My Sugar Mommy || Kim Junkyu

By VitaaCiMmin

518K 10.4K 1.7K

[Konten 21+] Semua berawal dari Kim Junkyu yang kepergok nonton film biru ditempat umum. ⚠FOLLOW SEBELUM BAC... More

Keciduk?
Surat Perjanjian
Pertama kali [21+]
Pernyataan [21+]
Sweetie Boys
Tugas Dinas
Jangan Sedih Noona [21+]
Crazy Having Sex [21+]
Pickup New Sugarbaby? [21+]
Rahasia Kita Bersama [21+]
Privilege
Mau Lihat Bulan? [18+]
Skandal [21+]
Tempat Sandaran
Home's [21+]
I Found You
Ayo, Noona!
Perihal Kejujuran [21+]
Before Ends
Tak Usai Disini
Akhir Disini
👰💍👨💘👶💒
The New World
Next Project With Ji [21+]
Vaksin Jejey
Sunday Vibes [21+]
Surprise
Mood Bumil
On The Way
Cobaan LDR
Hilang Satu Tumbuh Seribu
Tamasya [18+]
Madu Di Bulan [21+]
Dia di Masa Lalu
Berdamai Dengan Masa Lalu
Semua Aku Dirayakan
Jayden The Best Part
Riweh Day
Cemara
Weekand Vibes
SUPRISE PART 2
Night Change [18+]
Mommy Side [21+]
Wellcome To Jakarta
Juara Di Hati
All About BUMIL!!! [21+]
Kok Aneh
TRAGEDI
Gwenchana
Awal Dari Yang Baru
H- Lahiran
WELLCOME TO THE JUNGLE
Adaptasi
Perihal Hidup

Gas Terus!

1.3K 44 3
By VitaaCiMmin

Ujian tengah semester tiba, seluruh kelas dari kelas sepuluh sampai dua belas serentak mengikuti nya.

Di kelas IPA, besok mata pelajaran fisika, trio wek wek plus Aruna sepakat mau belajar bareng di rumah Jayden.

Mereka berempat langsung ke rumah Jayden selepas pulang sekolah. Karena ujian, mereka pulang nya lebih awal sekitar jam sebelas pagi.

Bukan sekedar wacana yang udah ngumpul bukannya belajar malah gibah, mereka semua bener-bener sepakat dan serius belajar sungguh-sungguh, kalo ada yang nggak paham langsung buka pembahasan bareng apalagi ada Indra si juara olimpiade fisika.

Vita seneng ngeliat anak-anak pada belajar bareng, dia suguhin makanan, minuman, cemilan segala macam disajikan biar anteng belajar nya.

Disini yang keliatan stress itu Aruna, dia paling lemah kalo soal hitung menghitung, tapi tenang ada Indra.

"Mana yang masih nggak paham?" Tanya Indra, dia habis menjelaskan rumus soal ke Aruna.

"Aman sih sejauh ini, nanti gue tanya kalo ada yang nggak paham."

Indra senyum, untuk pertama kalinya Aruna lembut sama dia. Biasanya harus ngegas.

Owen sama Jayden udah saling lirik-lirikan. Mulutnya si diem, tapi dari mata udah nggak bisa ke kontrol deh.

"Kata gue mending lo berdua jadian aja deh, cocok." Ucap Jayden.

"Emang udah kok." Sahut Indra yang langsung kena pukulan maut dari Aruna.

"Cocot lo!"

"Gitu banget lo Na sama gue." Ucap Indra.

Aruna memutar bola mata malas, ia kembali ke buku pelajaran.

"Kalo lo Jey gimana?" Tanya Owen.

"Gimana apanya?" Sahut Jayden.

"Galaunya." Celetuk Indra.

"Dih! Siapa yang galau?"

"Helehhh, waktu di cafe lo nyanyi sampai menghayati banget." Ucap Owen.

"Kalo nggak menghayati kita nggak dapet cuan."

"Bener juga si." Sahut Indra.

Jayden menggeleng pelan, "Dah mulai lagi belajar nya, lo pada kebanyakan salfok."

