Perjanjian Hati

By pasiantahu

43K 3.5K 182

jeno tak menyangka, putus cinta semenyakitkan ini ⚠️ Original by Santhy Agatha (.◜◡◝) .Ini bukan cerita saya... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
EPILOG

11

2.5K 240 7
By pasiantahu

.....

Malam itu ketika Jeno membaringkan tubuhnya di ranjang, dia merasa gugup. Rasanya aneh, padahal selama ini dia biasa saja jika tidur di ranjang ini, menantikan Jaehyun menyusulnya ketika hampir tengah malam setelah membereskan pekerjaannya, dan tidur di sebelahnya.

Malam ini terasa berbeda, entah kenapa. Mungkin karena suasana kamar yang temaram dan romantis dengan nuansa kuning kecoklatan dan debur ombak di kejauhan. Mungkin pula karena nuansa yang dibangun dari pagi tadi sampai sekarang, semua terasa berbeda. Dan jantung Jeno berdesir pelan ketika pintu kamar mandi terbuka, dan Jaehyun keluar, dengan rambut basah sehabis mandi.

"Sudah mau tidur?" lelaki itu berdiri di tengah ruangan, menatap Jeno dengan pandangan yang terasa misterius karena tertutup bayang-bayang kamar yang remang-remang.

Jeno menatap Jaehyun dan tersenyum gugup, "Iya, aku lelah seharian ini."

Jaehyun melangkah dan duduk di atas ranjang, mematikan lampu tidur hingga membuat suasana kamar gelap, hanya cahaya bulan yang menyusup dari balik jendela kaca yang tertutup gorden putih yang menyinari kamar, lalu Jaehyun naik dan berbaring di sebelah Jeno.

"Besok pagi kita melihat matahari terbit, kau pasti terpesona, indah sekali. Lalu kita bisa berenang di laut."

"Kedengarannya menyenangkan." suara Jeno tercekat, kenapa pula mereka melakukan pembicaraan basa-basi begini?

Lalu hening, Jeno pura-pura tertidur, membalikkan tubuhnya membelakangi Jaehyun. Lama dia dalam posisi itu dan dia tidak bisa tidur, tubuhnya terasa pegal, dan pelan dia mengubah posisi tubuhnya, supaya tidak membangunkan Jaehyun yang diyakininya sudah tidur karena dia tidak mendengar suara apapun dari laki-laki itu.

"Tidak bisa tidur?" suara Jaehyun mendadak terdengar, menembus keheningan dan membuat Jeno terlonjak karena kaget. Dia membalikkan badannya dan mendapati Jaehyun berbaring terlentang berbantalkan lengannya.

"Kupikir kau sudah tidur," bisik Jeno lirih.

Jaehyun menatap Jeno, lalu tersenyum, "Tidak, aku juga tidak bisa tidur," suaranya berubah parau.

"Kenapa?"

"Kau tahu kenapa." nafas Jaehyun terdengar berat, "Aku tidak bisa tidur setiap malam sejak aku menikah denganmu."

"Karena kau tidur seranjang denganku?" Suara Jeno berubah cemas, apakah dia mendengkur dengan keras sehingga mengganggu istirahat Jaehyun, ataukah gaya tidurnya berantakan, seperti kemarin, menempel-nempel Jaehyun atau mungkin menendangnya dalam tidurnya?

"Ya. Karena aku tidur seranjang denganmu." Jaehyun terkekeh, "Tidur seranjang denganmu dan tidak bisa menyentuhmu." gumaman Jaehyun itu, biarpun pelan membuat Jeno langsung beringsut ke ujung ranjang dengan waspada.

"Apa maksudmu?"

"Apakah aku harus menjelaskan maksudku dengan gamblang seperti menjelaskan kepada anak kecil?" lelaki itu memiringkan kepala, menatap sinis ke arah Jeno yang menjauh ke ujung ranjang, "Kau tahu pasti apa yang dirasakan lelaki dewasa ketika harus melewatkan malam demi malam dengan istri di ranjangnya, tanpa bisa berbuat apa-apa."

"Memangnya kau mau berbuat apa?" kali ini suara Jeno benar-benar cemas.

