Crimson Autumn

By VanadiumZoe

25.4K 6.1K 1.4K

Ketika rasa cemas lebih dekat dari detak jantungmu sendiri. -- Jeon Jungkook mempunyai kecemasan yang sulit d... More

SALAM AWALAN
INTRO_HIM
1
2
3
INFERNO
1
2
3
4
5
6
7
SNOWDROP
1
2
3
4
5
7
8
BLUE SPRING
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
AUTUMN LEAVES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
CRIMSON
1

6

475 118 33
By VanadiumZoe

👑 🐰 👑

🌷🌷🌷

"Jungkook, bangun! Jeon Jung Kook—bangun!"

Jungkook mengerjap pelan di antara bantal guling yang dia peluk diposisi telungkup, berpaling kepada seseorang yang menyentuh bahunya dan berkedip lebih sering. Matanya masih seperti dilumuri pasir, kesat, pandangannya berbayang, perlahan-lahan barulah dia mengenali sosok yang tengah membungkuk di depannya.

"Sera—?" kata Jungkook, nada suaranya jelas tidak yakin. "Kenapa kau terlihat sangat nyata? Sini!" tukasnya, lalu tanpa aba-aba menarik lengan kurus itu ke arahnya.

"Kenapa mimpinya nyata sekali." Jungkook tertawa, memeluk tubuh Sera yang jatuh di atasnya, matanya setengah terpejam, menikmati moment langka yang tidak akan terjadi di dunia nyata.

Memeluk Sera di pagi hari—mustahil, gumam Jungkook pada dirinya sendiri.

Namun, pikiran Jungkook berubah saat tubuh yang dipeluk bergerak cepat, lalu tangan kecil itu mulai terasa mendorong dadanya kuat-kuat.

"Jungkook! Lepas! Jungkook—!"

Suara panik yang dihafal Jungkook seketika memenuhi rungu, mengumpulkan semua nyawa Jungkook dalam satu waktu. Dia membungkuk, melihat Sera masih berusaha melepaskan diri dari rangkulan lengannya yang besar, gadis itu tampak sangat panik dan ketakutan.

"Oh, demi Tuhan!" Jungkook buru-buru melepaskan Sera, berguling ke samping dua kali sampai berada sangat jauh dari Sera yang jatuh lemas, terduduk di lantai.

"Sera, maaf aku tidak sengaja. Aku pikir mimpi." Jungkook berjongkok di depan Sera yang buru-buru mundur begitu dia mendekat, gadis itu membuat ancang-ancang perlindungan diri, bikin Jungkook seketika merasa sangat bersalah.

"Aku benar-benar minta maaf, kupikir—tunggu, kenapa kau ada di kamarku?" Dia mengernyit heran, lalu lekas mengubah cara pandang, menatap Sera selembut yang dia bisa.

"A-aku, tidak bermaksud masuk ke kamarmu tanpa izin."

"Tidak apa-apa, ini kamarmu juga," jawab Jungkook tanpa sadar. "Ada hal yang sangat urgent?"

"Ada itu." Sera menunjuk ke belakang bahunya. "Dia mencarimu, di bawah."

"Siapa?"

"Pacarmu."

"Pacar?" Jungkook menyeringai, sembari menunjuk Sera. "Kau 'kan pacarku."

"A-apa?" Sera jelas terguncang, tapi Jungkook malah tertawa senang.

"Oh, kau bukan pacar tapi calon istriku."

Jungkook tertawa lagi, Sera mulai kesal atas sikap percaya diri Jungkook yang diluar nalar.

"Jungkook, aku serius. Gadis itu bilang sendiri kalau dia pacarmu, dia menunggumu di bawah."

"Ck! Siapa sih, pagi-pagi sudah mengganggu saja."

Jungkook berkata sambil menggaruk rambutnya yang acak-acakan jadi semakin berantakan, menguap lebar sampai terlihat menyakitkan lalu berdiri. Tangannya terulur untuk membantu Sera berdiri, tapi gadis itu sudah keburu bangun duluan.

"Ikut aku ke bawah." Jungkook keluar kamar tanpa ganti baju, cuma pakai celana selutut dan kaos hitam lengan pendek kusut yang mengekspos setengah tato di sepanjang lengan kanan.

Sera bergeming, lalu menahan teriakan saat Jungkook menarik tangannya.

