Gabriello (Cetak ✅ │ Part len...

By tivery

70.1K 7.1K 2.1K

GABRIELLO adalah buku pemenang juara pertama untuk event menulis 50 days challenge Moon Seed Publisher. ____... More

-GABRIELLO-
-CAST GABRIELLO-
Day-1. Arcello Maqil
Day-2. Kejanggalan
Day-3. Makhluk Asing
Day-4. Gabriel
Day-5. Kesepakatan
Day-6. Penyesuaian
Day-7. Perkara Bunga
Day-8. Kenangan Penyembuh
Day-9. Keluar Rumah
Day-10. Hadiah Kecil
Day-11. Mulai Bergerak
Day-12. Bos Baru
Day-13. Beezel Fowk
DAY-14. Dilema
Day-15. Curahan Hati
Day-16. Romantis VS Komedi
Day-17. Angel's Party
Day-18. Sahabat Gabriel
Day-19. Hujan Minggu Sore
Day-20. Sebuah Distorsi
Day-21. Waspada
Day-22. Ancaman
Day-23. Inspeksi Dadakan
Day-24. Langkah Awal
Day-25. Rencana Liburan
Day-26. Melepas Senja Bersama
Day-27. Dalam Pelukan
Day-28. Kejutan Ulang Tahun
Day-29. Hadiah
Day-30. Perayaan Tahun Baru
Day-31. Getaran Perasaan
Day-32. Kegalauan Arcello
Day-33. Memintal Perasaan Kusut
Day-34. Cerita dan Rahasia
Day-35. Terjebak
Day-36. Dua Sisi Perasaan
Day-37. Yang Terlupakan
Day-38. Goyah
Day-39. Tragedi
Day-40. Berduka
Day-42. Kejujuran
Day-43. Pengkhianat Sebenarnya
CETAK
Day-44. Di Ujung Kematian
Day-45. Amarah
Day-46. Perpisahan
Day-47. Restart
Day-48. Bidadari Laki-Laki
Day-49. Dunia Baru
Day-50. Gabriello

Day-41. Adu Domba

482 80 32
By tivery

Day#41
Clue #gabaha

Gabaha atau akar bahar adalah fauna air laut. Banyak yang menyangka gabaha adalah tumbuhan laut, tapi sesungguhnya gabaha atau akar bahar adalah hewan yang hidup di antara terumbu karang.  Gabaha sering digunakan untuk gelang dan salah satu bahan obat tradisional.

sumber foto: tentu saja Goggle.

* * * *

Kepergian Auryn menjadi pukulan yang berat bagi ketiga sahabatnya, terutama Arcello. Dapat dipahami karena Auryn adalah sosok sahabat yang paling dekat dengannya, selayaknya saudara. Ditambah perkataan sebelum Auryn kecelakaan, sangat mengusik Arcello.

Lima hari Arcello mengurung diri di kamar, menolak bertemu dengan siapa pun, termasuk Gabriel dan kekasihnya, Beezel. Bahkan waktu selama itu belum cukup untuk meredam kesedihannya.

Meski begitu, Arcello tidak bisa terus-menerus meratapi kesedihannya. Masih ada hal lain yang harus ia lakukan sebagai manusia, salah satunya kembali pada rutinitas yang biasa dilakukan.

Arcello tidak bisa lama-lama mengabaikan pekerjaannya. Baginya, sudah cukup ia mengambil cuti untuk merenung sendiri. Ia bertekad tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.

Pagi-pagi Arcello sudah keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi layaknya hendak pergi bekerja. Hal itu menarik perhatian Gabriel untuk menanyakan kondisi tuannya.

“Au, Tuan. Apa hari ini mau kerja?” Gabriel yang sedang menyajikan sarapan pun bertanya.

“Iya, Phi. Udah lama aku nggak masuk kerja. Nggak enak sama yang lain,” timpal Arcello sambil tersenyum tipis.

