Twiceland

By xxiwu04

1.3K 138 1

Jika kau mendengar gemerincing lonceng di pagi hari, bukalah jendela kamarmu. Biarkan para Laburi datang dan... More

1. Laburis
2. Twiceland
3. Teudongs
4. Soulmate
5. After Moon
6. Go Hard
7. Brave
8. Like a fool
9. Fireworks
10. Strawberry
12. Young and Wild
13. Handle it
14. Feel Special
15. Cruel
16. Precious love
17. Fall In Love Again

11. Trouble

47 8 0
By xxiwu04

Yorobun...

Fajar hari itu menyengat semangat Jihyo, dia bangkit menghirup udara segar hutan belantara yang tengah dia tapaki.

"Hey, bangunlah."

Savely disamping Jeongyeon bangkit dan menguap, lalu menepuk-nepuk pipi Jeongyeon disampingnya. "Ayo, kita harus melanjutkan perjalanan kita. Tapi sebelum itu ayo sarapan dulu." Jihyo mengeluarkan strawberry abal-abal kemarin dari sakunya.

"Ahhh tidak tidak, lupakan buah itu. Ayo cari jamur yang bisa dimakan."

"Jamur? Kau bercanda? Hampir seharian kita makan jamur."

"Lalu kau mau makan apa?"





































































"Hah! Kena kau!" Jihyo memegangi dua telur berukuran cukup besar ditangannya.

"Hey, kau mendapatkan itu dari mana?"

"Dari dalam gua." Tunjuk nya pada gua di belakangnya.

Jeongyeon melihat ke tempat yang Jihyo tunjuk dan seketika tatapannya berubah "Kau mencari masalah."

"Huh?"

Jeongyeon melangkah mundur, "ada ap-

Jihyo membuka mulutnya kala seekor monster bersayap berada dibelakangnya. "Annyeong."

"Huaaa!"

Dia menyusul Jeongyeon yang lari duluan. "Hey! Kenapa kau lari!?" tanya Jeongyeon.

"Tentu saja karna kau lari."

Jeongyeon menatap kedua telur ditangan Jihyo "Yakk! Lepaskan itu!"

"Tidak! Ini untuk sarapan kita tahu!"

"Lebih baik sarapan jamur daripada jadi sarapan Monster!"

"Monster!?"

"Hewan besar yang tengah mengejar kita!"

Jihyo berbalik dan benar mahluk itu tengah mengejarnya "dan yang sedang kau pegang itu telurnya!"

"Lalu kita harus apa?"

"Simpan disana dan selamatkan diri kita!"

"Tidak tidak."

"Heh! Kau ingin aku mati!?"

"Tapi-

"Letakkan!"

Jihyo berhenti, dia meletakkan dua telur itu diatas tanah lalu mundur perlahan kala induk monster itu mendekat. Hidungnya mengeluarkan asap saat dia bernafas.

"Rraaaawr!"

Angin dari teriakan mahluk itu membuat rambut Jeongyeon dan Jihyo beterbangan.

"Perlahan saja okay? Jangan membuat pergerakan mendadak." bisik Jeongyeon.

"Apa? Bagaimana jika kita sudah menjadi santapannya bahkan sebelum beranjak!" Jihyo mulai geram.

"Tidak, dia akan merasa terancam jika kita melakukan itu."

"Kita? Aku saja!" Jihyo kembali berlari dan langsung dikejar lagi.

"Heh! Bodoh! Apa yang kau lakukan!?" Jeongyeon meremas rambut nya.

Jihyo melihat sekeliling lalu bersembunyi di celah pohon. Nafasnya terengah karena sudah berlari sangat jauh. Dia juga tidak bisa berlari lebih jauh lagi, karena dihadapannya ada lembah yang dalam.

Jeongyeon datang dan ikut bersembunyi, "Tunggu, bukannya ada jembatan disekitar sini?" gumamnya karena tak lagi menemukan jembatan seperti saat dia melewati tempat ini dulu.

Savely menyusul dan ikut bersembunyi disamping Jeongyeon.

"Dimana dia?"

Savely menunjuk pohon besar dengan celah didalamnya. "Dia disana?"

Savely mengangguk. "Okay-okay, apa yang harus kita lakukan?"

"Mengalihkan perhatiannya? Tapi dengan apa?"

Jeongyeon menatap dua telur yang tertinggal dibelakang sana. "Ide bagus."

Nafas Jihyo tercekat begitu mahluk itu menemukan keberadaannya, dengan dua cakar tajamnya dia bersiap mencakar batang pohon itu.

"Heyy!"

Mahluk itu berbalik dan matanya membulat kala dua telurnya berada di tangan Jeongyeon.

"Kau mau ini huh? Kejar aku!"

"Rraaaaawwrr!"

Jeongyeon berlari kembali masuk hutan sedangkan Jihyo bisa keluar dari persembunyian karena mahluk itu menjauh. Sayangnya Jeongyeon tersandung akar pohon dan dua telur ditangannya terjatuh, menggelinding diantara dua kaki induknya.

Mahluk itu terlihat panik karena tidak bisa mengejar telur-telurnya. Melihat itu Jihyo merentangkan tangannya bersiap menangkap dua telur itu dengan tangannya.

Tap

Tap

Dua telur itu mendarat sempurnya di tangan Jihyo. Mahluk besar tadi bisa bernafas lega karena telur-telurnya selamat. Dia terduduk lemas menatap Jihyo penuh harap.

"Ha? Iya sama-sama." Jihyo meletakkan kedua telur itu dibawah kaki sang monster.

