I Became The Villains

By imbebyona

2.1K 698 173

Peppermint Snowy, Antagonist dalam novel berjudul The Pursuit Of Love yang akan berakhir tragis ditangan suam... More

• End Of Life
• Failed Escape
• Attention
• Felix?

• Mimpi Buruk

400 123 18
By imbebyona

Jangan lupa vote dan komen, guys.

Happy Reading.

***

Tyra berdiri mematung dengan pandangan tertuju pada luar jendela kamarnya, netranya menatap taman kediaman Wesley yang sudah terbengkalai tak diurus, katanya Duke Leonard sendiri yang tidak ingin ada yang merawat taman itu.

Entahlah Tyra juga tak tahu alasannya apa.

Semenjak bangun, Tyra sudah seperti orang gila lepas kandang ketika mendapati dirinya bukan berada dikamarnya melainkan dikamar asing yang terkesan kuno.

Ia berusaha berpikir keras bagaimana jadinya sampai dirinya bisa berada ditempat ini. Sampai akhirnya satu pemikiran terlintas dibenaknya, tak ingin berlama lama ia pun melihat pantulan dirinya dikaca besar yang terletak disudut kamar, dan Tyra yakin seratus persen kalau dirinya benar benar mengalami transmigrasi seperi dinovel novel yang ia baca.

Dan hingga saat ini tak ada yang Tyra lakukan selain termenung meratapi nasip sialnya yang memasuki tubuh antagonist yang akan dipenggal pada akhir novel.

Tyra cepat cepat menyusun rencana agar dia bisa pergi dari sini secepatnya, tanpa ketahuan sedikitpun.

Cklek.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok Ella yang terkejut mendapati nyonyanya berdiri didekat jendela dengan pandangan kosong.

Tiba tiba Ella bersimpuh dibawah kaki Tyra, hal itu memicu keterkejutan dari gadis itu bahkan Tyra sempat mundur selangkah.

"Nyonya, maafkan saya. Saya tahu saya salah, tapi saya mohon maafkan saya, saya terpaksa melakukan itu." Ella terisak pelan, ia sungguh menyesali perbuatannya yang menuruti kemauan wanita tua itu untuk meracuni Duchessnya, untuk sekarang Ella siap dihukum apapun hukumannya.

Tyra mengernyit. "Maksudmu? Melakukan apa?" Tyra bingung, sungguh ia tak mengerti apa yang wanita itu ucapkan.

Ella menghentikan tangisnya sejenak, wanita itu menatap Tyra yang juga menatapnya. "Saya yang sudah meracuni nyonya!" jawabnya kemudian menunduk dalam.

Tyra mengangguk mengerti. "Ooh!" namun tak lama matanya melebar nyaris keluar dari tempatnya. "Kau, kau yang meracuni Snow-maksudku aku, kau yang meracuniku?"

Ella mengangguk polos.

"Kenapa kau melakukannya?"

Setahu Tyra, Ella benar benar setia pada Snowy sampai akhir hidup gadis itu, bahkan diakhir cerita Ella mengalami depresi berat ketika menyaksikan langsung majikannya yang dipenggal didepan umum.

Mengingat bagian itu sontak Tyra bergidik ngeri.

"Saya terpaksa nyonya, dia akan membunuh semua keluarga saya ketika saya tidak menurutinya."

Tyra mendudukkan dirinya dilantai membuat Ella menahannya. Namun, Tyra tetaplah Tyra yang keras kepala. "Siapa dia? Apakah nenek lampir?"

Tepat sasaran, eh. Ella buru buru mengumpati pikirannya yang tiba tiba mengiyakan, dalam diam dia menertawakan wanita yang baru saja Tyra sebut nenek lampir.

"Bagaimana nyonya tahu kalau dia seorang wanita tua, dan sudah nenek nenek?"

Tyra melongo ditempat, ia tak menyangka kalau tebakan asalnya itu benar. "Aku hanya menebak."

Ella mengangguk paham. "Apa nyona akan menghukum saya?" tanyanya dengan ketakutan yang kentara.

Tyra tampak berpikir, sembari meletakkan ujung telunjuknya pada bawah dagunya dengan tatapan keatas. Ella yang melihat itu diam diam memekik gemas. "Ada, aku akan memberimu hukuman yang setimpal!"

Ella meneguk ludahnya susah payah ketika melihat senyum menyeramkan dari gadis itu, namun tak berselang lama ketika Tyra tertawa.

"Kau tegang sekali, wajahmu terlihat seperti sedang dieksekusi."

"Nyonya berhenti, bagaimana kalau ada yang mendengar nyonya tertawa lepas seperti itu." peringat Ella membuat Tyra meredakan tawanya. "Kenapa?"

