Kenzo Emiliano(End)

By Mhyka62

685K 70K 6.1K

Kenzo Emiliano, pemuda yang memilih pergi dari keluarganya saat dia baru berinjak usia 15 tahun.... Dia yang... More

Part:1
Part:2
Part:3
Part:4
Part:5
Part:6
Part:7
Part:8
Part:9
Part:10
Part:11
Part:12
Part:13
Part:14
Part:15
Part:16
Part:17
Part:18
Part:19
Part:21
Part:22
Part:23
Part:24
Part:25
Part:26
Part:27
Part:28
Part:29
Part:30
Part:31
Part:32
Part:33
Part:34
Part:35
Part:36
Part:37
Extra part
Extrapart 2
Extrapart 3
Extrapart 4

Part:20

15.2K 1.6K 209
By Mhyka62

Vote and comment juseyo...
.....

Kenzo bersama adek-adeknya sekarang berada di salah satu restorant menyantap makan malam, setelah tadi puas menonton film di bioskop.

"Bang, mau dong" ujar Arka tergiur melihat Dessert milik Kenzo.

"Buka mulutnya" ucap Kenzo, Arka tentu saja tersenyum senang dan langsung membuka mulutnya menerima suapan dari Kenzo. Melihat itu Arga berdecih kesal, merasa cemburu.

Seakan peka, Kenzo langsung mengambil satu sendok dessert lagi dan hendak menyuapi Arga juga.

"Gue nggak suka manis" batin Arga tampak ragu, dan hanya melihat sendok yang melayang itu ke arahnya.

"Kenapa, nggak mau?" Ucap Kenzo menatap Arga tampak ragu, sedangkan Arka sudah terkekeh pelan melihat abangnya itu.

"Mau" Karena tidak mau membuang kesempatan, Arga langsung memakan Dessert itu dan tersenyum mempertahankan ekspresinya.

"Hahaha" akhirnya Arka tidak bisa menyembunyikan tawanya lagi dan tertawa lepas melihat ekspresi abangnya itu.

"Lo kenapa ketawa sendiri?" Heran Kenzo, Arka memelankan tawanya sambil mengusap sudut matanya yang sedikit berair dan menatap Arga yang menatap dengan mata yang dipelototkan.

"Gapapa kok bang" ucap Arka dan lanjut memakan Ice Creamnya, Kenzo hanya manggut-manggut saja dan menghabiskan Dessertnya, sedangkan Arga langsung menghabiskan Lemon Tea yang dia pesan.

"Udah kan, sekarang mau kemana lagi?" Tanya Kenzo seraya melirik jam ditangannya.

"Pulang aja gimana bang, udah jam 8 malam juga nih" ucap Arga dan diangguki oleh Arka.

"Masih jam 8 kok, yakin nih udah mau pulang?" Tanya Kenzo memastikan

"Iya bang, Bunda sama ayah udah nelpon dari tadi sebenarnya, tapi malas ngangkat hehe" cengir Arka menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Iya bang, kita juga nggak pernah pulang semalam ini, takut Ayah sama Bunda marah" timpal Arga.

"Enak banget ada yang nyariin, selama ini gue nggak pernah ditelpon seperti itu kalau pulang telat" batin Kenzo menatap sikembar tanpa ekspresi, dia menghela nafasnya pelan dan refleks mengecek ponselnya.

"Anjir 158 panggilan tak terjawab" kaget Kenzo bahkan sedikit berteriak, membuat pengunjung restorant itu menoleh padanya. Kenzo langsung menutup mulutnya dan membuka ponselnya itu, melihat siapa saja yang menelponnya.

Ternyata tidak hanya panggilan telpon, tapi juga ada 123 pesan yang dikirim padanya. Dia bahkan tidak sadar mendapatkan telpon dan pesan sebanyak itu, karena memang Kenzo tidak membunyikan nada deringnya apalagi sekedar geteran.

