ALGASYA ; STEP BROTHER

Від jiaathe

12.6M 769K 381K

Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sej... Більше

Prolog
1 || Adik Tiri
2 || SMA Langit Abadi
3 || Monster
4 || Ketua OSIS
5 || Malam Mencekam
6 || Gudang Sekolah
7 || Tragedi Ulang Tahun
8 || Mabuk
9 || Peluk
10 || Cemburu
11 || Pacar
12 || Ruang OSIS
13 || First Day
14 || UKS
15 || Berbahaya
16 || Lipbalm
18 || Rokok
19 || Saingan
20 || Kemarahan Alga
21 || Without Me
22 || Ekskul
23 || Dusk Till Down
24 || Ungkapan
25 || Ugal-Ugalan
26 || Khawatir
27 || Hadiah
28 || Hurt
29 || Scared
30 || Persaingan
31 || Gorila Mesum
32 || Obsessed
33 || He's Crazy
34 || Penjara Algara
35 || Step Brother
36 || In Her Room
37 || 99%
ALGASYA UPDATE
38 || Be careful! He's Crazy
39 || The Darkness
40 || I Kill You
41 || Benci
42 || Hukuman
43 || Penyesalan
44 || Sadar
45 || You Can't Leave Me!
46 || Bukan Aku
INFO PENTING
47 || Asya Kecewa
48 || Dimaafkan?
49 || Terungkap
50 || Pergi
PRE-ORDER NOVEL ALGASYA DIBUKA
51 || Dia Laki-laki Terbaik

17 || Sakit

267K 16.9K 4.9K
Від jiaathe


Tembusinnya pelan-pelan aja please😭🙏

Brutal bangett cewek-ceweknya Alga kalau komenn. Jarinya nggak apa-apa kah?

*****


Jadi selama ini Asya tidak bermimpi?

"Awas," Alga menyeret pinggang Asya agar tidak berjarak darinya, gadis itu bengong dan hampir menabrak tiang di depannya. Alga berseru seram. "Pake mata lo."

"Tatap gue," pria itu meremas pinggang Asya gemas. Sejak tadi cewek itu terus berusaha menghindari tatapannya. "Asya, denger nggak?" ulang Alga tajam.

Asya diam tanpa bergerak.

"Beneran mau langsung pulang? Gak mau jalan-jalan lagi?" Alga tidak kehabisan akal. "Atau mau main sepeda di taman? Lo waktu itu belum lancar kan?"

Asya tampak menelan ludahnya susah payah. Alga menarik sudut bibirnya, ekspresi Asya menunjukkan jika ia tertarik dengan tawaran Alga. Pelan-pelan gadis itu membalas tatapan Alga. Asya sedikit memiringkan wajahnya ragu-ragu.

"Mau," jawabnya pelan. "Mau main sepeda," sambungnya makin pelan.

Satu alis Alga terangkat. "Kenapa sih?"

Asya memalingkan wajahnya. Ada semburat kemerahan di wajahnya. Jika semua mimpi Asya nyata, maka kemungkinan saat ia mabuk itu pun nyata. Asya tidak sanggup mengingat dirinya yang mencium Alga dengan berani itu.

Saat hampir memasuki audi hitam Alga, gadis itu tiba-tiba berseru semangat menatap seorang laki-laki yang mendekati mereka.

"Kak Noah?" panggil Asya melambaikan tangan.

Alga ikut menatap seorang pria dengan kemeja kotak-kotak serta kaos putih di dalamnya, cukup tampan. Kedua mata sosok itu menyipit karena tersenyum menatap Asya. Alga mengenalnya, ia adalah anak dari Guru homeschooling Asya yang beberapa kali datang ke rumah mereka untuk menjemput Mamanya.

"Asya, kan? Bener?" Noah tanpa ragu langsung mencubit salah satu pipi Asya. "Bener ternyata, pipinya sama."

Noah lalu keheranan. "Kok bisa di sini?" setahu Noah hampir mustahil bertemu gadis ini di dunia luar. Ia selalu terkurung di rumahnya.

