Different Brother✔

By Naacha_Nadya

360K 18.1K 639

Ajma adalah seorang gadis sebatang kara yang di angkat anak oleh seorang kyai besar pemilik ponpes Al-Majid... More

Prolog
Pangeran Pesantren
Berkedok buku
Kakak Pulang
Happiness Girl
Siapa Dia?
Rencana Perjodohan Abi
Gara-Gara Tes
Cemburu?
Dia, Adik Ku
Melepaskan Cinta
Si Pitik
Istri Menggemaskan
Perempuan di hati Kazam
Ngabuburit
Perhatian Kecil
Ketahuan
Kemalangan Anisa
Pergi
Gosip
Aku Kembali
Confess
Kabar Hanin
Congratulations
Takut
Calonnya Ikrar?
Obrolan Umi Abi
Persiapan Liburan
Liburan Kitaaaa
Tolong Akuuuu😭😭
Jalan Malam
Untuk Pertama Kalinya
Sepanjang Hari Ini
Hanya Demam
Antara Mereka
Mafia Malam
Peluang Tak Disengaja
Kemarahan Kazam
Keputusan
Rahasia di Balik Rahasia
Pernyataan Si Pelakor
Keputusan 2
Info Yang Didapat
Terungkap
Tentang Adopsi
Berdamai Dengan Keadaan
Kabar Bahagia
Kembali Berkumpul
Visual Katanya🙂

Halal

10.1K 460 12
By Naacha_Nadya

Aku minta maaf ya guys hari ini baru bisa update, soalnya emang kemarin-kemarin padet banget aktivitas aku. Mulai dari sekolah, bukber, tadarus, malamnya tarawih, belum lagi aktivitas tidur siang plus malamnya wk wk. Jadi, bener-bener kek males banget buat update. Mana gitu mata aku sering lier lagi 😭

Semoga kalian mempunyai kesabaran ekstra untuk menunggu cerita ini aamiin.

Happy reading untuk chapter ini❤️

_

_

_

"Qobiltu nikaha wa tajwijaha bil mahril madzkur haalan"

"Sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah. BarakaAllahu lakuma wa'baraka'alaykuma wa jama'a bayna kuma fi khayr"

Mendengarkan suara-suara itu dari dalam kamarnya dengan mata berkaca-kaca dan air mata yang terjatuh karena terbawa suasana. Gadis itu nampak begitu cantik dengan polesan make up yang tak terlalu tebal dan gaun pengantin putih yang di kenakannya pun begitu anggun nan indah.

"Sipit, Mas Kazam tuh, main qobiltu qobiltu aja padahalkan, dia ngeselin! Kenapa coba aku mau jadi istrinya" celoteh Ajma di depan kandang pitik ping nya.

"Pit, kamu harus tetap disini ya temenin Aku. Aku gak mau ketemu Mas Kazam, sejak pulang dari pasar 2 hari lalu, kayanya Mas Kazam ngambek deh sama Aku"

Ajma menjatuhkan kepalanya pada meja rias di depannya. Matanya memejam, Ia berusaha mengoptimalkan degup jantung nya yang terasa berdetak tak beraturan. Walaupun pernikahan ini di lakukan tanpa cinta tapi, tentunya yang namanya pernikahan sudah pasti membuat mempelainya grogi.

"Gianni" Ajma mengangkat kepalanya seraya menoleh ketika mendengar suara Naldo.

"Iya Bang" Naldo tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Ayo Abang tuntun" ajaknya.

Ajma terdiam menunduk sambil memainkan jarinya. Entahlah rasanya Ia sangat nervous dan tak siap untuk keluar. Ia masih tidak percaya jika statusnya sekarang sudah menjadi istri dari seorang Al Kazam Harits Abidzar. Laki-laki dingin, ngeselin, galak, ganteng eh,

Naldo berjongkok di depan Ajma untuk melihat wajah sang adik.

"Kamu kenapa hmm?" Ajma mengangkat kepalanya dan menatap mata Naldo teduh.

"Gak papa Bang, Ajma cuma gugup aja" Naldo tersenyum dan mengangguk.

"Ayo" ajaknya sekali lagi.

