ALGASYA ; STEP BROTHER

Galing kay jiaathe

12.4M 763K 380K

Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sej... Higit pa

Prolog
1 || Adik Tiri
2 || SMA Langit Abadi
3 || Monster
4 || Ketua OSIS
5 || Malam Mencekam
6 || Gudang Sekolah
7 || Tragedi Ulang Tahun
8 || Mabuk
9 || Peluk
10 || Cemburu
12 || Ruang OSIS
13 || First Day
14 || UKS
15 || Berbahaya
16 || Lipbalm
17 || Sakit
18 || Rokok
19 || Saingan
20 || Kemarahan Alga
21 || Without Me
22 || Ekskul
23 || Dusk Till Down
24 || Ungkapan
25 || Ugal-Ugalan
26 || Khawatir
27 || Hadiah
28 || Hurt
29 || Scared
30 || Persaingan
31 || Gorila Mesum
32 || Obsessed
33 || He's Crazy
34 || Penjara Algara
35 || Step Brother
36 || In Her Room
37 || 99%
ALGASYA UPDATE
38 || Be careful! He's Crazy
39 || The Darkness
40 || I Kill You
41 || Benci
42 || Hukuman
43 || Penyesalan
44 || Sadar
45 || You Can't Leave Me!
46 || Bukan Aku
INFO PENTING
47 || Asya Kecewa
48 || Dimaafkan?
49 || Terungkap
50 || Pergi
PRE-ORDER NOVEL ALGASYA DIBUKA
51 || Dia Laki-laki Terbaik
New Story

11 || Pacar

277K 17.3K 3.4K
Galing kay jiaathe


Aku punya satu pertanyaan, jari kalian gak apa-apa kah? GERCEP AMAT.

Okeyy, ini dia double update sesuai janjiii. Love you, Jeder!😍

Untuk pendatang baru, mengklik cerita ini sama dengan menjadi Jeder alias Jia readers HUAHAHAHA.

****

BUGH!

Hening, Aji tersungkur saat seseorang mendatangi rooftop dengan langkah cepat lalu langsung menariknya berdiri dengan kasar disusul sebuah pukulan keras yang mendarat di wajahnya.

"Shh, anjing," Aji meringis, dia menatap bingung Alga yang datang dan tiba-tiba menonjoknya begitu saja. "Lo kenapa sih?"

Alga menarik Aji berdiri dengan paksa.

BUGH!

Pukulan keras Alga kembali mengenai sisi wajah Aji yang lain. Ethan melempar buku di tangannya lalu berdiri dan segera menarik Alga yang hampir kembali melayangkan pukulannya.

"Kenapa?" tanya Ethan sambil menahan bahu Alga kuat. Alga tetap memasang wajah datar sambil memandang lekat wajah Aji.

"Kenapa lo nomor satu?" tanya Alga membuat kedua temannya bingung. Alga melihat wajah Aji sekali lagi, masih kurang, dia mendorong Ethan dan kembali memukul Aji hingga sudut bibirnya terluka.

Alga menatap puas, dia lalu melirik Ethan dan berbicara tanpa dosa. "Liat mukanya Aji, udah jelek belum?"

"Hah?" Aji menggumam bingung.

Ethan sungguhan menilai laki-laki itu. "Enggak, masih cakep. Tambah keren malah ada lebam-lebam jadi keliatan tangguh."

"ETHAN SETAN!" bentak Aji karena detik selanjutnya Alga kembali menghajar wajah Aji lebih kuat. Melihat tidak ada yang serius, Ethan sedikit tertawa. Dia fikir Alga marah pada Aji, tapi ternyata tidak.

"Udah jelek?" Alga kembali bertanya pada Ethan. Aji meringis sambil memelototi Ethan, berharap laki-laki itu tidak menambah beban di wajahnya.

"Udah, meski masih keliatan manis sedikit. Mukanya jadi kasian, bikin prihatin," jawab Ethan.

BUGH!

Jawaban Ethan membuat sebuah pukulan terakhir kembali mendarat di wajah Aji. Setelah itu Alga baru merasa puas.

"Al, andai lo gak ngasih gue mobil kemarin udah pasti lo juga babak belur sekarang," gerutu Aji sambil bangkit dari posisinya, memegang wajah yang ngilu.

Tidak sampai di sana, Alga mengambil papperbag yang sudah ia suruh Damian untuk siapkan. Alga melempar benda itu dan langsung ditangkap oleh Aji dengan cekatan.

Ethan ikut mengintip isinya lalu langsung mengejek Aji. "Rasain lo," ucapnya.

"Lo nyuruh gue jadi maling?" tanya Aji tercengang sambil mengangkat topeng kain hitam beserta topi dengan warna yang sama.

