EVENT HORIZON : All Quiet Und...

By RimbaEka

91 12 21

"Hal ini membutuhkan waktu jutaan tahun." "Perjalanan panjang bumi mengarungi angkasa jauh akan dimulai hari... More

PENGANTAR
I
III.
IV

II

17 4 1
By RimbaEka

Apabila ada sebuah peristiwa besar yang kuketahui, memiliki signifikansi terhadap hidupku, peristiwa besar itu tentunya juga memiliki signifikansi terhadap perubahan peradaban umat manusia.

Perang Dingin Kedua.

Aku bukanlah sejarawan ataupun guru sejarah, jadi akan coba kujelaskan sepengetahuanku. Setelah dua puluh empat tahun berlalu, agaknya semua orang sudah hapal dan paham, bagaimana rentetan sejarah terulin dengan konflik tiada henti. Konflik itu diorkestrasi para 'Raksasa Dunia' yang berkuasa di dua bagian dunia yang berbeda. Bersamaan dengan meningkatnya teknologi dalam menghadirkan informasi dengan sekejap mata. Konflik tersebut menjadi kutukan bagi umat manusia.

Dua puluh empat tahun, krisis dan konflik berkepanjangan di Eropa Timur membuat dunia kembali memasuki babak baru Perang Dingin. Kedua 'Raksasa Dunia'—Amerika dan Rusia—kembali berkontestasi untuk menunjukkan siapa yang berhak menjadi 'penguasa dunia'. Kedua Raksasa kemudian mengorkestrasi konflik di berbagai penjuru dunia. Tujuannya sama, mencari sekutu, pengikut, ataupun vasal—meski istilah vasal tidak relevan lagi di era internasionalisme—.

Peristiwa Krisis Besar Eropa Timur itu membuat konflik menjadi semakin lebih panjang. Bak kobaran api melalap ilalang di stepa kering, api konflik yang sebelumnya terkonsentrasi di daerah itu pun meluas menjadi konflik global. Konflik yang mulanya hanya disebabkan karena perebutan atas pengaruh 'Poros Para Raksasa', berkembang menjadi bom sumbu pendek yang dapat meletus di bagian dunia manapun.

Ekonomi dunia menjadi lesu karena kedua kubu saling berperang. Negara-negara di dunia saling mengamankan atau memperebutkan sumber daya. Hal itu diperparah ketika Raksasa Dunia tidak jarang saling menenggelamkan kapal kargo atau meledakkan jaringan pipa minyak bawah laut. Hal itu membuat krisis sumber daya dengan cepat berkembang secara global seperti kanker.

Gelombang eksodus pengungsi korban perang mulai terbentuk. Kebanyakan di area-area konflik. Berbagai perang sipil yang diorkestrasi oleh 'Kedua Raksasa' yang sedang bertempur di Palagan Dingin Kedua, membuat warga tidak bersalah menjadi korban. Sebagai akibat perang yang berkobar, rumah mereka hancur, keluarga mereka terpisah, serta seringkali mereka harus kehilangan orang-orang yang mereka kasihi.

Mereka yang terdampak perang, mulai bermigrasi ke daerah yang lebih tenang, terkatung-katung di negeri orang, sementara negeri sendiri luluh-lantak karena perang. Eropa Timur, Timur Tengah, Asia Timur, Afrika, dan Amerika Selatan adalah daerah-daerah yang sering terdampak. Setiap hari, muncul berita mengenai konflik yang meletus di daerah itu sebagai akibat dari krisis perang ini.

Krisis pangan, ekonomi, dan moneter yang datang bertubi-tubi, melengkapi nestapa umat manusia di tengah kancah Perang Dingin tiada henti.

"Hmm, kini berbagai situs berita berlomba-lomba untuk memberitakan perang, seolah perang menjadi 'hiburan' baru manusia," ujar Cecelia yang tengah menekuri beberapa situs berita daring yang ia akses dari gawainya. Ia menyesap kopi pagi tanpa mengalihkan pandangannya dari gawai.

"Hiburan, huh? Kata-katamu sungguh menohok," komentarku. Cecy langsung menatapku dengan wajah terlihat sedikit ada gurat penyesalan.

"Ah, Eru. Aku tidak bermaksud untuk mencela atau apa. Namun, kenyataannya, kini orang-orang melihat berita konflik sudah seperti rutinitas sehari-hari ...."

Cecelia menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya.

".... Sembari memakan sarapan, mereka menghitung kemungkinan kapan giliran mereka mengalami nestapa perang."

"Ya, Iya. Aku tahu. Apabila krisis di Eropa Timur bisa terselesaikan lebih cepat, Kedua Raksasa bisa saling berunding untuk memutuskan mengakhiri konflik, perang ini tidak akan pernah terjadi."

"Yeah, Eru, tapi mereka keras kepala dengan ego mereka sendiri." Kata-kata Cecelia seperti memberikan kobaran energi, membuatnya terlihat langsung bersemangat di kala pagi ini. Ya tuhan, dia seakan sudah ingin melompat-lompat dari pinggiran pantry tempatnya kini menyandarkan tubuh.