Jaehyun terkekeh lagi, terdengar meremehkan. "Tenang Jeno, tak perlu melonjak dan lari dari ranjang ini, sesuai janjiku kepadamu, aku tidak akan menyentuhmu." Suara sensualnya kembali memenuhi ruangan, "Kecuali kalau kau mau kusentuh."

"Aku tidak mau disentuh olehmu," jerit Jeno spontan. Sedetik kemudian Jeno menyadari bahwa dia salah bicara, karena gerakan tubuh Jaehyun tampak tegang, lelaki itu tersinggung.

"Kenapa kau tidak mau kusentuh?" Jaehyun bergerak mendekat, dan sebelum Jeno bisa menyingkir dari ranjang, lengan Jaehyun dengan kuat merengkuhnya, merapatkan tubuhnya kepadanya. "Apakah aku menjijikkan untukmu?" nafas Jaehyun terasa hangat di pipinya, membuatnya bergetar.

Jeno mencoba meronta, tetapi kedua lengan Jaehyun menahan punggungnya dan menjepit lengannya di kedua sisi, "Lepaskan aku." seru Jeno panik.

"Kenapa kau tidak mau kusentuh?" kali ini suara Jaehyun berbisik di telinganya, membuat Jeno merasakan gelenyar geli merayapi tubuhnya, "Aku suamimu."

Kemudian bibir itu melumat bibir Jeno, dengan panas dan penuh penguasaan, seolah berusaha menaklukkan dan mendominasi Jeno. Bibir kuatnya melumat kelembutan bibir Jeno tanpa ampun, membuat Jeno terengah, kemudian lidahnya mencicipi, mencecap kehangatan permukaan bibir Jeno yang lembut, ketika lidah itu ingin menjelajah masuk, Jeno mengatupkan bibirnya erat-erat, sekuat tenaga.

"Ayo sayang, biarkan aku masuk." suara Jaehyun berat dan parau, penuh hasrat, bibirnya menggoda tanpa ampun, menggelitik sudut bibir Jeno, hingga ketika Jeno membuka mulutnya untuk memekik, dengan lihai Jaehyun menelusupkan lidahnya, menjelajah masuk, berpesta pora di sana menikmati seluruh rasa Jeno, dengan teknik ciumannya yang begitu ahli dan tanpa ampun.

Hingga ketika lelaki itu selesai melumatnya, Jeno terbaring dalam pelukannya.

Jaehyun menatap Jeno dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membara, marah, sekaligus penuh kasih sayang.

"Nanti, ketika kau menyerahkan diri kepadaku, akan kubuat itu menjadi malam yang tidak terlupakan olehmu." Lalu dalam sekejap dia melepaskan pelukannya dan meninggalkan ranjang, tergesa keluar, meninggalkan pintu berdebam di belakangnya, dan Jeno yang masih terbaring di sana dengan perasaan campur aduk.

.....

Jaehyun tidak kembali ke kamar malam itu, lelaki itu entah tidur di mana semalam, yang pasti, ketika Jeno keluar untuk sarapan, Jaehyun sudah duduk di sana, bercakap-cakap dengan Chenle dan Jisung.

Lelaki itu hanya menatap Jeno datar, lalu berdiri dan menarikkan kursi disebelahnya dengan sopan. Tidak ada indikasi sama sekali bahwa lelaki itu mengingat insiden ciuman paksanya di atas ranjang semalam. Jeno mencoba menahan rasa panas yang menjalari pipinya ketika melihat Jaehyun, mungkin bagi Jaehyun itu hal biasa, tetapi bagi Jeno hal itu sangat intim, sangat baru dan membuatnya teringat terus setiap detiknya. Tetapi, karena Jaehyun bersikap seolah semalam tidak terjadi apa-apa, Jeno berusaha bersikap sama. Tidak akan dibiarkannya Jaehyun tahu bahwa ciumannya begitu mempengaruhi Jeno.

"Kata kak Jaehyun, hyung bangun terlambat karena kelelahan." Chenle tersenyum, "Sayang sekali, padahal tadinya kita ingin mengajak kak Jeno melihat matahari terbit."

Jeno menatap Chenle dengan pandangan menyesal, "Maafkan aku Chenle, aku langsung tertidur lelap semalam, dan bangun-bangun sudah siang, mungkin aku memang benar-benar kecapekan."