"Citra nyonya akan memburuk nantinya."

Tyra mendengus, kemudian kembali memandangi luar jendela.

"Emm nyonya, hukuman apa yang akan nyonya berikan?"

Tyra menunjuk taman terbengkalai itu dengan telunjuknya, membuat Ella kebingungan. "Hukumanmu membersihkan taman itu sampai kinclong, dan ya kalo sudah selesai beritahu aku."

Ella membulatkan matanya tak percaya, astaga. Itu perintah atau hukuman, Ella benar benar tak menyangka kejahatan buruknya yang hampir membuat nyawa majikannya melayang itu hanya mendapat hukuman sekecil debu.

Ia benar benar berterima kasih pada duchess baik hatinya itu.

"Kenapa bengong? Cepetan!"

Ella buru buru berdiri kemudian membungkukkan badannya yang nyaris membuat Tyra heran.

"Jangan terlalu membungkuk Ella, atau punggungmu akan terus seperti itu selamanya, kau mau menjadi nenek nenek sebelum waktunya?" Ella menegakkan badannya lalu berjalan cepat keluar kamar membuat Tyra tak kuasa menahan tawanya.

"Gila, gue keren banget anjir. Nyonya Tyra gituloh!" sungutnya dengan mengibaskan rambut panjangnya.

Gadis itu menghentikan tawanya ketika tak sengaja menatap tumpukan buku dimeja yang berada tak jauh darinya.

Meraih buku dengan sampul cokelat itu, kening Tyra mengerut ketika membaca judul yang tertera disampul buku setebal 5 cm itu.

"Hermoso acosador."

Judulnya dari bahasa spanyol, kenapa Tyra tahu, karena sejak SMP Tyra gemar mempelajari berbagai bahasa, terhitung sudah 6 bahasa yang ia kuasai, yaitu inggris, china, jepang, spanyol, korea dan thailand.

Hermoso acosador, yang berarti penguntit cantik, dapat Tyra tebak kalau buku ditangannya ini merupakan novel. Senyumnya terbit, langsung saja gadis dengan gaun putih polos itu mengambil posisi berbaring dengan kaki menjuntai kelantai serta tangan putihnya yang memegang buku.

Sangking larutnya membaca, Tyra tak sadar kalau sedari tadi dirinya tengah diperhatikan oleh pemilik sepasang netra tajam yang menghunus kearahnya seakan sedang mengulitinya hidup hidup.

"Setelah diracuni lalu tak sadarkan diri selama 3 hari, kupikir kau sudah mati."

Tyra cepat cepat menoleh, gadis itu menaruh buku novelnya diatas meja kayu kemudian menatap sosok tampan bak dewa yunani, tapi tunggu, ada yang aneh. Tyra merasa tak asing dengan wajah sempurna itu.

Tyra berdiri kemudian berjalan kehadapan pria yang ia tebak adalah suami Snowy asli.

"Wah wah, ternyata suamiku perhatian sekali, sampai sampai tahu bahwa aku pingsan selama 3 hari."

Leonard memicing tajam dengan tatapan tak lepas dari gadis itu barang sedikitpun, aneh. Ia merasa asing dengan gadis didepannya. Bukan seperti Snowy biasanya yang selalu antusias ketika bertemu dengannya.

"Apa kau merencanakan sesuatu untuk menarik perhatianku, ck! Dasar murahan!"

What the- Tyra melotot dengan mulut terbuka lebar, murahan? Ck, seumur umur Tyra tak pernah dihina apalagi sampai dikatai murahan, sesaat senyum miring gadis itu terbit kemudian berjalan lebih dekat dengan pria tiran itu.

"Is this what is called cheap, right?"

"I'll make sure you're seduced by my cheesy ways!"

Pria itu menegang, wajahnya terlihat mengeras lalu tanpa perasaan mendorong tubuh Tyra yang hanya sebatas dada bidang pria itu, membuatnya mundur beberapa langkah nyaris terjatuh kalau tak ia tahan.

"Jangan bermimpi, aku tak akan pernah tergoda dengan jalang sepertimu!" pungkasnya lalu berbalik badan berniat pergi namun kelakuan Tyra selanjutnya benar benar membuatnya tak habis pikir.

Dengan secepat kilat Tyra menendang kaki Leonard, bukannya tumbang pria itu malah tetap diposisi semula namun bedanya kini Leonard berbalik dengan bersedekap dada, menatap Tyra dengan wajah angkuhnya.

"Kau yakin ingin membuatku terjatuh lalu kesakitan?" tanyanya, dengan menatap Tyra dari atas sampai bawah. "Dengan tubuh cacingmu ini!" lanjutnya.

