ALGASYA ; STEP BROTHER

Von jiaathe

12.6M 770K 381K

Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sej... Mehr

Prolog
1 || Adik Tiri
2 || SMA Langit Abadi
3 || Monster
4 || Ketua OSIS
5 || Malam Mencekam
6 || Gudang Sekolah
7 || Tragedi Ulang Tahun
8 || Mabuk
9 || Peluk
10 || Cemburu
11 || Pacar
12 || Ruang OSIS
13 || First Day
15 || Berbahaya
16 || Lipbalm
17 || Sakit
18 || Rokok
19 || Saingan
20 || Kemarahan Alga
21 || Without Me
22 || Ekskul
23 || Dusk Till Down
24 || Ungkapan
25 || Ugal-Ugalan
26 || Khawatir
27 || Hadiah
28 || Hurt
29 || Scared
30 || Persaingan
31 || Gorila Mesum
32 || Obsessed
33 || He's Crazy
34 || Penjara Algara
35 || Step Brother
36 || In Her Room
37 || 99%
ALGASYA UPDATE
38 || Be careful! He's Crazy
39 || The Darkness
40 || I Kill You
41 || Benci
42 || Hukuman
43 || Penyesalan
44 || Sadar
45 || You Can't Leave Me!
46 || Bukan Aku
INFO PENTING
47 || Asya Kecewa
48 || Dimaafkan?
49 || Terungkap
50 || Pergi
PRE-ORDER NOVEL ALGASYA DIBUKA
51 || Dia Laki-laki Terbaik

14 || UKS

246K 15.5K 3.3K
Von jiaathe

Good Morning, Jeder!🖤

Awali pagi dengan ALGASYA hahahha, absen dulu 'hadir' di sini!

*****

"Bantu gue jadian sama Alga," Renata bersandar di tembok toilet, suaranya menyambut Asya yang baru saja keluar dari salah satu bilik dengan jaket yang melingkar di pinggangnya.

"Aku?" Asya menunjuk dirinya lalu menggeleng. "Gak bisa. Maaf."

"Kenapa? Lo adeknya kan?" serang Renata langsung, ia mendekati Asya dengan mata memicing pada jaket di pinggang Asya. "Itu jaket kesayangan Alga di loker. Mustahil dia kasih ke lo cuma-cuma kalau lo bukan siapa-siapanya."

Lalu bibir Renata mengkerut. "Gue aja gak di kasih," ucapnya.

"Aku bukan adiknya Kak Alga."

"Terus? Kenapa kemarin gue denger lo panggil-panggil dia Kakak lo?!" mata Renata menyalak garang. "Kalau lo bukan adeknya, gue gak mau baik-baikin lo lagi," ancamnya.

"Yaudah," jawab Asya lalu pergi begitu saja.

"Gue belum selesai ngomong!" Renata menarik tangan Asya agar kembali ke posisi semula.

"Jawab yang bener, lo adeknya atau bukan?!" gertak Renata, seperti biasa, ia selalu galak dan berapi-api.

"Bukan!" jawab Asya. "Aku sama Kak Alga itu---"

"Baguslah," ujar Renata. "Sebenernya gue juga gak percaya. Muka kalian gak ada mirip-miripnya, apalagi sifat, bener-bener langit dan bumi. Eh, langit dan tanah liat. Lo terlalu rendah buat jadi adeknya Alga."

"Gue gak tau kenapa Alga baik sama lo, yang jelas jangan kegeeran. Alga emang gitu, dia gak buruk kaya yang orang-orang tau. Tapi tetap, jangan salah artiin sikapnya," peringat Renata. "Dia nggak mungkin suka sama lo. Bisa jadi dia cuma kasian."

Renata sangat mengenal Alga. Lama sejak mereka mengenal satu sama lain. Alga memang dingin, tapi ia berhati lembut. Sosok lemah seperti Asya pasti membangkitkan rasa empatinya.

"Dan ini gue ambil," Renata menarik paksa jaket hitam di pinggang Asya. "Kalau ini kotor Alga pasti sedih."

Renata pergi begitu saja sambil membawa jaket Alga. Dalam hati gadis itu merasa lega, sejak melihat Asya ia sudah menandainya sebagai musuh.

Renata benar-benar benci cewek lemah dan manja. Asya pasti adalah salah satunya. Spesies perempuan seperti itu adalah beban, maka dari itu Renata tidak senang jika harus bersikap baik padanya.