"Pake itu di sekolah mulai sekarang. Jangan nunjukin muka lo ke siapapun," titah Alga mutlak.

Aji makin tercengang. "Sakit jiwa lo anjir!" kesalnya. "Muka gue ini aset, yakali gak bisa gue bawa kemana-mana!"

"Nurut aja, muka lo lagi jelek sekarang. Lebih bagus ditutup kan?" Ethan menepuk-nepuk bahu Aji, sama sekali tidak menghiburnya.

"Lo juga," Alga melempar papperbag satu lagi untuk Ethan. "Lo nomor dua, jadi tutup muka lo selamanya!"

Aji langsung tertawa sejadi-jadinya. "Mampus lo!"

"Gue gak di pukul juga, kan?" tanya Ethan memastikan. Detik itu juga Ethan merasa harus melakban mulut sialan ini karena setelahnya Alga langsung menyeringai dan meregangkan tinjunya.

"Ide bagus," ucap Alga sambil melangkah maju.

BUGH!

"HAHAHAHA RASAIN LO, NJING!" tawa Aji mengudara begitu puas.

*****

"Al, boleh minta tolong ke aula sebentar gak? Ada yang ketinggalan. Gue sama Renata mau urus penutupan MOS di lapangan," ucap Siska menghampiri Alga yang mengurus beberapa proposal di ruang OSIS.

"Hm," sahut Alga lalu langsung melangkah pergi menuju aula. Sekolah ini sangat luas, aula terletak di ujung. Siska pasti malas bolak-balik hingga meminta bantuan Alga.

Mungkin Alga menyeramkan bagi murid yang tidak mengenalinya secara akrab, berbeda dengan anak-anak OSIS yang sudah sering berhadapan dengan Alga sejak kelas satu.

Benar jika Alga menakutkan. Tapi hanya berlaku ketika marah, sejatinya Alga laki-laki yang hangat dan perhatian. Dia tidak pernah mengabaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua OSIS meskipun sekolah ini miliknya. Alga bertanggung jawab, dia juga punya toleransi tinggi. Bukannya sombong dan sok berkuasa, Alga malah bersikap biasa. Cukup banyak yang nyaman berteman dengannya, apalagi laki-laki itu tidak pelit sama sekali.

Walaupun akhir-akhir ini dia berbeda, sering membolos, sering melewatkan tugasnya di organisasi, bahkan berubah menjadi lebih pendiam dari biasanya. Banyak yang penasaran tapi mereka memilih diam karena enggan membuat Alga tidak nyaman.

Mereka menduga semua itu karena kepergian orang tua Alga. Setahu anak-anak Langit Abadi, Alga hanya punya Papanya saja. Mamanya meninggal setelah melahirkan Alga. Cowok itu pasti merasa sangat kehilangan hingga kepribadiannya memburuk.

"Ikan kekek mak iloi-iloi," suara nyanyian samar terdengar dari dalam aula. "Ikan gelama mak ilai-ilai!"

Semakin mendekat, nyanyian itu semakin terdengar jelas. Alga yakin sekali harusnya aula saat ini sepi karena semua murid baru telah di arahkan ke lapangan. Alga berhenti melangkah saat melihat seorang gadis berlari kesana-kemari sambil mendorong gagang pel. Suara nyanyiannya pun terdengar lepas.

"Asya? Lo ngapain?" tanya Alga marah.

Asya menghentikan kakinya, gadis itu tersenyum lebar dan melambaikan tangannya pada Alga. "Halo Kak Al! Aku kena hukum karena kecoak kemarin," jawabnya.

"Renata?" tanya Alga.

Anggukan Asya membuat Alga menghela nafas panjang. "Taro itu, ikut gue," titahnya lalu melangkah lebih dulu.

Asya mengikuti langkah Alga dengan hati-hati, untungnya sekarang tidak ramai karena semuanya ada di lapangan. Asya masih berusaha merahasiakan hubungan mereka yang sebenarnya.

"Masuk," Alga membuka sebuah pintu dan menyuruh Asya dengan gerakan matanya. "Tunggu gue di dalem, nanti gue kesini lagi."

"Ini tempat apa?" tanya Asya.

"Ruang OSIS, semua sibuk di lapangan. Lo di sini aja."

"Tapi---"

"Masuk Asya," ucap Alga penuh penekanan.

Asya mengangguk lalu melangkah masuk untuk menunggu Alga. Laki-laki itu langsung pergi setelah memastikan Asya duduk nyaman di sana. Alga datang menghampiri Renata di lapangan lalu menariknya menjauh sebelum acara penutupan dimulai.

"Al, ada apa?" tanya Renata.

"Kenapa lo suruh murid baru buat beresin aula seluas itu?" tanya Alga tanpa basa-basi.

