menantang, pria itu membereskan beberapa alat p3k yang sempat dia pakai sebelumnya lalu menoleh ke arah Todoroki sambil tersenyum tipis yang membuat pria itu terlihat sangat mengjengkelkan. Namun, Todoroki yang mendengar itu juga sedikit di buat kebingungan karena kenapa Fujio tiba-tiba bisa berfikiran untuk mengajak nya bertarung, meski sebenarnya ini bukan untuk pertama kalinya pria itu mengajak nya melakukan hal tersebut.

"Untuk apa aku bertarung dengan mu? aku sudah tidak tertarik menjadi pemimpin penuh waktu," kata Todoroki, mendengar jawaban itu Fujio segera menatap pria yang kini mulai memakai kacamata nya. Wajahnya terlihat tenang seperti biasanya, namun manik mata hitam itu seolah benar-benar tidak bisa di selami hingga sulit untuk mengartikan apa yang ada dalam diri Todoroki. Namun, Fujio bisa dengan jelas merasakan jika Todoroki memang benar-benar dengan perkataan nya, dan jika di ingat-ingat selama ini Todoroki memang sudah tidak se-obses dahulu untuk menjadi pemimpin di Oya.

Sejak mendapatkan pencerahan dari Murayama saat hari itu memang sedikit menyadarkan Todoroki, Todoroki mengingat betul apa yang Murayama katakan jika dirinya bisa mengalahkan Raja Oya itupun belum tentu bisa membuat semua murid penuh waktu dan paruh waktu bisa mengikuti nya, dan saat menyadari jika Fujio memang memiliki hal yang tidak Todoroki miliki membuat perlahan-lahan Todoroki tidak begitu memikirkan dengan posisinya. Karena baginya saat ini menjadi pemimpin atau bukan, Todoroki tetaplah orang penting di Oya. Kekuatan yang dia miliki sangat dibutuhkan di sekolah ini, jadi dari pada memikirkan bagaimana menjadi yang terkuat Todoroki lebih mulai menikmati kehidupan nya sebelum akhirnya dia juga akan lulus dari sekolah ini.

Fujio menyadarkan tubuhnya ke sofa, kepala nya mendongak ke atas menatap langit-langit ruangan yang nampak sangat kotor dan berdebu. Cukup lama pria itu terdiam sebelum akhirnya kekehan kecil terdengar samar dari bibirnya.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu, Todoroki. Aku juga tidak tahu masalah apa yang sedang kau hadapi saat ini, namun yang jelas perubahan sikap mu saat ini sangat menganggu keseimbangan di Oya," ucap Fujio.

Fujio menghela nafasnya panjang sebelum akhirnya kembali mendongak ke arah Todoroki yang terlihat terdiam di tempatnya, "Kau bahkan menyerang teman-temanmu hanya karena masalah sepele, kau juga menyerang anak paruh waktu tanpa alasan yang jelas. Kau bertengkar dan berkelahi tanpa berfikir, dan sungguh itu bukanlah seorang Todoroki yang aku kenal," Fujio mulai mengeluarkan segala keresahan nya, posisinya yang memang menjadi pemimpin Oya membuat dia memiliki kewajiban untuk memastikan jika tempat yang berada di bawah kekuasaannya itu selalu baik-baik saja.

"Aku tidak tahu mereka menganggap aku apa, tapi aku bertanggung jawab atas semua orang yang berada di samping ku. Bagaimana pun hubungan kita, kau tetap teman ku Todoroki."

"Jadi jika kau memiliki masalah yang mungkin mengganggu mu kau bisa datang padaku untuk sekedar bercerita. Kau tidak harus mempercayai ku sebagai temanmu, tapi setidaknya hal itu tidak akan membebani mu hingga akhirnya kau seperti ini."

"Jangan lupa, Todoroki! Kau memiliki banyak teman yang bisa kau andalkan disini, kau tidak sendirian!"

