My Sugar Mommy || Kim Junkyu

By VitaaCiMmin

544K 10.7K 1.7K

[Konten 21+] Semua berawal dari Kim Junkyu yang kepergok nonton film biru ditempat umum. ⚠FOLLOW SEBELUM BAC... More

Keciduk?
Surat Perjanjian
Pertama kali [21+]
Pernyataan [21+]
Sweetie Boys
Tugas Dinas
Jangan Sedih Noona [21+]
Crazy Having Sex [21+]
Pickup New Sugarbaby? [21+]
Rahasia Kita Bersama [21+]
Privilege
Mau Lihat Bulan? [18+]
Skandal [21+]
Tempat Sandaran
Home's [21+]
I Found You
Ayo, Noona!
Perihal Kejujuran [21+]
Before Ends
Tak Usai Disini
Akhir Disini
👰💍👨💘👶💒
The New World
Next Project With Ji [21+]
Vaksin Jejey
Sunday Vibes [21+]
Surprise
Mood Bumil
On The Way
Cobaan LDR
Hilang Satu Tumbuh Seribu
Tamasya [18+]
Madu Di Bulan [21+]
Dia di Masa Lalu
Berdamai Dengan Masa Lalu
Semua Aku Dirayakan
Jayden The Best Part
Riweh Day
Weekand Vibes
SUPRISE PART 2
Night Change [18+]
Mommy Side [21+]
Wellcome To Jakarta
Juara Di Hati
All About BUMIL!!! [21+]
Kok Aneh
Gas Terus!
TRAGEDI
Gwenchana
Awal Dari Yang Baru
H- Lahiran
WELLCOME TO THE JUNGLE
Adaptasi
Perihal Hidup

Cemara

681 44 7
By VitaaCiMmin

"Noona nggak usah khawatir," Ucap Junkyu menenangkan Vita. Ia berada di klinik, kakinya diperban karena jatuh dari motor saat mau berbelok di tikungan.

Vita ngedenger kabar Junkyu kecelakaan panik lah, mana lagi masak untung masih sempat matiin kompor.

Jayden juga ikut nemenin, dia nggak jadi tanding dan ekskul basket.

"Iya Mommy jangan nangis, Jay ikutan sedih kalo Mommy nangis terus." Jayden menyeka air mata Vita.

"Mommy khawatir sama Daddy. Kamu bisa kaya gini kenapa?" Tanya Vita.

"Kyu cuman jatuh, nggak ada yang serius kok. Dokter nya aja yang lebay pake di perban gini." Sahut Junkyu, ia merasa bersalah juga nggak hati-hati.

"Lain kali nggak usah naik motor, bahaya banget tau nggak. Noona nggak mau kamu kenapa-kenapa Kyu."

"Iya Noona, Junkyu janji."

Junkyu meluk Vita sama Jayden. Dua kesayangannya yang udah dibuat khawatir.

Setelah di check kondisinya lagi sama dokter, Junkyu udah boleh pulang. Mereka pulang dijemput sama Yoshi pakai mobil, nggak mungkin dong Junkyu baru selesai dirawat pulang naik motor bertigaan.

"Pelan-pelan," Tegur Yoshi ngeliat Junkyu naiknya barbar.

"Iya ini pelan buset." Sahut Junkyu. Lelah ia dikira lemah.

"Lagian kenapa bisa jatoh?" Tanya Yoshi.

"Biasa, banyak gaya Junkyu mah. Kaya bocah nggak inget umur kalo udah naik motor." Sahut Vita julid. Junkyu senyum pasrah sedangkan Jayden nahan ketawa.

Yoshi senyum ganteng melihat keluarga cemara satu ini.

"Masuk dulu aja Yosh, Noona tadi masak banyak sekalian makan disini." Ajak Vita sesaat mereka sampai dirumah.

"Boleh deh, hehe." Yoshi masuk ke kediaman Kim.

Junkyu ditaruh disofa ruang keluarga sama Jayden, "Dad mau minum?" Tawarannya.

"Boleh deh Jey, haus Daddy."

"Okey." Jayden ngambilin minum Daddy'nya sekaligus Uncle'nya. Vita juga ke dapur, melanjutkan masakannya yang sedikit lagi matang.

Mereka berempat makan malam bersama diselingi obrolan-obrolan random.

"Jadi, kan Jey mau daftar lomba Mom, Dad, Cle. Lomba taekwondo, tapi masih maju mundur soalnya lombanya diluar Bali." Ucap Jayden.

"Wih! Mantep tuh Jey." Sahut Yoshi.

"Dimana emangnya?" Tanya Vita.

"Di Jakarta, kampungnya Owen."

"Owalah, ibukota. Ikut aja Jey, kenapa harus maju mundur? Kalo kamu takut sendirian kesana, tenang ada Daddy yang nemenin kamu full time." Ucap Junkyu si paling Daddy support anak.

"Inget kaki." Sindir Vita, Junkyu ketawa pelan.

"Kapan lombanya?" Tanya Junkyu.