Ajma menatap uluran tangan Naldo dengan wajah ragunya. Beralih Ia menatap wajah sang Abang. Naldo pun menunjuk telapak tangannya dengan dagunya, mengisyaratkan Ajma agar mau meletakkan tangannya di sana.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucapnya sebelum akhirnya menerima uluran tangan Naldo seraya berdiri dari duduknya.

Keduanya pun keluar dari kamar dengan Naldo senantiasa ada di samping Ajma mendampinginya hingga memasuki tenda acara.

"Bang" lirih Ajma saat kini mereka sudah sampai di depan meja akad yang mana akad telah di langsungkan di meja tersebut tadi.

Naldo mengelus pundak Ajma untuk menenangkannya, sebelum akhirnya Ia pergi duduk di kursi samping Ikrar.
Ajma menunduk dan memejamkan matanya merasa nervous.

Tiba-tiba Ia merasakan ada sebuah tangan yang menyentuh kepalanya dan terdengar pula sayup-sayup sebuah rapalan doa' dari mulut seorang laki-laki berjas hitam di depannya.

'Ini beneran Mas Kazam?' batin Ajma masih tak berani untuk menatap laki-laki di depannya.

Ia sebenarnya masih merasa takut atas tragedi pitik tempo hari. Terhitung sudah 2 hari lebih Ia tak pernah berbicara lagi dengan Kazam. Ia pikir Kazam ngambek kepadanya gara-gara di takut-takuti pitik waktu di pasar itu.

"Masyaallah beruntung banget ya jadi Ning Ajma"

"Yah, sold out deh satu crush aku"

"Semoga Gus Kazam dan Ning Ajma langgeng ya"

"Gak nyangka ternyata istrinya Gus Kazam adik angkatnya sendiri"

"Masih ada lowongan istri kedua gak si?"

Begitulah obrolan beberapa santri yang ikut hadir dalam acara pernikahan tersebut.

Sedangkan disisi lain, seorang laki-laki berbatik cokelat nampak menatap kedua mempelai itu dengan tatapan pilu.

'Semoga kamu bahagia Ning. Insyaallah saya akan berusaha ikhlas walaupun rasanya begitu pilu melihat pernikahan ini' tutur batinnya.

Seorang perempuan berhijab maroon tiba-tiba datang menghampiri dan duduk di sampingnya seraya meraih lengan laki-laki itu dan menggandengnya.

"Loh, kamu kesini sama siapa?" Bingungnya.

"Aku kesini bareng Abi Umi" balas perempuan itu.

Adib mengangguk dan tersenyum simpul. Tangannya terarah untuk mengelus pucuk kepala istrinya dengan lembut. Walaupun Adib belum bisa memberikan 80% cintanya untuk sang istri namun, Ia sangat menyayangi istrinya, dan tentunya Ia berjanji akan berusaha untuk memberikan seluruh cintanya kepada kekasih halalnya itu. Ia yakin suatu saat nanti pasti ada jalan.

"Mempelai wanita di persilahkan untuk mencium punggung tangan suaminya dan menyematkan cincin di jari manis masing-masing" ucap sang MC.

Kazam pun menarik tangannya dari atas kepala Ajma seraya mengaminkan do'anya. Para tamu yang menyaksikan tampak menanti-nanti adegan tukar cincin mereka berdua namun, sepertinya Ajma masih ragu untuk mengangkat kepalanya. Sampai Kazam selesai berdo'a pun Ajma masih saja menundukkan kepalanya.

Sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundaknya pelan yang ternyata adalah tangan lembut Umi Affah.

"Ajma, ada apa sayang?" Umi Affah berjongkok untuk melihat wajah putrinya.

Ajma pun menggelengkan kepalanya membalas pertanyaan sang Umi.

"Ayo tegakkan kepala kamu" dengan perlahan Ajma pun mengangkat kepalanya. Jujur sebenarnya Ia ragu tapi, karena ini perintah dari Umi Affah Ia tak bisa menolaknya.

Mata cokelatnya langsung bertemu dengan mata hazel Kazam. Keduanya saling menatap dengan mata bening mereka. Entah kenapa Ajma merasakan sesuatu yang berdetak di dalam sana. Hari ini, Kazam begitu tampan dan gagah, matanya sangat tajam dan memancarkan keindahan.