Todoroki benar-benar membisu di tempatnya, perkataan yang keluar dari Fujio berhasil membuat tidak bisa bersuara apa-apa. Fujio berusaha untuk membuat Todoroki sadar, sungguh saat melihat bagaimana sikap Todoroki saat ini tentu saja sangat menganggu, Fujio tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut lebih lama. Todoroki yang semakin tidak terkendali mungkin saja bisa menjadi bumerang untuk SMA Oya, apalagi Todoroki merupakan salah satu orang terkuat di sekolah ini membuat nya bisa melakukan apapun yang dia inginkan. Mengingat jika pria itu bisa saja bergerak sendirian tanpa harus memiliki teman ataupun pengikut.

Fujio hanya perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan pria berkacamata itu, jika Todoroki bisa mengatakan nya mungkin dia bisa membantu untuk menyelesaikan semuanya. Lagipula semua teman-temannya pun pasti akan melakukan hal yang sama, mereka tidak akan mungkin membiarkan Todoroki menghadapi masalahnya sendirian. Sayangnya Todoroki benar-benar tidak ingin mengatakan apa yang sebenarnya menganggu nya hingga akhirnya dia bisa seperti ini, dan itu alasan mengapa Fujio memilih untuk mengambil jalan ini. Fujio sadar betul Todoroki tidak akan pernah mengatakannya jika tidak di pancing terlebih dahulu. Bahkan setelah dia bicara panjang lebar pun pria itu hanya membisu dan tidak bereaksi apapun.

Melihat Todoroki yang kini membisu di sampingnya membuat Fujio hanya bisa menarik nafasnya jengah, sepertinya Todoroki sangat keras kepala membuat semua yang dia katakan terasa percuma. "Baiklah kita tidak perlu membicarakan hal itu, lalu bagaimana dengan ajakan ku tadi? Apa kau masih sanggup untuk bertarung dengan ku?" tanya Fujio berusaha kembali memfokuskan keduanya kepada obrolan sebelumnya.

"Tentu saja, selalu ada yang harus di pertaruhan dalam setiap pertarungan. Dan kita pun akan melakukannya hal itu saat ini," lanjut Fujio.

"Maksud mu?" tanya Todoroki yang sedikit tidak mengerti dengan apa yang sedang Fujio katakan, mendengar itu membuat Fujio tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali bersuara.

"Jika aku menang dalam pertarungan ini maka kau harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi padamu dan kembali lah seperti dulu." Fujio menatap tajam ke arah Todoroki, rahang pria itu mulai mengeras saat matanya langsung bertabrakan dengan manik tenang milik pria dengan rambut yang selalu di sisir rapih itu.  Todoroki terdiam sejenak, matanya juga ikut menatap wajah Fujio yang benar-benar terlihat sangat serius.

"Lalu bagaimana jika kau kalah?" tanya Todoroki setelah cukup lama diam, Fujio tersenyum tipis di tempatnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Todoroki.

"Jika aku kalah, maka aku akan berhenti menjadi pemimpin Oya, bukankah itu adil?"

Tentu saja perkataan Fujio barusan berhasil membuat Todoroki terdiam kaget, bagaimana bisa pria itu mempertaruhkan posisi pemimpin nya hanya untuk membuat dirinya bicara. Todoroki sedikit menoleh saat tiba-tiba Fujio bangkit dari duduknya, pria itu berjalan sedikit menjauh lalu berdiri tepat di hadapan Todoroki yang masih terdiam di tempatnya, matanya mendongak menatap Fujio yang kini mulai mengambil posisi. Tangannya di tepuk beberapa kali berusaha untuk memancing Todoroki, namun pria itu masih bergeming dan tidak bereaksi.