Ingatkan waktu Farrel mengiriminya pesan perihal teman baru Kenzo seminggu yang lalu, jadinya Kenzo membisukan ponselnya itu dan dia lupa membunyikan nada deringnya lagi.

"Mereka kenapa ya, pada gabut apa?" Heran Kenzo melihat ponselnya itu. Ada 56 panggilan dari Doni, 44 panggilan dari Brian, ada 32 panggilan dari Bobi dan selebihnya ada dari Dira, papa dan sepupunya.

"Tuh kan abang ditelpon juga, mampus nih kita bang"

"Lebih baik kita pulang sekarang" ucap Arga sedikit takut apalagi ada pesan ancaman dari Doni yang dikirim ke masing-masing mereka.

"Ehh emangnya kenapa?" Tanya Kenzo masih sedikit kaget, tidak menyangka kalau dia juga dicari seperti ini, karena dulu mereka tidak pernah peduli Kenzo pulang atau tidak.

"Ntahlah, tapi gue takut nih Ayah marah" ucap Arga, Kenzo mengangguk saja dan merangkul kedua adeknya itu yang jelas-jelas terlihat takut. Entah apa yang mereka takutkan, paling nanti di mansion mereka cuma diomeli dan disuruh masuk ke kamar pikir Kenzo.

Kenzo dan sikembar akhirnya sampai di parkiran. Tapi saat membuka pintu mobilnya, kenzo menoleh, memperhatikan sekitar parkiran itu.

"Kenapa bang?" Tanya Arka yang sudha masuk ke dalam mobil, Kenzo hanya menggeleng sebagai tanggapan dan masuk ke dalam mobilnya.

"Kayaknya ada yang ngawasi kami" batin Kenzo dan dengan perlahan turun dari parkiran basement lantai 3 Mall itu dengan sesekali melirik Spion mobilnya memperhatikan ke belakang.

"Kenapa sih bang?" Tanya Arga dengan mengelus rambut Arka yang sudah nyaman dengan posisi, kepalanya bersandar dibahu Arga.

"Gemes banget sih kalian" ucap Kenzo tersenyum melihat interaksi sikembar itu melalui kaca depannya. Dari dulu dia selalu iri melihat kedekatan Arga dan Arka, apalagi melihat Arga yang sangat menyayangi Arka. Sedangkan abangnya sendiri dulu sangat membencinya, dan bahkan tidak pernah memberikan sentuhan lembut seperti Arga sama Arka itu.

"Itu masa lalu Ken, sekarang sudah berubah"

"Jangan ingat lagi, yang mana itu malah bikin lo terluka"

"Nikmati aja apa yang ada sekarang, hal yang lo inginkan dulu kan udah terwujud sekarang, jadi coba lupain okay"  Batin Kenzo pada dirinya sendiri dan menghela nafasnya pelan kemudian tersenyum.

"Abang, gue nanti boleh tidur sama abang nggak?" Tanya Arga menatap Kenzo berharap.

"Loh kenapa?"

"Gapapa pengen aja, gue udah lama pengen tidur sama abang"

"Abang dulu selalu keliatan pengen sendirian,  gue jadi ragu kalau mau dekati abang" ucap Arga menyampaikan keinginannya.

"Gue nggak pernah nolak orang-orang yang mau dekati gue, lo juga terlalu cuek kan dulu"

"Makanya kita nggak pernah dekat kan" ujar Kenzo dan diangguki setuju oleh Arga.

Yah memang itu juga salah satunya, Kenzo yang memberikan jarak pada mereka, Arga juga yang tampak cuek dan tidak peduli, membuat mereka tidak pernah dekat. Walaupun Arga selalu memperhatikan Kenzo dari jauh dulu dan ingin bermain bersama Kenzo, tapi dia tidak memiliki keberanian yang cukup untuk mendekati abangnya itu, yang seperti memiliki dunia sendiri.