"Kali ini jangan membantahku," kata Jungkook, suaranya terlampau tegas untuk dibantah. "Lain kali jangan sembarangan mempersilakan orang asing masuk ke rumah, kau mengerti?"

Genggaman Jungkook di pergelangannya terlalu kuat untuk dilepas, melihat raut serius di wajah Jungkook pertama kali membuat Sera bergidik ngeri, akhirnya dia ikut turun ke ruang tamu tanpa usaha melepaskan diri.

"Siapa sih, aku benar-benar kesal sekarang!" ucap Jungkook, lalu berhenti mendadak di lantai dua setelah ujung matanya melihat sosok tamu tidak diundang.

Sera otomatis menabrak punggungnya di belakang, dia berbalik dan tertawa geli melihat Sera mengeluh sambil mengusap kening. Masih dengan tawa yang belum reda, Jungkook mengusap kening Sera lalu naik ke puncak kepala, menyentuh helaian rambut Sera lembut dan hati-hati.

"Sakit sekali?" tanya Jungkook, rendah dan agak serak.

Sera menggeleng, dia mencoba melepaskan tangannya dari Jungkook tapi tidak berhasil. Gadis cantik di sofa berdehem kelewat keras, sebab diabaikan pemilik rumah. Sera memberi arahan ke Jungkook untuk melihat tamu mereka, tapi pria itu bahkan tampak tidak ingat bahwasanya ada tamu yang sedang menunggu.

"Tidak seharusnya kau terlalu ramah dengan pekerja rumahmu, Jungkook."

Jungkook mengalihkan atensi pada suara di sofa, dia mencebik melihat seseorang yang telah mengganggunya terlalu pagi. Sambil menguap—masih dengan memegangi tangan Sera, dia duduk di seberang meja. Sera yang tidak bisa lepas dari Jungkook, terpaksa duduk juga di sofa.

"Apa kau tidak punya pekerjaan sampai mengganggu orang sepagi ini, Ryuna?" kata Jungkook. "Harusnya kau berangkat ke kantor, mempelajari hal-hal penting supaya kau bisa terlihat lebih professional, dari pada mendatangi rumah mantan pacar yang tidak peduli lagi padamu."

Sera yang sejak tadi diam, menoleh pada Jungkook dan menatap lama pada Ryuna. Gadis yang duduk di sofa itu sangat cantik, dengan rambut hitam panjang terawat baik, kantung matanya terlihat imut, aegyo sal yang sempurna, bibir penuh, kulitnya seputih susu, tinggi badan Ryuna juga mencapai standar kecantikan di Korea.

Seketika itu juga Sera merasa menjadi kentang, ingin berteleportasi dari ruangan secepatnya.

"Kau—" Ryuna mendengus kasar, lalu setengah membanting undangan tebal sewarna pasir di meja. Di bagian depan undangan, tertulis nama Jungkook beserta jabatannya.

"Aku ke sini hanya untuk mengantarkan ini, Taehyung khawatir saat tahu kau masuk rumah sakit dan memintaku menjenggukmu."

Jungkook tersenyum miring, melirik undangan ulang tahun Kim Tae Hyung sekaligus perayaan atas pembuatan mobil listrik hasil kolaborasi dari perusahaan mereka.

"Kau tahu fungsi Kanaya?" ucap Jungkook, tak acuh. "Dia asisten pribadiku, harusnya kau bisa memberikan undangan padanya, kecuali memang niatmu ingin bertemu denganku. Oh, jangan pakai nama Taehyung untuk mengelabuiku, Kakakmu tidak sepeduli itu padaku."

"Terserah apa katamu, tapi kenyataannya memang begitu." Ryuna beranjak dari sofa, melirik Sera yang sejak tadi mengamatinya tanpa suara. Sambil menyibak rambut hitamnya yang lurus dan selembut salju, dia menunjuk Sera dengan kuku telunjuk yang dipoles kutek merah darah.

"Sera, pergilah dari pria ini sebelum terlambat, dia itu berengsek!"

"Aku tahu," gumam Sera tanpa sadar, tapi masih bisa didengar Ryuna dan Jungkook.

Ekspresi Sera yang terlihat tidak terganggu dengan pernyataan buruknya, Sera bahkan tampak terlalu datar dalam menanggapi fakta keberengsekkan Jungkook, membuat Ryuna jadi jengkel. Dia nyaris menghardik Sera, tapi tertahan oleh tawa Jungkook yang terdengar mengejeknya.

