Mualafnya Seorang Gadis Nakal...

By Nailaptnh

971K 43.8K 896

©Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang •Plagiat? Dosa! ⚠️TAHAP REVISI⚠️ (SELESAI) = Sudah di Revisi ✔️ = Belum R... More

Pemberitahuan
1) Rencana Mualaf (SELESAI)
2) Keputusan yg Sudah Bulat (SELESAI)
3) Mengemasi Barang (SELESAI)
4) Resmi Mualaf (SELESAI)
5) MSGN (SELESAI)
6) MSGN (SELESAI)
8) MSGN (SELESAI)
9) MSGN (SELESAI)
10) MSGN (SELESAI)
11 ) MSGN (SELESAI)
12) MSGN (SELESAI)
13) MSGN (SELESAI)
14) MSGN (SELESAI)
15) MSGN (SELESAI)
16) MSGN (SELESAI)
17 ) MSGN (SELESAI)
18) MSGN (SELESAI)
19) MSGN✔️
20) MSGN (SELESAI)
21) MSGN (SELESAI)
22) MSGN (SELESAI)
23) MSGN (SELESAI)
24) MSGN (SELESAI)
25) MSGN✔️
26) MSGN (SELESAI)
27) MSGN✔️
28) MSGN (SELESAI)
29) MSGN (SELESAI)
30) MSGN✔️
31) MSGN ✔️
32) MSGN (SELESAI)
33) MSGN (SELESAI)
34) MSGN (SELESAI)
35) MSGN (SELESAI)
36) MSGN (SELESAI)
37) MSGN (SELESAI)
38) MSGN (SELESAI)
39) MSGN (SELESAI)
40) MSGN (SELESAI)
41) MSGN (SELESAI)
42) MSGN (SELESAI)
43) MSGN (SELESAI)
44) MSGN (SELESAI)
45) MSGN (SELESAI)
46) MSGN (SELESAI)
47)MSGN (SELESAI)
48)MSGN (SELESAI)
49) MSGN (SELESAI)
50) MSGN (SELESAI)
51) MSGN (SELESAI)
52) MSGN (SELESAI)
53) MSGN (SELESAI)
54) MSGN (SELESAI)
55) MSGN (SELESAI)
56) MSGN (SELESAI)
57) MSGN (SELESAI)
58) MSGN (SELESAI)
59) MSGN (SELESAI)
60) MSGN (SELESAI)
61) MSGN (SELESAI)
62) MSGN (SELESAI)
63) MSGN (SELESAI)
64) MSGN (SELESAI)
65) MSGN✔️
66) MSGN✔️
67) MSGN✔️
68) MSGN✔️
69) MSGN✔️
info
Perhatian!
70) MSGN✔️
MSGN ENDING
🤭
Minta tolong dong:)
Plagiat
Infoo
EKSTRA PART
SPESIAL
Cerita Baru

7) MSGN (SELESAI)

15.7K 830 10
By Nailaptnh

Assalamualaikum 🙏🏻

tanpa berlama-lama kita buka kembali cerita di chapter 7 dengan Judul "Masih di hari pertama"

Eh...JANGAN LUPA VOTE NYA⭐

SELAMAT MEMBACA ⭐☝️😘

***************

Setelah bersiap-siap, mereka berempat yakni Faya, Syiara, Wina, dan Syafiah berangkat ke masjid. Jarak antara masjid dan asrama tidak terlalu jauh.

"Assalamu'alaikum," tutur tiga gadis yang juga sedang berjalan menuju masjid.

"Wa'alaikumussalam," jawab Faya, Syiara, Wina, Syafiah.

"Ini murid barunya ya Fiah?" tanya salah satu dari mereka yang namanya Mira.

"Iya Mir, kenalin ini Syiara dan Faya," ucap Syafiah, Faya serta Syiara tersenyum menanggapi.

"Semoga betah di pondok ya Faya, Syiara," ucap gadis lainnya yang bernama Lia.

"Terimakasih ya," jawab Syiara dan Faya seraya tersenyum.

