Different Brother✔

By Naacha_Nadya

358K 18.1K 639

Ajma adalah seorang gadis sebatang kara yang di angkat anak oleh seorang kyai besar pemilik ponpes Al-Majid... More

Prolog
Pangeran Pesantren
Berkedok buku
Kakak Pulang
Happiness Girl
Siapa Dia?
Rencana Perjodohan Abi
Gara-Gara Tes
Cemburu?
Dia, Adik Ku
Melepaskan Cinta
Si Pitik
Halal
Istri Menggemaskan
Perempuan di hati Kazam
Ngabuburit
Perhatian Kecil
Ketahuan
Kemalangan Anisa
Gosip
Aku Kembali
Confess
Kabar Hanin
Congratulations
Takut
Calonnya Ikrar?
Obrolan Umi Abi
Persiapan Liburan
Liburan Kitaaaa
Tolong Akuuuu😭😭
Jalan Malam
Untuk Pertama Kalinya
Sepanjang Hari Ini
Hanya Demam
Antara Mereka
Mafia Malam
Peluang Tak Disengaja
Kemarahan Kazam
Keputusan
Rahasia di Balik Rahasia
Pernyataan Si Pelakor
Keputusan 2
Info Yang Didapat
Terungkap
Tentang Adopsi
Berdamai Dengan Keadaan
Kabar Bahagia
Kembali Berkumpul
Visual Katanya🙂

Pergi

6.8K 372 8
By Naacha_Nadya

Ajma duduk sendirian di sofa ruang tengah sambil melamun. Ia sedang memikirkan Anisa dan kisah hidup perempuan itu yang baru kemarin siang Anisa ceritakan. Hubungan Anisa yang terlihat harmonis dan romantis saja bisa bubar hanya karena satu kekurangan, bagaimana dengan hubungannya dengan Kazam yang banyak sekali kekurangannya.

Sudah tidak romantis, tidak saling cinta, minimnya perhatian, hilangnya kasih sayang, di tambah lagi sekarang kedatangan perempuan yang pernah ada di kehidupan masa lalu Kazam yang Ajma yakini perempuan itu merupakan cinta pertama Kazam yang pernah laki-laki itu ceritakan tempo hari.

Tak terasa sebulir air mata jatuh membasahi pipi mulusnya.
"Tapi bagaimanapun aku gak boleh egois, kalo pernikahan ini terus berlanjut aku gak yakin aku dan Mas Kazam bisa bahagia. Aku takut seuntai kasih sayang yang Mas Kazam pernah berikan walaupun hanya diam-diam, sama halnya seperti yang Kak Adib berikan untuk Kak Anisa"

"Pernikahan itu di rekatkan oleh cinta, sedangkan aku dan Mas Kazam gak saling mencintai hiks... Dan sekarang Mas Kazam sudah menemukan cintanya yang hilang yaitu Mbak Via. Aku gak bisa terus-terusan menghalangi kebahagiaan mereka, aku harus ngalah walaupun resikonya aku harus pergi dari rumah ini. Tapi, hiks... Demi kebahagiaan Mas Kazam yang sudah berkorban demi aku, aku harus rela mengalah untuk pergi" Ajma menghapus air mata nya kasar.

"Aku harus ngomong sama Mas Kazam" Ia pun beranjak dari duduknya dan pergi menuju ke kamar Kazam.

Clek...

"Mas"
"Dek" ucap keduanya bersamaan.

Keduanya saling menatap bertanya-tanya.
"Ada apa?" Tanya Ajma cuek.

"Kamu masih marah sama saya? Sebenarnya ada apa sama kamu? Apa yang membuat kamu marah kepada saya?"

Ajma tak merespon pertanyaan Kazam. Ia malah menarik handuknya dari atas kastok dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi seraya menutup pintu. Ajma menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan wajah gelisah.

"Kenapa rasanya berat sekali untuk mengatakannya? Tinggal bilang aku mau cerai doang loh setelah itu kan beres. Mas Kazam seneng bisa ngejar cintanya lagi akupun harusnya seneng bisa terbebas dari cowok dingin ngeselin itu" monolognya.

****

Tengah malam, Ajma terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke arah orang yang sedang tidur di sebelahnya. Di rasa sang suami masih tertidur pulas, Ia pun perlahan beranjak dari kasur.

Dengan perlahan pula Ia membuka lemari dan mengambil baju-bajunya memasukkan kedalam koper hitam dengan hati-hati takut menimbulkan bunyi. Setelah selesai, tak lupa Ia selipkan sebuah surat pernyataan pamit ke atas meja belajar Kazam yang sudah Ia tulis tadi sore.