"Masih bulan depan sih Dad, aman."

"Mommy juga ikut lah. Masa di tinggal sendiri." Sahut Vita.

"Daftar aja Jey, nggak papa. Nggak usah mikir macem-macem dulu, intinya kamu cari pengalaman. Lumayan kesempatan emas kamu." Ucap Yoshi.

"Iya Uncle, besok Jey daftar ya Mom, Dad."

Vita dan Junkyu ngangguk bersamaan, Junkyu mengusak rambut Jayden  "Lemari piala kamu tambah lagi, ya gantengnya Daddy."

"Siap Dad!"

Makan habis, Jayden bantu Mommy beresin piring. Yoshi pamit pulang karena udah malam, Junkyu rebahan diatas kasur.

"Mommy," Panggil Jayden.

"Kenapa sayang?" Sahut Vita yang masih sibuk cuci piring.

"Kalau misal Jejey pergi buat ngeratau gitu Mommy izinin nggak?"

"Hmmm... Mungkin untuk saat ini belum, namun untuk kedepan nya bisa boleh kalo kamu udah siap mental untuk pergi jauh dari rumah."

"Iya si, aku belum bisa jauh dari Mommy, hehehe..."

"Emang kenapa kamu nanya gitu?"

"Nanya aja sih, soalnya banyak disekolah yang ngerantau gitu dari pulau lain."

"Jejey kalo udah waktunya Jejey pergi dari rumah ini Mommy sama Daddy akan support kamu, nggak perlu izin lagi. Pergi jauh, cari pengalaman, cari jati diri, cari apa yang mau kamu cari semua ada waktunya."

"Katanya dulu Daddy juga anak rantau pas kuliah ya Mom?"

Vita tertawa sejenak mengingat momen pertama kali bertemu Junkyu, "Hahaha... Iya, Mommy sudah dewasa sedangkan Daddy masih mahasiswa ratau yang nggak ada uang."

"Dulu, Daddy suka diusir dari tempat kostnya karena nunggak bayar dan berakhir dirumah Uncle Ji."

"Makanya Omah sama Opah nggak mau aku males biar nggak kaya Daddy?"

"Daddy bukan malas, saat itu mental Daddy kamu belum sekuat itu untuk bertahan hidup di kota besar. Daddy kan lahir dan besar dikota kecil, tiba-tiba disuruh tinggal sendiri di kota besar pasti kaget, sejatinya manusia hidup bertahap."

"Iya juga sih, terus ketemu sama Mommy gimana? Mommy kan CEO utama sedangkan Daddy mahasiswa biasa?"

"Hmmm... Ada deh insiden, nanti Mommy cerita kalo kamu udah lebih dewasa lagi, hahaha..." Vita mengakhiri percakapan nya dengan mengajak Jayden ke kamar untuk memeriksa keadaan Junkyu.

Dan malam itu Jayden tidur dikamar orang tuanya, mau nemenin Daddynya yang masih sakit. Sekalian quality time bersama kedua orang tuanya, banyak kisah yang diceritakan kepada Jayden sebagai pengantar tidurnya malam ini.

<~>

Jayden pergi ke kantor guru, sesuai dengan rencana tadi malam yang sudah dibahas ke Mommy dan Daddynya, Jayden mau daftar lomba Taekwondo di Jakarta. Perasaannya campur aduk, seneng sekaligus deg-degan karena ini pengalaman pertama nya mau lomba sampai luar pulau.

"Akhirnya kamu daftar juga Jey." Sambut Pak Djarot, selaku kepala sekolah SMA Cahya.

"Hehe, iya Pak, soalnya saya sudah izin orang tua dan mereka sudah setuju."

"Bagus, bagus. Kamu emang murid teladan saya, semangat nak. Hebat kamu."

Jayden tersenyum merespon nya, selepas mendaftar ia berniat kembali ke kelasnya jam pelajaran akan segera dimulai.

"Jayden! Sini sebentar nak." Panggil Bu Susi, guru sosiologi sekaligus wali kelas 11 IPS B.

"Iya, Bu?" Jayden menghampiri beliau.

"Kebetulan kamu disini, hehe. Ibu perlu bantuan kamu, sekolah kita ada murid pertukaran pelajar dari Korea Selatan kampung kamu, anaknya belum lancar bahasa Indonesia nya, kamu bantu ya. Dia bingung ibu jelasin tentang peraturan sekolah."

"Oh bisa Bu, dimana dianya Bu?"

"Ada di ruang kesiswaan, yuk ikut ibu." Bu Susi mengarahkan Jayden ke ruang kesiswaan.

Jayden melihat sosok murid perempuan tengah berdiri ditengah-tengah ruangan dikelilingi guru-guru, rambut terurai panjang dan ia masih menggunakan seragam sekolah asalnya.

Ada beberapa guru juga yang tengah mencoba mengajak murid itu berkomunikasi.

"Nah! Minji, this your friends from Korean too." Ucap Bu Susi sembari menunjuk kearah Jayden.

