ALGASYA ; STEP BROTHER

By jiaathe

12.6M 770K 381K

Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sej... More

Prolog
1 || Adik Tiri
2 || SMA Langit Abadi
3 || Monster
4 || Ketua OSIS
5 || Malam Mencekam
6 || Gudang Sekolah
7 || Tragedi Ulang Tahun
8 || Mabuk
9 || Peluk
10 || Cemburu
11 || Pacar
12 || Ruang OSIS
13 || First Day
14 || UKS
15 || Berbahaya
16 || Lipbalm
17 || Sakit
18 || Rokok
19 || Saingan
20 || Kemarahan Alga
21 || Without Me
22 || Ekskul
23 || Dusk Till Down
24 || Ungkapan
25 || Ugal-Ugalan
26 || Khawatir
27 || Hadiah
29 || Scared
30 || Persaingan
31 || Gorila Mesum
32 || Obsessed
33 || He's Crazy
34 || Penjara Algara
35 || Step Brother
36 || In Her Room
37 || 99%
ALGASYA UPDATE
38 || Be careful! He's Crazy
39 || The Darkness
40 || I Kill You
41 || Benci
42 || Hukuman
43 || Penyesalan
44 || Sadar
45 || You Can't Leave Me!
46 || Bukan Aku
INFO PENTING
47 || Asya Kecewa
48 || Dimaafkan?
49 || Terungkap
50 || Pergi
PRE-ORDER NOVEL ALGASYA DIBUKA
51 || Dia Laki-laki Terbaik

28 || Hurt

206K 13K 7.9K
By jiaathe

Follow aku sebelum baca supaya dapet notif update!

Kita awali bab, dengan Aji dan topeng malingnya. HAHAHHA.

*****

Asya ceria sepanjang jalan. Malam ini ia mendampingi Alga datang ke sebuah acara pembukaan hotel salah satu koleganya. Asya tidak henti tersenyum hingga membuat Alga meliriknya diam-diam dengan senyum samar.

Beberapa menit kemudian mereka sampai. Asya melepas seatbelt, hampir turun sebelum Alga menahan lengannya. Laki-laki itu keluar lebih dulu kemudian membukakan pintu milik Asya. Tanpa merubah ekspresi, Alga mengulurkan tangan untuk menyambut gadis itu.

"Aku makin cinta kalau di giniin," ucap Asya dengan senyuman sebelum meraih tangan Alga. "Aku kan cinta Kak Alga banget. Demi mobil aku rela jatuh cinta."

Alga tidak menanggapi. Ia menunduk dan mengangkat tangan untuk merapikan rambutnya diakhiri dengan elusan di puncak kepala. Tatapan Alga naik, mata mereka bertemu. Tatapan itu membuat Asya merona tanpa sebab.

"Aku jadi jatuh cinta sama Kak Alga dari segala sisi. Kanan kiri, atas bawah, dari bayangannya pun aku cinta!"

"Lo bahkan gak tau makna 'jatuh cinta'. Untuk sekarang jangan bilang cinta lagi," larangnya.

"Kenapa?" tanya Asya kecewa.

"Bilang itu ke gue saat lo paham, saat lo sadar, saat lo tau kalau itu benar-benar perasaan cinta," ucap Alga. "Gue tau. Sampai sekarang perasaan lo ke gue cuma sebatas perasaan ke seorang Kakak. Gue mau lebih dari itu, Asya."

Asya pusing mendengarnya. "Jadi gimana cara aku tau kalau itu cinta?"

Alga tersenyum samar, ia mengedikan dagu ke tubuh atas Asya. "Lo bakal tau dari sana."

"Di mana? Ketiak aku?"

Mendengar jawabannya, Alga terkekeh. Cowok itu mundur selangkah untuk melihat sekeliling. Memastikan sepi, ia maju dan menarik Asya ke pelukannya secara tiba-tiba dan keras.

"Kak!" Asya akan menjauh namun Alga memeluknya lebih erat sampai-sampai telinga Asya yang berada di dadanya bisa mendengar detak jantung Alga dengan jelas.

"Ini reaksi jantung gue setiap ada di dekat lo."

"Kenceng banget? Kak Alga gak apa-apa?" Asya khawatir. Ia semakin merapatkan diri untuk memastikan. Tanpa sadar Asya menaruh tangannya di dada Alga dengan telinga menempel dan ekspresi serius. "Kok makin cepet?!"

Alga menarik nafas sesaat sebelum menjauhkan tangan nakal itu dari tubuhnya. Ia menunduk, mencondongkan wajahnya pada Asya dan bersuara rendah. "Gue cuma suruh lo dengerin detak jantung gue. Kenapa sentuh-sentuh, hm?"

Asya mencebikan bibir. "Dikit doang gak boleh. Pelit."

"Bukan pelit," jawab Alga. Ia kembali berdiri tegak. Sebelum melangkah lebih dulu, Alga berbicara. "Sentuhan lo bikin gue gila. Gue bisa jamin bakal balas lebih kalau lo lakuin lagi."