"Kau dengar sendiri, calon istriku sudah tahu, jadi tidak perlu berpura-pura peduli padanya."

Ryuna tampak terkejut, tetapi menahan sekuat tenaga rasa penasaran agar tidak menjatuhkan harga diri. Penampilan Sera jauh di bawahnya, gadis itu jelas tidak sepadan dengannya. Dia yakin Jungkook hanya membual demi membuatnya jengkel, Jungkook memang menyebalkan sejak mereka masih punya hubungan.

"Well, ternyata kau tidak tampak seperti sedang sakit. Aku pergi, jangan lupa datang dengan calon istrimu itu." Ryuna menaikkan dagu saat menyelesaikan kalimatnya, manik hitamnya memicing pada Sera yang hanya balas melihat dengan raut wajah kelewat tenang.

Dalam satu hentakan Ryuna membalikkan badan, menarik pintu rumah dan membantingnya selagi keluar. Mesin mobilnya digas kuat-kuat, sebelum melesat cepat meninggalkan halaman rumah Jungkook.

🍁🍁🍁

"Dia Kim Ryuna, bisa dibilang mantan pacar meski hubungan kami hanya kontrak bisnis," jelas Jungkook tanpa diminta.

"Dia sangat cantik, seharusnya kau bersyukur punya Ryuna." Komentar Sera terus terang, tidak bisa dipungkiri perawakan Ryuna adalah impian semua perempuan.

"Kau juga cantik, sangat cantik malah." Jungkook tersenyum saat Sera memutar bola mata ke langit-langit, lalu menghempaskan pegangannya sampai lepas.

"Jangan marah, kami sudah putus kok." Jungkook meraih undangan di meja, sementara Sera berdiri dari sofa.

"Kau itu percaya diri sekali ya, aku bahkan tidak peduli dengan hubunganmu dengannya."

"Hhmm... tapi aku akan tetap menjelaskan dan kau harus mendengarkanku sampai selesai," kata Jungkook sembari berdiri. "Karena setelah hubungan kita membaik, kupastikan kau akan peduli dengan mantan pacarku itu."

Sera nyaris kehabisan kata dengan sikap Jungkook, tapi pria itu hanya tertawa tanpa merasa terganggu dengan semua penolakannya. Jungkook tidak terlihat marah atau pun kesal, sejak pulang dari rumah sakit tempo hari Jungkook selalu terlihat senang, senyum sepanjang hari.

Sera sempat berpikir otak Jungkook geser dari tempat seharusnya, atau jangan-jangan gegar otak akibat pukulan nampan waktu itu baru berdampak sekarang.

"Kau benar-benar tidak waras." Sera bergegas meninggalkan Jungkook, naik tangga ke lantai tiga.

"Hei, tunggu, aku belum selesai menjelaskan tentang Ryuna." Jungkook berhasil menyusul Sera, berdiri satu langkah di depan Sera yang kini bersedekap menatapnya.

"Sejak awal aku tidak tertarik dengan Ryuna meski kami sudah saling kenal sejak remaja, gadis sok tahu, bukan tipeku. Aku senang dia memutuskan hubungan kami." Jungkook menunduk menatap Sera yang hanya setinggi bahu, gadis itu buru-buru mundur ke meja dapur.

"Semua pria berengsek akan menggunakan alasan itu agar tidak terlihat buruk," ujar Sera sinis, memakai apron, mengeluarkan adonan waffle yang dibuat sebelum Ryuna datang dari kulkas.

Sontak Jungkook tertawa. "Oke, anggaplah seperti itu," katanya, sembari duduk di kursi depan meja makan yang ada di dapur.

"Ryuna putri Paman Kim, pemilik Taegi Industries, perusahaan yang diakuisisi perusahaanku sekitar tiga tahun lalu. Supaya lebih meyakinkan aku dan Ryuna dijodohkan, tapi sepertinya dia terlalu menganggap hubungan kami serius."

"Akuisisi?" tiba-tiba Sera berkata terlalu mendadak. "Maksudnya?"

Jungkook tersenyum melihat antusias di manik Sera yang berbalik menghadapnya dari depan kompor, tangan gadis itu memegang spatula yang teracung ke depannya.

