Black Pearl [Open PO]

By MarxSha69

20.8K 2.1K 444

Ombak membawaku padanya, kepada sang keindahan di Palung Mariana. Keindahan itu tersenyum lalu berkata, "Halo... More

PROLOG
Day 1 : Kehangatan Dari Dasar Laut
Day 2 : Kenangan Masa Lalu
Day 3 : Pertemuan Kembali
Day 4 : Hembusan Angin dan Riuh Ombak
Day 5 : Milikku
Day 6 : Pemahaman
Day 7 : Pernyataan
Day 8 : Malam Terakhir
Day 9 : Janji
Day 11 : Keteguhan Hati
Day 12 : Menyusuri Lautan
Day 14 : Pria Baik Tersenyum Cantik
Day 15 : Apakah sia-sia?
Day 16 : Kecemasan
Day 17 : Dia Yang Terlupakan
Day 18 : Langit Kelabu
Day 19 : Empati
Day 20 : Pria Malam Ini
Day 21: Lihat Dan Perhatikan
Day 23 : Meredup
Day 24 : Aku Yang Kau Lupakan
Day 25 : Tekad
Day 26 : Bukti
Day 27 : Embun Hati
Day 28 : Momento
Day 29 : Kepercayaan Yang Keliru
Day 30 : Hari Sial
Day 31 : Hilang Kendali
Day 32 : Permohonan Tegas
Day 33 : Penyesalan
Day 34 : Kemarahan
Kabar Penting!!
Kabar baru!
PO!!!
haloo~

Day 22 : Keraguan

230 47 7
By MarxSha69

#day22
#jakal

(⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠。⁠)⁠ノ⁠♡


Chloe menatap Helios, dirinya berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan tapi Helios terus menerus bertanya pertanyaan yang sama.

Ingatan Chloe kembali pada saat-saat dimana Genji memberitahunya fakta yang bahkan ia sendiri tidak tahu bahwa hal klise seperti itu bisa terjadi di dunia nyata.

Flashback.

"Ahhh... Ugh, c-cepatlah!"

Genji memegang pinggang ramping Chloe, terlihat kedua mata Chloe terpejam dengan kedua tangan mencengram erat bantal di bawah kepalanya. Seluruh tubuh mereka bermandingan keringat dengan bagian bawah lengket dengan cairan kental milik keduanya.

Terhitung sudah lebih dari tiga jam mereka bersetubuh tapi total hanya empat ronde yang sudah mereka lakukan, membuat Chloe ingin mematahkan penis Genji yang terus mengeras dan menghajarnya tanpa henti.

"C-cepatlah keluar, akhhh." Chloe merengek dengan nada memohon.

"Hahaha, baiklah aku akan mempercepat ronde kali ini."

Genji menarik kedua kaki jenjang milik Chloe dan meletakkannya di bahunya, ia mendorong miliknya masuk lebih dalam sampai membuat Chloe meringis. Tidak lama setelah itu Genji pun mengeluarkan cairan miliknya di dalam tubuh Chloe, seketika Chloe kehilangan seluruh tenaganya dan terkulai tidak berdaya di bawah tubuh Genji yang masih memeluk kedua kakinya.

"Hei, kau masih berhutang delapan ronde lagi."

"Bunuh saja aku, sialan."

"Haha, baiklah aku akan memberimu istirahat."

Genji mengeluarkan miliknya dari tubuh Chloe, seketika seluruh cairan putih kental keluar dari lubang itu seiring dengan lepasnya milik Genji dari tubuh Chloe.

Chloe meringis pelan, tubuh bagian bawahnya mati rasa dan lubangnya terasa sangat panas yang membuatnya tidak nyaman. Genji dengan perlahan mengangkat kepala Chloe lalu mengelipkan sebelah tangannya di bawah kepala Chloe agar pria itu bersandar padanya, setelah itu dengan santai Genji berbaring sambil mendekap Chloe di dalam pelukannya.

"Apa pinggangmu sakit?"

"Jika kau merasakan posisi ku, kau akan tahu."

"Hahaha."

