Friendship (Xodiac) End√

Par SugaJennie24

76.3K 7.8K 4.7K

Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekola... Plus

Ruang Mawar Melati
Gara-Gara Leo Kegerahan
Geng Belalang Kupu-Kupu
Perhatian Zayyan Pada Sing
Dongsaeng Mulai Posesif
Zayyan Menangis karena apa?
Zayyan Janjian
Salah Paham Bikin Lapar
Baikan Sama Sing?
Ada Apa Dengan Lex?
Obrolan Aneh Zayyan-Sing
Pemuda Misterius
Super Zayyan
Sing Kenapa?
Ketika Bocil Cemburu
Perasaan Lex Terhadap Zayyan
Dibalik Sikap Lex
Zayyan Perduli Pada Lex?
Lex-eu Jangan Menangis
Pergi Camping
Camping #1 (Mimpi Aneh)
Camping #2 (Di Mana Zayyan?)
Camping #3 (Selamatkah Zayyan?)
Davin Ke Mana?
Maunya Sama Zayyan
Sayang Lex juga?
Cemburu Sama Eunbi
ZaySing Yang Aneh
Perdebatan Para Bocil
Perkara Suap-Suapan
Pengakuan Sing?
Bogoshippeo
Saling Menjauh
Lebih Sakit Dari Luka
Upaya Mendamaikan
Curahan Hati
Dibohongi
Malam Minggu
Patah Hati
Who's That Girl?
Aku Tak Mengerti Perasaan Ini
Nasi Goreng Spesial
Sama-Sama Cemburu
Hati Yang Mendua
Disuruh Putus
Keputusan Berat
Pesta Kelas Dadakan
Jadikanku No.1 Dihatimu
Leo Nggak Mau Turun Tahta
Mencuri Kesempatan
Gara-gara cemburu
Pertengkaran Dongsaeng
Pengumuman
Zayyan Berterimakasih
Siapa Yang Menculik Zayyan?
Rasa Kehilangan
Keadaan Zayyan
Zayyan Tinggal Di Mana?
Upaya Mencari Zayyan
Apakah Semua Sandiwara?
Penyebab Zayyan Menghilang
Rahasia Davin Ketahuan
Menunggumu
Surprise
Akhirnya Aku Kembali
Perasaan Yang Tak Berubah
Akhirnya Saling Jujur
Pengumuman 2

Asrama

4.7K 272 70
Par SugaJennie24

Typo ✌️

Happy Reading

*
*

"Ciiiitttt...!!"

Sebuah mobil mengerem mendadak didepan gedung sebuah asrama khusus murid pria. Dan saat ini hari pun sudah berganti malam.

"Pelan-pelan kenapa Mbaakk...jantung Ajay  copot niihh!!" pekik pemuda imut bernama Zayyan yang duduk dikursi penumpang bagian depan.

"Hihihi...maaf...tadi soalnya agak-agak lupa jalannya, jadi pas lihat gedung ini baru engeuh  ini asrama yang dimaksud," timpal seorang gadis cantik, manis dan imut bernama Dita yang merupakan kakak sepupu Zayyan yang sudah beberapa tahun belakangan ini tinggal di Korea Selatan dan berprofesi sebagai idol.

"Iya sih, tapi gak gini juga cara ngeremnya!" Zayyan dengan wajah imutnya masih protes atas perbuatan kakak sepupunya barusan.

"Udah sih, nggak usah ngambek terus. Mau turun nggak? Udah sampai nih!"

"Iya, mau!" Zayyan mengangguk sambil matanya mengamati ke atas gedung yang menjulang tinggi itu.

Tak lama kemudian, keduanya pun turun dari dalam mobil setelah Dita menemukan tempat parkir.

Zayyan dengan koper disampingnya kini berdiri didepan gedung asrama sambil memandang ke sekeliling area. Sesekali hidungnya kembang kempis karena sibuk menghirup udara disekitarnya.

"Dih itu idung kenapa coba, kembang kempis mulu dari tadi?!" protes Dita.

"Lagi ngirup," jawab Zayyan.

"Ngirup apaan?"

"Ngirup kentut! Ya bukanlah! Udara disini seger banget mbakk! Nggak kayak di Tangerang ama di Jakarta banyak polusi terus panas."

"Oohh...kirain hehe...," Dita nyengir menunjukkan love smile dibibirnya.

"Mbaaakkk...,"

"Apaan sih mbak mbek mbak mbek mulu? Emang gue embe?"

"Laahh...kan Mbak Dita dari Jogja, biasa juga Ajay manggilnya mbak dari Ajay masih kecil!"