"Pemindahan kepemilikan perusahaan, bahasa mudahnya aku membeli Taegi Industries agar bisa berekspansi dan terhindar dari kebangkrutan."

"Oh—" Sera mengangguk, tampak berpikir sebelum melanjutkan. "Beda dari merger, ya?"

"Merger penggabungan dua perusahaan menjadi perusahaan baru. Kenapa, mau bekerja padaku, jadi asistenku di kantor dan kau bisa mempelajari hal-hal yang ingin kau ketahui."

"Aku hanya tamatan SMA, aku tidak ingin jadi bahan pergunjingan dengan menjadi asistenmu. Status sebagai calon istrimu sudah sangat membebaniku, aku tidak mau menambahnya lagi," tukas Sera, lalu membalikkan badan membelakangi Jungkook.

Sera tidak menyadari Jungkook memaku di belakangnya, suasana yang sempat hangat kembali membeku. Jari-jari Jungkook mendadak tremor, tapi dia buru-buru mengabaikan dan beranjak dari kursi, mendekat ke kompor lalu mengambil alih spatula yang dipegang Sera.

"Aku lebih suka waffle setengah matang," kata Jungkook seraya mengangkat waffle yang masih lembek dari cetakan. "Aku lebih suka pakai cokelat cair untuk toppingnya ketimbang stroberi."

Jungkook mengambil cokelat cair yang berada di lemari geser samping meja dapur, tempat dia menyimpan perkumpulan topping lalu menuang banyak-banyak ke piringnya. Dia menyeduh dua cangkir kopi, selagi Sera membuat satu waffle lagi untuk diri sendiri, agak kering dan Sera taburi sirup maple.

Keduanya duduk berseberangan dan sarapan dalam damai. Semenjak pulang dari rumah sakit, Sera sedikit lebih tenang berada disekitaran Jungkook, meski Jungkook tahu gadis itu terpaksa melakukannya. Jungkook tidak peduli, yang penting mereka sarapan bersama, Sera juga selalu terjaga tiap kali dia pulang kerja dan mereka akan makan malam sama-sama.

Itu adalah alasan Jungkook tersenyum sepanjang hari, hidupnya terasa lebih mudah setelah sikap Sera sedikit melunak. Dia memilih tak acuh pada alasan Sera, membohongi diri sendiri dengan terus memasang wajah senang dan tidak terganggu atas penolakan Sera, terhadap semua rencana hidup mereka di masa depan.

Entah sampai kapan Jungkook akan bertahan dengan kebodohannya, menyukai seorang gadis yang jelas-jelas membencinya. Berapa lama dia kuat menahan nyeri di ulu hati, setiap kali Sera menolaknya. Entah sampai kapan hubungan toxic ini akan terus dia pertahankan, hanya demi memenangkan egonya yang tidak pernah terluka sebelumnya.

Jungkook terbiasa mendapatkan semua yang dia inginkan, baik dengan usahanya sendiri atau karena bantuan dari kakaknya. Urusan Sera, Jungkook mendapat jalan sebab Jimin membantu merancang kejahatan agar Sera terdesak.

Jungkook sadar akan hal itu, bagaimana dia justru mendukung kejahatan Jimin terhadap Sera dan keluarga gadis itu. Ya, Jeon Jung Kook memang sejahat itu, terlebih lagi Jimin.

"Sore ini kita ke ulang tahun Taehyung, sekaligus perayaan kolaborasi produk dari perusahaan kami. Aku jemput jam empat," kata Jungkook.

Sera berhenti mengunyah waffle, mengingat dia tidak punya satu pun baju layak untuk dipakai pada acara besar, apa lagi di kalangan chaebol seperti Jungkook. Acara itu pasti dihadiri orang-orang penting, berdandan dalam balutan pakaian ternama dan mahal. Tadi saja Ryuna mengira dia pelayan, entah predikat apa lagi yang akan disematkan kepadanya, kalau sungguhan datang ke acara formal itu.

"Bisakah aku tidak datang?"

"Tidak bisa," jawab Jungkook, tanpa celah dibantah.

"Aku, aku tidak punya pakaian layak. Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri dengan membawaku ke acara itu, aku ini bekas cleaning service di kantormu."

