Black Pearl [Open PO]

By MarxSha69

20.8K 2.1K 444

Ombak membawaku padanya, kepada sang keindahan di Palung Mariana. Keindahan itu tersenyum lalu berkata, "Halo... More

PROLOG
Day 1 : Kehangatan Dari Dasar Laut
Day 2 : Kenangan Masa Lalu
Day 3 : Pertemuan Kembali
Day 4 : Hembusan Angin dan Riuh Ombak
Day 5 : Milikku
Day 6 : Pemahaman
Day 7 : Pernyataan
Day 8 : Malam Terakhir
Day 9 : Janji
Day 11 : Keteguhan Hati
Day 12 : Menyusuri Lautan
Day 14 : Pria Baik Tersenyum Cantik
Day 15 : Apakah sia-sia?
Day 16 : Kecemasan
Day 17 : Dia Yang Terlupakan
Day 18 : Langit Kelabu
Day 20 : Pria Malam Ini
Day 21: Lihat Dan Perhatikan
Day 22 : Keraguan
Day 23 : Meredup
Day 24 : Aku Yang Kau Lupakan
Day 25 : Tekad
Day 26 : Bukti
Day 27 : Embun Hati
Day 28 : Momento
Day 29 : Kepercayaan Yang Keliru
Day 30 : Hari Sial
Day 31 : Hilang Kendali
Day 32 : Permohonan Tegas
Day 33 : Penyesalan
Day 34 : Kemarahan
Kabar Penting!!
Kabar baru!
PO!!!
haloo~

Day 19 : Empati

249 47 2
By MarxSha69

#day19
#imitasi

Imitasi bisa disebut juga sebagai proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki oleh orang lain.

⊂⁠(⁠・⁠﹏⁠・⁠⊂⁠)

"Kau tidak seharusnya bersikap seperti itu, kau tahu?" Asahi mengelus kepala Ryuu yang berada di atas pangkuannya.

Ryuu melingkarkan tangannya di sekitar pinggang Asahi, kepalanya menghadap tubuh Asahi dan tenggelam di sana menolak untuk melepaskannya. Asahi yang kesal dengan Ryuu menarik paksa kepala pirang itu, memaksa wajah pria bodoh itu agar menatapnya.

"Kau harus meminta maaf pada Keita."

"Untuk apa? Tidak mau!"

"Bagaimana pun ini bukan kesalahan Keita, kecelakaan itu yang merengut ingatannya."

"Tapi dia menolak untuk melakukan pengobatan, dia menolak ingatannya kembali bukankah itu konyol?"

Kini Asahi menarik bagian kaos belakang Ryuu kasar membuatnya yang tadi bermanja di pangkuan seketika duduk tegap menghadap padanya. Melihat tatapan mengintimidasi dari Asahi membuat Ryuu merasa malas dan menjatuhkan tubuhnya kembali ke bahu Asahi.

Hembusan kasar terdengar. Asahi mencoba mengabaikan sikap bodoh Ryuu. "Kau benar, itu terdengar konyol karena kita tahu apa yang terjadi. Namun bagi Keita yang tidak mengetahuinya jelas itu kenyataan yang mengejutkan."

Asahi meneguk isi cangkir miliknya lalu melanjutkan, "Kau memberitahunya bahwa ia sudah memiliki kekasih seorang pria ketika dia sudah resmi berpacaran dengan Hanabi, bagaimana mungkin dia akan percaya?"

"Jika dia mengatakan kepada kita tentang perempuan itu maka semuanya bisa dicegah."

"Belum tentu, kau tahu bagaimana Keita."

Sasaki yang mendengar keributan di antara Ryuu dan Asahi, tidak bisa lagi menanuhkan hidungnya dari urusan mereka. Ia tiba-tiba memasuki obrolan.

"Aku tahu Keita kehilangan ingatannya setelah kecelakaan beberapa bulan lalu dan yang aku tahu adalah Hanabi yang selalu menjaganya, jadi bukankah wajar jika mereka bersama? Jadi kenapa kalian begitu kesal?"

"Karena Keita sudah punya pasangan, seorang pria cantik yang ia kenal di Pulau Mariana. Kau ingat Helios?" tanya Asahi.

"Helios? Yang sering bersama kita dulu?"

"Ya, mereka berpacaran. Keita berjanji menjemput Helios setelah urusannya selesai tapi si tolol itu malah mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatannya, bahkan dia menolak untuk melakukan pengobatan. Gila!" Ryuu berkata dengan nada mencibir.

Sasaki terdiam, ingatannya melayang ke saat di mana mereka masih melakukan penelitian di Pulau Mariana. Ia ingat jelas dengan sosok Helios, bagaimana tidak? Helios adalah pria yang sangat cantik, perhatian, lembut, dan senyumannya sangat indah. Bohong jika Sasaki tidak menaruh perhatian pada pria itu.