Ajma terdiam sejenak memperhatikan sekitar kamar dengan sedih. Ia teringat beberapa moment-moment kenangan indahnya bersama Kazam. Saat sholat bersama, ngaji bersama.

"Aaaa..."

"Mas Kazam mau ngapain?"

"Saya__"

"Aww...."

"Astagfirullah"

"Aww... Pelan-pelan dong Mas sakit"

"Iya ini saya berusaha hati-hati biar kamu gak sakit"

-----

"Ayo tadarusan, ambil Al Qur'an nya"

"Gak usah pake Al-Qur'an Ajma udah hafal"

"أَفَبِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ أَنتُم.... ...khok...khok"

"Astagfirullah hala'dzim"
----

"Udah bangun?"

"Mas Kazam ngapain deket-deket Ajma?"
----

Air mata pun kembali mengalir dari pelupuk matanya. Ajma menutup mulutnya berusaha mengecilkan isak tangisnya.

"Ajma minta maaf Mas" Ajma meletakkan sebuah kertas yang sudah Ia tulis ke atas meja belajar Kazam.

Ajma pun perlahan membuka pintu kamar dan keluar dengan hati-hati takut menimbulkan bunyi yang dapat membuat Kazam terbangun.

Ia mengawasi situasi sekitar terlebih dahulu sebelum keluar rumah. Setelah dirasa aman, Ia pun buru-buru membuka pintu dan keluar dari ndalem.

Tentunya Ia pergi bukan lewat dari gerbang depan melainkan dari pagar belakang ndalem yang biasa di gunakan Umi untuk membeli sayuran di warung belakang.

"Ajma pamit Umi,Abi. Assalamu'alaikum" gumamnya sambil memperhatikan bangunan di depannya.

Setelahnya Ia pun berjalan pergi dengan gontai. Ia tak mau semakin merasa sedih dan tak rela meninggalkan kediaman ini. Sudah cukup Ia menjadi beban untuk Kazam, sudah cukup Ia membuat asmara Kazam dengan perempuan yang dicintainya terjeda.

Ia tak boleh egois, Kazam berhak bahagia dengan pilihan nya. Dan Ia harus rela pergi demi membalas kebaikan Kazam.

****

Tok...

Tok...

"Assalamu'alaikum" Ajma menunggu balasan dari dalam rumah.

Hingga tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya bermukena putih membuka kan pintu untuknya.

"Wa'alaikumsalam. Gianni? Loh kamu ngapain malem-malem kesini" Bi Indah memegang pundak Ajma dengan khawatir.

Yah, Ajma kini memutuskan untuk pergi ke rumah Bi Indah dan Paman Dani karena hanya merekalah keluarganya satu-satunya yang Ia tau. Ia mengetahui rumah Bi Indah karena waktu lebaran Ia sempat ke rumah Bi indah bersama Kazam dan waktu itu Naldo lah yang mengirim lokasi runah.

"Ceritanya panjang Bi" Ajma menunduk dengan sedih.

"Ayo masuk. Ya Allah kamu perempuan tengah malem begini keluar sendirian" Bi Indah menarik tangan Ajma dan membawanya masuk kedalam.

"Siapa Mah?" Paman Dani datang menghampiri.

"Loh, Gianni? Ada apa malam-malam kesini? Kazam mana?" Tanya Paman Dani.

Ajma menunduk dan terduduk lesu di atas sofa. Bi Indah dan Paman Dani saling memandang dengan tatapan bingung mereka. Keduanya pun duduk di sisi kanan dan kiri Ajma seraya mengelus pundak gadis itu lembut.

"Kamu ada masalah ya?" Tanya Bi Indah lembut. Ajma membalas dengan anggukan pelan.

"Izinkan Gianni tinggal disini ya Paman Bibi?"

****

Selesai sholat subuh berjamaah di masjid, Kazam pun kembali ke kamar nya untuk mengecek apakah Ajma sudah kembali dari masjid atau belum. Pasalnya dari Ia bangun tahajud Ia tak melihat Ajma dimana pun. Ia pikir pasti gadis itu seperti sebelumnya, pergi sholat ke masjid tanpa izin.

Clek...

Kazam mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar dan ternyata hanya ada kekosongan tanpa ada tanda-tanda kehidupan orang di dalamnya.

"Ajma belum balik juga? Padahal ini udah lumayan siang loh" heran Kazam.

Pengajian subuh sudah selesai dari pukul 05:20 tadi sedangkan Kazam sendiri tak langsung pulang melainkan Ia harus membantu para santri untuk membersihkan masjid terlebih dahulu. Dan baru pulang pada pukul 05:55 bisa di bilang jeda waktunya cukup lama.