Dengan lembut Genji memijat pinggang Chloe membuat tubuh pria di pelukannya tidak sekaku sebelumnya, Genji pun berpikir bahwa Chloe mulai rileks. Chloe merasakan pijatan lembut di pinggangnya yang terasa sakit tentu saja merasa nyaman, dengan santai iapun merebahkan dirinya sepenuhnya kedalam pelukan Genji.

"Jawab pertanyaanku." Chloe membuka obrolan.

"Kau masih berhutang delapan ronde lagi."

"Aku tidak sanggup, aku lebih baik mati saja."

Chloe memejamkan matanya tapi Genji tahu bahwa pria itu tidak tertidur, wajah tenang Chloe membuat hati Genji sedikit bergetar ia pun tidak bisa menahan dorongan untuk mencuri kecupan ringan dari pria itu.

"Kau mencuri ciumanku lagi, aku akan menguranginya dari jumlah hutang ronde itu."

"Mana bisa begitu."

Sebelah tangannya yang menjadi bantal Chloe perlahan menekuk, telapak tangannya mengusap surai lembut milik Chloe. Genji selalu merasa bahwa rambut milik Chloe sangat lembut sampai-sampai jika ia menyentuhnya maka helaian rambut milik Chloe seakan mengalir seperti air di telapak tangannya.

"Baiklah aku akan menjawab pertanyaan mu, tapi dengan satu syarat. Kau harus mau setiap kali aku mengajak mu keluar."

Chloe mendongak kearah Genji dengan tatapan mencela, "Apakah kau bajingan? Aku sudah memberikan tubuhku hari ini sebagai syarat, kau meminta lagi?"

"Dengarkan dulu, bukan keluar untuk berhubungan tapi untuk hal lain, seperti makan malam atau menonton film."

"Kau kesepian? Carilah kekasih."

"Kekasih itu merepotkan, jadi kau setuju atau tidak?"

Chloe terdiam sejenak lalu berkata, "Jika kau melupakan delapan ronde itu, aku akan menyetujuinya."

"Oke." Tanpa pikir panjang Genji pun menyetujui, lagi pula ia sudah makan dengan kenyang beberapa hari ini.

"Baiklah, sekarang beri tahu aku soal Keita."

Genji menarik Chloe lebih erat, menempatkan pria itu di posisi paling dekat dengan tubuhnya sampai deru napas Chloe bisa ia rasakan dengan jelas.

"Keita yah, kau bertanya bagaimana kecelakaan nya kan? Remnya blong lalu mobil yang ia tumpangi menabrak sisi jalan dan berguling beberapa kali, Keita mengalami luka parah di kepalanya sampai terjadi pendarahan. Aku dengar dia sempat masuk masa kritis lalu koma selama hampir satu bulan sebelum sadar dalam keadaan amnesia."

"Kalau begitu dia baru sadar selama kurang lebih dua bulan jika dihitung sampai hari ini?"

"Ya kurang lebih begitu."

"Lalu soal kekasihnya?"

"Kau penasaran soal itu juga? Baiklah, aku tidak tahu banyak soal Hanabi yang jelas Hanabi mengatakan bahwa mereka sudah berpacaran bertahun-tahun. Setidaknya itulah yang dikatakan Hanabi kepada Keita di hari dimana dia dinyatakan kehilangan ingatannya."

"Apa Keita pernah telihat berpacaran dengan pria?"

"Tidak, dia pria yang sangat lurus. Kenapa? Kau suka padanya?" Genji menarik dagu Chloe agar pria itu menatapnya tapi Chloe memalingkan wajahnya.

Chloe terdiam mendengar penuturan dari Genji, diam-diam dia berpikir bagaimana jika Helios selama ini ditipu? Apa mungkin Keita sebenarnya sudah memiliki pasangan sebelum ia bertemu dengan Helios? Tapi kenapa?

"Jadi seberapa banyak ingatan Keita yang hilang?" tanya Chloe.

"Aku tidak tahu, yang jelas dia sama sekali tidak mengingat hari-hari saat ekspedisi berlangsung bahkan dari yang ku dengar Keita hanya ingat hari di mana dia dinobatkan sebagai profesor di universitasya, jika ku kira-kira mungkin sekitar setahun yang lalu."