Kedua mata Noah memicing. "Kamu nggak kabur kan?"

"Nggak ya! Aku nggak nakal!"

Selagi mereka berbicara, Alga terus memperhatikan dengan pandangan dingin. Ternyata ada yang tidak Alga ketahui tentang Asya. Alga tidak mengira jika Asya yang dulunya pemalu bisa akrab dengan pria itu. Tangan Alga mengepal. Haruskah ia kembali mengurung Asya seperti sebelumnya?

"Sya, masuk," suara berat Alga memerintah tegas. "Kita pulang."

Asya mengangguk menurut. "Dadah, Kak Noah."

Usai Asya memasuki mobilnya, Alga langsung menyeret laki-laki itu pergi. Membawa ke area parkiran yang lebih sepi. Belum sempat berkata, Alga sudah menerjang perutnya dengan keras hingga membuat Noah terhuyung ke belakang.

"SHIT, APA APAAN LO?!" amuk Noah.

Alga mencengkram kuat kerah baju Noah sebelum menghempaskan cowok itu ke semen parkiran.

Setelah itu Noah meringis sakit begitu tangannya di pelintir keras. Ia tidak berdaya karena kini punggungnya diinjak oleh Alga. "Bangsat, lepas!"

"Tangan lo kurang ajar, bro," ucap Alga mengingat ia mencubit pipi Asya di depan matanya. "Ini peringatan dari gue."

Alga melepaskan Noah setelah membuat tangan laki-laki itu hampir patah. Berani sentuh Asya tentu saja akan berhadapan langsung dengannya.

*****

"Jangan sok bisa," seru Alga saat Asya hampir menjalankan sepedanya dengan tidak sabaran, ia memegang kuat sepeda Asya. "Nanti lo jatoh lagi."

Asya cemberut. "Salahin aja air mancurnya ngehalangin jalan aku."

Seperti waktu itu, Alga meminta Damian membawakan sepeda Asya ke taman ini. Sepeda merah muda ini lumayan tinggi, karena itu ia tidak mau melepas Asya begitu saja. Berbahaya.

"Pelan-pelan aja, jangan ngebut," peringat Alga begitu Asya mengayuh sepedanya.

"Aku calon pembalap! Gak asik kalau pelan!" Asya mengayuh sepeda semakin kuat hingga mau tidak mau Alga melepaskan pegangannya. Alga memperhatikan Asya yang mulai lancar namun kayuhannya memelan saat melewati air mancur. Tampak trauma akan terjatuh di tempat yang sama.

"ASYA KEREN!" gadis itu memuji dirinya sendiri dengan bangga. "ASYA PEMBALAP!"

BRAK!

Alga geleng-geleng kepala. Kali ini sebuah pohon tidak bersalah yang Asya tabrak. Gadis itu terjatuh dan menatap Alga yang mendekatinya dengan cengiran.

"Nggak jadi pembalap," ucap Asya. "Mau jadi biduan aja."

Alga berjongkok di depan Asya, membantu cewek itu berdiri. Sikunya terluka, betisnya juga lecet. Alga bertanya. "Nggak sakit?"

"Sakit," jawab Asya.

"Kenapa nggak nangis?"

"Emang kalau nangis sakitnya hilang?" jawab Asya. "Aku butuhnya obat, bukan air mata."

"Kalau lo aja nggak mau nangis, kenapa lo nyuruh gue nangis, hm?" Alga merapihkan anak rambut Asya yang berantakan, menatap tepat di kedua matanya.

"Beda dong. Kak Alga kalau nangis keren karena bebannya banyak. Aku kalau nangis kaya orang pea. Hidup gak ada berat-beratnya ngapain nangis?"

Alga menghela nafas.

"Bisa jalan?"

"Bisa," Asya langsung melangkahkan kakinya agar Alga percaya. "Ayo pulang. Aku ada janji nanti malem."

Mendengar itu, tatapan Alga berubah. "Janji apa?"

