KOSAN GMM (Griya Muda Mudi)

By Sunayflower

878 91 1

Kosan Bapak Tawan yang dibantu kelola sama si bungsu Nanon. Tidak hanya kisah percintaan yang terjadi, kekelu... More

Prolog & Cast
02
03

01

219 21 0
By Sunayflower

Kosan GMM (Griya Muda Mudi) bangunan dua lantai dengan cat berwarna biru langit itu berdiri di lokasi strategis awalnya Kosan ini adalah Kosan Putri namun, dengan satu keputusan besar akhirnya Kosan ini berganti menjadi kosan Pria, Pak Tawan selaku pemilik Kosan pun menugaskan anak bungsu nya untuk tinggal sekaligus merawat Kosan tersebut dengan iming-iming uang jajan tambahan, jelas si bungsu tidak akan menolaknya.

"Ini Kosan baru apa gimana dah kok yang ngisi orang-orang baru semua?" Laki-laki itu duduk di sofa yang disediakan lalu menatap penghuni kosan atau calon teman-temannya.

"Sebenernya ini kosan cewek, terus bokapnya Nanon ngubah jadi Kosan cowok supaya Nanon bisa tinggal disini terus ngurus Kosan ini." Jelas salah satu pemuda disana.

"Nanon?"

"Bang Ohm ngekos disini juga?"

"Iya Perth, deket dari kantor gua yang sekarang, kalo pulang-pergi terus bisa capek dijalan gua." Keluhnya.

"Berarti lu yang paling tua di Kosan ini yang Bang." Laki-laki yang pertama bertanya tadi kini ikut menimpali omongan kedua orang tersebut.

"Iya kayaknya, panggil gua Bang Ohm aja."

"Siap, siap, gua Pond bang." Ucapnya balik memperkenalkan diri.

"Dih, orang nama lu Nara." Pemuda cantik yang sedang menyedot pop ice nya mencibir teman satu fakultas nya itu.

"Lucu juga Nara." Ledek Ohm.

Sontak Pond pun menyenggol pemuda yang mengatakan kata terlarang tadi, lalu pemuda tersebut hanya membalas dengan tatapan sinis.

Dari arah depan terdengar bunyi gerbang yang dibuka secara terburu-buru lalu tak lama langkah kaki orang berlari memasuki Kosan. Nanon, menatap orang-orang yang sedang menatapnya balik dengan keheranan lalu dia mengatur napasnya agar bisa berbicara maklum habis berlarian setelah turun dari ojol mobil.

"Gua Nanon, yang ngurusin Kosan ini dan bakal tinggal disini jadi kalo kalian butuh apapun bisa ketok kamar gua di bawah yang nomer dua, oke." Ujarnya.

"Gua pikir yang punya kosan ini udah bapak-bapak." Celetuk Pond.

"Ya bener Bapak gua yang punya Kosan, lu pikir gua gitu yang punya." Ucapnya menanggapi.

"Kalian udah pada masukin barang ke kamar masing-masing Kan?" Tanya Nanon.

"Udah, cuman mungkin bakalan ada beberapa barang yang nyusul." Nanon yang mendengar itu hanya mengangguk.

"Oh iya, peraturan Kosan nanti aja ya pas makan siang soalnya peraturan nya belom selesai semua."

"Belom selesai semua tuh maksudnya bakalan banyak peraturan Bang?" Tanya Pond.

"Bang, Bang, panggil aja gua Nanon gak usah abang-abang-an. Bukan banyak sih lebih tepatnya ada beberapa peraturan kolot dari Bokap yang mau gua ubah." Jawabnya.

"Phuwin mana Phuwin?" Tanya Nanon.

"Phuwin siapa, Non?"

"Phu- lah cuman tujuh sama gua, satu lagi mana?"

"Ada lagi Non?" Tanya Chimon.

"Bentar, lu pada udah kenalan belom satu sama lain?"

"Udah, ini Bang Ohm, Gua Pond." Ujar Pond.

"Sama semuanya, Nara." Dunk me-rolling kan matanya kesal.

"Ppfft." Joong hanya dapat menahan tawa ketika dua orang tersebut mulai memasang wajah sinis satu sama lain.

"Hmm, yang paling tua deh Bokap bilang ada yang udah kerja disini."

"Saya, kenalin saya Ohm Pawat kalian bisa panggil saya Bang Ohm." Ujar Ohm.

Nanon menatap Ohm dari ujung rambut sampai ujung kaki, hm keren juga.

"Gua Perth Thanapon, panggil aja Perth."

"Gua Chimon, sahabatnya Nanon." Ujar Chimon.

"Gua Pond Naravit, panggil gua Pond, oke." Ucapnya menegaskan kata Pond.

"Gua Joong Archen, panggil aja Joong."

"Lu campuran?" Tanya Pond.

"Blasteran bego, lu pikir dia kucing. Kenalin gua Dunk Natachai bisa dipanggil Dunk." Dunk dan Pond, calon Tom and Jerry nya Kosan ini.

