Red Fate (kookv)

By dinarania16

11.1K 1.6K 587

Benang merah mulai muncul pada jari manis tepat saat orang berusia 18 tahun, benang yang akan mengantarkanmu... More

01
02
03
04
05
Jungkook's POV
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17

09

589 87 19
By dinarania16

Tiga hari yang lalu mungkin adalah hari terakhir dia bisa menghabiskan banyak waktu bersama Jungkook. Tiga hari yang lalu juga adalah pertama kalinya dia pergi ke apartement Jungkook.

"Taehyung, bisa bantu aku membawa ini."

"Tentu, baik."

Dalam tiga hari terakhir kegiatannya sangat padat. Mengingat hanya tinggal 3 hari lagi festival sekolah akan dimulai, setiap kelas saat ini tengah disibukkan oleh persiapan stan yang harus ditunjukkan oleh masing-masing kelas.

Itu juga adalah alasan mengapa dia tidak dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama Jungkook.

Jungkook akan mengirim pesan dari waktu ke waktu saat dia tidak dapat menemukannya, itu bahkan terasa sulit saat dia memiliki benang merah untuk diikuti.

Jungkook01 [Kamu ada dimana?]

TaehyungK [Di stan kelasku.]

Taehyung baru saja meletakkan handphonenya kembali ke dalam saku celananya dan itu sudah bergetar lagi. Mungkin balasan dari Jungkook datang lagi.

Jungkook01 [Sangat sulit melihatmu.]

Taehyung menatap pesan itu dalam diam, tangannya kebas setelah mengangkat beberapa barang yang cukup berat. Itu seperti terasa akan bergetar setiap kali dia menekan huruf untuk membalas pesannya.

"Taehyung, ikut aku ke kelas." Jintae, ketua kelas 3A kembali berteriak setelah meletakkan barang bawaannya, "Masih ada beberapa yang harus kita pindahkan."

"Iya, baik. baik."

Pada akhirnya dia kembali meletakkan handphonenya ke dalam sakunya tanpa sempat membalas pesan itu.

Sialan, aku juga ingin melihatmu!

Stan-stan yang dididirikan oleh masing-masing kelas ada di halaman sekolah, itu berjejer seperti kedai pinggir jalan. Mereka membuat stan dengan beraneka ragam makanan dan minuman, bahkan ada juga stan yang menyediakan jasa lukis dan bahkan menyewa hanbook.

Kelas 3A memilih untuk menjual kue beras, membuka restorant kecil dengan menu utama teoppoki dan minuman andalannya; teh gingseng.

Mereka telah selesai mendirikan stan dan menyusun meja serta kursi untuk pengunjung. Mereka masih harus memindahkan peralatan memasak dan peralatan makan.

Taehyung membawa sebuah kotak yang terisi penuh oleh peralatan makan, dengan Jintae di sebelahnya yang membawa peralatan memasak. Ada juga temannya di belakang tengah membawa tabung gas.

"Sialan, tanganku akan lepas."

Jintae meliriknya, dia juga mulai mengeluh dengan desahan napas yang panjang, "Tolong bertahan sedikit lagi, kakiku juga terasa setebal gajah."

Taehyung meliriknya dengan lelah, namun masih berkata dengan kejam, "Kau harus memberiku minuman penambah ion setelah ini atau aku akan memotongmu dan menjadikannya kue beras."

"Sejak kapan kue beras memerlukan daging?"

"Kita bisa menggilingnya."

"Hentikan, kau membuatku takut." Jintae tertawa dengan lemah, dia ingin menampar Taehyung namun kedua tangannya penuh, akhirnya menggunakan kakinya untuk menendangnya, "Kau benar-benar terlihat mengerikan, sangat mendalami peran."

Sementara di saat yang bersamaan pada arah jam lima, Jungkook tengah melipat tangannya di dada saat dia bersandar pada dinding sekolah. Keempat temannya mengikuti arah pandangannya dan mulai berisik disebelahnya.

"Lihat itu, hanya dengan melihat wajahnya membuat tekanan darahku naik." Jaehyun mengerutkan dahinya.

Bambam menampar lengannya saat dia tertawa, dia berkata, "Apa kau masih menyimpan dendam pada Jintae? Karena kebodohanmu?"

"Aku tidak menyimpan dendam." Jaehyun memberikan pembelaan, dengan terang-terangan menunjuk Jungkook disebelahnya, "Dia membuat teman kita cemburu."

Saat itu juga ketiga teman lainnya menoleh ke arah Jungkook yang saat itu juga menatap keempat temannya dengan bingung, dia menyipitkan matanya kemudian berdecak setelah menyadari tatapan temannya, "Diamlah."