Untung saja kemarin hanya salah paham, nyatanya Asya bukanlah adik Alga seperti yang Renata fikirkan.

"Gitu dong itu baru Kakak aku!"

Mengingat ucapan Asya itu, Renata langsung mencari beberapa dokumen tentang Alga hari ini, tertera di sana jika Alga adalah anak tunggal. Jadi Renata yakin hubungan Asya dan Alga tidak sedekat itu. Bisa saja mereka hanya sebatas kenal biasa. Baguslah, ia tidak perlu repot mencari muka di depan gadis menjengkelkan itu.

Sepeninggal Renata, Asya berjalan keluar dari toilet. Baru beberapa langkah, gadis itu berhenti karena melihat Darren berdiri tak jauh darinya. Bersandar pada tembok putih dengan tangan terlipat.

Melihat kehadiran Asya, cowok dengan lebam di pipinya itu segera mendekat. "Gue di suruh Gisella jemput lo," ucap Darren. "Udah selesai?"

Asya mengangguk. "Udah."

Beberapa saat kemudian mata Darren melebar, ia berbicara dengan tidak santai. "JAKET GUE MANA, ANJING?!"

Darren tidak tau kenapa laki-laki yang mengaku kekasih Asya itu tiba-tiba datang dan menghajarnya, tidak cukup sampai di sana, ia juga merampas jaket yang Darren kenakan untuk menutupi rok Asya yang bersih.

Alga langsung membawa Asya keluar kelas tadi, ia juga yang menyuruh Asya berdiri diam sambil membelikannya beberapa pembalut dari kantin. Tanpa perduli dengan tatapan orang-orang. Sekarang entah kemana ia pergi.

"JAWAB! MANA JAKET GUE?!" seru Darren lagi.

Asya meringis kecil. "N-nanti aku ambil balik dari Kak Renata, kamu tenang aja."

Darren menghela nafas, ia mengacak rambutnya kesal. Lagi-lagi, ia terkena sial.  "INI BARU HARI PERTAMA ANJING. GIMANA BERIKUTNYA?!"

*****

"Al, ini jaket lo," Renata menyodorkan jaket hitam itu pada Alga. Sayangnya cowok itu tidak memperhatikannya, ia sibuk mengobrak-abrik segala obat-obatan di dalam lemari UKS.

"Nyari apa?" tanya Renata.

Alga berbalik pada Renata, menatap perempuan itu. "Kalau sakit hari pertama, lo ngelakuin apa?"

Pertanyaan itu membuat kening Renata berkerut. Butuh beberapa saat untuk menangkap maksud Alga. Gadis itu tersenyum malu. "Kenapa nanya tentang gue? Biasanya lo nggak perduli tuh," ada nada merajuk pada kalimatnya.

"Gue ... biasanya lebih banyak tiduran, terus pengen di sayang-sayang karena moodnya jelek, gue bisa seharian tiduran doang di kamar," Renata mengulum senyum. "Lebih nyaman kalau sambil di usap-usap kepalanya sama orang lain."

"Oke."

Alga berlalu keluar karena ia tidak membutuhkan obat lagi.

"Al, ini jaket lo!" teriak Renata. "Hampir aja kotor, cewek sinting itu bisa-bisanya bawa ini ke toilet. Lo kan sayang banget sama benda ini."

"Bukan punya gue," jawab Alga tanpa repot-repot berbalik. "Punya gue ada di rumah."

*****

"Gue salah denger gak sih? Kayaknya Kak Alga tadi bilang lo ceweknya," Gisella mengorek telinganya sambil berfikir dalam.

Darren yang duduk di belakang mereka menyahut. "Emang--- AKHH!" cowok itu menjerit saat sebuah pensil mengenai keningnya, Asya menatap Darren penuh peringatan.

"Kak Alga gak bilang gitu, dia cuma bilang 'siapa yang berani ganggu cewek di hari pertamanya', dia cuma bilang gitu," ucap Asya.

Gisella yang percaya saja membuat Darren berdecih. Kelihatan saja dewasa padahal Gisella itu bodoh, gampang di tipu, biang onar, bangor, biang gosip, bocah gila. Darren mengenalnya sejak lahir. Dan tetap saja ia kesal karena sikapnya tidak mengalami kemajuan.

"Kalau lo jadi korban penculikan atau korban mutilasi gue nggak akan kaget, Sel," ucap Darren.

"Diem! Cowok gak di ajak ngomong. Lo gabung deh sama batang-batang lain di belakang, ngapain duduk di sini sih?" ketus Gisella.