"Dia kehilangan ingatannya selama itu?"

"Ya, tapi dia tetap ingat beberapa detail kecil dari ingatan setelah itu. Apa kau mengerti? Yang jelas ia bahkan sempat tidak mengenali Muji, ya itu wajar karena ia baru bertemu Muji saat ia masuk kedalam tim ekspedisi."

"Muji?"

"Salah satu rekan setimnya, aku akan memberikan data orang-orang itu padamu lusa nanti."

"Baiklah."

Flashback off

Helios masih menatap Chloe menuntut penjelasan. Bahkan kue cokelat yang seharusnya adalah kesukaannya kini dia singkirkan ke tepi meja. Kedua tangan pucat itu meremas jemari Chloe.  Bukannya Chloe jahat, tapi dia hanya tidak ingin melihat Helios sedih dengan fakta yang baru saja dia ketahui. Apalagi tatapan manik sebiru samudra itu membuat hatinya teriris.

Wajah Chloe memucat, ia sungguh tidak ingin memberi tahu Helios tentang hal ini sampai semuanya jelas setidaknya sampai Chloe mendapat jawaban dari sikap Keita kepada Helios. Jika memang kenyataannya Helios adalah orang ketiga dalam hubungan Keita dan Hanabi maka Chloe akan membatu Helios menyelesaikan masalah ini, jika Keita masih membuang pria itu maka Chloe akan merawatnya.

Tapi Chloe masih merasa ada yang janggal dari cerita Genji, ia masih harus memastikannya apakah benar Keita menjadikan Helios selingkuhannya selama masa ekspedisi hanya untuk bersenang-senang?

Ditengah kebingungan Chloe, terdengar dering telepon dari atas meja yang di mana ponsel milik Helios bergetar serta layarnya menunjukan panggilan masuk dari Asahi.

"Asahi?" Chloe melirik ponsel Helios.

"Temanku, temanku." jawab Helios membuat Chloe mengerenyit.

Helios menatap layar ponselnya. Dia segera meraih ponselnya lalu mengangkat panggilan itu.

"Ya Asahi?"

"Oh Helios, kenapa lama sekali?"

"Maaf aku baru melihat ponsel ku."

"Baiklah, apa kau senggang malam ini?"

Helios melirik ke arah Chloe, Chloe yang mendengar pertanyaan Asahi pun menganggukan kepalanya sebagai tanda dirinya menyetujui jika Helios memang ingin bertemu dengan temannya.

Melihat itu, Helios pun berkata, "ya, apa ada sesuatu?"

"Oh bagus, aku dan Ryuu akan menjemputmu sebentar lagi jadi bersiaplah."

"Ke mana?"

"Hanya makan malam bersama kawan lama, Sasaki dan Muji juga ikut. Apa kau tidak merindukan mereka?"

"Hmm, apakah Keita ikut?"

"Tentu."

Mendengar hal itu perasaan Helios menjadi campur aduk, ia merasa senang dan takut di saat bersamaan. Ia senang karena dapat bertemu Keita kembali tapi ia juga takut jika Keita mendorongnya pergi lagi.

Asahi menyadari keterdiaman Helios pun berkata, "tidak ada yang perlu kau cemaskan, oke?"

"Baiklah."

Panggilan telepon tersebut pun terputus.

"Kau akan pergi?" Chloe bertanya dengan nada khawatir.

"Ya, Asahi bilang tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Aku akan ikut dengan mu."

Chloe meraih kedua tangan Helios agar pria itu membiarkannya ikut tapi Helios melepaskan genggaman Chloe, dengan senyuman di wajahnya Helios berkata.

"Aku akan baik-baik saja."

---

Helios memandang sekitar, sudah tiga puluh menit berlalu sejak dirinya, Asahi, dan Ryuu duduk di salah satu meja di restoran ini tapi Sasaki, Muji, dan Keita belum juga terlihat.

"Asahi, kenapa yang lain belum juga datang?"

Asahi menaruh potongan daging yang sudah matang ke dalam mangkuk Ryuu yang masih saja sibuk mengunyah makanannya.

"Sasaki dan Muji tidak akan datang, mereka ada keperluan lain."