"Abang benar" ucap Arga tersenyum mengelus rambut Arka yang sudah tertidur, mungkin karena kecapekan pikir Arga.

"Ehh btw, kita kok bisa jadi dekat gini ya?"

"Sejak kapan?" Tanya Kenzo penasaran, Arga berpikir sejenak dan memikirkan kejadian satu tahun yang lalu.

"Karena gue luka" ucap Arga tersenyum, Kenzo mengenyit heran dan menatap Arga kebelakang sekilas, sebelum fokus lagi ke depan mendengarkan cerita Arga yang lebih lengkap.

"Ohhhh"....

.

.

.

.

.

Kenzo sekarang berada diruang keluarga bersama Arga dan yang lainnya, kecuali Arka yang dibawa masuk ke kamar oleh Brian yang memang sedang tidur.

"Kalian udah makan?" Tanya Dira berusaha mencairkan suasana yang tegang sekarang.

"Udah Bund" jawab Arga

"Baiklah, sekarang kalian bersih-bersih dan tidur ya, bes..."

"Kalian dari mana?" Suar dingin Doni menghentikan perkataan Dira.

"Tadi ke Cafe bang Kenzo terus kita nonton di bioskop yah" jawab Arga berusaha menormalkan detak jantungnya mendengar nada tegas dan dingin ayahnya itu. Sedangkan Kenzo hanya acuh sambil bersandar di sofa karena sudah merasa mengantuk.

"Kenapa nggak angkat telpon ayah?"

Arga diam, diliriknya Kenzo yang ternyata juga menatapnya dengan mata yang sayu.

"Maaf, Arga nggak dengar ponsel Arga bunyi yah" lagi-lagi Arga yang menjawab.

"Bohong" ucap Nevan dingin dan datar, Arga langsung meneguk ludahnya tanpa sadar dan merutuki dirinya sendiri karena dia memang tidak bisa berbohong kalau ada Nevan.

"Kalau kamu Kenzo?" Tanya Bobi beralih menatap Kenzo, ketika Arga diam dan menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.

"Ponsel Ken mode Silent" ucap Kenzo apa adanya, mereka semua menghela nafasnya kasar.

"Tidakkah kalian tau, kita khawatir sama kalian"

"Kalau kalian memang mau pulang telat seharusnya kalian angkat telpon atau telpon kita, supaya kita nggak cemas di sini" ujar Doni tegas

"Dan kamu Kenzo, Ayah selama ini nggak pernah melarang kamu pulang sampai jam kapanpun kamu mau, tapi ini kamu membawa adek-adek kamu, mereka bahkan tidak pernah pulang lebih dari sebelum makan malam"

"Jangan ajarin mereka kebiasaan buruk kamu dulu Kenzo" ucap Doni membuat ekspresi Kenzo yang tadinya malas dan sayu langsung berubah gelap.

"Ayah!" peringat Brian yang baru datang, Doni langsung tersadar dengan ucapannya dan beralih menatap Kenzo.

"Ken.."

"Maaf, Ken nggak bisa jadi kakak yang baik buat mereka, Ken cuma bawa pengaruh buruk buat mereka"

"Itu kan maksud ayah" ujar Kenzo dan berdiri dengan tangan yang terkepal erat pertanda dia sedang menahan emosinya sekarang, dia langsung berlalu begitu saja memasuki lift mengabaikan Doni dan Bobi yang memanggilnya.

"Kamu bodoh Doni" ujar Dimas

"Maaf, Doni lupa" ucap Doni mengusap wajahnya kasar dan menatap Arga yang tampak khawatir menatap pintu lift yang tertutup.

"Ayah keterlaluan, ini bukan salah bang Kenzo, kita yang salah karena nggak bilang sama bang Ken, kita terlalu asyik main sama bang Ken ayah, karena ini pertama kalinya kita main dengan bang Ken di luar"

"Kalau bang Ken jauhi kita lagi gimana?" Ucap Arga dan berdiri hendak menyusul abangnya itu.