"Iyaaa...siiihh...tapiii...berhubung kita berdua sekarang udah sama-sama di Korea nih, gimana kalau Ajay panggilnya pakai 'Noona' aja? Biar lebih kek melokal sama warga sekitar gitu hehe...," pinta Dita sedikit ragu, karena tak yakin apakah Zayyan bakalan setuju.

Zayyan pun melirik tajam ke arah Dita, sambil berkata,"Bombastic Side Eye!"

"Dih, dasar aneh! Malah ngomentarin kelakuan sendiri?!" Dita geleng-geleng kepala sama kelakuan bocah lelaki mungil disampingnya itu.

"Buruan jawab, mau apa nggak?"

Zayyan masih memasang tampang sinis, namun kemudian...

"Mau!" Mengangguk tanpa ragu.

"Yeee...dasar! Kirain nggak mau!" Dita menoyor pelan kening Zayyan.

"Mau dong...Dita Noona! Biar kayak di drakor-drakor hehehe...," Zayyan nyengir.

Dita pun balas nyengir.

Zayyan nyengir lagi.

Dita juga ikutan nyengir lagi.

Zayyan tambah nyengir.

Dita pun terpengaruh dan tambah mengikutinya juga.

Zayyan naik satu tingkat pakai mangap-mangap nggak jelas.

Akhirnya Dita pun ilfeel dan menghentikan aksi saling nyengir nggak jelas diantara mereka.

Dan Zayyan pun mingkem.

Kini keduanya kembali melihat ke arah gedung didepannya.

"Gimana Ajay suka nggak sama asrama ini?"

"Suka mbak...eh...Noona," Zayyan belum terbiasa jadi salah sebut, namun Dita hanya tersenyum memakluminya.

"Bagus kan gedungnya?"

"Iya, Noona. Bagus!"

"Mudah-mudahan kamu betah ya tinggal disini. Dan jangan lupa untuk selalu rajin sholat sesuai pesan mama kamu. Kamu juga harus belajar yang rajin selama sekolah disini supaya mama kamu nggak sia-sia udah nyekolahin kamu jauh-jauh ke sini mana bayarnya mahal lagi. Dan kalau ada apa-apa, kamu harus bilang sama Noona ya, Noona pasti akan sebisa mungkin bantuin kamu dan bakalan jagain kamu juga selama kamu di Korea."

"Iya, mbak eh...Noona, makasih atas pesan dan nasehatnya."

"Dan ingat ya jangan nakal, jangan ikut-ikutan pergaulan yang nggak bener. Jangan pergi ke diskotek, dan jangan minum alkohol. Cari makanan yang ada logo halalnya disupermarket atau pun direstoran."

"Iyaaaa...Noonaaaa...baiiikk...siap laksanakan!!" Jawab Zayyan dengan yakin.

"Ya udah sekarang kamu masuk gih ke dalam. Kamu nggak lupa kan dimana letak ruang asrama kamu seperti yang telah ditentukan saat kamu mendaftar sekolah beberapa minggu lalu?"

"Iya Noona, Ajay ingat kok. Letaknya dilantai lima, diruang Mawar Melati nomor 205."

"Bagus! Kalau begitu sampai disini aja ya, maaf Noona nggak bisa antar kamu sampai ke depan ruang asrama kamu, karena__,"

"Iya, tahu. Ajay ngerti kok. Karena Dita Noona adalah seorang idol jadi nggak bisa sembarangan ketemu sama orang."

Dita tersenyum mendengar ucapan Zayyan. "Makasih ya, atas pengertiannya, adek sepupuku yang guantenggg...!"

Zayyan pun nyengir senang karena dipuji ganteng. "Iya, tahu kok Noona, Ajay emang ganteng dari lahir," timpal Zayyan penuh percaya diri.

Dita merotasi bola matanya sambil menarik napas lelah. "Iya deh, yang udah ganteng dari lahir. Hug?" Dita merentangkan kedua tangannya.

Zayyan yang mengerti pun menyambutnya, dan kedua sepupu itu pun saling berpelukan dengan hangat.

"Jangan lupa telepon Noona, kalau kamu perlu apa-apa," sebelum pergi, Dita kembali berpesan.

Zayyan mengangguk imut.

"Nde, Dita Noona."

"Nih, Noona tambahin uang jajan buat kamu," Dita memberikan sebuah amplop berisi beberapa lembar uang dalam jumlah yang cukup lumayan, bahkan cukup untuk biaya makan sebulan bagi Zayyan di Korea.

"Wuahh...Dita Noona baik banget. Makasih ya, Noona," mata Zayyan sampai membulat sempurna melihat lembaran uang yang berbaris rapi didalam amplop tersebut.

"Ingat jangan terlalu boros! Gunakan uang itu dengan sebaik mungkin. Nanti kalau kurang, Noona akan tambahi lagi."

"Iya, Noona. Siap! Makasih!" Zayyan nyengir bahagia tiada tara.