Jeongyeon menyusulnya bersama Laburi. Mahluk itu nampak menunduk seolah berterima kasih "ahh tidak usah begitu Bibi, aku juga yang membuatmu hampir kehilangan bayi-bayimu."

Tak disangka ternyata dua telur itu menetas, dan hal yang pertama kali bayi itu lihat itu adalah Jeongyeon.

"Mama!"

"Rraaaawwwr!" Jihyo dan Jeongyeon kembali menutup matanya saat mahluk itu berteriak padanya.

"Aku senang menjadi Bibi dari anak-anakmu Jeong, tapi aku benci harus kembali berlari."

Mereka kembali berlarian menghindari mahluk besar itu, sedangkan dua bayi monster itu terus mengikuti Jeongyeon.

"Jeong! Anak-anakmu!"

"Diam! Dia bukan anak-anakku!"

Mereka bersembunyi dalam gua. Namun Gua yang mereka datangi itu adalah sarang monster tadi, dan sialnya tiga telur lainnya menetas dan menatap Jihyo dengan berkaca-kaca. "Mama!"

"Sialan!"

Mahluk itu datang dan melihat kelima bayinya menganggap Jeongyeon dan Jihyo orang tuanya. "Aku mohon Bibi, ini hanya kesalah fahaman belaka." Jihyo menyatukan tangan mereka.

Hingga mereka menyadari salah satu dari bayi monster itu hilang. "Heh? Hilang satu!" pekik Jeongyeon.

"Hah? Serius? Anakmu atau anakku?" Jihyo ikut panik.

"Aku tidak tahu, mereka mirip semua."

"Itu! Disana!"

Jeonghyo melihat kearah dimana Monster itu menunjuk "eh? Dia bisa bicara?" tanya Jihyo.

"Tentu saja, dan sekarang selamatkan anakku!"

"Tapi-

Rraaaarw!

"Ayo Jeong!" Jihyo menariknya pergi.

"Tadi dia dibawa oleh ular."

"Apa yang kau maksud dengan ular huh?"

"Mahluk tanpa kaki dan tangan."

"Ahh sial." Jeongyeon mencari batang pohon yang lumayan besar. "Kau, pegang ini disini."

"Kau mau kemana?"

"Mencari getah pohon pelangi. Sebentar."

Jihyo terus memperhatikannya dari jauh sedangkan induk Monster itu menjelaskan pada keempat bayinya jika ibunya itu dia, bukan mereka.

"Jeong cepat! Dia hampir hilang dari pandanganku!"

Jeongyeon datang dengan getah pohon yang dimaksud. "Kau... Untuk apa semua ini?"

"Kau akan tahu nanti. Dimana benda ajaibmu yang bisa mengeluarkan api itu?"

"Korek api?"

"Iya itu,"

Jihyo memberikannya dan terciptalah sebuah obor yang lumaian besar, bahkan mereka harus memegangnya bersama.

"Ayo, mahluk itu takut dengan ini."

"Baik."

Mereka berlari menuju mahluk itu. Dia terlihat mundur saat Jeongyeon menyodorkan obor itu padanya. "Yak, kembalikan bayiku!"

Mahluk itu menggeleng, terlalu keras karena panik dengan obor dihadapannya, bayi monster itupun terlempar jauh.

"My Baby!" teriak Jeongyeon.

Jihyo melepaskan pegangannya pada obor raksasa itu dan melompat untuk menangkapnya.

Monster itu mengibaskan ekornya hingga obor yang Jeongyeon pegang terjatuh. Jeongyeon mundur karena dia mulai melawan.

"Jihyo! Bayiku baik-baik saja!?"

"Ya! Aku menangkapnya!" Jihyo mengacungkan bayi monster itu keudara.

"Kembalikan pada induknya, aku akan mengatasi dia."

Jihyo bangkit lalu berlari pincang karena sudah kelelahan terus berlari. Begitu sampai Gua, dia tebaring lemah "ini... Bayimu."

Kedua matanya tertutup, mengatur nafas dan beradaptasi dengan keadaannya sendiri.

Tak lama Jeongyeon datang "Ji... Hahh kau... Masih ingin sarapan telur?"

"Aku sekarat bajingan! Dan kau menanyakan sarapan apa!?... Hah... Aku ingin kentang rebus"

Melihat anaknya selamat, Monster itu langsung memeluknya, dilihatnya Jihyo dam Jeongyeon yang kelelahan, dia menyerahkan seguci air pada mereka.

Jihyo menatapnya, mahluk itu memalingkan wajahnya "hanya berterima kasih."

Jihyo dan Jeongyeon saling melempar senyuman.






























































"I believe I can fly!" Jihyo merentangkan tangannya saat menunggangi monster tadi melewati lembah dihadapannya.

Mereka sampai. Keduanya turun dengan Savely yang setia duduk dipundak Jihyo. "Terima kasih banyak."

Mahluk itu menunduk lalu kembali ke sarangnya. Jihyo meregangkan ototnya "jadi... Dimana kita bisa mendapatkan umbi-imbian?"

Bergelud? Pagi-pagi buta begini kau ingin bergelud?

Continue Reading

You'll Also Like

1M 62K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
356K 4K 82
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
4.3K 506 33
Pertemanan online, hubungan yang tidak mengetahui identitas satu sama lain, tapi hubungan mereka awet-awet aja. Kok bisa?? Liz dengan nicknamenya eLi...
8.4K 413 13
"Saat ini bukan rumahlah yang menetap, tapi rumah itu yang berpindah. Atap ini akan tetap jadi milik kita, meski ada banyak jenis perjalanan yang mem...