Jayden tersenyum kaku, "Annyeonghaseyo." Ucapnya.

"Ne, Annyeonghaseyo." Selanjutnya pakai bahasa Indonesia ya guys😭, "Akhirnya hahaha, dari tadi aku susah ngomong nya belibet gitu."

"Salam kenal, gue Kim Jayden." Jayden mengulurkan tangannya.

"Ah! Gue Kim Minji, marga kita sama."

"Btw lo pertukaran pelajar sampai kapan?"

"Satu tahun setengah, gue bisa bahasa Inggris kok kalo lo mau ngomong pakai bahasa lain."

"Okey nice info."

"Wah mereka langsung akrab ya." Ucap Bu Dwi, guru kesiswaan yang sedari tadi menyimak komunikasi Jayden dan Minji pakai bahasa Korea.

"Iya nih, diliat-liat cocok juga. Ganteng sama Cantik." Sahut Bu Siska, guru Matematika.

"Hush, udah ibu-ibu jangan menggosip." Sahut Bu Susi, "Jayden, ajak Minji ke kelas 11 IPS B ya, dia kelasnya disana sekalian kamu ikut dulu sama dia dikelas sebagai transistor sehari nanti ibu buatkan surat dispen ke guru kamu."

"Tapi Bu..."

"Udah nggak papa sehari aja tolong ya temenin dulu Minji nya."

"Iya deh Bu, hehehe... Saya siap menerima tugasnya."

"Mantap nak!"

Jayden mengajak Minji keluar ruangan kesiswaan, mereka melintasi lapangan sontak Minji seketika menjadi pusat perhatian banyak murid lain.

"AJENG COWOK LU JALAN SAMA CEWEK CANTIK!" Teriak salah satu murid cewek datang menghampiri Ajeng yang lagi bobo siang di mejanya.

"Ishhh! Apa si Mona?" Ucap Ajeng kesel, tidur cantiknya terganggu.

"Jayden jalan sama cewek cantik di lapangan!" Hebohnya.

"Ya terus hubungan nya sama gue apa? Gue harus apa? Harus bilang WooowWww gitu?" Sahut Ajeng.

"Cemburu lahhhh!!!! Lo kan pacarnya."

"Sembarangan. Gue bukan pacarnya, udah berapa kali gue ngomong, ca-"

"Hai guys ini temen baru kalian." Baru aja diomongin orangnya nongol depan kelas. Jayden masuk kelas 11 IPS B, kelas Minji sekaligus juga kelas Ajeng.

"Ajeng, sini bantuin gue." Panggil Jayden.

"Tuh Jeng, dipanggil pacar." Ucap Mona.

"Apaan si lu, diem." Ajeng datang ke arah Jayden dan Minji, "Kenapa Jey? Dia siapa nih?"

"Temen baru lo, dari Korea sama kaya gue. Dia murid pertukaran pelajar, gue disuruh Bu Susi nemenin Minji buat adaptasi disini."

"Owalahhh..." Ajeng melirik kearah Minji lalu ia tersenyum ramah, "Haii, my name is Ajeng, nice too meet you."

"Haii~ i am Kim Minji." Mereka saling bersalaman.

Ajeng antusias mengajak Minji duduk bareng. Mereka bertiga; Jayden, Ajeng dan Minji duduk berjajar dibangku baris ke dua depan.

Minji seneng banget bertemu sama Jayden dan Ajeng sebagai kesan pertama nya di Bali, Indonesia. Ini pengalaman pertamanya pertukaran pelajar, dan ia ke Bali sendirian tanpa ada pendamping.

"Ohh, lo kost didaerah deket rumah gue juga tuh." Ucap Jayden setelah Minji bercerita tentang sedikit kehidupan nya.

"Oh dia ngomongin rumah." Sahut Ajeng seperti kambing congek soalnya sedari tadi Minji ngomong bahasa Korea sama Jayden.

"Hahahaha! Lupa anjirr, lo nggak paham." Jayden ketawa ngakak yang dibalas tatapan sinis Ajeng.

"Puas lo, awas nanti gue belajar bahasa Korea sama Tante Vita sih, wle!"

"Ya udah sono belajar, wle!" Sahut Jayden, ia melet dengan wajah tengilnya.

"Dih ngeselin! Wle!!!" Balas Ajeng nggak mau kalah.

"Emang, wleeee!!!" Makin-makin Jayden melet.

"Guys, i am not understand your joke, huhu..." Ucap Minji yang merasakan posisi seperti Ajeng juga.

Ketiganya sama-sama ketawa.

>

Pelan-pelan Minji mulai adaptasi dengan lingkungan baru, hebatnya dalam dua minggu ia sudah bisa menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari berkat Ajeng yang selalu menemaninya.

"Aku di Korea suka juga ikut lomba ballet, sampai aku bisa ada disini berkat ballet." Cerita Minji.

"Oh ya??? Kamu udah nari ballet dari kapan?" Sahut Ajeng heboh, karena menemukan hobi yang sama.