"Ada tugas kelompok, aku mau kerjain itu. Boleh nggak?"

"Sama siapa?"

"Gisella," Alga tampak akan mengangguk setuju, sebelum sebuah nama kembali terdengar. "Sama Darren juga."

"Mau naik sepeda lagi?" tawar Alga tiba-tiba. Ia menatap Asya lembut. "Kali ini lo duduk di boncengannya, mau?"

Asya mengangguk senang. Pada akhirnya Asya bisa mengelilingi taman yang luas dengan sepeda. Ia merentangkan tangannya dengan tawa bahagia, duduk di belakang punggung tegap di hadapannya. Sesekali Alga menoleh untuk memastikan Asya aman di belakangnya.

"Kak Alga lancar bawanya, jadi pembalap aja!"

Alga tersenyum tipis. "Udah, lo aja nggak tau."

"Pembalap apa? Sepeda?"

"Motor, mobil," jawab Alga. "Tapi udah lama nggak balapan. Gue belum sempat."

"Aku mau ikut boleh?" pinta Asya dengan semangat menggebu. "Satu kali aja. Ya?"

"Hm," Alga mengangguk. "Boleh."

"YEAY! MAKASIH!" seperti melupakan semua yang terjadi hari ini, Asya dengan riang memeluk perut Alga. "Sayang Kak Alga!"

Alga tidak menjawab, namun ia menyentuh lengan Asya yang melingkar di perutnya kemudian mengusap-usapnya pelan. "Sekarang gue pengen denger lebih sering."

"Apanya?" tanya Asya bingung.

"Perasaan lo. Kata sayang lo."

"Eh?" Asya mengerjabkan matanya.

"Gue pernah bilang supaya lo jaga diri dari gue, kan? Sekarang udah nggak perlu," ucap Alga. "Karena pertahanan gue ke lo udah runtuh sepenuhnya, Sya."

*****

Kak Alga
Kamar gue

Asya yang sedang bersiap langsung terdiam membaca pesan yang Alga kirim. Padahal sebentar lagi Gisella akan menjemputnya.

Asya lama berfikir, tiba-tiba saja pesan lain kembali masuk dari Alga.

Kak Alga
Gue kasih waktu satu menit

Kedua mata Asya melebar, buru-buru ia bangkit. Namun di saat yang sama, pesan dari Gisella juga masuk. Gadis itu menanyakan di mana alamat Asya. Asya sibuk mengetik sampai tidak sadar jika pintu kamarnya terbuka, menampilkan Alga dengan kaos hitam polos dan celana santai. Laki-laki itu menutup pintu dan langsung menguncinya.

"Kenapa nggak dateng ?" suara Alga terdengar sangat dekat sampai membuat Asya terkejut. Asya mendongak, melihat Alga dengan rambut berantakan namun anehnya malah semakin tampan.

"Aku---"

"Gue sakit," ucap Alga lalu berbaring di ranjang Asya. "Kayaknya demam."

Asya segera duduk di sebelah Alga, menatap lekat laki-laki yang kini memejamkan mata nyaman di tempat tidurnya. Ekspresi Alga sangat meyakinkan. Asya mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi Alga.

Asya geleng-geleng kepala lalu berucap kesal. "Emang boleh sebohong ini?"

Kedua mata Alga terbuka, ia menangkap lengan Asya sebelum gadis itu sempat menjauh. Tatapan Alga menatap Asya dengan lekat. "Gue beneran sakit."

"Nggak, suhu tubuh Kak Alga normal tau!"

"Panas, coba cek lagi," kali ini Alga membawa tangan Asya ke lehernya. Menaruh tangan lembut Asya di sana seraya sedikit menggenggamnya.

"Kalau dingin berarti Kak Alga mayat," ucap Asya. "Manusia suhu tubuhnya ya gini. Belajar mangkanya!"

Asya berdiri dan hampir meraih ransel merah mudanya, namun tiba-tiba ia menjerit ketika Alga menariknya paksa hingga berbaring di sebelahnya.