"Mengapa tidak temui Taehyung di stan kelas A?" Eunwoo menatap Taehyung dan Jintae yang menuju ke arah stan kelas A dengan masing-masing kardus ditangan mereka, dia menyipitkan matanya, "Tidak, tunggu, mengapa kelas A sangat sibuk dan kita sangat santai?"

Mingyu menekan kepala temannya itu dan mengarahkannya untuk melihat ke arah stan kelas 3F, "Kelas kita juga sangat sibuk, kita saja yang tidak tau diri."

Bambam melirik ke arah stan kelasnya, dia mengerutkan bibirnya saat dia berkata dengan meneliti, "Sebenarnya, apa yang dibuat oleh kelas kita? Mengapa mereka memasang tenda berwarna hitam?"

Jungkook mengikuti tatapannya, dia berkata dengan tenang dan lancar, "Stan burger dengan tema vampire."

Jaehyun meliriknya dengan alis mengkerut, "Bagaimana kau tau?"

"Aku mendengarnya."

Mingyu menatapnya dengan tidak percaya, dia bahkan menghela napas kasar, "Kau mendengarnya dan tidak pergi untuk membantu? Itu stan yang keren! Menjadi vampire."

"Aku lebih suka zombie."

"Kau menyukai sesuatu yang mirip denganmu?"

Jungkook, "......"

○○○

Taehyung merasa seperti tulang-tulangnya akan berhamburan hanya dengan satu dorongan. Dia diseret oleh Jintae kemanapun ketua kelas itu pergi, membantunya hingga dia mulai merasa merinding hanya dengan melihat ujung rambut Jintae.

Jintae sialan itu benar-benar tau cara untuk membuat orang trauma melihatnya.

Dia duduk bersandar di tangga lantai empat, bersembunyi dari Jintae. Setidaknya biarkan dia bersembunyi hanya 30 menit saja.

Saat itu dia merasa handphonenya di dalam sakunya bergetar, dia merasa enggan untuk mengambilnya saat dia berpikir jika Jintae mungkin mulai mencarinya.

Namun handphone itu terus bergetar di dalam sakunya. Seperti apakah itu adalah sebuah panggilan dan bukan pesan?

Saat Taehyung melihatnya dia cukup tercengang.

Jungkook01 is calling.....

"Jungkook?"

Taehyung berdehem beberapa kali untuk mengatur suaranya sebelum dia menerima panggilan itu, "Hey..."

Suaranya terdengar sangat jernih, "Dimana?"

Kenapa sialan ini selalu menanyakan posisinya, pergi saja ikuti benang merahmu!

"Tebak?"

"Aku tidak tau."

"Ikuti benang merahmu."

"Aku sedang mengikutinya."

Taehyung segera menegang, dia yang sebelumnya bersandar dengan lemah pada anak tangga mulai meluruskan punggungnya.

"Kamu dimana sekarang?"

"Lantai satu." Terdengar suara langkah kaki samar-samar dari balik telpon, suaranya sangat jernih seolah hanya ada dia disana, "Apa kau ada dikelas?"

Taehyung menggigit bibirnya, menatap dengan gugup ke arah bawah tangga pada lantai tiga, "Tidak."

"Lalu dimana?"

"Ikuti saja benangmu."

"Aku kesal."

Taehyung mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman tipis, berkata dengan lembut bahkan setengah berbisik, "Kenapa?"

"Sangat sulit melihatmu, setiap saat benang ini berpindah-pindah."

"Ada banyak hal yang harus aku lakukan."

"Aku tau." Taehyung mendengarnya mengehela napas dari seberang telpon, "Ini salahmu karena terlalu sibuk."

Taehyung disalahkan, tetapi dia masih tidak bisa menahan senyumnya saat dia mendengar nada kekanakan yang sangat jarang dikeluarkan oleh Jungkook.

Sialan ini sangat imut kadang-kadang.

Taehyung melembutkan suaranya hingga nyaris berbisik, "Kenapa ini salahku?"

"Karena aku tidak bisa menemukanmu meskipun aku sangat ingin."

"Aku tidak akan mengubah arah benang merah ini, jadi cepat temukan aku."

"Apa kau ada di lantai empat?"

Taehyung menatap ke arah ujung tangga dalam diam, diam-diam jantungnya berdetak sangat cepat seolah itu akan meledak di dalam. Dia merasakan benang merah ditangannya semakin kencang, itu membuatnya merinding tanpa disadari.

Telinganya mulai kebingungan saat dia mendengarkan langkah kaki yang samar dari seberang telpon dan langkah kaki yang jelas dari depannya.