Tyra mengepalkan tangannya, dengan wajah penuh emosi gadis itu berusaha hendak mencabik cabik wajah tampan orang didepannya, namun tak sempat ketika gadis itu malah menginjak gaunnya sendiri, membuatnya terjatuh menimpa Leonard yang juga tak kalah terkejut.

Kedua sejoli itu saling bertatapan dalam waktu yang lama, Tyra baru tersadar kalau ternyata wajah pria dibawahnya itu benar benar mirip dengan idolanya, Na jaemin.

Rahang tegas, alis tebal dengan netra hitam legam, dan jangan lupakan rambut birunya yang menawan semakin menambah kadar ketampanan pria itu. Namun berbeda dengan akhlaknya yang minus, ck.

"Astaga maaf, aku sengaja! Hehe." Tyra nyengir lucu ketika ditatap tajam olehnya. Gadis itu bangkit dari tubuh Leonard, tapi tak di sangka ia kembali terjatuh ketika rambut panjangnya terkait kalung perak Leonard.

"Ck!" pria itu menggeser tubuh Tyra ke samping lalu melepas paksa kaitan kalungnya dengan rambut halus Tyra.

Namun, sepertinya kalung Leonard dan rambut Tyra itu tak ingin berjauhan, terbukti dari susahnya Leonard melepasnya.

"Aww anjir. Pelan pelan, sakit tolol, kau sengaja ya!" umpat Tyra kelepasan, tak lama ia membekap mulut kurang ajarnya yang sudah berani menyumpahi tiran kejam itu.

Alis Leonard menukik tajam, meskipun ia tak tahu bahasa mana yang diucapkan istrinya.

"Sini, biar aku saja!" Tyra menepis tangan Leonard pelan, tentu saja ia tak berani berbuat kasar, dirinya masih sayang nyawa.

Leonard membuang muka ke. sembarang arah, membiarkan gadis itu melepas kaitannya.

"Sudah!" pekik Tyra, kemudian berdiri begitupun Leonard yang langsung melenggang pergi.

Tyra mendengus. "Tak tau terima kasih!" gumamnya.

Ketika membuka pintu besar itu, Leonard dikejutkan dengan dua orang yang diam diam menguping, Ella yang ia tahu adalah pelayan pribadi istrinya dan juga pengawal yang bertugas menjaga pintu depan kamar Snowy.

"Kalian ingin mati, hah!" ancamnya membuat kedua orang itu gelagapan.

"Maaf, tuan Duke."

"Sekali lagi aku melihat kalian menguping pembicaraan, akan kupenggal kalian satu persatu." setelah membuat aura mencekam, pria berjubah biru itu berlalu dari sana membuat Ella bernafas lega.

Tyra yang tak sengaja mendengar ancaman Leonard tiba tiba menahan nafasnya, baru ancaman belum lagi kalau benar benar dipenggal, gimana tuh rasanya? Batinnya bertanya.

"Nyonya?" Ella masuk kedalam kamar, tak lupa menutup pintu. "Saya sudah menyelesaikan hukuman saya, nyonya."

Tyra mengangguk saja sebagai respon, lalu kembali membaringkan badannya dikasur Snowy, hingga tak lama gadis itu terlelap menuju alam mimpi.

***

Tyra terbangun ditempat asing dengan banyak orang di sekelilingnya, lebih tepatnya ia sekarang berada dihalaman luas dengan tangannya dirantai.

Tyra jelas berteriak minta dilepaskan, namun sayangnya tak ada orang yang mau mendengarkan teriakannya, bahkan mereka cenderung menatap sinis kearahnya.

Ia benar benar bingung dengan apa yang menimpanya sekarang, setahunya. Tadi ia sedang terlelap tapi bangun bangun ia sudah berada disini.

"Bunuh wanita iblis itu!" teriakan beberapa orang yang tertuju padanya semakin membuat tubuhnya bergetar.

Didepannya, berjalan seorang pria bertubuh tegap yang Tyra tebak adalah Duke Leonard. Pria itu berjalan angkuh kearahnya, kemudian mengambil pedang dengan ujung lancip sembari tersenyum miring padanya.

"Tunggu ajalmu, wanita sialan!"

Tyra kembali memberontak ketika pedang lancip itu diarahkan padanya, gadis itu menangis kuat kuat sembari menggigit bibir bawahnya, kejadian ini mirip dengan novel 'The Pursuit Of Love' pas ending, atau memang ini sudah endingnya?.

