Friendship (Xodiac) End√

By SugaJennie24

76.8K 7.9K 4.7K

Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekola... More

Asrama
Ruang Mawar Melati
Gara-Gara Leo Kegerahan
Geng Belalang Kupu-Kupu
Perhatian Zayyan Pada Sing
Dongsaeng Mulai Posesif
Zayyan Menangis karena apa?
Zayyan Janjian
Salah Paham Bikin Lapar
Baikan Sama Sing?
Ada Apa Dengan Lex?
Obrolan Aneh Zayyan-Sing
Pemuda Misterius
Super Zayyan
Sing Kenapa?
Ketika Bocil Cemburu
Perasaan Lex Terhadap Zayyan
Dibalik Sikap Lex
Zayyan Perduli Pada Lex?
Lex-eu Jangan Menangis
Pergi Camping
Camping #1 (Mimpi Aneh)
Camping #2 (Di Mana Zayyan?)
Camping #3 (Selamatkah Zayyan?)
Maunya Sama Zayyan
Sayang Lex juga?
Cemburu Sama Eunbi
ZaySing Yang Aneh
Perdebatan Para Bocil
Perkara Suap-Suapan
Pengakuan Sing?
Bogoshippeo
Saling Menjauh
Lebih Sakit Dari Luka
Upaya Mendamaikan
Curahan Hati
Dibohongi
Malam Minggu
Patah Hati
Who's That Girl?
Aku Tak Mengerti Perasaan Ini
Nasi Goreng Spesial
Sama-Sama Cemburu
Hati Yang Mendua
Disuruh Putus
Keputusan Berat
Pesta Kelas Dadakan
Jadikanku No.1 Dihatimu
Leo Nggak Mau Turun Tahta
Mencuri Kesempatan
Gara-gara cemburu
Pertengkaran Dongsaeng
Pengumuman
Zayyan Berterimakasih
Siapa Yang Menculik Zayyan?
Rasa Kehilangan
Keadaan Zayyan
Zayyan Tinggal Di Mana?
Upaya Mencari Zayyan
Apakah Semua Sandiwara?
Penyebab Zayyan Menghilang
Rahasia Davin Ketahuan
Menunggumu
Surprise
Akhirnya Aku Kembali
Perasaan Yang Tak Berubah
Akhirnya Saling Jujur
Pengumuman 2

Davin Ke Mana?

1K 115 70
By SugaJennie24

Btw setelah membaca chapter kemarin, apakah ada diantara kalian yang engeuh/ sadar bahwa Davin tidak ada diantara rombongan yang mencari Zayyan? Cung coba yg engeuh 🙋‍♀️ Hehe...😁

*
*

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Lex-eu??!!" Zayyan terkejut melihat Lex yang berdiri menyaksikannya dari kejauhan.

"Lex-eu, ke mari kau! Cepat ke mari!" Dengan nada tinggi dan mata penuh emosi memanggil Lex.

Baru kali ini Lex menyaksikan Zayyan dalam mode yang sangat amat serius dan  tatapannya pun terlihat mengerikan bagi Lex.

Lex sadar bahwa dirinya telah bersalah, maka dari itu dia pun kini merasa takut pada Zayyan.

"I-Iya," jawab Lex menurut. Ia pun segera berlari menghampiri Zayyan dengan tubuh gemetar.

Sesampainya di tempat Zayyan berada, Lex melihat ke arah Sing yang sudah tak sadarkan diri dengan tubuh yang bersimbah darah. Bahkan baju dan tubuh Zayyan pun ikut terkena noda darah Sing saat ia memeluknya tadi.

"Kau!!" Zayyan mengepalkan kedua tangannya geram. Ingin sekali rasanya ia menghajar Lex sekarang, namun ia ingat akan Sing yang sedang dalam kondisi sekarat dan harus segera mendapatkan pertolongan, sehingga ia harus menahan emosinya saat ini.

Lex menelan ludah kasar, ia bahkan tak berani berucap satu patah kata pun pada Zayyan.

"Lex-eu, tolong cepat kau hubungi rumah sakit agar mengirimkan ambulans ke mari. Sing harus segera di tolong!" Perintah Zayyan.

"Nde," jawab Lex lagi menurut. Ia pun merogoh ponselnya dari saku celana dan segera menghubungi rumah sakit.

Sementara itu Zayyan kembali memeluk Sing dengan erat. Wajah dan bibir Sing pun mulai memucat.