Minggu ujian memang terasa berat bagi kelas unggulan kaya kelas MIPA A, mereka akan mati-matian mempertahankan nilai dan sebisa mungkin menaikan nilai untuk nembus kuota snmptn.

Sampai malam tiba, Jayden masih setia dengan buku-bukunya setelah teman-temannya sudah kembali pulang.

"Jey, udah larut. Tidur Jey jangan kebanyakan belajar." Ucap Junkyu lalu ia menaruh segelas air putih dan multivitamin, "Minum gih."

"Iya Daddy." Jayden nurut, dia minum langsung vitaminnya.

"Udahan yuk belajar nya, istirahat yang cukup."

"Sebentar lagi Daddy, nanggung." Jayden membaca ulang lagi catatannya.

"Oh ya, Mommy gimana keadaan nya Dad?" Tanya Jayden.

Sempat sore tadi Vita mengalami nyeri sehingga harus ke rumah sakit.

"Kandungan Mommy sudah besar, jadi rentan makanya tadi disuntik lagi."

"Harus banget disuntik ya Dad? Kasian Mommy."

"Harus, kan buat jaga imunitas Mommy dan Dedek juga." Junkyu beranjak dari kamar Jayden, "Daddy tinggal ya, tidur jangan malam-malam, goodnight Jejey."

"Goodnight Daddy~"

Jayden tinggal sendiri, fokus kembali ke buku. Besok ia menghadapi ulangan fisika yang sejujurnya ditakuti banget, Jayden lemah sama fisika makanya ia berusaha belajar semaksimal mungkin.

Drtttt

Drtttt

Sering telepon mengalihkan atensi Jayden, "Ajeng? Tumben-tumbenan tuh."

"Hallo Jey..."

"Hallo? Kenapa Jeng?"

"Lo sibuk nggak? Gue bisa minta tolong?"

"Tolong apa? Gue bisa kok."

"Gue kirimin alamat ke lo, tolong jemput gue ya... Kaki gue berdarah kecelakaan."

"Hah?! Kok bisa?!"

"Nanti aja nanyanya, please kesini."

"Okey-okey tunggu gue jangan kemana-mana."

Panik Jayden langsung mengambil kunci mobil dan bergegas menuju lokasi yang sudah dikirimkan Ajeng, untung saja lokasi tersebut nggak terlalu jauh.

Ajeng duduk dipinggir trotoar, banyak warga yang mengelilingi. Terlihat ada sepeda motor ringsek bagian depannya, Jayden mengenal motor itu.

Jayden susah payah menerobos kerumunan, "Misi Pak, Bu." Ucapnya sopan.

"Ajeng!" Panggil Jayden sesaat ia sampai didepan Ajeng yang terduduk lemas.

Kaki, lengan dan pelipis'nya berdarah-darah.

"Jejey... Hiks, sakit..." Ucap Ajeng sesenggukan.

Jayden tanpa banyak tanya langsung membawa Ajeng ke mobilnya, ia juga tak lupa berterimakasih kepada warga yang sudah menolong Ajeng.

Lalu Jayden menaruh Ajeng dengan hati-hati ke kursi kondisi Ajeng lemas tak berdaya, darah masih mengalir deras di area kaki.

Jayden membuka hoodie nya, menyobek bagian lengan lalu ia lilitkan di pergelangan kaki agar darah Ajeng tidak banyak keluar.

Pertolongan pertama pada kecelakaan.

"Sakit Jey." Ucap Ajeng memegangi kepalanya.

"Sabar ya, kita ke rumah sakit sekarang." Sahut Jayden khawatir.

Ajeng dilarikan ke unit gawat darurat. Jayden menunggu diluar sambil mengubungi Tante Rahayu dan Om Bagus. Jelas mereka panik mendengar kabar anaknya kecelakaan.

Jayden juga ngabarin Daddy'nya takut nanti nyariin nggak ada.

"Jayden!" Panggil Rahayu, "Gimana kondisi Ajeng, Nak? Kok bisa sampai kecelakaan gini si?"

"Jey nggak tau tante, tadinya Jey ditelepon Jejeng suruh dateng dan tau-tau dia kecelakaan gini."

"Astaga anak itu bukannya ngabarin orang tua duluan."