Melihat tuannya tersenyum Gabriel merasa lega. Ia tidak dapat memungkiri kesedihan atas kehilangan yang mendera sang tuan. Namun ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya yang tampak mengkhawatirkan.

“Kalau begitu, kita sarapan dulu.” Gabriel segera menyajikan dua piring nasi goreng kesukaan Arcello di meja makan.

Arcello tidak menolak walau sebenarnya ia masih belum berselera makan, bahkan Beezel sedang menunggunya di bawah. Tapi demi menghargai pria yang membuatkannya makanan, ia pun segera menemani Gabriel sarapan.

“Gimana, Tuan? enak?” tanya Gabriel.

Arcello yang masih belum banyak bicara pun hanya mengangguk sambil tersenyum. “Enak, Phi,” jawab Arcello singkat.

Arcello dan Gabriel menikmati sarapan dengan tenang. Walau sepi, kecanggungan yang disebabkan kesalahpahaman beberapa hari ke belakang di antara mereka, tampaknya sudah hilang.

“Oh ya, Tuan. Saya harap anda lebih berhati-hati mulai sekarang.” Ucapan Gabriel tiba-tiba membuat kunyahan sang tuan memelan sambil menatapnya heran.

“Maksud, Phi?” Arcello masih belum paham atas peringatan Gabriel padanya.

“Sepertinya raja iblis sedang bergerak untuk mengambil kekuatan yang ada pada diri Tuan,” tebak Gabriel, “dan saya yakin, kepergian Auryn ada hubungannya dengan mereka.” perkataan terakhir Gabriel berhasil membuat Arcello menghentikan sarapannya seketika.

Arcello menatap tajam pada Gabriel. Ia menaruh sendok dan garpu di atas piring tanda sarapannya telah usai.

“Jadi maksud Phi Gab, kematian Kak Auryn itu karena aku?” tuduh Arcello kesal.

“Bukan seperti itu, Tuan. Maksud saya, apakah Tuan tidak menyadari, saat kecelakaan itu terjadi, Auryn mengatakan sesuatu bukan? Dia berniat menemui tuan kan?” Tidak ingin tuannya salah paham, Gabriel cepat-cepat meluruskan maksud ucapannya.

Arcello memang sempat menceritakan pembicaraan terakhirnya sebelum Auryn kecelakaan kepada Gabriel. Saat itu ia juga dilanda rasa bersalah, terlebih ketika mengingat peringatan Auryn untuknya, tetapi ia tidak berpikir sampai sejauh itu. Arcello hanya meyakini peristiwa yang menimpa sahabatnya adalah kecelakaan murni, tidak ada kaitannya dengan iblis.

“Jangan asal bicara, Phi. Kecelakaan yang menimpa Kak Auryn adalah karena tabrak lari seorang pengendara yang sedang dalam pengaruh obat terlarang. Bahkan pelakunya saat ini sudah mendekam di penjara.” Arcello menyangkal dengan kesal atas tuduhan yang dikatakan Gabriel.

“Maaf, Tuan, saya tidak bermaksud—”

“Cukup, Phi. Aku berangkat!” tukas Arcello sebelum Gabriel menuntaskan ucapannya.

Setelah minum, Arcello beranjak dari meja makan. Cepat-cepat ia menyambar tasnya dari sandaran kursi yang barusan ia duduki.

“Tapi Tuan, sarapan anda ....”

Gabriel berusaha menahan tuannya yang kini sedang memakai sepatu. Menyesal telah membuat tuannya marah, ia pun segera menghampiri Arcello untuk meminta maaf. Namun belum sempat ia berbicara, Arcello sudah angkat kaki dari apartemennya sambil membanting pintu.

Menyadari kesalahan yang sudah ia lakukan, Gabriel hanya bisa menunduk sambil menutup mata kemudian menghela napas dengan tubuhnya yang lemas. Lagi-lagi ia sudah membuat Arcello marah. Hubungan baik dengan sang tuan yang ia bangun susah payah, kini kembali runtuh karena ulah Gabriel sendiri.

oOo

Sesampainya di kantor, Arcello masih merasa dongkol atas perkataan Gabriel saat sarapan. Ia merasa kecewa. Pikirnya, kenapa topik seperti itu harus dibahas pada saat dirinya masih berduka. Terlebih ia mendengarnya dari Gabriel, orang yang sangat diharapkan dukungannya untuk melewati hal berat ini.