Setelah itu Dita pun pergi dengan mengendarai mobilnya. Sementara Zayyan menatap kepergian kakak sepupunya itu dengan sendu. Setelah mobil yang dikemudikan oleh Dita sudah tak terlihat lagi, Zayyan pun memutar tubuhnya ke arah gedung asrama itu lagi.

Zayyan menarik napas dalam-dalam, lalu melangkahkan kakinya menuju ke pintu masuk gedung asrama, sambil menarik koper dan juga menggendong tas ransel dipunggungnya.

Sesampainya didepan tangga pertama yang berada tepat dipintu utama gedung, Zayyan berpapasan dengan seorang pemuda lain yang datang dari arah yang berlawanan darinya.

Pemuda itu berkulit putih, berwajah tampan, dan tubuhnya lebih tinggi dari Zayyan. Selain tampan, pemuda itu juga terlihat fashionable, bak seorang model yang sering dilihat Zayyan di akun online shop miliknya. Sama seperti Zayyan, pemuda itu pun juga membawa sebuah koper dan juga sebuah tas selempang kecil.

Saat keduanya berpapasan, keduanya pun sama-sama berhenti didepan tangga. Layaknya orang Indonesia pada umumnya, Zayyan pun mulai menunjukkan senyum ramahnya pada pemuda itu, dan bermaksud untuk menyapanya. Namun sayangnya pemuda itu malah menatapnya dengan dingin. Zayyan pun terdiam dan merasa sedih karena senyumnya tak terbalas.

"Ternyata begini rasanya diabaikan," batin Zayyan. "Mana dinegeri orang lagi. Uuh...mamaaa...Zayyan sediihh...," lanjutnya lagi dalam hati.

Alhasil keduanya kini hanya diam sambil memandang ke arah tangga, tanpa ada yang berinisiatif untuk naik ke atas tangga terlebih dulu.

Lima menit berlalu, dan Zayyan pun mulai gelisah. Ia mulai menggerak-gerakkan bokongnya ke kanan ke kiri.

Pemuda disampingnya pun mulai merasa tak nyaman dengan tingkah Zayyan, hingga akhirnya ia pun terpaksa menoleh ke arah Zayyan dengan tampang curiga.

"Yak! Kau kenapa, huh?!" ucap pemuda itu untuk pertama kalinya kepada Zayyan dalam bahasa Korea, dan Zayyan pun merasa senang karena akhirnya ditegur duluan.

"E-Enggak...ini...aku...mau...mau...," Zayyan pun menjawab dalam bahasa Korea juga.

"Mau apa, hah?!" tanya pemuda itu sinis dan tak sabaran.

"Mau...mau...," jawab Zayyan sambil gemetaran karena tak tahan menahan sesuatu yang sepertinya sudah akan meledak.

"DDDUUU...UUUUTT...TTTTTTTT...!!" Terdengar sesuatu yang akhirnya lolos melalui celah-celah bokong Zayyan.

"Kentut, hehehe...," lanjut Zayyan sambil nyengir lega.

"Aigoo!!" pemuda itu tampak frustasi sambil menutup hidungnya, dan meremas rambutnya karena terkejut dengan kejadian tak terduga ini.

"Hehe...gwaencana?" tanya Zayyan dengan tampang tak bersalahnya.

"Ah...nde...gwaenchana...gwaenchana...," jawab pemuda itu walau terlihat seperti mau muntah.

Zayyan kembali nyengir. "Oh ya, ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanya Zayyan kemudian.

"Panggil aja Leo," jawab pemuda itu.

"Oh, Leo. Kenalkan namaku Zayyan, aku dari Indo," Zayyan mengenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya ke depan.

Dengan ragu, Leo pun membalas jabatan tangan Zayyan.

"Oh, dari Indo (India)?" balas Leo, yang mengira Indo adalah India, berhubung Indo adalah sebutan untuk negara India bagi orang Korea, Jepang maupun China/Hongkong.

"Bukan Indo (India), maksudku INDONESIA!" Zayyan mempertegas ucapannya.

"Hah? indonesia? Emang ada ya negara itu?"

"Iya ada laahh...! Tau Bali nggak??"

"Bali?? Tau dong."

"Nah, Bali itu adanya di Indonesia."

"Indonesia ada dinegara Bali??"

"Aishh! Bikin emosi nih orang! Bali bukan negara, tapi pulau. Nah pulau Bali itu adanya dinegara Indonesia!"

"Ya maaf, nggak usah ngegas juga. Namanya juga nggak tahu!" Leo merengut karena merasa dimarahi oleh Zayyan.

"Ya, makanya aku kasih tahu!"