"Tidak apa-apa kak Jeno, kita masih bisa berenang di laut sekarang, kak Jeno bisa mencoba kembali berenang sambil ditemani kak Jaehyun, kata Chenle kak Jaehyun sangat jago berenang melawan ombak."

Jeno menoleh kepada Jaehyun yang tersenyum menggoda, "Kau tidak bisa berenang, Jeno?"

"Kak Jeno takut air," jawab Jisung sambil mengangkat bahu, "Dulu waktu SD kami pernah berenang di kolam renang umum. Ketika mencoba menyelam, kaki kak Jeno kram, tetapi karena dia di dasar, tidak ada yang tahu kalau kak Jeno mulai tenggelam, dia sudah tenggelam beberapa lama dan mengalami serangan panik sampai kemudian salah satu orang tua menyadari dan menyelamatkannya. Sejak itu kak Jeno tidak mau berenang lagi."

Jaehyun menatap Jeno penuh perhatian, "Jadi kau akan melewatkan kegiatan menyenangkan kita untuk berenang di laut pagi ini?"

Jeno menghela napas, "Aku sangat menyesal, tetapi mungkin aku memang harus melewatkannya."

"Tidak." Jaehyun berseru keras kepala, "Kau akan berenang, dan kau tidak akan tenggelam, aku akan menjagamu."

"Aku tidak mau." Jeno mengernyit, meminta pertolongan pada Chenle dan Jisung, tetapi keduanya hanya mengangkat bahu, tidak ada yang bisa membantah Jaehyun kalau lelaki itu memutuskan sesuatu.

"Kau harus mau, titik." Jaehyun beranjak berdiri, "Sekarang ganti baju renangmu aku menunggu di depan." ketika Jaehyun melangkah pergi, Jeno menatap punggungnya sambil mengucapkan berbagai macam cacian yang bisa diingatnya.

Dasar lelaki arogan yang keras kepala!

.....

"Ayo."

Jeno menggenggam lengannya setengah memaksa, "Aku akan menjagamu."

Jaehyun sudah berhasil memaksa Jeno ke tengah laut, masih ditepian tetapi sudah lumayan dalam, dengan ombak bermain di pinggang mereka, membuat kaki Jeno kadang-kadang terasa melayang-layang.

Jeno mengikuti Jaehyun setengah terpaksa, "Kau memang suka memaksakan kehendakmu ya, kuharap kau puas."

Jaehyun tertawa, tidak menutupi rasa puasnya, "Ya aku puas. Lagipula sekarang kau sadar bukan, ketakutanmu hanya ilusi. Kau bisa berenang dan air tidak akan mengalahkanmu."

"Tidak kalau kau kram dalam kedalaman air lima meter dan tidak ada orang yang menyadari bahwa kau tenggelam." Jeno meringis ketika kenangan yang membuatnya sesak napas itu tergambar kembali di otaknya, membuatnya gemetar.

Jaehyun menyadari itu, dia menggenggam lengan Jeno lembut, "Aku menjagamu. Jangan takut."

Entah kenapa kata-kata Jaehyun itu terdengar tulus, membuat Jeno hampir saja memaafkan kelakuan Jaehyun di insiden semalam ketika lelaki itu menciumnya dengan paksa.

"Jaehyun!"

Suara itu familiar sekaligus membawa kenangan buruk bagi Jeno. Dia langsung menoleh dengan waspada, dan mendapati mimpi buruknya benar-benar terjadi, kenapa pula Rose ada di pantai pribadi ini?

Jisung dan Chenle tadi memutuskan keluar untuk berjalan-jalan dan membeli es krim, dan sekarang Jeno harus sendirian menghadapi perempuan yang merayu Jaehyun tanpa malu-malu dan tidak mempedulikan kehadirannya.

"Boleh aku ikut bergabung bersama kalian?" Rose melepas handuk yang melilit pinggangnya dan melemparnya ke pasir, lalu mulai masuk ke air laut yang hangat, perempuan itu tersenyum manis sambil menatap Jeno, senyuman palsu yang penuh ejekan, "Oh, hai Jeno, kau ada di sini juga? kemarin aku memutuskan menyusul kalian ke sini, untung aku masih mendapat cottage di sebelah cottage kalian, jadi Jaehyun bisa dekat kalau memutuskan mampir malam-malam." Diliriknya Jaehyun dengan tatapan menggoda, "Iya kan sayang?"