"Duke, saya mohon ampuni Duchess, dia pasti tidak sengaja melakukannya." ucap Yuqi memohon, gadis bergaun pink itu berusaha membujuk Leonard. Namun sayang, hal itu tak membuatnya berubah pikiran.

Tyra menatap gadis berambut blonde itu takjub, bagaimana tidak, visualnya tak main main pantas saja Duke yang terkenal kejam itu sampai bertekuk lutut padanya.

"Tidak baby, wanita jalang ini harus menanggung akibatnya. Dia sudah berani menyakitimu!" desisnya tajam.

Yuqi menunduk, gadis itu mundur selangkah kemudian menatap Tyra seolah meminta maaf. Tyra tahu bahwa pembawaan Yuqi memang sebaik itu, bukannya marah karena sudah dilukai gadis itu bahkan ingin mencoba menyelamatkannya.

Memang pemeran utama yang sempurna.

Tanpa Tyra sadari, gadis itu diam diam tersenyum kemenangan. Yuqi bersorak dalam hati ketika melihat lawannya akan mati sebentar lagi.

"Apa kata kata terakhirmu, Duchess Snowy?" pertanyaan yang tersirat akan ejekan itu keluar dari mulut Leonard.

Tyra mematung ditempat, tak tahu harus berbuat apa. Pasrah, akhirnya gadis itu memejamkan matanya ketika pedang pria itu mengayun kemudian memenggal leher putih mulusnya.

Bless!

Kepalanya terpisah dari tubuh, meninggalnya Duchess yang terkenal jahat itu membuat banyak orang bersorak gembira, terutama Yuqi yang sangat puas melihatnya.

***

"ARGH!"

Tyra terbangun dengan nafas memburu, ia memegang lehernya yang masih utuh beralih melihat cermin besar untuk memastikan.

Dan ternyata tubuhnya memang baik baik saja, kepalanya juga tak penggal. Akhirnya Tyra bisa bernafas lega ketika menyadari bahwa kejadian barusan hanyalah mimpi.

Namun, rasa takut dan sakit itu masih terekam jelas dalam ingatannya. Ketika pedang lancip Duke Leonard menebas lehernya, Tyra bergidik ngeri, kemudian duduk diujung tempat tidurnya.

"Gimanapun caranya gue harus pergi dari tempat ini, gue gak mau mati lagi!" gadis itu buru buru mengemasi gaun gaun milik Snowy asli, lalu memasukkannya kedalam tas, tak lupa membawa perhiasan dan beberapa riasan wajah.

Ia bertekat akan pergi dari sini kemudian menetap disebuah desa dan hidup bahagia. Memikirkan itu membuat Tyra tersenyum lebar.

Ia melihat jendela kamarnya yang ternyata sangat tinggi, Tyra tebak kalau kamar yang ia tempati ini berada dilantai atas, lalu bagaimana caranya ia bisa kabur, tak mungkinkan kalau ia loncat dari atas, bukannya selamat Tyra malah inalillah.

"Buruan ogeb, mikir! Gimana caranya biar gue bisa kabur?" Tyra mondar mandir frustasi, tak lama ia memandangi pintu besar di sampingnya, mau tak mau Tyra keluar jalan pintu depan.

Mengangkat barangnya dengan susah payah, Tyra melempar tasnya kebawah, terdengar bunyi duk! Membuat gadis itu terperanjat.

Setelahnya, Tyra segera keluar kamar dengan terburu buru, ia menatap pengawal yang berjaga didepan kamarnya.

"Aku hanya ingin ketaman belakang!" sebelum bertanya, Tyra terlebih dahulu bersuara membuat pengawal itu meredam pertanyaannya.

Gadis itu berlalu pergi, dengan berjalan mengendap endap Tyra akhirnya berhasil sampai ditaman belakang ia meloncat kesenangan, saat akan mengambil tasnya yang berisi barang barang Snowy asli, Tyra di kagetkan dengan suara bariton yang terdengar menginterupsinya.

"Sedang apa, kau?"

Deg.

***

Jangan lupa vote dan komennya.

Gimana menurut kalian bagian ini?


Snowy

Yuqi gidle as Yuqi Zephyra

See you...

Continue Reading

You'll Also Like

Ken & Cat (END) By ...

Historical Fiction

7.8M 792K 53
Catrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka...
33.5K 2.3K 20
Pelacur, wanita penghibur, murahan, atau apapun yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Awalnya seperti itu, s...
Adelaide By BulanYasinta95

Historical Fiction

2.3M 244K 89
Historical - Fiction x Romance (Judul sebelumnya : Call Me When You're High) Ratu Adelaide Caroline Stuart tak pernah merasa keberatan dengan keberad...
525K 78.7K 109
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...