Keduanya tidak lagi mengatakan apapun meskipun masing-masing handphone mereka masih menempel di telinga mereka.

Mereka berdua tau jika mereka akan segera bertemu.

Taehyung melihat bayangan seseorang dari ujung tangga sebelum orang itu mulai muncul dengan handphone di telinganya.

Jungkook terdiam beberapa saat hanya untuk menatapnya dari ujung tangga. Handphone masih menempel di telinganya meskipun dia tidak mengatakan apapun.

Taehyung memiliki handphone yang menempel di telinganya saat tanpa sadar dia menelan ludah dan menghembuskan napas gugup.

Dari posisinya saat ini Jungkook tidak akan mendengarnya, namun dia masih memiliki handphonenya dan itu masih menghubungkan mereka dalam sebuah panggilan telpon.

Saat itu samar-samar Taehyung melihat sudut bibir Jungkook terangkat untuk beberapa detik sebelum kembali menjadi datar.

Sialan, apa dia mendengarnya?!

Taehyung menghentikan kecanggungan mereka dengan melepaskan handphonenya dan menekan tombol merah pada layar. Dia memaksakan matanya untuk menatap Jungkook dengan tenang saat dia begitu gugup oleh tatapannya.

"Kau menemukanku."

"Mhm." Jungkook melepaskan handphonenya dari telinganya, dia bahkan memasukkannya ke dalam sakunya, "Sedang apa disini?"

Saat itu dia mulai mengambil anak demi anak tangga hingga dia berada tepat di depan Taehyung yang masih duduk ditangga. Hanya seperti itu, berdiri menjulang di depannya, menatapnya ke bawah.

Taehyung mengalihkan tatapannya, dia tidak bisa nenahan rasa gugupnya saat dia ditutupi oleh bayangan Jungkook di depannya, "Istirahat."

Dia melihat Jungkook mengangguk, tetapi tidak mengatakan apapun. Hanya menatapnya seolah tengah menebus jam-jam saat dia tidak dapat melihatnya sebelumnya.

"Berhenti menghalangi pandanganku, duduk saja."

Sialan, apa dia berencana meledakkan jantungku??

Hanya dengan itu Jungkook dengan patuh duduk di depannya, satu tangga di bawahnya. Kali ini tidak lagi mengambil jarak yang jauh seperti yang sebelumnya dia lakukan, dia hanya duduk tepat disebelahnya, nyaris menempel dengan lututnya.

Sekali lagi Taehyung memiliki pemandangan seperti ini. Melihat Jungkook dari belakang yang begitu dekat, melihat rambut belakangnya dan setengah wajahnya dari samping.

Jungkook tidak menoleh ke arahnya, hanya menatap ke depan dan tidak mengatakan apapun. Dia duduk dengan patuh dalam diam seolah mereka berdua tengah menyaksikan sebuah pertunjukkan di depan mereka.

Taehyung menatap ujung matanya yang terlihat dari posisinya, "Kelasmu ... Apa yang kalian buat?"

"Stan burger."

Taehyung merasa gatal ditangannya, sangat ingin bermain dengan rambut di depannya.

"Lalu aku akan mampir nanti."

"Aku tidak menjadi pelayannya."

"Tidak? Lalu apa?"

"Tidak melakukan apapun."

Taehyung diam-diam terkekeh, dia berusaha untuk menahan tawanya tetapi itu masih keluar, "Sangat malas."

"Sudah cukup orang."

"Setidaknya lakukan sesuatu."

Jungkook tampak terdiam untuk beberapa saat, seolah tengah memikirkan sesuatu.

Taehyung melihat dari posisinya jika Jungkook tengah mengerutkan bibirnya, dengan serius berpikir.

Sampai akhirnya dia berkata, "Aku akan pergi ke stanmu."

"Hanya itu yang bisa kau pikirkan?" Kali ini Taehyung tidak lagi menahan tawanya, dia tertawa dengan senang, "Kenapa tidak mencoba membantu promosi stan kelasmu?"

Sialan ini berpikir hingga bibirnya mengerucut dan pada akhirnya hanya bisa memikirkan untuk berkunjung ke stannya.

"Sudah dilakukan oleh orang lain."

"Waw ... kau benar-benar dibiarkan lolos tanpa tugas apapun?"

"Mereka berkata tidak ada tugas yang cocok untukku."

Kali ini Taehyung mulai tertawa terbahak-bahak hingga dia mulai memegang perutnya. Itu terdengar seperti keluhan tetapi Jungkook mengatakannya dengan tenang dan datar.