"Dia kemana ya? Apa dia masih ngambek sama aku? Masa sampe segitunya si? Biasanya sebentar doang, besoknya langsung cerewet lagi. Ini udah 3 hari masih ketus aja" Kazam menghela nafas dan mendudukkan dirinya ke atas kursi meja belajar.

Saat tangan Kazam hendak mengambil buku gambar A3 nya Ia tak sengaja melihat secarik kertas di atas buku gambar tersebut yang Ia rasa tulisan di atas kertas tersebut bukanlah tulisan tangannya.

Kazam pun mengambil kertas itu karena penasaran dan membacanya. Mata Kazam melebar sempurna saat mengetahui isi tulisan itu. Jantungnya bak terhenti secara mendadak, rasanya benar-benar sepanik itu hingga tak bisa di gambarkan lewat kata-kata.

Mas, Ajma minta maaf kalo selama ini Ajma udah ngerepotin Mas Kazam. Makasih Mas Kazam udah ngorbanin perasaan Mas demi mempertahankan Ajma agar tetap bisa bergabung di keluarga ndalem. Tapi maaf Ajma harus pergi, Ajma gak mau terus-terusan menjadi penghalang kisah cinta antara Mas Kazam dan Mbak Via.

Ajma tau, Mbak Via itu cinta pertama Mas Kazam yang pernah Mas Kazam ceritakan itu kan? Kejar dia ya Mas, Ajma ikhlas kok yang penting Mas Kazam bahagia dan gak ngerasa naik darah terus kaya Mas Kazam ngadepin Ajma. Maaf selama ini Ajma selalu bikin Mas Kazam sebel sama Ajma, tapi terimakasih sekali lagi karena Mas Kazam sudah memberikan kebagian di dalam kehidupan Ajma.

Kazam mengacak-acak rambutnya frustasi. Ini semua salahnya! Kenapa selama ini Ia tak pernah berani untuk confess tentang perasaannya kepada Ajma. Gadis itu salah paham, padahal perempuan yang Kazam maksud itu bukanlah Via tetapi Ajma sendiri.

Jika sudah begini, Ia harus bagaimana? Mencarinya? Tapi kemana?

"Astagfirullah hala'dzim" Kazam mengelus dadanya untuk menurunkan ketegangan yang Ia rasakan.

Buru-buru Kazam keluar kamar untuk mengabari Umi Abi nya. Ia celingukan mencari kedua orangtuanya hingga akhirnya Ia menemukan punggung Umi nya di dapur sana.

"Umi" panggil Kazam dengan panik.

Umi Affah pun menoleh dengan dahi mengernyit.
"Ada apa Zam? Kok panik gitu?"

"Ajma kabur Umi, Ajma salah paham sama Kazam. Kazam harus gimana?" Mendengar itu, Umi Affah langsung mematikan kompor dan menatap Kazam dengan khawatir.

"Astagfirullah hala'dzim. Coba kamu temui Naldo, tanyakan kepadanya" saran Umi Affah.

Kazam pun mengangguk dan langsung buru-buru pergi untuk menemui Naldo.

"Kazam" panggil Kyai Abduh saat tak sengaja berpapasan di ruang tengah.

Kazam hanya menoleh sebentar tanpa membalas apapun. Kyai Abduh nampak bingung dengan sikap putranya itu yang nampak panik dan kalang kabut.

Kyai Abduh pun menuju dapur ingin menemui sang istri untuk bertanya.
"Umi, ada apa dengan Kazam?"

"Ajma pergi dari rumah Abi, kata Kazam telah terjadi salah faham antara mereka" jelas Umi Affah.

"Astagfirullah. Terus sekarang Kazam mau kemana?"

"Umi nyuruh dia buat nemuin Naldo bi" Kyai Abduh menghela nafas gusar dan meletakan sebuah kandang kelinci yang sedang di tentengnya ke atas meja.

"Padahal Abi sengaja tadi ke pasar untuk membelikan kelinci ini untuk Ajma. Sebenarnya Abi ingin beli anak ayam tapi tidak ada jadi Abi beli kelinci saja. Semoga Ajma cepet ketemu biar Abi bisa memberikan kelinci ini untuknya"

"Aamiin" balas Umi Affah sangat berharap.

****

"Naldo" teriak Kazam memasuki ruangan keamanan tanpa ingat mengucap salam.

"Iya Gus?" Naldo menoleh dengan tegang.

"Ajma mana?" Tanya Kazam.

"Ajma?" Bingung Naldo.

"Memangnya ada apa dengan adik saya Gus?"

Kazam menarik rambutnya frustasi.
"Ajma pergi. Dia ngabarin kamu gak?"