Demi menghilangkan kekesalan, Arcello yang baru saja berpisah dengan Beezel pun memutuskan untuk menemuinya lagi di ruang kerja sang kekasih.

Tidak butuh waktu lama, dengan tampak ragu, Arcello sudah berdiri di depan pintu ruangan kepala divisi. Ia pun mengetuk dengan setengah hati. lalu, terdengar sang atasan menyuruhnya masuk. Si pria mungil pun menemui kekasihnya.

Mengetahui Arcello berkunjung, Beezel langsung berpaling dari pekerjaannya. “Selamat pagi, Say ...,” sapa Beezel semringah. Namun ucapannya tersekat saat melihat kejanggalan dari wajah kekasihnya. “Oh, ada apa Sayang?” tanya Beezel heran melihat Arcello datang sambil cemberut dan langsung duduk di sofa tamu.

Arcello tidak merespons apa-apa. Sementara sang kekasih langsung menemui. Duduk di sebelahnya untuk menemani.

“Hei. Kenapa, kenapa?” tanya Beezel penasaran.

Wajar jika Beezel penasaran. Bagaimana tidak, sejak ia menjemputnya ke apartemen, hingga tiba di kantor, sepanjang perjalanan sang kekasih memang tak banyak bicara, tapi tidak menunjukkan gelagat atau menceritakan sesuatu yang aneh. Namun sekarang tiba-tiba mood-nya berubah.

"Ingat Auryn?" tanya Beezel dengan lembut. Tapi Arcello tak memberi reaksi mengangguk ataupun menggeleng.

Arcello sedikit bingung memulainya dari mana. Ia tampak berpikir mencari kata-kata yang tepat untuk meluapkan keresahannya. Namun tak lama kemudian ia pun mulai angkat bicara.

“Mas, kamu percaya kalau aku punya kekuatan?” tanya Arcello tiba-tiba. Sementara Beezel hanya bisa mengernyit mendengar perkataan sang kekasih.

“Mas percaya kalau Arcell kuat. Buktinya hari ini Sayang mau masuk kerja padahal kamu masih berduka. Tapi kamu membuktikan kalau Arcell kuat dan tegar. Itu kan maksudnya?”

Mendengar tanggapan sang kekasih, Arcello mendengus lemas. “Nggak gitu, Mas.”

“Terus,  gimana?” tanya Beezel kemudian.

“Ini mungkin terdengar nggak masuk akal, tapi ini terjadi padaku. Mas percaya nggak, di dalam tubuhku tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Kekuatan yang sangat penting di alam semesta?” Ucapan Arcello terdengar merancau, hingga membuat Beezel seketika tertawa lepas.

“Aduh Sayang. Kayaknya kamu terlalu mendalami tulisan yang sedang kau garap, sampai-sampai perkataanmu melantur seperti ini.” Beezel masih berusaha meredam tawanya.

“Ish, serius.” Arcello tampak merajuk.

Melihat kekasihnya kesal, Beezel mulai berhenti tertawa. Ia menarik napas dalam sebelum berbicara. “Oke-oke, anggap aja Mas percaya. Terus, apa yang terjadi sekarang?” Beezel mulai menyimak cerita Arcello.

“Seseorang dari keluargaku mengetahui tentang hal ini. Dia memberi tahu kalau kekuatanku sedang diincar raja iblis. Dia juga selalu mengawasi dan mengingatkanku agar lebih berhati-hati karena raja iblis sudah bergerak mencariku. Bahkan ia juga bilang kalau meninggalnya Kak Auryn ada hubungannya dengan itu.”