Zayyan berusaha menutupi luka di punggung Sing dengan menggunakan jaketnya, agar darahnya tak terus mengalir ke luar. Karena ia berpikir jika sampai Sing kehabisan darah, maka kemungkinan Sing tidak akan selamat.

Tak lama kemudian, Hyunsik, Wain, dan Beomsoo yang mendengar teriakan Zayyan tadi pun kini mulai berdatangan ke tempat tersebut.

Mereka bertiga kaget melihat keadaan Sing yang sudah sekarat serta Zayyan yang memeluknya sambil terisak. Sedangkan Lex berdiri terpaku di dekatnya, tak tahu harus berbuat apa.

"Kenapa Sing jadi begini? Apa yang terjadi??" Tanya Hyunsik.

"Ceritanya panjang, nanti saja ku ceritakan. Yang penting sekarang kita harus membawa Sing ke rumah sakit dulu, untuk mendapatkan perawatan," ucap Zayyan.

"Apakah sudah menghubungi pihak rumah sakit?" Tanya Beomsoo.

"Tadi Lex-eu sudah menghubungi rumah sakit dan sekarang ambulans sedang menuju ke mari," jawab Zayyan.

"Ah, syukurlah. Untung Lex-eu cepat menemukan kalian di sini," timpal Wain.

Hyunsik, Beomsoo dan juga Wain yang tidak mengetahui permasalahan apa yang terjadi, sama sekali tak menaruh curiga sedikit pun pada Lex saat ini.

"Kalau begitu, lebih baik kita bawa Sing ke perkemahan dulu, sambil menunggu mobil ambulans datang," usul Hyunsik.

"Nde," jawab Zayyan.

Zayyan hendak menggendong Sing, namun karena tubuh Sing lebih besar darinya, maka Zayyan pun hampir terjatuh saat baru akan menggendongnya.

"Biar aku saja yang menggendongnya," ucap Wain.

Akhirnya Wainlah yang menggendong tubuh Sing sampai ke perkemahan.

Sesampainya di tempat perkemahan, Leo dan Gyumin terkejut melihat kondisi Sing saat ini, meskipun di sisi lain mereka juga senang karena Zayyan telah ditemukan dalam keadaan selamat.

"Hyung, ada apa dengan Sing? Kenapa dia jadi seperti ini?" Leo merasa sangat sedih dan syok melihat saudara satu negaranya itu dalam kondisi yang sekarat saat ini.

Zayyan sebenarnya ingin bercerita pada Leo dan semua temannya, namun ia harus menahannya demi mencegah terjadinya perkelahian antara Lex dan teman-temannya saat ini.

"Kalian semua cepat bereskan barang-barang kalian sekarang juga. Ku rasa kita tidak perlu lagi melanjutkan acara camping kita ini. Nanti setelah mobil ambulans datang, maka sebagian dari kalian sebaiknya juga segera kembali ke asrama. Dan sebagian lagi akan ikut ke rumah sakit menemani Sing," ucap Hyunsik.

"Siapa saja yang akan ikut ke rumah sakit?" tanya Leo.

"Aku, Zayyan, dan Lex-eu. Dan kalian semua pulanglah ke asrama dan bawa barang-barang kami juga bersama kalian ya!" Jawab Hyunsik.

"Hyung, ijinkan aku untuk ikut dengan kalian ya. Karena Sing adalah saudara satu negaraku, maka aku pun ingin berada di sana menemaninya di saat kritis seperti ini," pinta Leo.

Hyunsik pun memakluminya serta mengijinkan Leo untuk ikut serta.

"Baiklah, kau boleh ikut," jawab Hyunsik akhirnya.

Setelah ambulans datang, Zayyan, Hyunsik, Leo dan Lex pun ikut pergi ke rumah sakit untuk menemani Sing. Sedangkan Gyumin, Beomsoo, dan Wain kembali ke asrama menggunakan bus yang disewa oleh Lex sebelumnya.

Di sepanjang perjalanan hingga tiba di rumah sakit, Lex hanya tertunduk diam. Dirinya benar-benar merasa bersalah dan tak menyangka semuanya akan jadi seperti ini.

***

Setibanya di rumah sakit dokter langsung melakukan pertolongan pertama bagi Sing.

"Pasien banyak kehilangan darah sehingga kini kondisinya sangat lemah. Jika saja kalian menunda beberapa jam lagi, kemungkinan dia tidak akan selamat," ucap sang dokter yang menangani Sing.

"Tapi Sing masih bisa diselamatkan, kan Dok?" Tanya Zayyan khawatir.