"Mungkin Ajeng emang kepikiran nya Jayden kali, Bu." Ucap Bagus menenangkan istrinya.

"Jey, terimakasih ya nak sudah bawa Ajeng ke rumah sakit." Ucap Rahayu.

"Sama-sama Tan, tapi maaf Jey nggak bisa nungguin soalnya udah malam juga takut Daddy sama Mommy khawatir dirumah."

"Nggak papa nak, emang kamu harus pulang, sekali lagi terimakasih ya."

"Pamit ya Om, Tante." Jayden cium tangan Rahayu dan Bagus bergantian, lalu ia pergi dari sana.

Walaupun ia khawatir kondisi Ajeng, tapi tetep ia pulang setidaknya Ajeng sudah ada orang tuanya.

<~>

Jayden dititipkan surat izin tidak masuk oleh Rahayu disuruh antarkan ke sekolah yang mengharuskan Jayden datang ke kelas 11 IPS B.

"Jayden, lo kenapa kesini?" Sapa Minji.

"Eh, Minji... Ini gue mau anterin surat nggak masuknya Ajeng." Ucap Jayden sembari tersenyum tipis.

Udah lama banget ia nggak ketemu tatap-tatapan wajah sama Minji biasa kalo ketemu cuman sekilas doang.

"Loh?! Ajeng emang kenapa nggak masuk?" Tanya Minji khawatir.

"Semalam Ajeng kecelakaan."

"Hah?!!! Kok bisa Jey? Gimana ceritanya?!"

"Untuk itu belum tau, gue semalem nggak sempat juga buat nanya-nanya, intinya kecelakaan Ajeng emang nggak separah sampai koma gitu cuman lukanya lumayan ada di dahi, lengan sama kakinya."

"Owalah, kok lo bisa tau?"

"Gue yang anter Ajeng ke rumah sakit, Ji."

Minji mengangguk paham, "Ohh gitu..."

"Mata lo kenapa Ji? Sembab gitu?" Tanya Jayden setelah ia memperhatikan Minji.

"Eh, nggak kok... Emang kurang tidur aja tapi nggak papa."

"Oh kalo ada apa-apa ngomong aja sama kita-kita, nggak usah sungkan."

"Pasti, thanks."

"Gue ke kelas ya, bye Minji."

"Bye Jayden~"

Minji masih memperhatikan punggung Jayden yang berjalan makin lama makin menjauh, ia berdiri tepat didepan pintu kelas sembari menggenggam surat yang dikasihkan Jayden.

"Maaf, Jey..."

Kerana masih minggu ujian, sekolah memulangkan siswa-siswinya lebih awal. Squad keluarga bagus bersepakat untuk menjenguk Ajeng sepulang sekolah.

Mereka berangkat barengan tapi nggak satu kendaraan. Owen, Indra, dan Aruna bawa motor masing-masing sedangkan Minji numpang mobil Jayden.

"Lo diem aja," Ucap Jayden memecahkan keheningan.

Minji noleh sebentar, "Hahaha... Emangnya mau bahas apa?"

"Gimana kabar lo? Kita udah lama nggak ngobrol-ngobrol."

"Kurang baik sih."

"Kenapa kurangnya? Cerita aja kalo lo mau cerita."

Minji menghela nafas berat, lalu ia melirik lagi kearah Jayden.

"Ke masalah keluarga si, Papa Mama gue resmi cerai dan gue nggak tau hak asuh gue jatuh ke tangan siapa. Gue bingung kalo nanti gue disuruh milih mau ikut Mama atau Papa, soalnya gue nggak mau ikut siapapun..."

"Sorry, emang kenapa mereka sampai bercerai?" Tanya Jayden hati-hati.

"Emang udah nggak sejalan dari awal, mereka menikah karena perjodohan bisnis." Minji menyeka air mata, "Maaf kalo gue udah jahatin lo ya Jey."

"Kok ngomong gitu si? Kapan lo jahatin gue, lo nggak pernah jahat Minji."

"Nggak tau, rasanya gue kaya punya salah aja sama lo... Disaat kaya gini, gue seperti nggak punya siapapun didunia ini Jey."