"Kak Alga, aku mau kerja kelompok," ucap Asya ingin bangun. Alga dengan cepat menindih kedua kaki Asya dengan sebelah kakinya agar gadis itu tidak bisa pergi kemana-mana.

"Kalau gue nggak izinin, gimana?" satu alis Alga terangkat. Hawa di sekitar mereka mulai berbeda saat Alga memasang wajah seriusnya.

"Nggak usah pergi. Lo bakal tetep lulus meski nggak ngerjain tugas. Sekolah punya gue," tegas Alga.

Kali ini Asya ngotot. "Sekali aja, ya?"

Alga menggeleng. "Nggak. Tetep di rumah."

Asya tidak kehabisan akal, gadis itu bangkit dengan keras lalu mengambil tasnya. Alga hanya memperhatikan Asya dengan tenang, bahkan saat cewek itu memutar kunci di pintu, ia masih bersikap santai.

"Kok nggak bisa kebuka?" Asya panik, padahal kuncinya sudah terbuka. Ia terus menarik-narik gagang pintu namun tidak berhasil. Sama seperti kejadian setiap pagi belakangan ini. Pintu tidak akan terbuka sebelum Alga muncul di depan kamarnya.

"Mau kabur kemana, hm?" laki-laki itu mendekat lalu menghimpit Asya ke pintu, mengurung gadis itu di antara kedua tangannya. Saat Asya berbalik menatapnya, Alga segera mempersempit jarak mereka.

Kini tubuh Asya terkunci, ia tidak bisa pergi dengan kedua tangan besar yang berada di sisi wajahnya. Dan entah mengapa Asya tidak bisa bernafas dengan benar saat aroma harum Alga mendesaknya begitu kuat.

"Aku mau tanya," ucap Asya. "Kenapa Kak Alga cium aku sebanyak---" gadis itu menghitung mimpi yang di dapat dengan jarinya. "66 kali?"

Alga membasahi bibir bawahnya, jakunnya bergerak turun saat ia menelan salivanya gemas. "Karena gue suka bibir lo," jawab Alga berat.

"Gue bilang lo boleh marah, tapi kenapa nggak marah?"

Asya diam. Sebenarnya ia sedang berfikir sejak siang tadi.

"Kak, ini salah kan?" Asya menatap Alga lekat. "Kita saudara. Aku dan Kak Alga cuma punya satu sama lain sekarang."

"Apa salahnya? Kita nggak punya hubungan darah, sayang," wajah Alga semakin mendekat, hidung mereka hampir bersentuhan.

"Kita saling bergantung, kan?" tanya Alga. "Lo nggak bisa tanpa gue, gue apalagi. Yang gue lakuin ke lo itu berbagi kasih sayang. Bukannya bagus?"

Lidah Asya kelu, tenggorokannya tercekat. Ia tidak bisa berbicara dengan jarak mereka yang sedekat ini. Asya bahkan bisa merasakan nafas hangat Alga yang memukul lembut permukaan pipinya.

"Dan lo salah," suara Alga semakin serak. Pria itu kemudian menyeringai.  "Bukan 66 kali. Tapi 88 kali. Atau .... mungkin lebih?"

****

NAFAS DULU, NAFAS YA?

Asyaa kaburr syaa! RUN!😭😭🙏🙏

Siapa yang deg-degan?!☝🏻

NEXT? 3K KOMEN>>>>

Продовжити читання

Вам також сподобається

My Little Sister Is Mine Від ʏ ᴀ ʏ ᴀ

Підліткова література

1.3M 68.4K 57
Dari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam...
SAVIOR (END) Від -

Романтика

471K 33.6K 47
(Rate 17+/21+) Follow dulu sebelum baca, biar bisa baca secara lengkap. *** "Makanya, Ma, jangan desak Dev buru-buru nikah, nanti dapatnya yang kayak...
CINTA DALAM DO'A Від alyanzyh

Підліткова література

4.2M 253K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
11.2K 1.3K 7
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir. 'Mengerikan' itulah...