02

147 21 0
                                    

Nanon dan yang lainnya pun duduk di meja makan, sambil menunggu orderan makanan mereka maka Nanon pun melanjutkan pembahasan tentang peraturan yang bakalan ada di Kosan ini. Sambil memastikan kembali kertas yang ia tulis tadi bersama Chimon, lalu dia mengangguk dan mulai membacakan peraturan Kosan.

"Jadi, yang pertama. Kosan punya jam malam tapi karena di antara kita ada yang udah kerja jadi gua berencana ngasih satu kunci duplikat pager ke Bang Ohm. Kalo kalian mau keluar malem atau pulang malem bisa kabarin gua atau kalo kalian mau bisa pinjem ke Bang Ohm."

"Kedua, gak boleh bawa cewek ke kosan ini apalagi ke kamar kalian. Kalo misalnya mendesak banget bisa di ruang tamu aja." Nanon melihat Pond yang mendesah kecewa.

"Awas lu macem-macem, gua usir." Ancam Nanon pada Pond.

"Gak Non, gua anak baik-baik kok." Ujarnya sambil tersenyum paksa.

"Ketiga, kalo mau pake dapur boleh asal diberesin lagi seperti semula. Kamar mandi wajib bersih, awas jorok lu semua. Dan yang terakhir diharapkan bayar kosan tepat waktu, dah segitu aja semoga bisa taat semua ya."

"PERMISI~" Nanon langsung keluar untuk mengambil orderan makanan yang dipesan tadi lalu kembali menenteng dua kantong plastik putih berisi ayam geprek.

"Ummm, bentar." Nanon mengecek satu persatu untuk menemukan milik Phuwin.

"Phu, ini punya kamu kalo misalnya suka pedes tambahin aja sambel nya kalo gak suka gak usah dimakan, bisa pake tangan?" Tanyanya.

Phuwin hanya menatap makanannya, cara makan pakai tangan itu gimana ya?

"Oke, pake sendok aja." Nanon kembali ke dapur dan membawa satu sendok untuk Phuwin.

"Yang lain tinggal ambil aja makanan nya, sama semua kok." Ucapnya lalu satu persatu dari mereka mengambil makanannya dan menyisakan satu punya Nanon.

"Bayarnya ke siapa nih?" Tanya Dunk.

"Anggap aja ini bentuk perkenalan gua ke kalian jadi gak usah bayar." Ujar Nanon.

"Wih, nanti malem juga, Non?" Tanya Pond.

"Boleh, boleh gua tabok kepala lo pake ayam geprek. Dikasih hati malah minta jantung." Ucapnya sinis, sementara yang bertanya hanya terkekeh.

"Ini dipisah dulu ayamnya jadi nanti Phuwin bisa makan pake sendok." Nanon membantu Phuwin memisahkan daging dan tulang ayam, membuat beberapa penghuni kosan menatap ke arahnya.

"Pasti anak orkay." Ucap Pond.

"Maybe." Jawab Dunk.

"Gak pernah makan ayam geprek, gak tau ayam geprek, gak bisa makan pake tangan pula." Bisiknya kepada Dunk.

"Berisik." Dunk mengambil timun lalu memasukan nya kedalam mulut Pond agar temannya itu berhenti bicara, Dunk mau makan dengan tenang pokoknya.

"Non, ayo makan." Ajak Chimon yang sama sekali belum menyentuh makanan nya.

"Bentar, Chi. Nah udah selesai." Lalu mengambil teko dan mulai menuangkan minum ke gelas Phuwin.

"Lo kalo mau makan duluan aja Chi gak usah nungguin gua." Ucapnya.

"Gak." Nanon melihat raut wajah Chimon yang cemberut menatapnya.

"Oke, emang temen terbaik deh." Nanon mengacungkan jempol nya membuat Chimon yang tadinya cemberut kembali tertawa.

~

Ohm mendudukkan dirinya diatas ranjang kasur. Tidak menyangka dia berhasil keluar dari jangkauan keluarganya dan hidup sendiri seperti ini, bahagia sekali rasanya. Dibandingkan rumah megah nan mewah itu Ohm lebih memilih disini di kosan yang tidak seberapa dengan kamarnya yang dulu, karna ketenangan tidak bisa diukur dengan apapun.