"Kamu cepat minta maaf sama Kenzo"

"Papa nggak mau karena kebodohan kamu, Kenzo menjauhi kita lagi" ucap Bobi melangkah menuju kamarnya begitu juga yang lainnya, meninggalkan Dira dan Doni berdua di ruang keluarga.

"Mas" ucap Dira lembut mengelus punggung Doni.

"Aku akan minta maaf, tapi aku tunggu Kenzo tenang dulu"

"Dia pasti kecewa sama aku" ucap Doni mengusap wajahnya kasar dan bersandar di sofa itu.

Sedangkan di dalam kamar Kenzo, Kenzo mengunci pintu kamarnya menghiraukan Arga yang memanggilnya. Dia menghela nafasnya kasar dan menjatuhkan dirinya di kasurnya, sambil menatap langit-langit kamarnya, tangannya kembali terkepal.

"Sialan, bisa-bisa gue senang karena untuk pertama kalinya mereka nelpon gue ketika gue nggak ada kabar dan pulang malam"

"Tapi ternyata karena gue bersama Arka dan Arga" ucap Kenzo menghela nafasnya kecewa, dia diam beberapa menit sebelum akhirnya dia duduk sambil memangku gitarnya sambil menatap pemandangan halaman mansion Alexander.

Kenzo menghela nafasnya pelan dan mulai memetik gitarnya.

"Taukah sakit yang tak terobati"

"Belum sempat sembuh tertikam lagi"

"MUAAK" ujar Kenzo kesal apalagi mendengar suara Brian memanggilnya.

.

.

.

.

.

Pagi-pagi sekali Kenzo sudah bersiap dengan seragam sekolah yang melekat rapi padahal ini baru menunjukkan pukul 5 pagi. Kenzo memakai jaketnya dan mengambil tasnya, kemudian keluar dari kamarnya untuk berangkat ke sekolah.

"Pada kebo, jam segini aja masih pada tidur" ucap Kenzo memperhatikan mansion Alexander itu tampak sepi. Yang dimaksud sepi oleh Kenzo itu karena dia tidak melihat satu keluarganya yang pada bangun, padahal mansion itu sudah disibuki oleh Maid dan Bodyguard yang senantiasa berjaga.

Kenzo mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan langkahnya menuju pintu luar mansion, sebelum ada yang bangun dan mereka bertemu dengannya. Kenzo tidak mau berurusan dengan mereka terlebih dulu apalagi sama Doni, dia pasti akan emosi dan merusak harinya.

Kenzo langsung memasuki mobilnya yang ada di garasi, dan langsung menjalankannya keluar dari area mansion Alexander, sekarang tujuannya mencari sarapan terlebih dahulu sebelum nanti melanjutkan tidurnya karena dia baru saja tertidur 4 jam tadi.

Kenzo tersenyum melihat penjual bubur Ayam dan memarkirkan mobilnya.

"Bang, bubur ayamnya satu" ucap Kenzo duduk di salah satu bangku yang tersedia.

"Tunggu sebentar ya" ucap penjual bubur ayam itu dan diangguki oleh Kenzo. Kenzo memainkan ponselnya sambil menunggu pesanannya, sampai dia merasa ada seseorang yang duduk disamping dan menatapnya.

"Astaga Gala, lo ngagetin aja" ucap Kenzo mengelus dadanya karena kaget.

"Lo ngapain?" Tanya Gala dengan ekspresi datar.

"Ahh lagi mesan bubur" ucap Kenzo

"Nggak, bukan itu"

"Seragam lo" ucap Galaksi membuat Kenzo diam mencerna maksud dari Galaksi itu.

"Ohh, gue mau berangkat sekolah sih, kenapa pagi banget ya" ucap Kenzo terkekeh pelan dan diangguki oleh Galaksi

"Lo tinggal di sini?" Tanya Kenzo melihat Galaksi yang sepertinya sedang jogging terlihat dari pakaiannya.