"Ego ... hmm ..., berbicara ego ... sebesar apakah ego 'Raksasa Dunia'?" celetukku.

"Tiada dua raja yang duduk berkuasa dalam satu kerajaan. Mereka saling berebut 'tahta' sebagai Penguasa Dunia" sahutnya cepat.

"Tapi Jepang pernah punya dua penguasa, Kaisar dan Shogu—"

"—Eruuuuu, stop. Kau merusak suasana—"

Melihat kejengkelan Cecelia, tiba-tiba aku memikirkan sebuah kejahilan kecil.

"Kerajaan Bhutan punya dua kepala negara—"

"Erucakra." Kali ini ia mencoba menatapku serius. Aku mengangkat tanganku tanda menyerah. Namun, dalam pikiranku aku masih tidak menyangka dapat melihat pemandangan jengkel yang tidak biasa dari seorang La Spazia. Ia tidak pernah menampilkan wajah jengkel seperti itu di hadapan para pendebatnya. Mereka hanya mendapatkan—entah itu—statapan dingin atau tatapan nanar, seolah mendobrak keinginanmu untuk menantangnya adu debat lebih jauh. Keluarga La Spazia memiliki kedigdayaan ilmuwan yang sangat tinggi. Bisa dibilang, orang tua Cecelia-lah yang mempostulatkan sebuah Teori Jagat Majemuk irregular yang begitu radikal.

Mungkin, ini adalah keberuntungan yang jarang orang dapatkan.

"Kalau begitu, kenapa Amerika dan Russia tidak memerintah kerajaan dunia bersama-sama saja? Mereka adalah negara adidaya, dijuluki Raksasa Dunia, memiliki kapabilitas yang lebih dari cukup untuk melanggengkan perdamaian manusia," lanjut Cecelia yang kini berusaha untuk mengembalikan ketenangannya.

"Kalau itu terjadi, perang ini tiada pernah terjadi. Lagipula, sejarah umat manusia juga dimulai dengan konflik saudara yang menumpahkan darah sesama saudaranya sendiri. Konflik dan perang adalah kutukan bagi umat manusia," jawabku, yang entah kenapa membuat Cecelia terdiam.

Lama.

Seolah kami berdua seperti berkontempelasi atas jawabanku sebelumnya.

Konflik adalah kutukan umat manusia.

Entah mengapa kata-kata itu seperti tergaung dalam pikiranku untuk sejenak. Kalau dipikir-pikir lagi, membunuh adalah dosa kedua manusia setelah pembangkangan—ketiga apabila iri dengki dimasukkan sebagai dosa awal manusia.

Ketika Cain membunuh Habel, begitulah sejarah pertumpahan darah bermula. Manusia tiada akan dapat lepas dari kutukannya.

"Eru."

"Hmm?"

"Menurutmu, apa yang kita perjuangkan selama ini ... mampu untuk menghentikan seluruh konflik yang ada di muka bumi ini?"

Pertanyaan yang sulit, membuatku langsung mengarahkan pandangan pada Cecelia. Pandangannya kini menuju pandang ke arah lantai. Lantas, aku menganga menjatuhkan daguku.

Tidak biasa Cecelia ragu seperti ini?

Aku berusaha menyelidik Cecelia. "Menurutmu?"

Cecelia mengedikkan kedua bahunya sebelum menjawab, "Aku membuat kalkulasi untuk sebuah probabilitas irregular, ketika proyek besar ini berhasil."

Aku mengulangi jawaban Cecelia dalam kepalaku. Walhasil, aku menepuk dahiku sampai terdengar suaranya yang cukup keras untuk terdengar sebagai sebuah tamparan.

"Baru sekarang kau mencemaskannya, La Spazia?? Segera setelah 'propeler kolosal' itu sudah separuh jadi di tengah antah-berantah Pegunungan Andes, baru sekarang kau mencemaskannya???" gerutuku.

"Aku telah meneliti setiap probabilitas yang akan terjadi, setiap klausul sebab-akibat yang ditimbulkan apabila proyek kita berhasil. Yah, probabilitasnya tidak nol, mendekati satu malah," lanjutnya dengan nada masygul.

"Tentu saja, anomali karena badai matahari saja bisa membuat satu bumi panik, apalagi ini??" sungutku jengkel.

Cecelia hanya terkekeh, seraya berujar, "Well, Eru. Mari kita anggap ini seperti dua bocah lelaki saling berkelahi untuk memperebutkan siapa yang pantas untuk seorang gadis yang mereka berdua telah lama kenal, kemudian gadis itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak, sehingga membuat kedua bocah itu saling bekerja sama untuk menemukan sang gadis."

"Analogi macam apa itu? Sepertinya kau terlalu banyak nonton film animasi."