Asya segera mengikuti Alga dan berjalan selangkah di belakangnya. Oke, catat. Jangan sentuh-sentuh!

"Jadi aku jatuh cinta kalau jantung aku berdebar keras kaya Kak Alga?" Asya menyimpulkan. "Ah, elah! Itu mah gampang. Sebenarnya aku setiap hari deg-degan. Apalagi kalau Kak Alga lagi marah. Jangan ditanya lagi. Bisa copot jantung aku karena berdebar terlalu keras."

Gadis itu pun berbicara lirih. "Nyaksiin gorila marah, mana mungkin gak jantungan."

Dug!

Asya meringis ketika keningnya menabrak sesuatu yang keras. Alga tiba-tiba berhenti, membuat Asya menabrak punggungnya.

"Bilang dong kalau mau berhenti!" protes Asya.

Alga mengulurkan tangannya secara tiba-tiba. "Mau gandengan tangan?" tawar Alga manis. "Di dalam ramai. Nanti lo kepisah dari gue."

Asya segera menggandeng lengan Alga dengan senyuman. Mereka berjalan dengan serasi. Aula hotel yang baru saja mereka memasuki ini sangat besar. Pandangan Asya mengedar, menatap berbagai sosok yang mengenakan pakaian megah dan mahal. Tamu undangan di sini jelas bukan dari kalangan biasa.

"Algara," seorang pria dewasa dengan jas rapih menyambut mereka. Ia tersenyum hangat. "Saya fikir kamu tidak akan datang. Anak saya menunggu sejak tadi."

Alga hanya menanggapi seadanya. Mereka mengobrol layaknya kolega bisnis pada umumnya.

"Saya kagum dengan pemuda seperti kamu. Padahal membina sebuah perusahaan di umurmu yang sekarang tidak mudah. Tapi kamu bisa bertahan sejauh ini," ucapnya tulus. "Saya dengar, perusahaan keluarga kamu sudah kembali jaya seperti sebelumnya meski sempat mengalami penurunan."

Alga tersenyum sopan. "Semua karena bimbingan anda. Terima kasih banyak."

Tatapan pria itu beralih pada seorang gadis yang bergandengan dengan Alga. "Ah, lihat. Siapa gadis manis yang kamu bawa hari ini?"

Asya tersenyum cantik dan memperkenalkan diri. "Hallo, Om. Aku Asyakilla Vegas. Adik tirinya Kak Alga."

Ucapannya membuat Alga melirik gadis itu tidak suka. Selama ini Alga paling benci saat kata 'adik' berada di sekitar mereka. Alga bahkan tidak pernah menganggapnya seperti itu. Ekspresi Alga mulai dingin sejak itu.

Acara di mulai. Pria yang tadi berbincang dengan mereka kini berada di depan sebagai pemilik hotel yang akan dibuka hari ini. Tepuk tangan membahana mengisi seluruh ruangan. Suasananya menyenangkan.

"Kak, Al," panggil Asya menarik-narik ujung jas Alga. Laki-laki itu menunduk tanpa mengatakan apapun. "Kak Alga deket banget ya sama om tadi?"

Alga mengangguk. "Dia banyak bantu gue selama ini."

Keduanya yang sedang bertatapan sama-sama menjauhkan diri saat mendengar panggilan di depan sana yang menyebut nama Alga. Pria pemilik hotel ini menatapnya dengan senyuman.

Alga kembali menatap Asya. "Gue pergi bentar. Tunggu sini, jangan kemana-mana."

Asya mengangguk menurut. Ia memilih duduk di sebuah kursi setelah mengambil cupcake toping strawberry di meja khusus makanan. Asya hampir melahap kuenya namun urung saat melihat dua orang pria yang ia kenal.

"Bokapnya Renata gila-gilaan banget. Kemarin beli pulau, sekarang buka hotel," ucap seorang pria dengan jas silver pada temannya. "Setan. Kita lulus nanti harus sesukses ini ya? Awas aja kalau lo jadi gelandangan!"

Ethan berdecak kesal. Pria dengan jas abu-abu itu menatap Aji. "Keluarga gue gak setajir kalian. Tapi gue pasti bakal sukses dengan cara gue sendiri."

"Bahagia banget gue dapet temen pekerja keras kayak lo!" bangga Aji lalu memeluk Ethan senang yang langsung di dorong menjauh detik itu juga.

"Gue gak mau dikira gay!" seru Ethan.

"Eh, eh, bocah ular tangga!" Aji memanggil seorang gadis dengan gaun putih tulang yang hampir saja berhasil kabur. Asya takut Aji dan Ethan tau ia datang bersama Alga.

Gadis itu menyengir dan menatap mereka meringis. "Kak Aji, Kak Ethan," sapa Asya.

"Kok lo bisa di sini, Cil? Sama siapa?" Aji dengan akrab mendekati Asya dan merangkulnya. "Lo cantik banget kalau dandan gini. Beda sama di sekolah."