Arcello menjelaskan dengan serius. Beezel yang awalnya menanggapi dengan tertawa, kini ia tampak fokus menyimak perkataan kekasihnya.

“Ya aku kesal dong. Bukannya nggak curiga, jelas-jelas kematian Kak Auryn itu murni kecelakaan, tapi dia malah terang-terangan mengatakan seolah aku penyebabnya.”

Mendengar perkataan Arcello, Beezel pun terdiam sesaat memikirkan kata-kata tanggapan.

“Gini deh. Mas nggak tahu urusannya kayak gimana, cuma yang mau Mas tanyain, apakah selama ini Arcell melihat tanda-tanda kemunculan raja iblis di sekitarmu, atau bahkan meneror, menyerang ... dan lainnya?” tanya Beezel memastikan.

“Nah, itu dia yang membuatku nggak percaya, Mas. Bahkan selama ini aku belum pernah ketemu dengan yang katanya raja iblis itu. Aku juga nggak pernah diserang, diteror, atau lainnya. Kalau memang raja iblis mengincarku, sudah sejak lama aku ditemukan, bahkan dilenyapkan, mungkin?” ungkap Arcello.

“Hus! Jangan ngomong sembarangan, Sayang.” Beezel langsung menimpali perkataan asal yang diucapkan Arcello.

Beezel tampak mencerna perkataan Arcello. “Kalau memang Arcell selama ini tidak pernah bertemu bahkan diganggu raja iblis, apakah kamu nggak kepikiran kalau itu bisa jadi akal-akalan dia supaya Arcell tidak berkeliaran seenaknya, sehingga dia bisa memantaumu dengan mudah. Tidakkah Arcell curiga, mungkin saja yang sebenarnya menginginkan kekuatanmu itu adalah dia dan golongannya? Atau bisa jadi justru merekalah iblisnya.”

Analisis Beezel membuat Arcello terdiam, memikirkan kemungkinan yang kekasihnya ucapkan. “Kok aku nggak pernah pikir ke sana, ya, Mas?” Arcello baru menyadari sesuatu yang luput dari pikirannya.

Kini Arcello menaruh curiga pada Gabriel dan klan langit yang berpura-pura melindunginya, padahal di balik itu semua mereka menginginkan kekuatan yang ada pada dirinya.

Melihat kekasihnya yang tampak galau, Beezel segera menghiburnya. “Dengarkan, Sayang. Terlepas dari yang Arcell ceritakan benar atau tidak, tapi apa pun yang terjadi nanti, Mas akan selalu ada untukmu, dan melindungimu,” ucap Beezel sambil tersenyum.

Melihat ketulusan dari ucapan sang kekasih, Arcello pun merasa lega. Ia pun segera memeluk Beezel. “Makasih, Mas,” pungkas Arcello dalam pelukan orang yang ia sayangi.

Beezel melepaskan pelukannya. Dipandanginya wajah Arcello lekat-lekat. Perlahan tapi pasti, jarak di antara wajah mereka menipis. Bibir keduanya sedikit lagi saling memagut. Namun saat ciuman itu nyaris terjadi, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, alhasil Beezel dan Arcello mengurungkan niat mereka.

Beezel tampak kesal kembali ke meja kerjanya sambil berseru menyuruh masuk. sementara Arcello masih duduk di sofa memikirkan kata-kata kekasihnya.

Arcello menatap ke satu arah, namun jarinya tampak mengelus sebuah gelang yang melingkar di tangannya. Gelang terbuat dari gabaha yang Auryn berikan saat mereka liburan di pantai waktu itu. Seketika Arcello pun menoleh pada gelang tersebut sambil mengenang sahabat tercinta.

oOo

Sejak kepergian Arcello tadi pagi, Gabriel segera menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian ia berniat mencari barang bukti yang sempat Beezel bicarakan. Setelah bersabar selama tiga hari menunggu, Akhirnya Gabriel bisa leluasa mencari ke tempat-tempat yang ia curigai.