"Eh? Lalu Keita?"

"Dia akan datang sebentar lagi." Ryuu menjawab dengan mulut penuh potongan daging.

Asahi dan Helios menatap Ryuu tanpa kata, siapapun yang tidak mengenal Ryuu pasti berpikir bahwa pria itu tidak makan selama berbulan-bulan.

"Ewh, Aci-chan. Pria di depan mu itu menjijikan sekali."

Terdengar suara seorang wanita dari arah samping Asahi yang membuat ketiga orang di meja mereka menoleh secara serempak, Asahi pun menyadari siapa wanita itu.

"Hana? Sedang apa kau disini?"

Hana tersenyum ke arah Asahi sambil menepuk bahu pria itu, lalu menjawab. "Makan tentu saja, apa lagi?"

Hana kembali menoleh ke arah Ryuu yang sedang menatapnya dengan tatapan membunuh tapi karena mulut Ryuu yang penuh dengan makanan membuat Ryuu terlihat sangat konyol.

"Hei, Aci-chan. Kau tahu jakal bukan? Aku melihatnya langsung saat penelitian di Hokkaido, terlihat persis seperti orang di depanmu ini."

Perkataan Hana membuat tawa Asahi pecah, Helios yang tidak mengerti hanya memiringkan kepalanya sambil emnatap Ryuu dan Hana bergantian.

"Jakal itu apa?" Helios bertanya dengan penuh rasa penasaran.

"Aduh Helios, hahaha." Asahi tidak bisa menahan tawanya hingga napasnya tersengal.

"Kau!" Ryuu berteriak ke arah Hana yang membuat wanita itu semakin memasang ekspresi menantang di wajahnya.

"Ada apa ini?"

Tiba-tiba saja terdengar suara yang begitu familiar di telinga Helios, sontak Helios pun menoleh kearah asal suara tersebut. Asahi, Ryuu, dan Hana pun menoleh diwaktu yang hampir bersamaan.

"K-Keita?" ucap Helios lirih.

Dengan tatapan dingin Keita berkata, "kau bilang ini pertemuan teman lama? Tapi kenapa ada orang yang tidak aku kenal di sini? Kau melarangku membawa kekasihku tapi kau menyeludupkan orang di pertemuan kita? Lucu sekali."

Ryuu belum sempat menelan makanan di mulutnya, mendengar hal itu sontak emosinya kembali terpancing hingga membuatnya tersedak. Hana yang merasakan bahwa akan ada perpecahan dengan cepat berdiri di antara mereka.

"Kei-chan, sudah lama sekali. Apa kau tidak mengingatku? Baiklah mereka tidak mengajakku, aku yang datang."

"Bukan kau, tapi pria itu. Kenapa dia di sini?" Dengan tatapan menghakimi, Keita menunjuk ke arah Helios yang masih terpaku di tempatnya.

"A-aku, K-Keita apa kau masih tidak mengingatku? Aku Helios."

"Aku mengingatmu, kau pria yang merusak hari kencanku bersama kekasihku, apa akhirnya kau menemukan jalan untuk mendekati teman-temanku?" Keita berucap dengan nada tinggi.

Masih dengan tatapan dingin yang sama, Keita berkata, "dan kau? Ryuu, aku tidak tahu bagaimana hubunganmu dengannya tapi jika kau masih bersikeras bahwa dia adalah orang yang aku dekati saat masa ekspedisi, sebailnya kau menyerah. Aku bukan gay dan aku membenci hubungan antar pria."

Keita bersiap untuk pergi meninggalkan restoran tersebut, suasana hatinya memburuk. Namun tarikan lembut dari Helios berhasil menghentikan langkahnya.

-----bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

5.3K 474 23
END (Mac & Ken) Menceritakan tentang sebuah sekolah sihir yang menyimpan begitu banyak misteri yang harus di pecahkan dan pencarian sang pengendali b...
1.2M 88.2K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
9.8K 807 15
Seorang wanita yang memiliki mata batin dari keturunan neneknya dan terbuka saat ia umur 16 tahun. Dia juga belum mengenal agama yang lebih dalam,pen...