"Ayo salim" perintah Umi Affah lagi.

Ajma menatap Umi Affah sejenak sebelum akhirnya mengulurkan tangannya ke arah Kazam. Sejenak, Kazam menatap tangan mungil putih di hadapannya dengan raut wajah ragu. Sebelumnya, Ia sangat berusaha untuk tidak menyentuh tangan itu namun sekarang, apakah boleh Ia menyentuhnya?

'Bismillahirrahmanirrahim' batin Kazam sebelum akhirnya menerima uluran tangan itu.

Dan seperti dugaannya, jantungnya langsung berdetak abnormal, telapak tangannya berkeringat dingin secara tiba-tiba dan darahnya merasakan sebuah desiran aneh. Ajma adalah perempuan pertama yang Ia pegang kulitnya selain mahram-mahram nasabnya.

Ajma mengerutkan kening merasakan telapak tangan Kazam yang dingin dan berkeringat itu. Setelah mencium punggung tangan suaminya aseek, Ajma mengangkat kepalanya menatap mata Kazam dengan tatapan menelisik.

Kazam pun menggerakkan satu alisnya seolah memberikan pertanyaan.

"Mas Kazam grogi ya?" godanya berbisik, membuat Kazam melebarkan sedikit matanya dengan ekspresi kikuk.

"Sstt..." Kodenya agar Ajma diam tak menggodanya lagi. Kazam berusaha tetap berekspresi normal walaupun rasanya aneh.

Ajma menunduk dan terkekeh kecil menyadari jika Kazam sebenarnya sedang menyembunyikan kesaltingannya. Ternyata lucu juga jika orang dingin sedang salting, pikirnya.

Setelah keduanya bertukar cincin, keduanya pun di persilahkan untuk menduduki pelaminan yang telah di sediakan untuk mempelai. Para tamu satu persatu mulai menaiki panggung untuk bersalaman dan mengucap selamat kepada keduanya.

Hingga tiba saatnya Adib dan istri lah yang menaiki panggung. Ajma terdiam sebentar dengan tatapan lirih menatap mata Adib. Begitu pula dengan tatapan yang Adib berikan untuknya.

"Selamat ya Ning" ujar Anisa Hilyah atau istri Adib seraya menyalami tangan Ajma.

Ajma pun tersenyum dengan sedikit paksaan seraya mengangguk dan mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Selamat ya Ning, semoga kamu bahagia" kini giliran Adib yang menangkup tangannya ke arah Ajma.

"Makasih Kak" balas Ajma dengan perasaan campur aduk.

Setelah keduanya turun dari panggung, Ajma dan Kazam pun kembali duduk. Nampak raut wajah Ajma berbeda dari sebelumnya. Ia terlihat melamun dengan ekspresi sedikit murungnya.

"Nih" Ajma menoleh ketika Kazam menyodorkan air gelas kemasan kepadanya.

"Ajma gak haus" balasnya dan kembali memalingkan wajah dengan ekspresi kesal.

Kazam menghela nafas gusar.
"Saya tidak akan banyak-banyak berbicara untuk memberi tahu kamu. Kamu sudah dewasa, dan pastinya kamu sudah tau mana yang salah dan mana yang benar. Jalan mana yang harus kamu pilih dan jalan mana yang harus kamu abaikan" nasehat Kazam tanpa menatap Ajma.

Ajma memanyunkan bibirnya dengan ekspresi cemberut. Ajma mendekatkan duduknya dengan Kazam seraya menyenderkan kepalanya pada pundak laki-laki itu.

Kazam menoleh dengan wajah terkejutnya. Di lihatnya situasi sekitar dengan gelisah. Bukan apa, Ia hanya tak mau mengumbar kemesraan di depan orang lain.

"Jangan gini, gak enak di lihat orang" Kazam sedikit menjauhkan tubuhnya dari Ajma.

"Iih, Ajma kan sedih"

"Tidak ada seorang pengantin yang merasa sedih di hari pernikahannya. Kamu sedih karena orang yang menikah dengan mu ini bukan laki-laki yang kamu cintai begitu, kan?"