"Dari kecil, kamu suka ballet juga?"

"Suka si, tapi aku lebih suka nari tradisional Bali, kamu mau lihat nggak?"

"Mau! Mau! Aku pernah lihat di youtube tarian Bali keren banget."

"Okey tapi kamu harus masuk ke ekstrakurikuler tari.

" Iyaa, aku juga mau ikut kesana kok, aku udah ngomong ke Bu Susi."

"SIPPP!"

Sementara di kantin ada Jayden, Owen, dan Indra lagi makan siang. Mereka makan sambil mabar seperti biasa, tidak lepas dari mabar pokoknya.

"Gue baru tau lo deket sama si anak baru." Ucap Indra, selaku duta persahabatan sekolah tidak bisa dibiarkan Jayden melangkahinya.

"Gara-gara Bu Susi nyuruh gue buat temenin dia dulu selagi masih adaptasi."

"Kenapa si Bu Susi nggak nyuruh gue aja, gue kan udah dinobatkan sebagai duta persahabatan."

"Ya mana gue tau. Emang lo bisa bakor?"

"Bisa! Ya annyong, kamsahamida."

"Kamvret."

"Orgil diladenin." Ucap Owen. "Kata anak-anak si murid baru itu cakep banget ya? Katanya kata artis koreya."

"Mayan lah cakep." Sahut Indra.

"Lah emang lo pernah ngeliat?" Tanya Jayden heran.

"Pernah! Waktu dia jalan sama Ajeng depan kelas, sekilas doang si emang cakep aura nya beda sama anak-anak sini."

"Wih mantep, deketin juga dong Jey kita-kita, jangan sendirian aja." Ucap Owen, mulai keluar buayanya.

"Nanti deh kapan-kapan gue ajak main sama kita-kita."

Mereka lanjut dah tuh mabar sambil makan sambil gosip juga, biasalah gosip para lelaki.

"Gue kan mau angkat tuh wajannya eh malah gos-hok ohok!" Tiba-tiba Indra terbatuk.

"Dra! Minum-minum." Panik Owen langsung menyodorkan air minum nya.

Jayden diam, dia sangat kaget ngeliat Indra batuk sampai mengeluarkan darah yang lumayan banyak.

"Indra!"

Segera Indra di bawa ke unit kesehatan sekolah, para murid yang lain juga ikut heboh melihat kondisi Indra yang drop. Nggak ada yang tau termasuk Jayden dan Owen dengan keadaan Indra.

"Ibu akan bawa Indra ke rumah sakit, kalian coba tolong bantu hubungi orang tuanya Indra ya." Ucap Pak Satya, wali kelas mereka.

Jayden dan Owen saling tatap-tatapan, mereka bingung mau hubungi orang tua Indra bagaimana soalnya orang tua Indra sudah bercerai. Dan Indra hidup sendiri di Bali, kedua orang tua Indra ada yang tinggal di Jawa ada yang di luar negeri.

"Gue hubungi Mommy aja deh, biar ada walinya." Ucap Jayden.

"Ide bagus! Tapi lo hati-hati ngomong nya takut Mommy lo salah sangka."

"Iya santai."

Jayden telepon Vita, untung saja Vita langsung cepat tanggap dan mau mewakili orang tua Indra yang tidak bisa hadir. Indra dibawa ke rumah sakit yang cukup besar, kondisi nya udah parah.

Vita datang tidak sendiri, ia berdua dengan Junkyu.

"Kondisi Indra bagaimana Dok?" Tanya Vita cemas.

Persahabatan anaknya memang sudah dekat dengan Vita dan Junkyu, mereka berdua sudah menganggap sahabat Jayden sebagai anak sendiri.

"Apakah anda orang tuanya?" Tanya Dokter.

"Bukan, saya wali dari Indra. Orang tuanya sedang tidak ada di Bali." Ucap Junkyu.

"Mohon maaf bapak ibu, kami dari pihak rumah sakit hanya bisa memberikan informasi pasien hanya kepada orang tuanya tidak bisa di wakilkan karena kondisi pasien sangat urgent."

Junkyu dan Vita sama-sama kaget, separah itu kah penyakit Indra?

Indra dibawa ke ruang steril setelah penangan di unit gawat darurat, kondisinya masih lemas dan tidak sadarkan diri. Junkyu sama Vita belum boleh menjenguk, hanya bisa menunggu diluar.

Sementara di sekolah, Jayden dan Owen sama sekali nggak bisa fokus pelajaran. Mereka berdua kepikiran banget sama Indra yang tiba-tiba batuk berdarah dan langsung pingsan gitu aja didepan mata. Mereka sama-sama mikir, selama ini mereka kurang memperhatikan kondisi kesehatan Indra sampai mereka nggak tau kalo Indra separah itu.

"Jey, gue pengen cabut." Ucap Owen.

"Sama... Udah nggak konsen." Sahut Jayden.

"Udahlah cabut aja." Owen berdiri, lalu ia jalan ke meja guru, "Bu saya izin ke UKS ya, kepala saya pusing."