Sasaki ingat betul bagaimana saat tangannya terluka akibat kayu bakar yang ia bawa, Helios dengan lembut membantunya mengobati lukanya bahkan Helios juga masih menanyakan prihal luka tersebut keesokan harinya.

Di dalam hatinya Sasaki sangat menyangkal jika pria itu akhirnya jatuh ke tangan Keita, hatinya merasa sedikit menyesal.

"Aku tidak mengerti kenapa Keita tidak mau mengambil pengobatan untuk mengembalikan ingatannya." ucap Sasaki.

"Kami juga tidak mengerti, saat itu aku dan Ryuu sedang tidak di Jepang. Kami hanya mendengar bahwa Keita kecelakaan dan saat kami kembali dia sudah berpacaran dengan Hanabi." jawab Asahi.

Rahang Ryuu mengeras, terlihat jelas bahwa ia sungguh membenci hubungan Keita dan Hanabi.

"Kalian bilang Helios datang ke Tokyo?"

"Ya."

"Di mana dia tinggal?"

Ryuu dan Asahi saling bertatapan seakan baru menyadari sesuatu, Helios memang berkata bahwa ia tinggal dengan kerabatnya tapi Helios tidak mengatakan di mana itu.

Sasaki yang melihat bahwa Ryuu dan Asahi saling tatap dengan bingung, ia pun hanya bisa menghela napas pasrah.

"Tapi ada yang mengganjal di hatiku soal Hanabi." ucap Asahi.

"Mengganjal bagaimana?" Ryuu mengerut.

"Caranya bersikap dan bagaimana dia berbicara bukankah sama seperti Helios?"

"Sama bagaimana? Jelas mereka berbeda, dia tidak selembut itu, lagi pula apa kau tidak memperhatikan bagaimana dia menyeringai diam-diam nya setiap kali aku dan Keita bertengkar? Dia seakan merasa menang, dasar wanita iblis." Lagi-lagi Ryuu menjawab dengan nada mencibir.

"Apa maksudmu Hanabi mengimitasi Helios?" Sasaki menengahi.

"Bisa jadi, karena setahu ku Hanabi bukan orang yang seperti itu."

"Kau mengenal Hanabi?" Ryuu menatap Asahi dengan rasa penasaran.

"Ya, dia sekelas denganku sewaktu sekolah menengah."

"Bagaimana Hanabi yang kau kenal?"

"Mengerikan, aku ingat dulu dia pernah mendorong seorang siswi dari tangga sampai patah tulang."

"Ha? Bagaimana bisa?"

"Entahlah, aku dengar hanya kerena wanita itu tidak menuruti kemauan Hanabi. Dia memang sering membully orang lain untuk menunjukan posisinya."

Sasaki hanya diam sambil mencerna apa yang dikatakan Asahi, setelah terdiam bebebrapa lama ia pun berkata.

"Jika memang Hanabi mengimitasi Helios itu artinya Hanabi sudaj mengenal Helios sejak awal? Tai bukankah dia tidak terdaftar sebagai peneliti atau bahkan staf yang ikut ke sana?"

Ryuu dan Asahi terdiam, ucapan Sasaki benar karena Hanabi bahkan tidak hidup di lingkaran hidup seperti mereka. Hanabi hanya seorang pengelola perusahaan yang diwariskan keluarganya, sangat berbeda dengan mereka yang menyandang gelar profesor dan peneliti sekaligus.

"Bisa saja." Muji datang dengan membawa beberapa berkas.

Semua orang yang berada di sana sontak melihat kevarah Muji, pria itu meletakan beberapa berkas yang ia bawa dan menyusunnya ke atas meja.

"Kau ingat wanita yang pernah menggoda Keita di pulau? Namanya Suzume, jika kalian tidak mengingatnya maka otak kalian hanyalah pajangan."

Ryuu, Asahi, dan Sasaki hanya mengangguk serempak sambil tersenyum getir kerena ketiganya tidak mengingat wanita itu jika Muji tidak mengatakannya.

"Dengar, Suzume meninggal sekitar dua bulan lalu akibat kasus pemerkosaan yang berujung pembunuhan di sebuah distrik di perbatasan Tokyo. Apa kalian tidak mendengar berita itu?"

"Apa?!" ucap Sasaki, Ryuu, dan Asahi bersamaan.

Muji berdecak sebelum kembali menjelaskan, "Aku juga mendapatkan kabar bahwa salah satu pelaku adalah kakak kandung Hanabi, salah satu peneliti yang mengikuti ekspedisi di Palung Mariana."

"Hah?!" Lagi-lagi ketiganya berucap bersamaaan membuat Muji memutar matanya malas.