"Lo bisa cerita kok ke gue, atau ke anak-anak genk kita. Kita selalu wellcome sama lo, Minji. Lagipula lo bisa cerita ke Kak Doyoung, pacar lo."

"Soal itu, Kak Doyoung nggak peduli sama gue... Dia nggak pernah respon cerita gue soal masalah pribadi gue. Gue jadi nggak bisa cerita ke dia."

"Kok bisa gitu?"

"Dia nggak peduli dengan gue, dan akhir-akhir ini dia juga kaya nggak ada waktu buat gue. Gue paham dia mungkin sibuk kuliah dan juga kerja, tapi pas awal dekat dia bisa loh efforts buat ketemu gue di sela-sela kesibukan dia. Gue bingung Jey, kenapa dia bisa berubah kaya gini."

"Coba aja lo omongin baik-baik sama Kak Dobby mungkin dia punya alasan tersendiri kenapa dia bisa kaya gitu, jangan mengambil keputusan sendiri. Dan kalo soal masalah orang tua lo, gue hanya bisa berdoa yang terbaik untuk lo dan kedua orang tua lo, gue berharap semoga kalian bisa menemukan jalan yang terbaik."

"Thanks ya Jey."

Jayden tersenyum, lalu ia mengambil permen dari laci mobil.

"Mau?" Tanyanya.

"Boleh."

Aura green flag Jayden awur-awuran:)

Squad anak Bagus udah pada ngumpul, dikarenakan Ajeng masih di ruangan UGD jadi mereka belum boleh masuk kedalam soalnya masih ada orang tua Ajeng

Jayden menghampiri Junkyu dan Vita yang kebetulan datang buat jenguk ke rumah sakit.

"Dad, Mommy kok kesini nggak bilang Jejey?"

"Eh, Jey iya tadi Mommy sekalian soalnya habis check-up kandung." Sahut Vita, "Kalian baru pulang?"

"Iya tante." Sahut yang lain.

"Tante sehat?" Tanya Aruna.

"Sehat Na, kamu gimana?" Ucap Vita.

"Sehat dong Tan, hehe..."

"Tante lahirannya kapan?" Tanya Indra.

"Menurut HPL si masih sekitar dua bulan lagi, Dra. Do'ain aja ya lancar."

"Aminnn..."

"Om? Tumben diem aja." Ucap Owen menyapa Junkyu yang duduk disebelah Vita.

"Iya, kenapa si Dad dari tadi kaya orang ke pusingan." Sahut Jayden.

"Nggak ah lebay deh." Ucap Junkyu walaupun wajahnya masam seperti rendaman mangga di kuah cuka.

"Kalian duduk sini semua, berdiri aja kaya di strap." Vita ajak anak-anak curut buat duduk berjajar, biar ngobrol nya enak juga.

Berjejer dah tuh rapi nunggu antrian buat masuk kedalam lihat Ajeng, nggak lama Rahayu dan Bagus keluar lalu mereka satu persatu gantian masuknya.

Jayden dan Minji terakhir, yang lain selesai masuk langsung pulang termasuk Vita dan Junkyu juga. Kasihan kalo Vita nunggu lebih lama lagi, udah kecapean banget.

"Mau langsung pulang atau mau kemana dulu nih?" Tawaran Jayden.

"Kemana ya? Gue juga bosen di kost sendiri." Ucap Minji.

"Deket sini ada perbukitan gitu gue sering kesana, lo mau nggak?"

"Boleh!"

Sore-sore adem dimanfaatkan Jayden dan Minji buat duduk santai di bawah pohon rindang sambil makan jagung bakar dengan pemandangan diatas bukit yang cantik.

Berbeda dari sebelumnya, Minji lebih ceria dan banyak berbicara sama Jayden. Jelas, Jayden seneng banget. Hatinya berbunga-bunga lihat cewek yang ditaksir bisa ketawa lepas bersamanya.

"Jadi lo dibohongin Mommy lo soal suntik?" Tanya Minji sambil ketawa pelan.

"Iya sumpah! Dulu Mommy bilangnya vaksin, mana gue tau kalo vaksin itu suntik pas dibawa ke depan dokternya gue langsung nangis jerit-jerit liat suntik kan didepan mata." Sahut Jayden, "Gue kan strong, gue nangis cuman bentar kok habis itu gue kembali ceria dan menghadapi semua kerasnya dunia."