"Ngawasin lo," balas Darren seraya menatap Gisella tajam. "Gue bakal bales dendam. Kelakuan jelek lo bakal gue rekam dan aduin ke bokap lo! Gue gak mau menderita sendirian."

"Bangsat," umpat Gisella. "Kita liat siapa yang bakal paling banyak buat masalah, lo atau gue!" tantangnya.

"Udah pasti lo lah," Darren tertawa. "Gue udah jadi anak baik sekarang."

Gisella semakin kesal. "Kalau nyatanya lo yang lebih parah, gimana?"

"Kalau gue menang lo harus janji menjauh ribuan kilometer dari mata gue! Dan kalau lo menang, gue bakal belanjain lo sebulan penuh," ucap Darren.

"Gak," tolak Gisella mentah-mentah. "Kalau gue menang lo harus jadi cowok gue. Titik!"

Hening. Gisella terkejut dengan ucapannya sendiri, Asya juga, sementara Darren malah tertawa mengejek. Tawanya menyebalkan.

"Oke. Gue bakal jadi cowok lo," ujar Darren tenang lalu mengangkat sudut bibirnya. "Itupun kalau lo menang."

Asya yang menjadi saksi dari awal kisah mereka hanya menyunggingkan senyum haru. "Oh, gini rasanya nonton FTV secara langsung?" gumamnya.

"Wei, Bondan!" seseorang memanggil dari pintu membuat semua menoleh termasuk Asya. Asya tidak mengenalnya karena mengenakan topeng kain semuka. Hanya terlihat matanya saja.

"Kak Aji?" tebak Asya setelah menganalisa suaranya.

"Keluar lo! Temuin gue sama Ethan di rooftop!" Aji menunjuk seorang siswa yang duduk di pertengahan barisan kedua. "Berani-beraninya lo ngatain gue kaya kodok! Satu lawan satu kita!"

Bondan malah tertawa. "Lo liat aja muka lo sendiri, Bang!" ucap cowok itu menunjuk topeng Aji. "Berasa hidup di jaman Siti Nurbaya lo pake cadar segala?" ejeknya.

Bondan menghentikan tawa lalu berbicara serius dengan nada yang biasa ia dengar di film. "Buka kain malingmu Aji, calonmu harus melihat wajahmu."

"BANGSAT! SINI LO!" amuk Aji semakin kesal. Setelah itu kelas Asya riuh memisahkan perkelahian antara Aji dan Bondan. Mereka tampak dekat, Aji emosi sementara Bondan terus tertawa dan mengejeknya habis-habisan.

Asya bertepuk tangan pelan. "Aku suka keributan."

"Bocah sinting," ucap Gisella.

"Kenapa Bang Aji pake topeng?" tanya Darren entah pada siapa. Karena teman sebangkunya sudah pergi ke sana untuk menonton perkelahian itu.

"Entah," jawab Gisella. "Kak Ethan juga pake katanya."

Asya menyahut. "Siapapun penyebabnya wajib banget di laknat dengan kejam. Sayang banget muka seganteng itu harus di tutup."

"Eh, Kak Aji sama itu cowok deket?" tanya Gisella tiba-tiba.

"Aji temennya di mana-mana kali, anaknya humble abis. Sering buat party gratis juga," ucap Darren. "Norak, katanya ratu gosip. Gitu aja gak tau."

Daripada mendengarkan perdebatan mereka atau menonton keriuhan di kelasnya, Asya lebih tertarik melihat ponselnya yang tiba-tiba saja bergetar.

3 Unread message ...

Kak Alga : Temenin gue
Kak Alga : UKS
Kak Alga : Sekarang

*****

BZIRRR ALGA MAU NGAPAIN LAGI 😭

Oke, sejauh ini siapa karakter favorit kalian?

Siapa kapal kalian di cerita ini? Sebutkan!

Nilai cerita ini dari 1-10!

NEXT?! 2K KOMEN LAGI>>>

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

11.2K 1.3K 7
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir. 'Mengerikan' itulah...
137K 16.2K 31
[END] Hanya kisah tentang dua orang tsundere dan suka denial yang sering dipertemukan. Apakah hanya kebetulan atau memang sudah takdirnya? Karena pad...
1.4M 68.8K 114
Hidup dalam kemewahan tak serta merta membuat sang pewaris tunggal perusahaan Minyak L'louch Co. merasa bahagia. kurang perhatian dan keinginan yang...
5.8M 246K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...