"Lagipula jika dilihat dari data ini dikatakan bahwa Suzume dan Hanabi berteman baik selama beberapa tahun jadi besar kemungkinan Suzume menceritakan soal Helios kepada Hanabi, ditambah lagi kakaknya juga seorang peneliti yang sudah pasti pernah berinteraksi dengan Helios."

"Jadi maksudmu Hanabi mengetahui soal Helios dari Suzume dan kakaknya?" tanya Asahi.

"Ya, tapi bukan itu intinya."

"Lalu apa?" tanya Sasaki.

"Hanabi sempat dijadikan tersangka atas kasus pembunuhan Suzume, tapi dia dibebaskan oleh pengadilan karena tidak cukupnya bukti."

"Jadi apa kaitannya?" Ryuu menggaruk belakang kepalanya tanda ia tidak mengerti.

"Kematian Suzume terjadi beberapa hari sebelum kecelakaan Keita. Dari awal kecelakaan ini terasa janggal, kau tahu bagaimana Keita sangat menghargai barang-barangnya bukan? Jadi bagaimana mungkin dia tidak menyadari bahwa ada kerusakan pada mobilnya sampai membuat mobilnya menabrak pembatas jalan?"

---

Chloe sibuk merapihkan barang bawaannya, seseorang dengan telanjang dada masih berbaring miring menghadapnya sambil sesekali melontarkan kalimat-kalimat godaan.

"Kau yakin ingin pergi sekarang? Aku bisa menambah tarifnya jika kau mau bermain bebebrapa ronde lagi." ucap pria itu.

Chloe tidak merespon pria itu, dirinya tetap sibuk merapikan pakaiannya sebelum berdiri dan keluar dari kamar hotel.

"Hei Chloe, kau bilang kalau kau berasal dari timur 'kan? Aku pernah pergi ke Pulau Mariana beberapa bulan lalu dan kau mengingatkanku dengan seseorang, pria itu sangat cantik dengan rambut perak. Aku mencoba untuk menyentuhnya beberapa kali tapi pria cantik itu selalu dikelilingi oleh para bajiangan dari tim Keita. Sialan, jika saja aku bisa menyentuhnya kira-kira seperti apa ekspresinya saat merasakan benda milikku ini, hahahaha."

Chloe merasa muak dengan ucapan kotor pelanggannya itu, tanpa berkata apapun ia membungkukkan badannya sebagai tanda 'perpisahan' lalu keluar dari kamar hotel tersebut.

Ia berjalan ke arah halaman hotel sambil sesekali mengecek ponselnya, pagi ini ia membelikan Helios sebuah ponsel dan mengajari cara menggunakannya agar mereka bisa saling mengabari. Chloe tersenyum saat melihat notifikasi chat dari Helios, disana tertulis 'Chloe, aku lapar. Apa kau masih lama?'

Setelah melihat itu Chloe langsung menekan tombol panggilan dan tidak lama suara Helios pun terdengar dari speaker smartphone nya.

"Chloe, kau sudah selesai?"

"Sudah, ingin aku bawakan sesuatu?"

"Aku suka kue yang kau bawakan kemarin."

"Haha, baiklah aku akan membelikannya untukmu. Ada lagi?"

"Tidak, jadi cepatlah pulang. Baby Pearl bilang dia merindukanmu."

"Katakan padanya, paman juga merindukannya."

"Hahaha baiklah paman cantik, sampai nanti."

"Sampai jumpa."

Panggilan mereka terputus, senyum masih terpampang indah di wajahnya seakan rasa sakit di seluruh tubuhnya hilang seketika. Namun tidak lama setelah itu senyuman Chloe kembali hilang, ia tiba-tiba teringat tentang orang yang Helios cari.

Sudah bebebrapa hari ini dirinya mencoba mencari tahu tentang Keita tapi ia tidak juga menemukan pentunjuk soal pria itu.

Tunggu, Keita?

Tiba-tiba ingatan nya menjadi jelas, bukankah kliennya menyebutkan tentang ekspedisi di Pulau Mariana dan soal tim Keita. Pria itu juga mengatakan bahwa ia datang ke pulau beberapa bulan yang lalu? Bukankah itu artinya waktunya sesuai dengan apa yang di ceritakan Helios?

Dengan segera yang mencari kontak dari pria tersebut dan menekan tombol panggilan.

"Oh Chloe? Apa kau berubah pikiran?"

Suara tersebut terasa sangat memuakkan tapi Chloe harus menahannya, iapun menjawab. "Ada yang ingin ku tanyakan."

--- bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

7.3K 468 10
Mate yang selama ini ia nanti-nantikan justru merupakan pelaku pembully adiknya.
281K 19.3K 37
Merupakan kisah seorang laki laki dengan asam dan manis dalam menjalani kehidupan. Peringatan! • merupakan cerita boys love, bagi yang homophobic to...
1.2M 88.2K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.2M 104K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...