"Nanon ya?" Pemuda yang tadi sangat memperhatikan dan membantu temannya, kulitnya putih lalu pipinya seperti jelly ketika dia berlari, tunggu. Kenapa jadi membayangkan nya? Tidak, tidak, tidak boleh Ohm.

Tapi melihat Phuwin, Ohm jadi teringat masa lalunya yang sama seperti Phuwin, tidak mengenal dunia luar sama sekali, selalu dianggap beban karena tidak tahu apapun. Karena itulah Ohm membuat jalan karir nya sendiri tanpa bantuan siapapun. Termasuk keluarganya.

"Oh iya, Perth juga disini. Gua pikir bakalan canggung banget kalo ngobrol sama dia, ternyata enggak juga." Monolog nya.

Ohm merebahkan tubuhnya lalu terpejam, lelah sekali rasanya mengurus barang-barang sedari tadi. Bahkan besok ia langsung masuk ke Kantor. Pokoknya ini hidup barunya, hidup nya akan menjadi lebih baik dibandingkan dulu, Ohm tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

~

"Pond, yang tadi ganteng ya." Pond mengerutkan keningnya bingung, yang tadi siapa pula.

"Siapa deh? Perasaan lu diem aja dari tadi." Tanya Pond.

"Itu loh yang blasteran, ganteng ya terus tuh kaya yang gentle gitu." Ucap Dunk sambil membayangkan seseorang.

"Oh, si Turki. Gua denger-denger dia belom move on dari mantannya. First love nya dia tuh, susah tau lawan masa lalu." Ujar Pond.

"Yah, tapi kalo gua suka gak apa-apa kan?" Tanya Dunk kecewa.

"Gak apa-apa lah, rasa suka kan gak bisa dihindari cuman gua kasih tau satu hal sama lu ya, jangan pernah berurusan sama orang yang masa lalunya belum selesai. Paham?" Dunk hanya diam mendengar ucapan Pond.

"Pond." Panggil Dunk sementara Pond hanya berdeham menjawab.

"Bisa gak ya gua kalahin masa lalunya?" Tanya Dunk lagi.

Pond tak habis pikir Dunk akan seserius itu untuk mendekati si Turki, padahal mereka hanya bertatapan saja Pond yakin Dunk juga belum mengobrol satu sama lain. Dasar bucin.

"Terserah lu sih, gua gak bisa nasehatin orang yang lagi bucin." Ucapnya.

Plak

Bantal itu beradu dengan kepala Pond, membuat si pelaku tertawa kejam.

"Makan tuh bantal." Keduanya lalu terpancing emosi satu sama lain dan memulai peperangan bantal yang menyebabkan kamar Dunk berantakan kembali.

"POND NARAVIT BERESIN GAK!" Perintah Dunk, mukanya sudah merah akibat kebrutalannya keduanya.

"Lu yang duluan." Pond tak terima, dia duluan yang dipukul masa dia juga yang beresin kamar ini. Pond pun berdiri dan bergegas keluar meninggalkan Dunk yang bersiap mengeluarkan ledakan nya.

"POOOOOOOND!"

"Sstthh, jangan berisik." Joong yang lewat didepan kamar Dunk pun memberi peringatan, kamar Dunk yang tidak tertutup akibat Pond yang langsung keluar begitu saja pun terlihat oleh Joong.

Buru-buru Dunk menutup pintunya lalu berteriak sambil mendekap mulutnya dengan bantal.

"POONNDDD SIALANNNNNNNN!!"

Malu sudah, harga dirinya didepan Joong sudah tidak ada akibat Pond sialan Naravit itu. Astaga, lihat saja Dunk akan memberikan si playboy itu pelajaran, lihat saja pokoknya dia akan habis ditangan Dunk!

To be continued
Jangan lupa vote nya😉

KOSAN GMM (Griya Muda Mudi)Where stories live. Discover now