"Oh, boleh silakan."

Tak lama Jayden ikutan, "Bu saya izin mau bertemu Pak Djarot untuk membahas lomba taekwondo saya."

"Boleh-boleh silakan, Jayden."

Jayden keluar kelas, ia berjalan menyelusuri lorong sekolah yang sepi karena semua murid berada dikelas, belajar. Tujuannya ke halaman belakang, Owen pasti menunggunya disana.

"Kita ke rumah sakit naik apa?" Tanya Jayden sesampainya disana.

"Anjirt kaget! Minimal nyapa kek atau nggak permisi." Sahut Owen.

"Pake segala nyapa-nyapa pegawai baru lo?"

"Kita naik angkot aja lah, deket ini biar gampang kita pulangnya juga."

"Iya si, yok gas." Mereka pergi ke gerbang belakang sekolah, berdua manjat pager yang bagi mereka si tiang pagernya pendek.

Setelah berhasil kabur dari sekolah, mereka menuju rumah sakit dengan angkot.

"Oh iya anjirr! Gue lupa disana ada Mommy Daddy gue coy. Nanti gue alasannya apa kesana?" Ucap Jayden panik.

"Bilang aja mau jenguk Indra."

"Tapi kan masih jam sekolah."

"Udah gampang gue yang cari alasannya."

Di rumah sakit, Owen dengan segala jurus dramanya mulai mengarang scenario yang dijelaskan ke kedua orang tua Jayden. Untung saja Vita dan Junkyu tidak banyak tanya, seperti mereka berdua juga maklum dengan kondisinya saat ini.

Jayden sama Owen diperbolehkan masuk sebab Indra udah bisa di jenguk. Indra udah siuman namun masih lemes, nggak bohong Indra jadi pucet banget kaya udah ngalamin sakit lama banget.

"Dra... Lo kenapa nggak cerita ke kita si?" Tanya Owen, lalu Jayden mengangguk pelan.

"Sorry guys," Ucap Indra.

"Mama Papa lo... Nggak bisa dihubungi." Ucap Jayden.

"Nggak papa. Udah biasa."

"Tapi tenang, ada Mommy Daddy gue." Ucap Jayden sedikit menaikkan intonasi nya.

"Gue iri sama lo Jey."

"Buat apa iri? Mommy Daddy gue juga Mommy Daddy lu." Jayden menepuk pelan bahu Indra, "Lo jangan anggap diri lo sendiri, ada gue, ada Owen, ada Mommy, ada Daddy, ada Aruna juga."

Indra senyum, "Iya guys... Gue akan selalu semangat buat kalian."

"Nah gitu dong."

Tak lama Vita dan Junkyu masuk ke dalam ruangan, mereka membawa Mcd untuk makan siang anak-anak.

Jelas ketiga bocah itu seneng lah dibawain makanan apalagi Mcd, jangankan bocah Junkyu aja seneng. Berlima makan Mcd sama-sama termasuk Indra, soalnya kata dokter Indra nggak ada pantangan makan.

Indra juga hanya dirawat sehari dirumah sakit, sisanya rawat jalan dirumah. Dikarenakan Indra tinggal sendirian, dan takut ada apa-apa kalo sendiri di rumah, Junkyu mengajak Indra untuk tinggal sementara di rumahnya biar ada yang awasin.

Indra setuju, Jayden ikutan seneng sebab dia jadi ada temen main dirumah.

Sebagai anak brokenhome sedari kecil, kehangatan keluarga Jayden emang bikin iri banget. Nggak bisa dipungkiri kasih sayang Junkyu dan Vita juga terasa kuat ke Indra sendiri, Indra selama dirumah Kim merasakan cinta yang luar biasa dari kedua orang tua Jayden.

Belum pernah Indra ngerasain diperhatikan, di sayang, di nasehati sampai segininya.

"Indra mau makan buah? Tante ada nih semangka, melon, jeruk, apel atau mau makan apa? Tante mau kepasar sama Jayden." Tanya Vita, ini hari minggu jadwal Vita ke pasar.

"Nggak tan, aku nggak suka buah." Jawab Indra.

"Eehhh... Kok nggak suka? Buah tuh sehat Indra, bagus buat kesehatan kamu. Makan ya, pepaya aja yang agak enak. Tante nanti beli."

Indra mengangguk, makin lama matanya memanas menahan air mata. Dia nggak pernah ditawarkan makanan, apalagi dibeliin makanan sama Mamanya.

"Dra? Lo kenapa?" Tanya Jayden panik melihat perubahan ekpresi Indra, "Lo ada yang sakit?"

"Nggak. Cuman sedih, nggak pernah ngerasain sosok ibu." Ucapnya pelan.

Vita mendengar nya langsung terketuk hatinya ikut sedih juga, "Indra, anggap aja Tante Mommy kamu ya. Kamu punya Mommy kok."

"Iya Tan, tapi tetep aja, sedih kalo diingat. Jey, lo beruntung punya orang tua."