"Ayo ke masjid bareng, ntar kita telat," ucap Wina lalu menarik tangan Faya duluan, dan Faya hanya pasrah saja. Ini si Wina milih-milih teman, mentang-mentang si Faya lebih cakep dari teman-temannya yang lain.

Sesampainya di masjid, mereka mencari saf paling depan.

Adzan mulai terdengar, kali ini adzannya berbeda dari biasanya, karena yang sedang adzan adalah Gus kecil yaitu Gus Fahmi.

"Itu yang adzan siapa?" tanya Faya sedikit berbisik kepada Syafiah.

"Kalau lagi adzan tuh jawab ga usah nanya-nanya," sewot gadis dari belakang mereka, Faya tersenyum canggung mendengar ucapan dari gadis di belakang mereka.

"Maaf," ucap Faya yang jadi merasa tidak enak.

"Gus Fahmi Fay," lontar Syafiah, yang membuat Faya hanya mengangguk-anggukan kepala.

Setelah selesai sholat ashar, ada pengajian sebentar dan yang membaca Qur'an kali ini juga adalah Gus Fahmi, dia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan suara yang merdu membuat siapa yang mendengarkannya men tenang, sama seperti Faya dan Syiara. Setelah pengajian selesai, para santri kembali ke kamar asrama masing-masing.

Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 sore. Para santriwati mulai memasak di dapur, karena seperti yang diucapkan Syafiah tadi, kalau hari ini adalah jadwal mereka memasak, jadi mereka sekarang sudah berada di dapur dengan Wina yang sedang menghaluskan bumbu-bumbu, Syafiah yang sedang memasak lauk-pauk, serta Syiara yang sedang memasak nasi, dan Faya, ya gadis itu tidak tau caranya memasak.

"Faya kok nggak kerja?" tanya Wina sambil mengulek-ulek cabai, bawang serta bahan lainnya.

"Emm, aku nggak bisa masak," jawab Faya dengan gugup dia sedikit takut dan gugup.

"Masak doang nggak bisa, gimana kalau udah nikah, dasar anak kota manja," cibir seseorang yang sama dengan yang menegurnya dimasjid tadi, dia adalah Amel.

"Kamu itu ngapain di sini? Nggak usah ganggu, sana pergi, hushh," usir Wina, dia tidak suka dengan gadis itu, dan itu dari dulu.

"Aku ke sini juga cuman mau minum, males ngeliat kamu yang sok kecantikan, terus si Fiah yang sok kerajinan, terus itu siapa anak baru yang sok polos, apalagi ngeliat anak kota yang manja kayak dia," papar Amel dengan mulut pedasnya, lalu berlalu dari arah dapur dengan cepat, karena Wina sudah hampir melempar cangkir yang ada didekatnya ke wajah Amel.

"Gak usah dengarin si Mak lampir," ujar Wina. dia memang tidak suka dengan mulut si Amel itu, apalagi si Amel itu merasa yang paling terbaik.

"Iya, dia memang kayak gitu, jadi jangan masukin hati ya," ucap Syafiah dengan tersenyum.

"Iya gapapa," jawab Syiara dengan tersenyum manis.

"Nyesel gue nggak belajar masak dulu sebelum masuk pesantren," gumam Faya dalam hati. Dia merasa benar-benar menyesal.

"Faya, sekarang kamu istirahat aja nanti yang masak kami bertiga, lain kali nanti kami ajarin kamu masak," ucap Wina yang masih mengulek-ulek Bumbu-bumbu.

"Tapi..."

"Gak papa, sana kamu istirahat," sela Syafiah ikut menimbali.

"Faya kamu masuk aja ya," ucap Syiara, dan mau tak mau Faya kembali ke kamar mereka.

"Assalamu'alaikum," ucap Faya yang berpamitan terlebih dahulu sebelum pergi dari sana.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka bertiga serempak.

Faya tidak masuk ke kamar, melainkan menyendiri diteras depan kamar mereka, dengan menyenderkan kepalanya di pilar penopang.

(Ngerti kan, pilar penopang itu yang mana?semoga ngerti ya:)

Dia melihat orang-orang disana sedang asik, ada yang sedang berbincang disebelah sana sedikit jauh dari tempat dia duduk, ada yang sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, ada juga yang sedang bersholawat. Sedangkan Faya, dia hanya melamun karena dia tidak bisa bersholawat, bahkan membaca Qur'an saja dia belum terlalu bisa.