"Lebay ya lo."

"Hehehe~" Jayden nyengir, lalu ia mengambil kaleng soda dan membukakan nya untuk Minji.

"Thanks." Ucap Minji sambil menerima minumannya.

Jagung bakar ditangan diabaikan nya sama Jayden, doi fokus memperhatikan Minji.

"Minji, kalo ada yang nyakitin lo bilang ke gue ya." Kata Jayden.

"Iya Jayden..." Minji menyeka saos diujung bibir Jayden, "Belepotan kaya anak kecil, ih."

"Hahaha~" Jayden ketawa padahal jantung nya udah dag-dig-dug ser.

"Gue boleh nanya nggak?" Tanya Minji.

"Tanya aja, ngapain pakai izin segala."

"Hehe," Lalu Minji menatap ke sekitar, "Lo kan udah temenan lama sama Ajeng, pernah nggak si terbesit rasa suka sama Ajeng?"

Seketika Jayden diam, ia mengalihkan pandangannya dan menjadi gugup.

"Eh? Sorry bukan apa-apa gue hanya nanya kalo emang lo keberatan nggak usah dijawab." Ucap Minji panik.

"Hmmm... Bukan suka si, lebih ke sayang karena selama ini gue udah anggap dia sebagai saudara gue sendiri. Hubungan kita dekat bukan cuman antara gue sama Ajeng tapi juga kedua orang tua kita bahkan ke adik-adiknya Ajeng pun sama."

"Oh, i see. Sedekat itu ya kalian."

Jayden mengangguk, "Gue dan Ajeng tumbuh dan besar bersama-sama jadi jelek bagusnya kita udah tau masing-masing."

"Ajeng orang nya baik, terus di pertemanan juga tulus banget. Gue belum pernah ketemu orang setulus Ajeng di Korsel sana. Ajeng apa adanya banget, gue iri karena gue belum bisa kaya dia yang kalo nggak suka bilang nggak, kalo suka ya bilang suka."

"Gue setuju. Dia sebaik dan setulus itu, makanya gue seperti ada kewajiban gitu buat jagain dia. Dia tuh terlalu baik." Jayden tersenyum tipis sembari mengingat beberapa momen yang dilaluinya dengan Ajeng.

Minji menatap Jayden lalu ia ikut tersenyum. "Nggak tau kenapa setiap deket sama lo, gue nyaman Jey."

"Eh? Kok gitu? Hahaha..."

"Apa gue terlalu naif ya?"

"Nggak kok."

"Gue takut menyesal."

"Menyesal soal?"

"Hubungan gue."

"Kata Mommy gue setiap keputusan pasti akan ada benefit sekaligus resikonya juga, gue harap lo jangan menyesali apa yang udah lo ambil."

Minji memeluk kakinya yang tertekuk lalu menaruh dagunya disana, "Semoga ya."

"Udah jangan galau, biar gue aja yang galau lo happy-happy aja okey? Hahaha!" Jayden mengacak rambut Minji gemas.

"Huhu~ jadi kangen Kak Dobby." Rengek Minji.

"Telepon lah." Sahut Jayden.

Minji mengecek ponsel, "Ish! Chat terakhir gue aja belum dibaca."

"Belum sempat mungkin."

Hela nafas terdengar jelas, "Kesel..."

"Sabar ya..."

<~>





Vote comment yup!

Continue Reading

You'll Also Like

799K 12.8K 48
🔞🔞🔞🔞 "Nunaa nunaa~ mau nenen~" "Kan, ngerengek lagi kaya bocil." "Nenenn duluuu~~ nunaaa! Aku mau nenen." _____________________ start : 3 Mei 202...
13K 2K 42
BTS x Gfriend FF Kasus misterius membuat Jin menyerah bekerja sendiri dan memilih Sowon sebagai partnernya. Keduanya bekerja sama untuk memecahkan ka...
230K 34.4K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
7.1M 58.1K 32
Suami Polos ku 21+ || GibranThania ___________________________________ Thania anak tunggal pengusaha yang haus akan sex dengan sex toys kesayangannya...