"Jangan ngomong gitu! Ajma gak mau membahas tentang perasaan" Ajma melipat kedua tangannya kesal dan berpaling wajah dari Kazam.

"Kamu tidak mau membicarakannya karena hak miliknya belum di tangan saya. Seorang perempuan jika memang dia ada perasaan kepada seorang laki-laki, cakapnya akan lebih besar membahas tentang perasaan dari pada hal lain"

Ajma berbalik menatap Kazam lagi dengan tatapan tajam.
"Mas Kazam tuh kenapa si selalu nyalahin Ajma. Bukannya sama aja Mas Kazam juga gak ada rasa sama Ajma? Pernikahan kita kan hanya perjodohan, kita melakukan ini karena sebuah bentuk bakti kita kepada Umi dan Abi" omelnya.

Kazam tersenyum sekilas dengan senyuman smirk nya. Kazam pun menatap ke arah lain seraya menjawab pertanyaan Ajma.

"Wallahualam"

Setelahnya Kazam pun bangun dari duduknya karena ada tamu yang datang menaiki panggung.

*****

Acara pernikahan Kazam dan Ajma pun selesai pada pukul 19:00 malam. Kini posisi keduanya sedang berada di dalam kamar bernuansa putih sederhana yang tak lain adalah kamar milik Kazam.

Kazam menghela nafas dan geleng-geleng kepala melihat Ajma yang kini sedang berdiri di depan pintu sambil mengintip keadaan di luar kamar dari celah pintu tersebut.

"Kamu ngapain?" Tanya Kazam dingin.

"Iih, Ajma mau keluar, Ajma mau tidur di kamar Ajma sendiri, Ajma takut tidur di sini" cerocosnya.

Detik berikutnya Ajma pun menutup pintu kembali sambil berdecak kesal.
"Masih ada Umi Abi lagi di ruang depan"

Kazam tersenyum miring tanpa Ajma sadari. Entah kenapa Kazam merasa sedikit senang karena rencana Ajma untuk kabur dari kamarnya tidak berjalan dengan mulus.

"Mas, bantuin dong" rengek Ajma.

Kazam beranjak dari duduknya seraya meraih remote TV di atas meja belajarnya dan mendekati Ajma.

"Nih, biasanya kamu lebih suka di kamar ini saat malam hari, kan?" Kazam menyodorkan remote hitam di tangannya ke arah Ajma.

"Iya kalo kamar ini lagi gak ada penghuninya. Kalo ada penghuninya itu serem" ketusnya

Kazam meraih pergelangan tangan Ajma seraya meletakan remote berwarna hitam itu ke atas telapak tangannya.

"Kamu boleh menonton TV atau melakukan apapun tapi, jangan keluar dari kamar ini" peringat Kazam seraya kembali menduduki kasurnya.

Ajma mencebikan bibirnya seraya berjalan ke arah sofa panjang di depan kasur dan Ia pun membaringkan tubuhnya di sana seraya menyalakan TV dan menonton acara kesukaannya yang sudah terlewat ber episode-episode.

Beberapa menit kemudian film yang di tonton nya pun selesai. Mulutnya pun sudah menguap cukup besar. Ajma melepaskan hijab putih instannya karena merasa kegerahan. Setelahnya Ia pun mulai memejamkan mata tanpa mematikan TV. Seperti inilah kebiasaan yang Ajma lakukan waktu Kazam belum menempati kamar ini.

Tapi, biasanya Ajma selalu men timer TV nya terlebih dahulu agar saat Ia tidur bisa mati dengan sendirinya tanpa Ia harus repot-repot mematikannya menggunakan remote.

Kazam yang kini sedang bermain handphone, atensinya teralihkan saat mendengar sebuah dengkuran halus yang asal suaranya dari penghuni sofa di depan sana. Kazam tak melihat pasti bagaimana posisi Ajma sekarang karena terhalang oleh penyandar sofa tersebut.

Namun, Kazam yakin bahwa gadis itu sedang dalam posisi berbaring dan akhirnya ketiduran.

Handphone nya Ia letakkan di atas nakas seraya beranjak dari posisi duduknya. Kazam berjalan mendekati sofa yang kini sedang Ajma tiduri untuk memastikan. Dan, benar saja ternyata gadis itu sudah tertidur pulas.