Jayden langsung mendekat ke Mommy nya, dia sedih banget sama kondisi Indra. Sekaligus bersyukur memang punya orang tua kaya Mommy dan Daddynya.

"Udah ya sayang, nggak usah di omongin lagi, yang penting kamu sehat dulu ya jangan drop, Tante sama Om khawatir banget sama kamu."

"Iya Tan,"

"Tante ke pasar dulu ya, kamu sama Jayden dirumah kalo ada apa-apa langsung telepon Mommy ya." Vita mengusap rambut Indra dan Jayden bergantian.

"Mommy nggak mau Jejey temenin?"

"Nggak papa Jey, kamu temenin Indra aja." Lalu Vita pergi ke pasar deh menggunakan mobil, semenjak kejadian dimana Junkyu jatuh dari motor sekeluarga Kim entah kenapa jadi anti sama motor, lebih tepatnya dilarang Mommy naik motor lagi.

Karena ini hari minggu, Junkyu pun ada di rumah lebih dan sebagai bapak yang aktif dan kreatif ia tidak berleha-leha diatas kasur untuk mengisi hari liburnya, Junkyu kini ada di taman belakang ngurusin anabul-anabulnya, ada dua kucing gembrot, dan satu anjing. Dari bersihin kandang, sampai ngasih makan dengan makanan yang penuh nutrisi.

"Daddy masih bersihin kadang?" Tanya Jayden, sebagai anak yang baik ia bawain air buat Daddy'nya.

"Nggak kok, lagi liatin ini kayanya ada yang bocor." Junkyu sedang memperhatikan atap kadangnya.

"Kata Mommy si setiap habis hujan ada genangan air didalem."

"Iya Mommy udah ngomong ke Daddy, makanya Daddy periksa."

"Eummm... Dad, saran aja si. Mending Daddy panggil tukang aja daripada Daddy sendiri yang benerin nanti yang ada bukan bener malah makin rusak." Ucap Jayden, mengingat segala sesuatu yang Junkyu perbaiki bukannya bener malah makin rusak dan nggak bisa dipakai lagi.

"Bener juga kata kamu, Jey." Junkyu keluar dari kandang, dan nyeruput kopi yang dibawa Jayden. "Dimana Indra?"

"Di kamar Dad, katanya tadi dia pusing lagi makanya Jejey suruh dia tidur dikamar."

"Kayanya kita harus cari kontak orang tuanya, setidaknya biar tau penyakit Indra yang sebenernya kalo emang mereka nggak mau ngerawat Indra biar Daddy yang rawat dan biayain semua fasilitas kesehatan Indra sampai sembuh." Ucap Junkyu, dia serius banget ngomong nya.

"Iya Dad, aku akan ngomong ke pihak sekolah juga deh pasti mereka tau kontak salah satu ortu Indra soalnya uang sekolah Indra masih dibayar."

Junkyu ngangguk setuju, "Temenin Indra, Indra butuh kamu sebagai sahabat."

"Pasti Dad."

Junkyu ngerangkul Jayden, dia natap anaknya. Jayden sekarang udah dewasa udah bisa diajak tukar pikiran.

Ting Nong!

"Tamu tuh Dad, aku aja yang buka." Ucap Jayden, ia langsung lari arah pintu utama, "Iya sabar!"

Terdengar suara gaduh, pas dibuka terlihat tiga sosok makhluk, nggak deng.

"Yooo..." Sapa Owen, "Mana Indra, Jey?" Lalu ia masuk kedalam rumah tanpa Jayden izinkan, dibelakang nya ada Ajeng sama Aruna.

"Heiii! Mana si bocah tengik?" Tanya Aruna.

"Mommy Daddy lo ada dirumah?" Tanya Ajeng.

"Wait, guys. Sabar elah," Ucap Jayden depresi punya tamu modelan mereka, "Indra dikamar, Mommy kepasar, Daddy di belakang."

"Okay! Kamar yok!"

Mereka bertiga dateng niatnya mau jenguk Indra tapi malah jadinya nongkrong di kamar Jayden. Mana pake acara main uno berlima, yang kalah di cemong bedak.

Dan yang paling banyak di cemong Ajeng, dia yang nggak bisa main uno disini. Jayden sama Owen full ngakak apalagi ngeliat Aruna cemongin muka Indra sebagai balas dendam.

Jayden yang sama sekali nggak cemong, dia menang melulu.

"Eh ternyata ramai." Ucap Junkyu masuk kedalam kamar, jiwa kepo bapak ini nggak bisa dibendung.

"Hallo om!!!" Sapa Owen, Ajeng, Aruna secara berbarengan.

"Iya guys, pada mau makan nggak? Om sama Tante mau pesen makanan nih." Ucap Junkyu.

"Wihh boleh om!" Sahut Ajeng semangat.

"Jejeng mah kalo soal makanan no satu ya tetep," Celetuk Jayden.

"Jelas lah. Om mau pesen apa?" Tanya Ajeng.

"Biasalah, Mcd. Kamu panas spesial kan?" Sahut Junkyu.