Jaehyun tidak menjawab, hanya terkekeh geli, lalu mengarahkan Jeno untuk mencoba berenang ke tepian yang lebih dalam, "Ayo Jeno, berenanglah, aku akan berjaga di sebelahmu."

Darah Jeno naik ke kepala. Jaehyun tampak tidak kaget melihat Rose menyusul kesini. Jangan-jangan semua yang dikatakannya bohong, jangan-jangan Jaehyun sering mengajak Rose ke sini untuk bermalam, melihat Rose begitu luwes dan tampak terbiasa memasuki bagian pantai pribadi di cottage yang selalu di sewa Jaehyun kalau mereka kemari. Dan semalam, Jaehyun tidak pulang ke kamarnya, apakah jangan-jangan lelaki itu menginap di tempat Rose?

Suara Jeno bergetar ketika dia menghentakkan tangan Jaehyun dengan kasar, "Jangan dekat-dekat! Aku bisa sendiri!" serunya kasar.

Jaehyun berdiri di sana, menatap Jeno yang memalingkan muka tak mau menatapnya, "Kenapa Jeno? Kau tampak marah, apakah karena Rose menyusul kemari? Jangan pedulikan dia, dia memang suka mengikutiku kemanapun mengingat dia sangat terobsesi padaku," gumam Jaehyun pelan, mengedikkan bahunya ke arah Rose yang sudah mulai berenang ke tengah dengan elegan, melambaikan tangannya dan mengajak Jaehyun bergabung bersamanya.

"Aku tidak peduli kalau kau mau menghabiskan waktu dengan simpananmu. Tetapi sungguh suatu penghinaan kalau kau mengajaknya ke sini, saat kau sedang bersamaku!"

"Aku tidak pernah mengajaknya ke sini, dia sendiri yang bilang tadi menyusul kita kemari, dia menginap di cottage sebelah, lalu kau pikir aku harus berbuat apa? mengusirnya?"

Kau bisa mengusirnya dari pantai ini! Jeno menjerit dalam hati, ingin rasanya dia memukul Jaehyun dengan marah. Tetapi itu tidak dilakukannya, dia menahan dirinya sekuat tenaga, menghembuskan napasnya panjang-panjang. Rasa sakit itu mulai menyeruak ke dadanya, rasa sakit yang sama, rasa sakit yang menakutkan.

"Aku sangat membencimu. Pernikahan ini seperti neraka untukku!" Jeno menggeram marah, meninggalkan Jaehyun yang tertegun mendengar perkataannya, lalu dengan nekat masuk ke air menyelam ke dalam lautan, dan berenang ke tengah, menjauhi Jaehyun.

Semula biasa saja, Jeno merasakan berenang di laut ternyata sangat menyenangkan, berbeda ketika berenang di kolam renang. Disini dia harus bisa menyesuaikan diri dengan hempasan ombak yang membawa tubuhnya mengikutinya.

Sejenak Jeno menikmatinya, senang ketika dia bisa menjauh dari pasangan tak tahu malu itu, Jaehyun dan Rose yang mungkin sedang bercengkerama di sana, dia berenang makin jauh, dan jauh... Sampai kemudian dia merasakan rasa sakit itu. Rasa sakit menyengat di kakinya yang mulai terasa kaku.

Kakinya kram lagi!

Dengan panik Jeno berusaha menjejak, menyadari dia sudah berada jauh di tengah sehingga pasir sudah tidak bisa digapai oleh kakinya. Jeno mulai tenggelam dengan sebelah kaki kram dan sakit setengah mati. Tidak bisa berteriak.

Jaehyun!

Teriaknya panik dalam hati sebelum kegelapan menelannya.

.

.

.

.

T.B.C

Continue Reading

You'll Also Like

74.7K 6.8K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
14.4K 1.4K 17
Jika pasangan mendua, siapa yang akan paling tersakiti?
23.9K 2.4K 22
"After all this time, i still miss you, everyday" - Johnny Seo "I want to be with you. It is as simple, and as complicated as that" - Jung Jaehyun Jo...
8.8K 885 14
'Kau karya Tuhan paling sempurna Tuhan tak memberimu itu sebagai dosa Jung Jaehyun, kau permata semesta.' - Bukan cerita romansa sepasang kekasih yan...