Kazam pun meraih remote di samping kepala gadis itu seraya mematikan TV yang masih menyala.

"Kalo saya biarin dia tidur disini, khawatir badannya akan terasa tak enak ketika bangun nanti" Kazam mengedip-ngedip bingung. Apakah harus Ia menggendongnya sampai kasur?

Dan pada akhirnya demi kebaikan Ajma, Kazam pun memberanikan diri untuk mengangkat tubuh Ajma perlahan dengan posisi bridal style. Kazam pun berjalan menuju kasur dan meletakan tubuh mungil sang istri dengan perlahan-lahan.

"Aaaa..." Jerit Ajma tiba-tiba membuka matanya. Sontak Kazam langsung terkejut dan hampir terjatuh menimpa Ajma, untungnya tangannya sigap menahan pergerakan tubuhnya.

Alhasil wajah keduanya pun hampir tak berjarak karena kejadian tadi. Tatapan keduanya terkunci menatap pupil mata masing-masing.

'Astagfirullah kenapa Mas Kazam ganteng banget ya Allah' batin Ajma.

"Mas Kazam mau ngapain?" Ajma seketika menyilangkan kedua tangannya ke depan dadanya dengan raut ketakutan.

"Saya__"

"Aww...." Pekik Ajma.

Saat Kazam hendak terbangun dari posisinya, ternyata rambut panjang Ajma tak sengaja tersangkut pada kancing kemeja yang di kenakannya.

"Astagfirullah" Kazam langsung berusaha melepaskan sangkutan rambut Ajma pada kancing kemejanya itu.

"Aww... Pelan-pelan dong Mas sakit" keluh Ajma yang merasa pedas karena rambutnya tertarik.

"Iya ini saya berusaha hati-hati biar kamu gak sakit" balas Kazam.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang menguping pembicaraan mereka dari balik tembok kamar.

"Cah ilah, penganten baru gercep amat" gumamnya sambil terkekeh.

"Mending Gue pergi deh dari pada mendengarkan suara-suara privasi"

Di dalam kamar, kedua pasutri itu nampak masih berusaha menangani tragedi rambut nyangkut tersebut.

"Alhamdulillah" gumam Kazam setelah sangkutannya terlepas.

"Iiih, Mas Kazam ngapain si" kesal Ajma sambil mengelus-elus kepalanya yang terasa pedas karena beberapa helai rambutnya sempat tercabut.

"Tadi kamu tidur di sofa jadi saya pindahkan ke kasur" balas Kazam dingin.

Ajma menatap Kazam dengan tatapan tajam.
"Modus banget si"

"Ck, terserah. Mau kamu tidur di sofa lagi juga silahkan" acuhnya seraya membaringkan tubuhnya di sisi lain kasur dengan sedikit berjarak.

Ajma menampakkan ekspresi kesal menatap Kazam yang kini sedang berbaring memunggungi nya.

'Bisa-bisa gue darah tinggi seumur hidup punya suami modelan begini, nasib-nasib. Sabar ya Allah' Ajma mengelus dadanya sambil geleng-geleng kepala.











_

_

_

Jangan lupa vomen→⁠_⁠→

Continue Reading

You'll Also Like

6.9K 255 22
Muhammad Sadam al-Fatih sosok pria tampan yang di beri pilihan oleh sang bunda, menikah lagi atau bercerai dengan wanitanya. Sungguh demi Allah ia t...
Hakim By ul

Spiritual

1.3M 75.1K 53
[Revisi] Kalian percaya cinta pada pandangan pertama? Hakim tidak, awalnya tidak. Bahkan saat hatinya berdesir melihat gadis berisik yang duduk satu...
11.4K 408 21
Bertemu untuk bersatu. Bersama untuk berpisah. "Kita dipertemukan Allah secara nggak sengaja dan karena kejadian itu aku dan kamu menjadi kita dengan...
759K 29.8K 44
"Saya menikahi kamu bukan karena cinta. Tapi, karena Aila membutuhkan seorang ibu, dan ia ingin kamu yang menjadi ibunya!" Ashilla Nadiatul Shafa, ha...