"Yup, sama mcflurry oreo ya om, hehehe..."

"Siappp... Yang lain mau apa? Jangan malu-malu sama Om mah."

"Samain aja Om." Sahut Aruna.

"Burger aja aku, Om." Ucap Owen.

"Okey, Indra? Jayden?"

"Jejey mau kentang aja deh, nanti Mommy masak Jejey kenyang." Ucap Jayden.

"Aku nggak dulu deh Om, lagi nggak enak tenggorokan nya."

"Okay-okay, Indra minum obat radangnya ya yang udah dikasih Tante semalem."

"Siap Om. Om pesen dulu ya guys, ditunggu."

"Terimakasih Ommm!!!" Sahut yang lain.

"Gilak bapak lo chill bet." Ucap Aruna yang emang baru pertama kali ke rumah Jayden.

"Emang boleh sechill ini." Sahut Owen.

"Ini mah belom seberapa, nanti liat aja setengah jam lagi Tante Vita keluarin makanan udah kaya prasmanan hajatan." Ucap Ajeng yang udah puas banget dikasih makanan melulu kalo main kesini.

"Mommy lu cantik banget Jey." Ucap Aruna, "Daddy lo juga cakep."

"Gue cakep juga kan?" Sahut Indra.

"Lo nggak diajak." Jutek Aruna.

"Gitu lo, padahal gue lagi sakit."

"Nggak ada ngaruh ya setan."

"Ngaruh lah, hati gue yang sakit."

"AW!" Celetuk Ajeng, "Baper dikit. Aw."

"Akhm.. Akhmm... Nyimak." Sahut Owen.

"Baygon, baygon." Ucap Jayden.

"Ish! Apaan si lo, nggak jelas." Aruna melempar bantal ke arah Indra.

Indra ketawa ngeliat Aruna salting, mukanya merah dan salah salah tingkah sendiri.

"Diem ya babi, nggak lucu." Ucap Aruna kesal, makin ketawa dah tuh Indra.

Yang lain bisa apa? Bisa nyimak drama rumah tangga episode sekian.

Tak lama Vita datang ke kamar, bawa makanan, minuman, sama snack-snack teman asik ngbrol bareng. Makin betah dah tuh bocah nongkrong di kamar Jayden, mana di puterin film netflix.

Sengaja dibuat betah karena Junkyu mau ajak Vita jalan-jalan berdua, mau pacaran. Biar Anaknya anteng dulu rumah, makanya disogok makanan sama Junkyu. Emang bapak satu ini, ckckck.

"Vibes keluarga Jayden cemara banget dahhh..." Celetuk Owen.

"Emang! Belum lagi nanti dateng tante sama om nya Jayden, bawa makanan, bawa bingkisan, bawa apapun dah kalo bertamu kesini." Sahut Indra testimoni yang udah tinggal kurang lebih seminggu.

"Hehehe, iya bersyukur banget gue dilahirkan di keluarga yang mengerti gue, Mommy Daddy sayang banget sama gue. Gue juga sayang banget sama mereka."

"Coba deh ceritain dong keluarga lo." Ucap Aruna.

"Hmmm... Boleh sih, tapi harus banget nih gue cerita?" Jayden memandang nggak enak ke arah temen-temennya. Karena ia tau, nggak semua temennya punya orang tua lengkap.

"Nggak papa, cerita aja lah, chill." Sahut Owen.

"Cerita aja Jey, nggak papa." Sahut Indra.

"Gue emang dilahirkan dikeluarga yang cukup berada, Mommy gue masih menjadi CEO di perusahaan entertainment di Korea Selatan, Daddy gue punya usaha restoran yang kalian tau. Kakek gue dari Mommy itu salah satu terkaya di Korea Selatan."

"Wih anjirt! Terus kenapa keluarga lo pindah ke Bali dah? Bukannya udah enak tinggal di Korea sana." Ucap Indra.

"Mungkin dilihat sama kalian enak, sebenernya Mommy sama Daddy gue jatuh bangun untuk bertahan hidup sampai akhirnya memutuskan pindah ke Bali sebagai tempat impian dimana kita bertiga bisa hidup nyaman dan damai jauh dari hiruk-pikuk kehidupan Seoul."

"Gue emang lahir di Korea, tapi semenjak umur gue dua tahun keluarga gue udah pidah kesini. Gue dibesarkan dan dididik sama Mommy dan Daddy, mereka nggak pernah menuntut gue menjadi anak yang punya ranking satu, atau jadi juara. Tapi kata Mommy, waktu gue tk gue udah dapet penghargaan sebagai siswa berprestasi, piagamnya masih dipajang didinding depan pas pintu masuk kalo kalian perhatikan."

"Keren juga gue lihat-lihat kehidupan lo, kalo lo Jeng?" Tanya Owen.

"Gue? Apa yang lo harapkan dari keluarga Bali gue? Hahaha..."

"Udah lah cerita aja." Desak Aruna.