"Aku tidak peduli." Jungkook beranjak dari meja, membawa piringnya dan piring Sera untuk dicuci. "Bersiaplah, Yoongi akan mengantarmu membeli pakaian. Acaranya tidak formal, beli saja baju yang kau suka pakai kartu yang pernah kuberikan padamu, masih disimpankan?"

"Tentu saja. Aku menyimpannya di lemari, aku juga tidak pernah memakainya tanpa seizin—"

Kalimat Sera tertahan, tahu-tahu jari telunjuk Jungkook sudah mengusap ujung dagunya.

"Sudah kubilang jangan sering-sering marah. Tidak sadar ya, kau itu cantik sekali kalau sedang marah, nanti kalau aku jadi lupa diri kau juga yang repot."

"Kau—" Sera menepis tangan Jungkook. "Kau itu benar-benar menyebalkan!"

"Benar, bahkan sampai umurku 60 tahun, aku akan tetap menyebalkan. Jadi bertahanlah, hubungan kita ini akan terus berjalan sampai kita sama-sama tua. Kau mengerti?"

Jungkook berlalu ke kamarnya, di belakang Sera tidak beranjak dari kursi, lemas membayangkn dia harus datang ke acara orang-orang kaya. Sera yakin akan ada staf kantor yang datang dan mengenalinya, orang-orang akan mulai membicarakannya, menuduh dirinya memaki cara kotor untuk mendapatkan posisinya sekarang.

Sera meletakkan kepalanya di meja, mengerjap lemah, mendadak perutnya mual membayangkan semua asumsinya berubah nyata.

🍁🍁🍁

"Kau benar, gadis antah berantah itu memang tinggal di rumah Jungkook yang baru. Namanya Cho Sera." Ryuna duduk tidak tenang di kursi kerja selagi menelepon sepupunya, Lee Hyerin, setelah gadis itu memberitahunya perihal sosok perempuan asing yang tinggal di rumah danau.

Hyerin yang hari itu bertemu Jungkook di kafe, mengikuti Jungkook sampai menemukan alamat rumah danau. Salah satu kawasan perumahan sangat mahal dengan kanal buatan di halaman belakang, daerah elit yang hanya terjangkau oleh kalangan chaebol (konglomerat).

"Dia cuma pelayan, tidak perlu kita pikirkan," tukas Ryuna, menyisihkan lembaran dokumen perusahaan yang membuatnya sakit kepala sejak pagi.

"Tapi Jungkook meminjamkan black card pada gadis itu, bukankah tindakan Jungkook terlalu berlebihan kalau memang gadis itu cuma pembantu?" ucap Hyerin.

Ryuna berdehem, mencoba tak acuh tapi sialnya predikat yang Jungkook sematkan pada Sera justru muncul di pikiran. Namun Ryuna tetap berkelit, memaksa otaknya berpikir Sera terlalu biasa untuk menjadi calon istri Jungkook. Meski jauh di lubuk hati, tidak bisa dia pungkiri Sera terlihat cukup cantik mesti tanpa riasan.

"Sudahlah Hyerin, aku sedang tidak ingin membahasnya. Aku pusing dengan kertas-kertas berengsek ini, sepertinya ayahku benar-benar ingin membunuhku."

"Astaga, Paman Kim kejam juga memintamu bekerja. Aku bahkan belum pernah mengunjungi kantor ayahku sama sekali, tidak minat."

Nada suara Hyerin terdengar mengejek di telinga Ryuna, putri bungsu dari pemilik Hotel bintang lima itu memang sama sekali tidak disiapkan bekerja. Semua urusan perhotelan sudah diurus oleh kakak Hyerin, Lee Hee Sung, sepupu Ryuna yang satu itu memang sangat dimanjakan oleh Heesung termasuk paman dan bibinya.

Terkadang Ryuna iri dengan nasib Hyerin, pasalnya kakak laki-lakinya, Kim Taehyung, tidak sebaik Heesung.

"Aku tutup teleponnya," kata Ryuna, tapi pekikan Hyerin di seberang, menghentikan jarinya menekan tombol merah.

"Demi Jungkook yang semakin tampan, aku melihat gadis itu bersama—oh my god, Jungkook bahkan memberinya bodyguard."

"Siapa?"

"Gadis pelayan itu ada di depanku, sedang memilih pakaian ditemani Min Yoongi."

Sial—batin Ryuna, sebelum mengakhiri panggilan telepon dengan jengkel.