"Bukan blasteran sih tapi gua pernah tinggal lama di Turki." Jawab Joong.

"Oke, udah semua tinggal nunggu Phuwin. Kalian kalo mau lanjut bersih-bersih lagi gak apa-apa, silakan dilanjut. Btw makasih banyak udah mau ngekos disini semoga kalian semua betah." Ucap Nanon.

"Terima kasih kembali Nanon, udah menyediakan Kosan ini buat orang-orang yang seperti kita." Ucap Ohm, jelas saja dia sangat terbantu dengan Kosan ini.

"Umm, sama-sama Bang Ohm." Balasnya agak malu.

Semuanya kecuali Nanon dan Chimon pun kembali ke kamar masing-masing untuk menata dan merapikan kamar mereka.

"Chi, bantuin gua bikin peraturan Kosan kuy." Ajak Nanon.

"Ayo! Di kamar lu ya Non."

"Sip." Mereka berdua pun langsung menuju ke kamar Nanon.

~

"Sebenernya jam malem tuh ada cuman karena gua tahu bakalan ada beberapa yang suka pulang malem kayaknya mau gua ubah aja tapi kalo gak ada jam malem ini kosan bakalan kagak aman." Ucap Nanon.

"Menurut lo siapa yang bakalan pulang malem terus?" Tanya Chimon.

"Bang Ohm gak sih? Dia kan yang udah kerja diantara kita siapa tahu ya dia mau lembur atau ada kerjaan lain yang bikin dia pulang malem."

"Ya udah, kasih satu kunci gerbang ke dia aja."

"Oke deh. Terus oh, gak boleh bawa lawan jenis ke kosan ini. Bahaya bisa di gerebek." Nanon menuliskan kata tersebut menggunakan spidol warna-warni.

"Apa lagi ya Chi?" Tanyanya.

"BAYAR UANG KOSAN GAK BOLEH TELAT." Chimon hanya bisa tertawa ketika Nanon bertanya namun jawaban nya ia jawab sendiri.

"Bahaya nih kalo telat, duit jajan gua juga bisa telat."

"Nah, udah deh." Ucapnya.

"Phuwin tuh siapa Non, kenapa lu nyariin dia?"

"Phuwin tuh dulu tetangga gua, nah dia keterima di universitas yang sama kaya kita terus karena rumahnya agak jauh dari sini makanya dia mau ngekos disini."

"Berarti dia yang paling muda?"

"Yoi, masih MABA dia."

"Udah jam makan siang belom?" Tanya Nanon.

"Dikit lagi sih."

"Yuk keluar, gua mau ngasih tau peraturan ini sekalian nungguin Phuwin." Ajaknya. Lalu mereka berdua pun keluar dari kamar Nanon, dan duduk di sofa ruang tamu.

Nanon pun melirik Ohm dan Perth yang sedang mengobrol di Ruang tamu. "Loh udah akrab aja." Batinnya.

Bel luar berbunyi dengan segera Nanon pun keluar untuk memastikan siapa yang datang.

"Phuwin?"

"Kak Nanon." Pemuda dengan pipi agak chubby pun tersenyum dan memeluk Nanon. Mereka berdua itu dulunya sering sekali main bareng, cuman gara-gara Papa nya Phuwin harus pindah ke luar kota mereka pisah.

"Kangen banget, banget, sama Phuwin. Kok lu udah gede banget sih, udah MABA."

"Iya dong, kan aku tumbuh."

"Yuk masuk." Ajak Nanon.

Nanon membantu Phuwin membawa kopernya untuk masuk kedalam Kosan. Pond, Dunk, Joong yang baru saja turun di lantai atas pun langsung menghampiri mereka semua yang berada di ruang Tamu.

"Nah, semuanya kenalin ini Phuwin dia yang paling kecil diantara kita." Ujar Nanon.

"Halo semua, aku Phuwin." Phuwin tersenyum ramah menatap mereka semua.

"Hai Phuwin, gua Dunk. Lo MABA fakultas apa?"

"Aku di teknik, Kak." Dunk pun menatap Pond.

"Wah kita berdua juga di teknik, Phu." Ujar Dunk. Phuwin pun mengangguk dengan ramah.

"Nah, udah lengkap kan gimana kalo sekalian kita bahas masalah peraturan Kosan ini sambil makan siang." Ucap Nanon.

"Boleh, kalian mau order makanan apa? Biar sekalian." Tanya Ohm.

"Ayam geprek aja Bang." Celetuk Pond.

"Boleh, yang lain?"

"Kak, ayam geprek tuh Apa?" Tanya Phuwin.

"Eh, ya udah ayam geprek aja Bang, tapi punya Phuwin sambel nya dipisah." Ucap Nanon.

"O-oke." Ohm menggaruk tengkuknya, baru kali ini ada yang tidak tahu ayam geprek.



Tbc~
Jangan lupa vote and komen
😉

Continue Reading

You'll Also Like

67.3K 14K 156
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
286K 22.2K 102
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
426K 34.4K 65
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
806K 84.3K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...