"Apa?" Naldo langsung mendekati Kazam dengan raut paniknya.

Buru-buru Naldo merogoh handphonenya dan mencari informasi di aplikasi room chatnya.

"Enggak Gus"

"Saya bingung harus cari dia kemana. Dia itu gak inget apa-apa loh, jadi mau pulang kemana dia" Naldo memegang pundak Kazam berusaha menenangkannya.

"Gus tenang ya, saya akan bantu carikan" Kazam mengangguk serius.

"Saya minta tolong sama kamu Do"

****

Seorang gadis nampak sedang duduk sendirian di kursi teras. Tatapannya kosong mengarah kedepan. Ia sedang memikirkan suatu keanehan yang Ia rasakan.

Kenapa hatinya terasa sesak, sakit, dan tak rela. Walaupun suaminya itu selalu mengacuhkannya dan tak pernah bersikap romantis juga, tapi rasanya tanpa Kazam hidupnya hampa.

"Apa sebenarnya aku udah jatuh cinta sama Mas Kazam tanpa aku sadari?" Ajma menghela nafas gusar.

Bagaimanapun ini sudah menjadi keputusannya untuk pergi jika pun iya dirinya sudah jatuh cinta kepada Kazam, biarlah rasa ini di pendam saja. Seperti kata-kata yang sudah umum terdengar yaitu cinta itu tidak harus memiliki dan kebahagiaan itu ketika kita melihat orang yang dicinta bahagia walaupun bukan bersama kita.

"Gianni..." Ajma menoleh ketika Bi Indah datang membawakan sepiring nasi goreng.

"Ini sarapannya"

"Makasih loh Bi, maaf ngerepotin sampe harus di bawakan segala" Bi Indah tersenyum sambil memperhatikan wajah Ajma.

"Dulu tuh kamu paling seneng main di rumah bibi, dulu bibi tuh punya anak seumuran kamu, kamu sering main sama anak bibi namanya Amel. Tapi, Amel sudah meninggal karena sakit waktu umurnya menginjak 12 tahun" cerita Bi Indah.

"Bibi yang sabar ya" Bi Indah tersenyum dan mengangguk.

"Aku benar-benar lupa dan gak inget apa-apa tentang masalalu aku Bi. Tiga tahun lebih ingatan aku gak kunjung kembali. Di perkirakan dokter, aku mengalami amnesia permanen" Bi Indah menatap wajah Ajma dengan prihatin.

"Kamu beruntung mengalami amnesia. Karena Bibi yakin jika kamu inget dengan tragedi itu bukan tidak mungkin jika kamu mengalami trauma yang begitu besar. Kakak mu saja yang sedang tidak ada di lokasi saat itu, waktu mengetahui kedua orang tuanya meninggal dan adiknya hilang langsung shock hingga akhirnya mengalami depresi berkepanjangan"

"Hah? Bang Naldo..." Ajma menatap Bi Indah tak percaya. Bi Indah hanya membalas dengan anggukan.

"Dulu Naldo sempat depresi dan terus-terusan merasa tak percaya dengan apa yang di alaminya. Setiap minggu kami harus mengantarkannya ke psikolog. Hingga 3 bulan berlalu kondisi Naldo pun perlahan mulai membaik. Dia mulai bisa beraktivitas dan sekolah kembali" Ajma mengatupkan bibirnya dan memejamkan mata.

Dengan kondisi Naldo yang sangat memperihatinkan seperti itu, bisa-bisanya Ia selama ini selalu hidup bahagia bersama keluarga angkatnya.

"Aku minta maaf ya Bi"

"Kamu gak salah sayang, ini semua sudah takdir Allah" Bi Indah membelai pipi Ajma lembut.




_

_

_

Jangan lupa vomen →⁠_⁠→

Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 322 53
SPRITUAL-teenfiktion 🚫 Diambil positifnya buang negatifnya ^|^ Hidup itu antara takdir dan realistis, ketika manusia sudah tahu dia mau berjalan kem...
221K 9.8K 26
Jadi ibu itu gak gampang ya, apalagi single mom pasti lebih susah lagi. Tapi sesulit apapun cobaan harus tetap dilewati dengan semangat, insyallah Al...
488K 59.9K 17
Lentera Hati - Series keempat Lentera Universe Romansa - Spiritual - Militer "Dejavu paling berat adalah bertemu seseorang yang mirip dengan dia tapi...
30.3K 2.6K 41
Ini adalah kisah cinta tentang dua insan yang memiliki latar belakang yang sangat bertolak belakang. Bukan hanya sekedar kisah cinta. Ini juga tenta...