"Tidak ada yang salah dengan menonton film animasi, bukan? Lagipula, sejak Perang Dingin Kedua meletus, kualitas dunia hiburan global turun drastis." Cecelia berkacak pinggang seraya menatapku dengan tatapan sedikit kesal.

"Propaganda, propaganda, dan propaganda, seakan-akan masyarakat dunia disuapi oleh hal-hal yang konyol!" lanjutnya dengan ekspresi penuh dengan berapi-api. Seakan-akan ia tidak ingin hari-harinya diisi dengan hal-hal suram, seperti siapa yang memenangkan pertempuran di mana, atau daerah mana yang terdampak perang proxy antara Para Raksasa.

Mungkin saja analogi Cecelia benar adanya. Dibutuhkan tragedi yang begitu kolosal, hingga Kedua Raksasa menyadari, bahwa mereka harus segera menyelamatkan umat manusia. Kalau memang 'Proyek di Tengah Pegunungan Andes' ini berhasil—seperti analogi Cecelia—maka aku dan dia akan menjadi orang selanjutnya yang akan melantunkan isi dari Bhagawadgita, setelah Robert Oppenheimer.

Kini kami menjadi Sang Kematian, pembinasa Sang Mayapada.

Bagaimana pun, Cecelia bukanlah manusia super yang mampu untuk mendobrak paradigma baru di bidang Astrofisika secara ajaib. Lima tahun aku bersama Cecelia, telah kusaksikan perjalanan dan perjuangan dia dalam meraih keinginannya.

Ia menginginkan pembuktian.

Selama hidupnya, ia selalu berhadapan dengan tantangan, rintangan, kecaman, bahkan kegagalan. Namun, Cecelia tidak pernah mundur. Meski ia menghadapi tembok raksasa setinggi langit, ia akan tetap mencoba memanjatnya. Meski ia harus jatuh berkali-kali, ia tidak akan pernah menyerahkan keingintahuannya begitu saja.

Sepintas aku teringat kala diriku melihat Cecelia 'tenggelam' dalam kesungguhannya. Ruang kerjanya sudah tidak tampak lagi seperti ruangan seorang pemimpin Astronom Baru. Meja kerjanya penuh dengan tumpukan kertas dan tumpukan file berisi catatan simulasi. Bahkan, saking banyaknya, ia membuat tembok ruang kerjanya tertutup oleh catatan-catatan perhitungannya. Diagram, grafik, deretan matriks dan tabel angka, serta catatan simulasi memenuhi jengkal demi jengkal dinding ruangannya. Kau dapat mendengar desingan suara superkomputer yang mengkalkulasi simulasinya, atau decitan printer dot-matrix yang tiada hentinya mencetak hasil simulasi. Dalam ruangan itu, terkadang aku menemukan Cecelia duduk tertidur di antara tumpukan kertas yang memenuhi mejanya.

Di balik ekspresi yang terlihat tenang dan easy going itu, dibalik tingkahnya yang selalu tidak dapat ditebak itu, terdapat dedikasi yang tinggi dengan apa yang dia dan diriku kini tengah bangun.

Kita akan akhiri perang konyol ini bersama.

Bersama-sama, umat manusia akan mengarungi pengembaraan panjang mereka ke angkasa jauh. Kita adalah orang yang akan memulai pengembaraan panjang itu.

"Cecy,"

"Hmm?"

"Apa yang sungguh kauinginkan dari perjalanan jauh itu. Dalam titik bawah sadar terdalam yang paling jauh, apa yang kauinginkan dari hati kecilmu?" tanyaku. Cecelia tidak langsung menjawab. Ia terlihat termenung, sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

Masih memandang jendela, ia berucap, "Kucurahkan seluruh hidupku untuk membuktikan, bahwa apa yang dicetuskan oleh Papa dan Mama adalah sebuah kemungkinan yang mampu diraih dari kemustahilan."

Cecelia hanyalah satu dari sekian banyaknya umat manusia yang ditimpa kemalangan akibat kekejian dari peperangan. Ada banyak hal berharga yang direnggut dari hidupnya. Keinginanku hingga kami berdua sampai sejauh ini adalah menghentikan Raksasa Dunia untuk saling berperang, sementara Cecelia ...

"Karena dengan itulah, mereka akan selalu hidup dalam warisan umat manusia ke depannya." Ia kemudian berpaling menatapku.

Cecelia jauh melampaui apa yang manusia di zaman penuh derita ini inginkan. Ia bermimpi besar dan ia akan meraih mimpinya.

Akan aku pastikan ia meraihnya.

*_*_*_

Continue Reading

You'll Also Like

CESSA By salaabilaa1

Science Fiction

549K 16.5K 39
hanya kisah gadis munggil yang terjebak bersama ketua geng paling di takuti
1.9M 213K 74
Berawal dari ayahku yang memasukkan ku ke sekolah khusus yang mengajarkan murid nya untuk menjadi seorang agent. Mendapatkan misi pertamaku yang ter...
4.5M 309K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
9.5K 820 17
"mas punya adek" jeongwoo, dom! junghwan, sub!