Asya melotot. "Jadi aku jelek di sekolah?!"

Ethan menyahut. "Sama aja, cantik."

"Tapi kaya bocah," sambung Ethan kejam. "Kaya anak-anak banget."

"Kan dia emang masih kecil. Lo liat aja pipinya gembul gini!" Aji mencubit kedua pipi Asya gemas. Meraupnya dengan tangan dan mengunyel-unyelnya sampai kemerahan. "Coba lo adek gue. Gue gigit pipi lo ampe berdarah!"

"Kakwak aku juga sukwa gwigit piwpi akwu," ucap Asya tidak jelas.

"Hah? Lo mau makan kura-kura?" ulang Aji.

"Tolol," umpat Ethan pada Aji. "Dia bilang lidahnya kegigit gara-gara lo unyel pipinya."

Asya menghela nafas. Tidak ada yang benar.

Dari depan sana, Alga melihat mereka tanpa melepaskan pandangannya sedetik pun. Tatapannya lebih dari kata tajam. Cowok itu sudah mengepalkan sebelah tangannya erat.

"Renata tuh," ucap Aji menatap ke depan dan tiba-tiba ia tersedak. "Anjing. Alga kenapa natap gue kayak gitu?" ringisnya.

"Siap-siap lo. Topeng maling season dua," bisik Ethan.

Seorang gadis dengan gaun peach datang dengan cantik. Auranya mahal dan berkelas. Ia berjalan sangat anggun melewati tiap tamu undangan Papanya. Renata, gadis itu berhenti saat sudah di sebelah Alga.

"Ternyata orang yang diceritain Papa itu lo, Al?" Renata senang setengah mati. Papa hanya bilang ingin mengenalkan dia ke seorang laki-laki. Renata tidak mengira itu adalah Alga. "Jodoh emang nggak kemana."

"Cocok banget, anjing! Sahabat gue keren banget, huuu!" Aji bertepuk tangan, semua orang meliriknya. Lalu tiba-tiba semuanya ikut bertepuk tangan tanpa alasan. Bersiul dan mencocokkan Alga dan Renata.

"Tepuk tangan, Cil! Alga suka buang-buang uang. Kita kecipratan nanti," seru Aji menyenggol Asya di sebelahnya.

Asya mundur beberapa langkah dengan ekspresi sulit di jelaskan. "Aku ke toilet sebentar," pamitnya lalu pergi.

Asya menatap pantulan dirinya di cermin. Jika ia di bandingkan dengan Renata, maka jelas Renata pemenangnya. Bukan hanya cantik, Renata itu keren. Ia punya banyak prestasi bahkan menjabat sebagai Ketua OSIS.

Asya bisa mengakui jika Renata sempurna.

Ya, terkecuali sifat galaknya itu.

Asya tidak tau kenapa, tapi ia merasa tidak nyaman. Harusnya ia tidak ikut Alga datang ke sini. Asya belum pernah merasa terluka seperti ini.

Pintu toilet terbuka. Renata muncul dan mendekati Asya yang berdiri di depan wastafel. "Gue udah tau dari Papa. Lo adik tirinya Alga ya ternyata?" ucap Renata. "Maaf. Gue gak tau Alga punya adik tiri. Setahu gue dia anak tunggal."

Renata tersenyum. Ia mengulurkan tangannya ke Asya. "Ini sebagai tanda kita mulai semuanya dari awal. Lupain apapun yang pernah terjadi di masalalu. Kedepannya gue dan lo harus akrab."

"Untuk apa?" tanya Asya tanpa menjabat tangannya.

Renata tertawa merdu. "Untuk apa lagi? Gue kan bakal jadi kakak ipar lo."

*****

Eakkk, kalian tim Renata atau tim Asya nih??

Kalau kalian jadi Asya, kalian ngapain?

KALAU AKU BAKAL JAMBAK RENATA. ENAK AJA ALGA PUNYA GUE😭😭 Mon maap, kalau suka org aku bakal brutal abiezz. Untung aja belum pernah suka orang lagi hahahha. Lebih baik mencintai tokoh fiksi.

Ketik 1 kalau mau aku update setiap hari>>

Ini kolom spam next. 7k komen lagi>>

Jangan lupa follow ig eneng ya bwang, biar ga ketinggalan info cerita ini😘😘
IG: jiaathe

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 246K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
586K 32.9K 75
(17+ warning bocil dilarang baca!!!) "Nggak ada sejarahnya cowok itu setia, kecuali cowok fiksi." Kaylaa Wesker. Kisah seorang penulis introvert bern...
14M 1.4M 53
[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cintai karena mencoba menabrak Jihan, cewek...
1.4M 68.8K 114
Hidup dalam kemewahan tak serta merta membuat sang pewaris tunggal perusahaan Minyak L'louch Co. merasa bahagia. kurang perhatian dan keinginan yang...