"Kami akan menghentikan pendarahannya terlebih dulu dan menjahit lukanya. Dan sepertinya memang masih ada harapan, jika pasien masih dapat bertahan sampai kami selesai mengobati lukanya. Dan setelah itu, dia juga harus menjalani perawatan yang cukup intens sampai kondisinya benar-benar pulih," jelas dokter itu lagi.

"Baik, Dok. Kami mengerti. Tolong usahakan yang terbaik demi keselamatan Sing, Dok!" Pinta Zayyan dengan sangat.

"Tentu, kami akan berusaha semaksimal mungkin," jawab Dokter itu.

Kemudian Zayyan, Hyunsik, Leo dan Lex diminta untuk menunggu di luar ruangan.

Leo memeluk Zayyan yang terlihat sangat sedih dan terpukul saat ini.

"Hyung...," ucap Leo, lalu melepaskan pelukannya dan menatap Zayyan.

Zayyan pun balas menatapnya dengan matanya yang berkaca-kaca seperti hendak menangis lagi.

"Aku senang kau kembali dengan selamat," lanjut Leo.

"Iya, tapi Sing terluka hiks...," Zayyan kembali terisak. Ia berusaha menahan agar tangisnya tidak pecah.

Hyunsik pun mengusap-usap bahu Zayyan untuk menenangkannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Tadi pagi kau pergi ke mana dan kenapa Sing bisa terluka seperti itu?" Hyunsik kembali menanyakan hal yang sedari tadi mengganjal di hati. Leo yang penasaran pun juga ikut menunggu jawaban darinya.

Zayyan berhenti terisak dan menatap Lex yang juga duduk bersama mereka di ruang tunggu saat ini.

Lex pun jadi gelagapan dan terlihat sangat ketakutan saat ini. Jantungnya berdegup kencang, ia khawatir Zayyan akan mengadukan perbuatannya itu pada teman-temannya yang lain.

"Ekhem...a-aku...permisi ke toilet dulu ya!" Lex tiba-tiba bangkit berdiri dan pamit pergi ke toilet.

Zayyan masih menahan dirinya untuk tak menceritakan yang sebenarnya terjadi, karena ia pun tak ingin menyudutkan Lex meskipun Lex bersalah.

"Maaf, aku belum bisa menceritakannya pada kalian. Untuk saat ini aku masih butuh waktu untuk menenangkan diri dulu, karena aku masih syok dengan kejadian tadi pagi itu," jawab Zayyan pada Hyunsik.

"Hmm...baiklah, aku mengerti. Tak masalah jika kau belum siap menceritakannya. Tapi setelah hatimu tenang, kau harus menceritakan semuanya pada kami mengenai apa yang terjadi, jangan kau pendam sendirian ya? Oke?"

"Nde, Hyung," Zayyan mengangguk.

Leo sedikit merasa kecewa karena Zayyan belum mau menceritakannya, namun ia berusaha memahami kondisi Zayyan yang masih terlihat syok saat ini.

***

Sementara itu Lex sebenarnya tidak pergi ke toilet, melainkan mencari tempat yang sepi untuk menenangkan dirinya.

Ia duduk di bawah sebuah pohon yang ada di taman rumah sakit.

"Hhh...bagaimana ini? Apakah aku akan di penjara karena kasus ini? Ah, tidak! Jangan sampai itu terjadi! Apalagi jika Ayahku sampai tahu mengenai perbuatanku ini, maka hancur sudah hidupku kalau begini!" Lex menjadi sangat ketakutan.

"Uugghhh...kenapa sih aku harus merencanakan semua ini, huh?!" Lex mengusak rambutnya frustasi.

"Zayyan-ie, Sing-ie, maafkan aku! Aku tak bermaksud melukai kalian seperti ini. Aku tahu aku salah, tapi ku mohon jangan laporkan kasus ini ke polisi, aku mohon!" Lex bergumam dan bergumul seorang diri.

***

Gyumin, Wain dan Beomsoo kini telah tiba di halaman gedung asrama. Setelah mengucapkan terimakasih pada Pak supir yang mengantar mereka, bus itu pun segera melaju meninggalkan mereka.

"Ya udah yuk, kita naik ke atas!" Ajak Wain.

Saat ini Gyumin, Wain, dan Beomsoo harus membawa barang-barang bawaan yang bukan hanya milik mereka saja, melainkan juga barang-barang milik Hyunsik, Zayyan, Lex, Sing, Leo dan juga Davin yang dititipkan kepada mereka.