"Harusnya sebelum kesini aku belajar masak dulu. Nyesel banget," gumam Faya.

Sementara di ndalem, Ummi Ziana sedang berusaha mencari dompetnya, dia harus ke pasar karena bahan makanan santri putra sudah habis dan dia belum masak juga.

"Ummi lagi nyari apa?" Tanya Kyai zafran yg melihat istrinya mondar-mandir.

"Dompet, ummi lupa taruh dimana." Ucap ummi ziana yg masih mencari-cari dompetnya.

"Itu di meja depan."

"Astagfirullah, ummi lupa." Ucap ummi ziana dan langsung menuju ke meja depan menggambil dompet nya.

"Abi, ummi ke pasar dulu, bahan makanan santri putra udah habis." Pamit Ummi Ziana kepada Kyai Zafran

"Udah sore ummi, biar Abi antar." Tawar Kyai Zafran yang berniat mengantar sang istri.

"Tidak usah bi, cuman sebentar, lagipula pasarnya tidak terlalu jauh, nanti ummi ngajak santri putri." Ucap Ummi Ziana yang disetujui oleh Kyai Zafran.

"Ummi berangkat, Assalamualaikum." Pamit Ummi Ziana setelah menyalim tangan Kyai Zafran.

"Waalaikumussalam." Jawab kyai zafran.

Ummi ziana berjalan kearah asrama santri Wati dan berhenti tepat didepan kamar salah satu santri Wati.

"Assalamualaikum." Salam Ummi Ziana sambil mengetuk pintu, karena melihat pintu kamar tertutup, Mungkin saja mereka sedang istirahat di dalam.

"Waalaikumussalam." Jawab seseorang dari arah belakang Ummi Ziana, yang membuat Ummi Ziana sedikit terkejut dan menoleh ke arah belakang.

"Astagfirullah," gumam ummi ziana karena keterkejutannya.

"Kenapa Ummi?" Tanya gadis yang tadi sedang duduk, namun sekarang sudah berdiri. Dia adalah Faya.

"Faya, mana Syafiah?" Tanya Ummi Ziana, Ummi Ziana memang sudah tau nama dari santri baru didepannya ini.

"Lagi didapur Ummi." Jawab Faya sopan, setau Faya dari internet, kalau istri dari kyai itu boleh dipanggil ummi dan nyai, karena menurut Faya lebih enak dipanggil ummi jadi ummi saja lah.

"Memang ada apa ummi, nanti Faya sampaikan ke fiah," sambungnya.

"Ummi hanya mau ke pasar, tapi mau minta tolong fiah buat ikut sama ummi, karena fiah lagi di dapur, ummi sendiri saja." Ucap Ummi Ziana, dia masih tidak ingin meminta bantuan kepada Faya karena Faya baru sampai tadi.

"Biar Faya yang nemenin ummi, boleh?" Tanya Faya dengan ragu-ragu.

"Boleh." Jawab ummi Ziana Seraya tersenyum senang, dia tidak menyangka Faya dengan sukarela ingin menawarkan bantuan. "ayo." sambung Ummi Ziana.

Bersambung....

______

Xixixi 😁 vote nya guyss⭐
Hehe

Oke, assalamualaikum

Continue Reading

You'll Also Like

502 116 12
Kisah seorang pria berkursi roda dan artis idolanya yang tampan rupawan
2.6K 284 21
Bagaimana jadinya jika kamu dijodohkan dengan seorang Idol yang sangat terkenal namun kamu tidak menyukainya? Dan bagaimana jadinya jika kamu seorang...
25.1K 1.4K 33
Cerita ini menceritakan tentang wanita yang di nikahi bukan karena CINTA melainkan harapan. Ya, harapan akan sesosok malaikat kecil yang di impikan u...
1.2M 25.9K 24
Yusuf Kuswanto, 35 tahun. seorang duda yg ditinggal pergi oleh istrinya saat melahirkan sang buah hati Ery Putri Kuswanto. anaknya sensitif dengan su...