Tempat pertama yang akan Gabriel geledah adalah kamar sang tuan. Ia tampak segan saat berdiri di depan pintu kamar Arcello. Ada keraguan yang mendera. Namun ia tidak bisa menahan rasa penasarannya.

“Maafkan saya, Tuan!” Gabriel bermonolog sebelum membuka pintu. Setelah itu ia pun masuk ke dalam kamar.

Di dalam ruangan pribadi tuannya, Gabriel mulai mencari-cari tempat sang tuan menyimpan berkas tulisannya. Gabriel menggeledah mulai dari lemari pakaian, nakas, hingga laptop milik Arcello yang entah tertinggal atau sengaja tidak dibawa, tergeletak di atas meja kerja.

Hati-hati Gabriel membuka laptop tersebut lalu menyalakannya. Untungnya, laptop Arcello tidak perlu menggunakan sandi untuk mengaksesnya. Komputer lipat itu pun menyala menampilkan gambar gabaha yang berada di kedalaman lautan sebagai tampilan layar utama.

Berbekal tutorial yang spontan ia cari di internet melalui ponselnya, Gabriel pun bisa dengan mudah melakukan penarian file pada laptop tuannya. Dengan hanya menuliskan kata kunci yang ia pikir merujuk pada berkas yang dicari, akhirnya Gabriel menemukan sebuah tulisan yang berhubungan dengan malaikat.

Sambil duduk tenang di kursi, Gabriel pun membuka file tersebut. Ia dibuat terkejut dengan isi berkas tulisan di hadapannya. Saksama ia membaca perlahan. Semua yang ia ceritakan, bahkan informasi dari ketiga sahabatnya pun tercatat lengkap dalam tulisan itu.

Semakin menggulir lembar halaman ke bawah, Gabriel semakin dibuat tercengang tidak percaya atas apa yang dilihatnya. Ia merasa kecewa kepada tuannya. Apa yang dikatakan Beezel ternyata benar.

“Tidak mungkin.” Gabriel menggeleng tak yakin. “Kenapa Tuan Arcell melakukan ini?” Berkali-kali Gabriel menggeleng, berusaha menyangkal apa yang ia dapatkan, tetapi semuanya sesuai dengan kenyataan.

Gabriel mengepalkan tangannya. Ia yakin kalau Arcello dijebak oleh Beezel untuk melakukan ini. Gabriel masih berusaha percaya kalau sang tuan tidak akan pernah rela jika mengetahui perbuatannya bisa menyebabkan sang mantan malaikat celaka, bahkan seluruh Kerajaan langit dan isinya.

Dengan mempertimbangkan segala hal kemungkinan yang akan terjadi, Gabriel bertekad untuk melenyapkan file tulisan itu. Ia bukan tidak rela Arcello mengetahui seluk beluk tentang langit dan isinya, hanya saja Gabriel tidak bisa membiarkan jika raja iblis memanfaatkan itu untuk membalas dendam.

* * * *

Team Jasun

tivery x @noenu

Terimakasih sudah membaca, tolong berikan bintangnya sebagai bukti kasih sayangmu
⭐⭐⭐⭐⭐

Janji, besok baca next chapternya ya...

Continue Reading

You'll Also Like

62.9K 8.4K 22
Riize Series season 1 ft. Sungchan Riize and Winter Aespa __________________________________________________ Kisah tentang ketidakjelasan percintaan...
12.4K 1.4K 44
bagaimana perasaan kalian jika dari kecil tidak pernah diperhatikan maupun mendapat kasih sayang kedua orangtua? pasti sakit bukan? itulah yang diras...
7.1K 288 5
Devano Bazkara Dirgantara Remaja yang di jodohkan dengan Zidan Dirgantara.Kini usia Devano 30thn dan Zidan 21tahun.mereka sudah menikah selama seming...
2.6K 193 2
Arhan Revandra pemuda prik yang memiliki paras cantik namun tampan, yang sedang mengejar cinta si tampan Alvar Narendra. Apakah ia dapat mengerjar ci...