"Ikut gue" ucap Galaksi dan dibalas gelengan oleh Kenzo.

"Gue mau makan bubur Gala, lo mau nggak?"

"Iya, tapi nanti ikut ke rumah gue" ucap Galaksi

"Ngapain?"

"Lo ngapain pagi-pagi di sekolah?" Tanya Galaksi balik, Kenzo menghela nafasnya pelan, berbicara dengan Galaksi memang harus punya stok kesabaran dan harus cepat berpikir kemana arah pembicaraan pemuda yang minim ekspresi itu.

"Paling nanti tidur di UKS" ucap Kenzo dan mengaduk-aduk bubur yang sudah ada dihadapannya.

"Tidur di kamar gue, berangkat bareng" ucap Galaksi, Kenzo manggut-manggut saja sebagai jawabannya.

Mereka akhirnya menyelesaikan makan buburnya dengan cepat karena memang matahari sudah semakin terlihat, setelah itupun mereka pergi ke kediaman Galaksi menggunakan mobil Kenzo.

Kenzo mengikuti Galaksi masuk ke mansion 4 lantai itu. Ketika Kenzo masuk, dia melihat 2 pria yang sedang duduk di ruang makan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Abang" panggil seseorang yang Kenzo yakini adeknya Galaksi

"Sama siapa?" Tanya Adeknya Galaksi dengan ekspresi datarnya menatap Kenzo, begitu juga Pria satu lagi yang Kenzo yakini abangnya Galaksi.

"Anjir sekeluarga pada datar semua" batin Kenzo

"Kepo" ucap Galaksi singkat dan melanjutkan langkahnya, Kenzo tersenyum canggung dan merasa tidak enak ketika merasakan aura menusuk itu dan akhirnya memilih mengikuti Galaksi.

"Tidur aja, gue mandi" ucap Galaksi dan masuk ke kamar mandi, sedangkan Kenzo memilih merebahkan dirinya dan memejamkan matanya karena dirinya semakin mengantuk ketika dia bersentuhan dengan kasur yang nyaman itu, dan beberapa menitpun dia terlelap.

Galaksi yang sudah selesai mandipun, menatap Kenzo dengan senyuman tipis dan memakai seragamnya, setelah itu dia duduk di samping Kenzo memperhatikan wajah tegas dan rupawan itu.

"Dia Alexander ya?" Tanya Semesta yang tiba-tiba sudah masuk ke kamar adeknya itu.

"Benar-benar kepo" ucap Galaksi dan akhirnya berdiri memasukkan buku pelajarannya, dia yakin kalau abangnya itu sudah mencari tau tentang Kenzo.

"Kamu tau kan apa yang sudah kamu lakukan, jangan sampai papa tau hal ini" ucap Semesta memperingati adeknya itu, Galaksi menghentikan aktifitasnya dan menatap abangnya datar yang ternyata sudah keluar dari kamarnya.

Galaksi menghela nafasnya kasar, dia akhirnya kembali duduk di samping Kenzo dan menatapnya sendu.

"Abang"...






Tebece

Kalau votenya lebih 500 dan commentnya 100, aku akan double Up nanti malam....

Hehe

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 122K 53
( Selesai ) Elnano Setiawan.W pemuda tampan sekaligus imut nan menggemaskan yang hidup sendiri tanpa adanya keluarga setelah dirinya diculik musuh bi...
533K 58.7K 62
Bertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Sta...
816K 56.2K 50
Kisah seorang kembar tak identik yang terpisah Reyhan berwajah tampan,rahang tegas,mata setajam elang,dingin,datar Reylan pemuda manis,imut dan mengg...
727K 31.9K 53
Hanya Tentang seorang remaja bernama TRAVIS SEANO LUCIFER, yang dibenci oleh keluarganya sendiri, karena kelahiran nya membuat sang mommy meninggal...