Todoroki menunduk kecil, sebenarnya dia tidak terlalu paham apa yang sebenarnya Fujio inginkan dari pertarungan ini. Namun, saat ini Todoroki juga cukup bersemangat untuk sedikit menggerakkan tubuhnya, sepertinya menerima tantangan itu bukan lah hal buruk. Apalagi saat mengingat taruhan yang Fujio tawarkan, membuat Todoroki juga penasaran sebesar apa kekuatan pemimpin penuh waktu itu.

Todoroki segera bangkit dari duduknya, bibirnya tersenyum tipis sambil menatap tajam ke arah Fujio yang nampak sudah sangat siap di depannya. Tangan pria itu sudah mengepal kuat di bawah sana, wajahnya yang mengeras juga menandakan jika Fujio benar-benar akan mengeluarkan semua kekuatan nya. Todoroki melepas kacamata nya, lalu melempar benda itu dengan asal tanpa mengalihkan pandangannya dari Fujio sedikitpun.

"Jika kau terluka jangan salahkan aku!" ucap Todoroki yang hanya mendapat kekehan kecil dari Fujio.

"Bukankah itu hal yang wajar dalam sebuah pertarungan? Berhati-hatilah Todoroki, aku akan mengalahkan mu!" kata Fujio.

Setelah melempar senyum satu sama lain keduanya mulai mengambil posisi masing-masing untuk memulai pertarungan, setelah melakukan peregangan singkat keduanya segera memulai pertarungan. suara teriakan melengking yang terlontar dari bibir keduanya begitu menggema di ruangan yang tidak terlalu luas itu. Teriakan itu menjadi pertanda jika pertarungan sudah di mulai. Namun, saat keduanya hendak melayangkan pukulan antara satu sama lain tiba-tiba saja pintu yang memang sebelumnya sedikit tertutup terbuka dengan lebar dan kuat, suara yang menyusul dari pintu yang terhempas itu berhasil membuat Todoroki dan Fujio menahan pukulan masing-masing.

Keduanya segera mendongkak ke arah sumber suara dengan perasaan kesal, tentu saja mereka baru saja akan memulai pertarungan namun harus tertahan karena kedatangan seseorang yang berhasil menganggu. Namun, melihat apa yang kini berada di depan mereka membuat Todoroki dan Fujio tersentak kaget.

Terlebih Todoroki, tubuhnya mendadak terasa kaku saat matanya menatap satu sosok yang kini berada di antara kedua temannya. Ya, orang yang berhasil menggagalkan pertarungan antara Todoroki dan Fujio adalah Tsuji dan Shibaman. Namun, mereka tidak datang hanya berdua melainkan ada sosok lain yang nampak sedang tidak sadarkan diri di antara keduanya.

"Tsuji, Shibaman?" lirih Fujio yang terlihat sangat terkejut dengan kedatangan keduanya yang tiba-tiba, terlebih menyadari jika ada orang yang tengah terluka.

Todoroki benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria yang kini mulai di papah oleh Tsuji dan Shibaman ke arah sofa, Fujio yang terlihat panik ikut mendekati ketiga orang tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Murayama, apa yang terjadi padanya?" tanya Fujio.

Continue Reading

You'll Also Like

32K 2.4K 13
Kumpulan Oneshoot Haikyuu AU!! Dengan berbagai jenis genre di dalamnya. So, Hope you enjoyed my Story (๑・ω-)~♥"
45.8K 4.8K 32
satu satunya harapan fang adalah disayangi dan diakui oleh kapten kaizo tetapi karena tuduhan kejahatan yang bahkan dia tidak tau fang harus di hukum...
1K 138 2
[ Disney AU ] Haikyuu © Haruichi Furudate Miya Atsumu x Kageyama Tobio Disclaimer : Three shot, bxb, fluff, comedy, parodi. Cinderella harusnya perg...
15.4K 2K 27
Raven's Sibling. Siapa yang tidak mengenal mereka? Semua orang kenal akan mereka. Anak dari keluarga Kambe kaya raya yang semua anaknya mempunyai bak...