Semenit kemudian ponselnya bergetar, pesan panjang Hyerin membuat Ryuna menyeringai.

Kuberi kabar kalau menemukan hal menarik, ak akan menyapanya dan sedikit membantu dia memilih pakaian layak untuk dipakai seorang pembantu—Lee Hyerin.

Pilih pakaian yg paling ramai, nanti sore dia akan datang ke ulang tahun Taehyung—balas Ryuna.

🍁🍁🍁

Sera berusaha mengingat sosok perempuan cantik yang sedang menyapanya kelewat ramah, lalu terang-terangan menyapa Yoongi yang tampak tidak peduli dengan keramahan gadis itu. Sesuai perintah Jungkook, Sera pergi ke pusat perbelanjaan di daerah Garosu-gil yang penuh deretan butik dari merek pakaian terkenal ditemani Yoongi.

Dia masih berusaha mencari pakaian yang pantas untuk acara sore nanti, dikejutan kemunculan gadis berparas cantik dengan rambut cokelat terang yang bergelombang. Bola mata gadis itu dilapisi softlens abu-abu terang, kurus, setinggi kira-kira 170 senti.

"Hai, Sera!"

Gadis itu memeluk erat dengan senyum yang terlihat terlampau akrab, padahal Sera benar-benar tidak mengenali gadis asing yang terlalu berkilau dengan barang bermerek menempel dari kepala sampai kaki. Jelas, gadis kalangan atas itu bukan temannya.

Namun, reaksi Yoongi yang bergeming melihat gadis itu memeluknya, menimbulkan asumsi gadis asing ini adalah seseorang yang mungkin dekat dengan Jungkook. Pria menyebalkan itu memang bertampang playboy, tidak heran banyak gadis-gadis yang dekat dengan Jungkook.

Setidaknya, itu yang ada di pikiran Sera saat ini.

"Lupa, ya?" Gadis itu menebak dengan tepat, telunjuknya dihias benda kecil berkilau menunjuk hidung Sera sambil tertawa renyah. "Aku Lee Hyerin, sepupunya Ryuna."

Hyerin melirik Yoongi. "Bodyguard Jungkook kenal aku kok, benar kan, Min Yoongi?" tukasnya, sengaja menekan nada suara saat menyebut nama Yoongi, tapi pria dingin itu tetap bergeming.

"Oh—" gumam Sera, nadanya nyaris sedatar wajah Yoongi yang mengamati dalam diam.

"Kita pernah bertemu di kafe minggu lalu, waktu kau dan Jungkook pesan sarapan. Nah, ingat sekarang?"

"Ah, benar!" Sera ikut tertawa meski kaku. "Apa kabar?" akhirnya mencoba basa basi, kasihan juga kalau dicuekin, karena Hyerin sangat ramah dan bersahabat.

"Kau mau beli baju untuk acara sore nanti, ya?" kata Hyerin, sambil mengapit lengan Sera.

"Dari mana kau tahu?"

"Soalnya aku juga sedang mencari pakaian untuk acara itu, bagaimana kalau kita belanja sama-sama. Yoongi, kau bisa istirahat kalau bosan menunggu kami," tambah Hyerin pada Yoongi, lalu menggeret Sera masuk ke salah satu butik pakaian.

"Dress code acara bunga musim semi, warna-warni sesuai tujuh warna mobil yng diluncurkan." Hyerin mengambil dress bunga-bunga bercorak ungu dan merah muda, tanpa lengan dengan potongan bahu tali silang, memberikannya pada Sera yang tampak bingung.

"Biasanya acara formal pakaiannya polos."

"Kau tidak baca undangannya? Jungkook tidak memberitahumu kalau acaranya sangat santai, tempatnya saja di restoran terbuka di pinggir laut. Bukan full acara launching, tapi ulang tahun kakaknya Ryuna."

Sera bergeming sebentar, sebelum menerima dress yang tampak cantik setelah diperhatikan. Panjang sampai dibawah lutut, tali bahunya membentuk silang, membalut pas di tubuhnya.

"Sera, gaun musim semi ini cantik sekali untukmu. Percayalah, ini sangat cocok."

Sera tersenyum, memandang ke arah kaca setinggi badan di ruang ganti sekali lagi. Dia tidak tahu, kalau Hyerin sedang menertawakannya di belakang.