Sialan ini memiliki kepribadian yang tidak diperlukan diposisi manapun demi kelancaran stan kelas mereka.

Taehyung bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana jika Jungkook menjadi pelayan atau mempromosikan stan mereka, maka itu hanya akan terlihat seperti dia tengah mencari perkelahian.

Jungkook akhirnya menoleh ke arahnya, dia menatap Taehyung yang masih tertawa. Dia hanya menatapnya seperti itu untuk sejenak.

"Hm?" Taehyung mengangkat alisnya, bertanya dengan bingung akan tatapannya.

Jungkook mengerutkan bibirnya sebelum dia meraih lutut Taehyung dan menyandarkan kepalanya disana.

"Apa kau lelah?" Taehyung membiarkan Jungkook menggunakan lututnya sebagai bantal, dia mengusap-usap rambutnya dengan lembut, "Tapi kau tidak melakukan apapun, bukan?"

Jungkook mengangkat tatapannya untuk melihat Taehyung saat dia masih merebahkan kepalanya disana, dia menatapnya tanpa mengatakan apapun.

"Hmm?" Taehyung menunduk untuk menatapnya, dengan lembut berkata, "Apa?"

Jungkook masih menatapnya beberapa saat sebelum mengangkat kepalanya dan dengan cepat menekan sebuah kecupan dibibir Taehyung. Dia menarik wajahnya sedikit hanya untuk menatap Taehyung yang tercengang.

Dia masih hanya berada beberapa inci dari wajah Taehyung saat dia memiringkan kepalanya untuk mengecup pipi Taehyung lalu kembali mengangkat wajahnya.

Jungkook memperhatikan ekspresi terkejut diwajah Taehyung yang membeku, dia mengangkat tangannya untuk meraih pinggang Taehyung dan kembali merebahkan kepalanya menempel pada Taehyung. Namun kali ini dia lebih memilih menyandarkan kepalanya di paha Taehyung menghadap ke perutnya.

"Hey ... "

Taehyung sontak memundurkan badannya hingga punggungnya menyentuh anak tangga, tetapi dengan perubahan posisinya itu Jungkook menjadi semakin nyaman untuk bersandar di perutnya. Dia bahkan memeluk pinggangnya semakin erat dan mengendus perutnya.

"Astaga ... apa kau bayi?"

"Huh'hhmm." (bukan)

Suaranya teredam oleh seragam Taehyung.

○○○

Jungkook jadi manja ya kalau dia lagi kangen Taehyung..... manjanya diem" tapi langsung peluk cium...😭😭


Sebelum kalian menebak".... yap benar sekali chap ini adalah tulisan kak Odeee_ 💃💃

Kalian hebat kalau nyadar dari awal ini tulisan kak odee!!!

Aku minta tolong sama kak odee buat ngembaliin buku ini ke jalannya,, itu karena aku bingung.........kayaknya aku udah bikin karakter disini jadi melenceng dari karakter asli mereka.... yaitu karakter mereka dari chapter 1 sampai chapter jungkook's pov.... kalau kalian nyadar yaa si tae sama jk yang aku buat mulai keluar dari karakter itu kan...... itu karena aku terlalu excited aku terlalu bersemangat😭😭😭

Maaf ya gaes........ini bakal balik lagi ke karakter mereka yang asli......tapi ceritanya tetep lanjut kok nyambung dari chap 8 yang aku buat.... dan untuk chapter 10 masih tulisan kak odee!!! Chapter 11 baru mulai tulisan aku ya....... Mumpung kak odee katanya masih agak free sekarang jadi dia bisa bantu benerin.....

Kalau kalian mungkin diem" penasaran kenapa gak kak odee aja yang nulis ini, inilah jawabannya:

Dichapter 8 ada beberapa komen yang belum aku balas itu maaf yah.......itu karena aku bingung mau jelasinnya gimana... jadi semoga penjelasan ini jelas..... itu karena aku gak sengaja membuat karakter mereka melenceng dari sebelumnya.....😭😭

Pokoknya tetep ingatkan aku!! Jangan capek buat komen yah!!! Aku selalu dengerin lohhh...... makanya chap ini hadir sekarang karena aku selalu baca komennya dan dengerin saran masukan dari kalian semua!! Aku berterimakasih banyak" sudah mau mengingatkan!! Demi kelancaran buku ini jangan capek komen sarannya ya!!💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 56.4K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
525K 4.1K 24
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...
500K 25.5K 45
Bagi Elena, pernikahan bersama Kaisar hanyalah sebuah pengorbanan untuk balas budi.
217K 16.1K 42
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...