"Hmm, keluarga gue cukup gede, namanya juga keluarga Bali, banyak tante om gue disini. Keluarga inti gue juga banyak, ada kakak, ada adek, dulu waktu gue masih kecil Ayah gue pergi merantau ke kalimantan sebagai mandor pertambangan minyak. Ayah sama Ibu gue LDR kurang lebih enam tahun sampai tabungan orang tua gue cukup, Ayah kembali dan buka usaha kost-kostan."

"Gue kost ditempat lo kan ya?" Tanya Indra.

"Iyalah, tapi udah dikelola sama tante gue soalnya kost ortu gue udah banyak."

"Kalo lo, Dra? Mau cerita juga nggak?" Tanya Jayden yang ngeliat Indra kaya mau menyampaikan sesuatu.

"Keluarga gue mah udah hancur sejak gue masih didalam kandungan Mama gue, mereka cerai saat gue umur satu bulan. Gue diurus baby sitter sampai SD, akhirnya SMP gue memutuskan untuk ke rumah nenek gue di Bali, nenek dari ayah gue. Nenek gue meninggal saat gue main naik SMA, dan akhirnya gue harus tinggal sendiri sekarang. Karena bapak gue udah punya istri dan tinggal di Jawa, sedangkan Mama gue di Singapura sama keluarga barunya."

"Lo hebat." Ucap Aruna tanpa sadar, soalnya ia yang paling nyimak cerita Indra, "Hmm, maksudnya lo hebat udah bertahan sampai sejauh ini, dan gue berharap lo tetep berjuang ya."

"Iya Una, gue bakal berjuang karena gue punya kalian."

"Huhh, so sweet!!!"

"Owen? Lo mau cerita?" Tanya Ajeng.

"Mungkin, gue cuman mau cerita kalo gue dilahirkan dan dibesarkan oleh Mama yang super duper hebat, kuat, luar biasa, dia tuh malaikat gue yang berjuang mati-matian demi menghidupi gue seorang diri tanpa ada sosok suami disisinya dan gue bangga punya Mama, tapi gue belum bisa membanggakan Mama."

"Lo udah membanggakan, karena Mommy gue selalu ngomong tanpa ada prestasi pun Mommy gue bangga udah punya gue dalam hidupnya termasuk juga lo Wen." Ucap Jayden.

"Kalo lo Runa? Mau cerita?" Tanya Owen.

"Keluarga gue mah biasa aja, gue kan anak terakhir kakak-kakak gue udah pada sukses semua, udah pada hebat. Ada yang jadi dokter, guru, sedangkan orang tua gue mah membebaskan gue mau jadi apa aja yang gue mau mereka nggak melarang gue."

"Wah duplikat Jayden." Celetuk Indra.

"Nggak ah, gue nggak secemara Jayden."

"Hahaha! Jayden emang paling cemara."

"Indahnya hidup Jayden."

"Keluarga Jayden akan jadi standar keluarga cemara seantero Bali."

"Emang boleh secemara ini? Hahaha..."

"Nggak gitu lahhh..."

"Btw guys, bikin grup whatsapp yuk biar sering kita nongkrong kaya gini." Ajak Owen.

"Boleh tuh!!!"

"Buat Jeng," Ucap Aruna.

"Siap, gue buat nih." Ajeng mengeluarkan ponselnya.

"Eh iya, ajak Minji juga kasian nggak ada temen." Celetuk Jayden.

"Boleh tuh, tapi nanya dulu nggak si ke orangnya jangan asal invite."

"Iya-iya."

"Namanya apa?" Tanya Ajeng.

"Keluarga Bagus." Celetuk Indra.

"ANJIRT LO NAMA BAPAK GUE!"

<~>

Instagram

Kim.Junkyu__

❤     💬    
2.371 likes    
Kim.Junkyu__ anak bujang lagi asik main sama temen-temen nya di rumah, ya udah kita ajak ngopi aja istri tercinta kita ya kan guys😆😘 with my best wife ever💕@kkimmvit.

lihat semua 102 comment

kkimijayy IH JEJEY GK DI AJAK🙂





kkimmvit

❤        💬
6.371 likes  
kkimmvit jalan-jalan sore💞

lihat semua 2412 comment

Kim.Junkyu__ my wife🤩🤩🤩


SNAPGRAM

Marvels_Owen


ajeng.tatsya.idps


i_gustiayu_aruna


kkmijayy

indrawan0517

<~>

Haiii haiii guys balik lagi aku hehe
Kalian heran gak si akhir-akhir ini aku banyak update? Semoga kalian nggak bosen yaaa~
😃😄

Jangan lupa vote komen ya biar aku semangat lanjutin nya~

Kalo kalian ada saran atau ide boleh banget comment atau DM aku yak🥰

Kalo kalian ada tiktok bisa mampir yuk ke tiktok aku, link di profile aku yak🥰

Continue Reading

You'll Also Like

76.7K 7.5K 31
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
76.8K 8K 24
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
68.7K 7.5K 82
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
125K 10.2K 82
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...