"Eh, tunggu! Sepertinya ada yang aneh deh!" Ucap Gyumin tatkala dirinya melihat tas milik Davin yang saat ini sedang ditenteng oleh Beomsoo.

"Apanya yang aneh?" tanya Beomsoo.

"Itu kan tasnya Davin ya?" Ucap Gyumin sambil menunjuk ke arah tas milik Davin.

"Iya. Terus kenapa?" timpal Beomsoo.

"Ng...yang ikut ke rumah sakit siapa aja memangnya?" Gyumin menaruh telunjuknya di dagu sambil mengingat-ngingat.

"Hyunsik Hyung, Lex-eu, Zayyan, Leo dan juga Sing pastinya yang sedang butuh pertolongan," jawab Wain.

"Terus...yang pulang cuma kita bertiga, kan?" Ucap Gyumin.

"Iya," jawab Beomsoo dan Wain serentak.

"Nah...Davinnya ke mana??" lanjut Gyumin lagi.

"Laahh..iya ya. Davin mana???" pekik Wain.

"Aigoo! Jangan-jangan Davin ketinggalan di sana?" Pekik Beomsoo.

"Waduuhhh...!!" Ketiganya sama-sama memegangi kepalanya masing-masing setelah menyadari jika Davin tidak ada bersama mereka sejak tadi.

***

Di dalam hutan, Ricky terus berlari tak tentu arah sampai dirinya akhirnya kelelahan dan berhenti di pinggir sebuah sungai.

"Hhh...hhh...tidak! Tidak! Tidaaakk! Aku bukan seorang pembunuh! Tidaaaaakkk!!" Ricky berteriak frustasi.

Ia lalu melihat ke arah tangannya yang kini berlumuran darah dan memegang pisau yang juga penuh dengan noda darah yang belum kering.

Ricky melemparkan pisau itu ke dalam sungai, dan ia pun takut melihat pantulan dirinya di sungai.

"Yak! Ricky-yaa! Kenapa kau jadi seperti ini sekarang, hah? Kenapa kau jadi orang jahat? Hanya demi ambisimu untuk menjadi seorang idol, kau tega melukai orang lain?!" Ricky yang frustasi berteriak memarahi dirinya sendiri.

Ia lalu berlutut dan menangis dengan pedihnya. Hatinya menyesal telah melakukan hal itu.

"Siingg...mianhae...hiks...hiks...Zayyan-iee...mianhae...! "

"Hiks...hiks...Ayah...Ibu...mianhae...karena anakmu jadi seperti ini sekarang hiks...hiks...hiks...!! Mianhae karena aku telah mengecewakan kalian!"

"Puk! Puk! Puk! Puk! Puk!"

"Pabo...Ricky pabo-yaaa...pabo...pabo...!!"

Ricky memukuli kepalanya sendiri sambil mengumpat dirinya bodoh.

"Tolooongg...toloongg...tolong akuuu...!!" Tiba-tiba suara dari seseorang yang meminta tolong pun seketika membuat Ricky berhenti menangis.

Ricky menghapus air matanya dan berusaha mendengarkan suara tersebut dengan seksama.

"Siapapun tolong aku, aku mohon!" Suara itu terdengar lagi.

"Suaranya seperti tidak asing," batin Ricky.

"Siapa kau? Di mana?" Ricky membalas

"Aku di sini, tolong aku!" Ricky mencari sumber suara, dan akhirnya ia pun melihat seseorang yang saat ini berada di dinding tebing yang dibawahnya adalah sungai yang sangat dalam. Orang itu berpegangan erat pada akar pohon yang hampir putus demi bertahan agar dirinya tidak terjatuh ke dalam sungai.

"Davin???" Pekik Ricky terkejut.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak jika suka dengan cerita ini.

🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸

Continue Reading

You'll Also Like

110K 11.6K 37
Bahagianya Junghwan saat tau bahwa sebenarnya dia tidak lah sendiri.
7K 767 18
X! beyond the world! Hello, we are xodiac cerita random tentang persahabatan member xodiac di balik layar tanpa sorot kamera. ⚠️ WARNING ⚠️ • Fanfic...
1.3K 171 7
(HIATUS) "Husein, kamu kan kakak tertua, jadi Mama harap Husein bisa menjaga adik-adik dengan baik, ya?" Husein hanya mengangguk saat itu. Toh, tugas...
17.8K 1.5K 32
pokoknya lanjutkan Bayi gemes , yg manetingin dari awal sampai akhir chapter pasti tau.