"Iya...iya maaf, sekarang aku sudah tahu. Ngomong-ngomong aku juga bukan dari Korea kok, aku juga orang asing disini, aku berasal dari Hongkong," ucap Leo kemudian.

"Ha?? seirus eh...serius??"

Leo mengangguk. "Iya."

"Laaahh...aku kirain kamu orang Korea, habisnya kamu mirip kayak orang Korea," Zayyan sampai mangap saking terkejutnya.

"Iya, tapi ngomong-ngomong mangapnya jangan lebar-lebar nanti nyamuk, kecoa dan sahabat-sahabatnya masuk!" Leo mengingatkan.

"O iya ya, hehehe...," Zayyan nyengir lagi.

"O ya, ngomong-ngomong kamu udah berapa lama di Korea?" lanjut Zayyan.

"Uhm...aku baru datang ke Korea kok. Aku ke sini karena ingin bersekolah disini, supaya nanti kalau lulus bisa jadi idol," jelas Leo.

"Waaahh...kok bisa samaan lagi ya kita? Aku juga baru datang ke Korea dan aku ke sini untuk sekolah, supaya nanti bisa jadi idol. Secara kan sekolah ini banyak mendebutkan idol-idol keren di Korea," Zayyan balas menjelaskan.

Leo tersenyum tipis.

"Lalu apakah kamu ke sini karena mau tinggal di asrama ini juga?" tanya Zayyan lagi.

"Eum," jawab Leo singkat.

"Ruang apa? Lantai berapa? Nomor berapa?" tanya Zayyan beruntun seperti gerbong kereta.

"Ruang Mawar Melati, lantai lima, nomor 205," jawab Leo.

"Widiihh...kita samaan lagi, brooo!!" seru Zayyan senang. "Kok kita bisa samaan terus ya?? Apakah ini yang dinamakan jodoh? Eh, astaga nyebut...nyebut...Jay nyebut! Jodoh apaan coba?!" Zayyan memukul mulutnya sendiri hanya karena ucapannya sendiri yang terdengar aneh.

"Apaan sih?" Leo kembali dalam mode jutek.

"Eh, enggak. Maksudku kita tuh...kayak udah jodoh dalam pertemanan gitu loh? Paham nggak?"

"Enggak!" jawab Leo.

"Diihh...ganteng-ganteng ngambekan orangnya!" batin Zayyan.

"Ya udah yuk, kita ke sananya barengan!" ajak Zayyan.

Leo pun hanya membalasnya dengan anggukan.

Baru saja keduanya hendak menaiki tangga, tiba-tiba datang seorang pemuda lain dari arah luar yang berjalan dengan riang sambil bersenandung kecil.

Karena merasa dirinya saat ini diperhatikan oleh kedua pemuda asing yakni Zayyan dan Leo didepannya, maka pemuda yang baru datang itu pun berhenti bersenandung, lalu menatap Zayyan dan Leo dengan tatapan risih.

"Apa kalian lihat-lihat, hah? Aku ganteng? Aku keren? Aku imut? Aku seksi? Ya emang iya, itu fakta! Kenapa? Iri bilang!!" celetuknya tiba-tiba.

"Dih nih orang, datang-datang main nyerocos aja. Mana kepedean lagi! Tapi...emang iya sih. Semua yang dia sebutin barusan emang kenyataan sih," batin Zayyan tak menampik.

Sementara Leo hanya menatap pemuda itu dengan malas.

Kemudian pemuda itu pun berjalan melewati mereka. Namun kemudian ia kembali menoleh sambil menatap sinis ke arah Zayyan dan Leo.

"Bombastic side eye!" celetuk Zayyan keceplosan, gara-gara dirinya sudah keracunan sound yang sering muncul diaplikasi tok tok miliknya.

"Aigoo! Bocah dari Indonesia ini sangat unik!" batin Leo.

Dan pemuda tadi pun berlalu dari hadapan mereka berdua.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan komen dan vote ya jika kalian suka dengan cerita ini.

🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1.6K 157 3
- Zayyan itu menarik. Tak ada yang akan menolak pesonanya termasuk Sing sendiri. Ia terjebak dalam pesona si manis sejak pertama kali bertemu. Mulai...
3.8K 411 12
Karena sebuah malapetaka yang terjadi pada Vesunard Empire, membuat Keluarga bangsawan Kim Royal Family, harus kehilangan sang Putra Mahkota mereka s...
16.9K 1.8K 16
sanggupkah mereka menjaga zayyan kecil? [ bromance, not a bl story, idol life ] ⚠️ harsh words, lowercase, semi-baku written by ajaykiciw, 2024. disc...
6.7K 908 15
Kisah Yu Zeyu anak indigo yang selalu bermimpi bersama hantu seorang lelaki yang membawanya ke masa lalu di mana banyak orang yang terbunuh ketika me...