"Asya maksud lo? Cewek super ngeselin itu?" Renata mendadak kesal. Dia melangkah mendekat untuk mengikis jarak. "Al, lo mau tau apa yang gue lihat waktu ulang tahun Aji semalam?" bisiknya.

Renata tersenyum. "Lo gendong cewek itu ke mobil lo," ujarnya. "Gue liat semuanya. Lo suka sama anak baru itu? Lo apain dia semalam? Lo bawa ke kamar?"

"Kalau iya, kenapa?" tanya Alga dingin.

Ekspresi Renata berubah. "Al, lo serius?" tanyanya sedih. "Kenapa harus cewek itu? Lo bahkan baru kenal dia. Kenapa bukan gue aja? Kita udah kenal lama, Al! Gue duluan yang kenal lo daripada cewek itu!"

Alga menghela nafas. "Ini alasan lo ngehukum dia habis-habisan?"

Renata kesal. "Gue dateng sama lo, lo juga yang minta gue jadi pasangan lo buat ke ulang tahun Aji! Gimana gue gak marah kalau ternyata lo pulangnya sama cewek lain?"

Di belakang mereka, Asya mengintip dari sela tembok. Asya berniat ke lapangan karena terus-terusan di telpon oleh Gisella yang khawatir Asya kembali ditindas jika tidak datang. Tapi gadis itu justru melihat Alga dan Renata yang begitu berdekatan.

"Uwah," gumam Asya, dia menatap Renata. "Jangan bilang dia calon kakak ipar aku?"

Merasa ada yang memperhatikan, Alga menoleh dan langsung menemukan wajah Asya menatap mereka lekat. Asya menyengir dan kabur secepat mungkin. Asya tidak mau dimarahi Alga lagi! Jadi dia kembali ke ruangan tadi.

"Oke, gue salah. Maaf untuk semalam," ucap Alga.

Renata tersenyum. "Gue maafin, asal lo temenin gue untuk penutupan."

"Jangan usik Asya, dan jangan kasih tau siapapun soal gue dan dia," Alga berucap dingin. "Atau, gue gak akan ampunin lo," desisnya.

"Oke!" Renata setuju lalu langsung menyeret Alga bersamanya. Langka sekali seorang Alga mau tampil di depan umum seperti ini. Renata merasa beruntung.

Acara dibuka. Namun sebelum semuanya dimulai secara resmi, Renata mengambil mic seraya menatap satu-persatu murid baru yang esok akan menjadi murid resmi SMA Langit Abadi.

"Sebelumnya, kenalin cowok di sebelah gue," Renata menatap Alga. "Namanya Algara Vander Diraja, Wakil Ketua OSIS sekaligus pacar gue," ucap Renata.

Seluruh murid patah hati, padahal mereka jatuh hati pada Alga dengan sekali tatap. Laki-laki tampan itu terlalu mempesona tapi ternyata sudah punya pawang. Bukan hanya murid baru, tapi anak-anak OSIS lain juga terkejut mendengarnya. Meski setelah itu mereka mengucapkan selamat.

"ALGA! AKHIRNYA DI TERIMA RENATA!" pekik Siska senang. "Selamat, Al!"

Di tengah-tengah barisan murid baru, Darren menaikan alisnya. Laki-laki dengan wajah lebam itu menatap Alga lekat. Bukannya laki-laki itu mengaku sebagai kekasih Asya semalam?

"Asya mana?" tanya Darren pada Gisella disebelahnya.

"Gak tau, ini masih coba gue telponin!"

Di depan sana Alga berdecak. Dia mengambil alih mic di tangan Renata.

"Gue udah punya pacar," ucap Alga dengan suara berat. "Dan itu bukan Renata," sambungnya tajam membuat senyum Renata luntur.

****

Double update lunas!

Seperti biasa, 1k komen>>>

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

2.3M 166K 34
18+ Tergiur dengan kartu platinum yang di sodorkan Yoongi padanya, Rachel sampai tak mengecek apa isi surat perjanjian yang ia tanda tangani. Hingga...
1.7M 110K 38
Sebelum baca follow dulu 'Kami datang untuk lawan dan kami rela mati untuk menang.'🏴☠️ Siapa yang tak kenal dengan kalimat tersebut? Semua orang ta...
59.7K 10.4K 11
Sequel/Book II - Maze. Untuk kedua kalinya, Yeonjun dan Soobin kembali terjebak dengan hal yang mengancam nyawa mereka. ➡️07.06.20 28.07.20⬅️ ©2020
1.3M 68.4K 57
Dari kecil hingga ia menginjak remaja, Keysa tidak pernah diizinkan untuk pergi keluar dari rumah. Ia benar-benar seperti burung yang di kurung dalam...