"Sera, sorry sepertinya aku tidak bisa menemani lebih lama." Hyerin melirik jam tangan, sesaat setelah Sera membayar belanjaan.

"Jangan lupa pakai gaunnya dan berdandan yang cantik, penampilan fisikmu terlalu biasa untuk datang bersama Jungkook. Kau tahu, ada jenis orang miskin yang tetap terlihat miskin, meski sudah didandani pakaian mahal. Oh, astaga, aku takut sekali kau jadi salah satunya."

Sera diam saja, tetapi jari-jarinya yang menggenggam paper bag mengerat kuat, sebelum dia menarik napas panjang demi membuang rasa tidak nyaman atas pernyataan Hyerin. Dia tidak perlu buang waktu untuk tersinggung atau sakit hati, toh dia memang bukan berasal dari kalangan chaebol seperti Hyerin atau Jungkook.

Ucapan Hyerin ada benarnya, terkadang jadi orang kaya bukan perkara sebatas punya uang, tetapi lebih kepada mental dan sikap tubuh yang memang tidak bisa mengelabui status sosial sebenarnya. Itu adalah hal yang Sera khawatirkan sejak pagi, dia takut mempermalukan dirinya sendiri meski Jungkook sudah membuatnya terlihat seperti orang kaya.

Sera tidak terbiasa berada di kalangan atas, dia tidak tahu sikap yang seharusnya ditunjukkan pada acara-acara penting kaum konglomerat. Langkahnya lunglai begitu keluar dari butik, dia hanya mengangguk samar saat Hyerin akhirnya berlalu pergi.

"Butuh belanja yang lain?" tanya Yoongi.

Sera bergeming sejenak, sebelum melangkah pelan ke toko sepatu, dia juga membeli beberapa perlengkapan make up juga tas tangan yang dirasa cocok untuk dibawa ke acara nanti.

"Apa kau tahu acaranya berapa lama?" kata Sera pada Yoongi, di perjalanan pulang.

"Biasanya sekitar dua sampai tiga jam." Yoongi melirik Sera gusar sejak mereka meninggalkan toko, bahkan sejak mereka bertemu di rumah sebelum pergi ke Garosu-gil.

"Kau berani memukul Jungkook sampai dia gegar otak, kau juga tidak pernah takut pada orang-orang di kelab bahkan kau berani menghadapi Hong Kitae."

Sera menoleh pada Yoongi tapi pria itu tidak melihatnya, fokus pada jalanan padat di depan. Sera tetap menatap Yoongi selama dua menit, sebelum berpaling ke sisi jendela. Keduanya bungkam di sisa perjalanan, namun kata-kata Yoongi sedikit banyak tertinggal di kepala Sera, mengantarkan rasa lega tanpa dia sempat menyadarinya.

[ ... ]

👑 🐻 👑

Ini ⬆️ Cho Sera | 23 tahun
Kata Jungkook, Sera ini calon istrinya

👑 🦁 👑

Ini ⬆️ Kim Ryuna | 25 tahun
Mantan pacar Jungkook | Adik Kim Tae Hyung

Putri bungsu pemilik perusahaan mobil Taegi Industries

👑 🐺 👑

Ini ⬆️ Lee Hyerin | 25 tahun
Sepupu Ryuna | Adik Lee Hee Sung

Putri bungsu pemilik Hotel Mewah Parkheur Paradise

👑 🐹 👑

Ini ⬆️ Kanaya Shuichi | 28 tahun
Sekretaris & Asisten Pribadi Jeon Jungkook


Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 481 14
Karena cinta tak lebih baik dari reputasi, kehormatan, nama baik, dan harga diri.
Verticordious✔ By sandra

Mystery / Thriller

35.5K 7.5K 28
Jiyeon mendapati dirinya terbangun pada abad pertengahan, dan terperangkap dalam tubuh seorang gadis tujuh belas tahun yang akan dieksekusi mati, lan...
54.6K 7K 35
(C O M P L E T E D) Great cover by @cherrycaca Perselingkuhan menjadi ambang kehancuran sebuah pernikahan dalam sekejap. Entah siapa yang salah, namu...
122K 10.2K 18
[mature] [incubus side story] random private Kehidupan dan era vampir di mulai. ©2017 Cast : - min yoongi (bts) - park/min yerim (oc) - oh sehun (...