FIREFLIES

By Fhyldh

454 135 74

"Jika kebahagiaan tak ingin datang menghampiri mu. Maka, aku yang akan mendatangkan kebahagiaan itu untukmu."... More

01 - Murid Baru
02 - The Covers
03 - Ceroboh
04 - Menolong Kalandra
05 - Sambutan Selamat Datang
07 - De Javu
08 - Trauma

06 - Pertolongan dan Permintaan Maaf

42 9 3
By Fhyldh

Hujan turun begitu lebat sore ini. Edel memutuskan untuk menunggu hujan reda di halte kampus. Edel bisa saja memesan grab car atau mengcegat salah satu taxi yang sejak tadi berseliweran. Namun mengingat jalanan yang licin dan selalu macet saat hujan seperti ini membuat Edel mengurungkan niatnya. Lebih baik seperti ini dari pada harus terjebak macet dijalan dan membuat perasaan gelisah menyerangnya.

Edel memperhatikan hujan yang dengan seenaknya jatuh membasahi bumi dan menimbulkan hawa dingin serta perasaan tak nyaman dalam diri Edel.

Sejujurnya, Edel tidak membenci hujan. Hanya saja dia tidak mempunyai kenangan yang mengasyikkan dengan hujan. Setiap hujan turun, selalu saja ada yang terenggut darinya dan itu yang membuat Edel tidak begitu menyukai hujan. Edel benci dengan perasaan tidak nyaman yang selalu menghampirinya setiap kali hujan turun. Edel benci setiap kali potongan-potongan masa lalu kembali berputar di otaknya bagai kaset rusak yang tidak bisa dia hentikan.

Menarik nafas dalam-dalam. Edel memilih mengeluarkan hp dan memasang airpods di kedua telinganya. Tangannya bergulir membuka aplikasi Spotify dan menekan play pada lagu yang akhir-akhir ini sering ia dengarkan.

"Don't listen to the voice inside your head
You're doing just fine
You're trying your best
If no one ever told you it's all gonna be okay
We're just people never sleeping over stupid shit
We won't remember in the morning
Yeah, we're gonna forget
And no one ever told you it's all gonna be okay.."

Untuk sesaat, Edel terhanyut oleh lagu yang sedang ia dengarkan. Bibirnya bergerak ikut menyanyikan lirik demi lirik lagu favoritnya sambil memejamkan mata, meresapi makna dari lagu itu dalam-dalam.

Begitu Edel membuka mata, dirinya justru dibuat terkejut saat sebuah tangan mengulurkan selembar uang kepadanya. Edel melepaskan airpods nya lalu mendongak, mencari tahu siapa pemilik tangan tersebut. Dan di detik berikutnya Edel merutuki dirinya dalam hati begitu mengetahui siapa pemilik tangan tersebut.

'Kenapa harus dia sih?'

"Nih." Lion kembali menyodorkan uang berwarna merah dengan gambar presiden RI yang pertama dan wakilnya.

Edel tak mengambil uang itu dan hanya menatap bingung Lion. Udah datang tiba-tiba, pakai acara ngasih duit lagi.

"Ini maksudnya apa tiba-tiba datang terus ngasih duit?" tanya Edel. Sebisa mungkin Edel mencoba menampilkan raut wajah senormal mungkin agar tidak terlihat jika dirinya sangat tidak senang dengan kehadiran laki-laki itu.

"Lo tadi lagi nyanyi, kan? Yaudah ini gue kasih duit," kata Lion dengan entengnya.

Berbeda dengan Lion. Raut wajah Edel kini nampak memerah menahan kesal. Bahkan matanya sudah melotot tajam menatap Lion.

"Aku gak lagi ngamen!" seru Edel yang sudah benar-benar kesal.

Melihat wajah kesal Edel membuat Lion sekuat tenaga menahan diri untuk tidak mencubit pipi Edel. SUMPAH! LION BENARAN GEMES!

Lion serius. Mata melotot Edel dengan pipi yang mengembung dan bibir mengerucut justru terlihat begitu menggemaskan di mata Lion.

"Oh, bukan ya? Gue kira tadi lagi ngamen." Sekuat tenaga Lion berusaha menahan tawanya agar tidak pecah disaat seperti ini. Ingat wibawa!.

"Tau lah. Sana ngobrol aja sama pohon." Sinis Edel yang sudah terlewat kesal.

"Hahaha..!" Pecah sudah tawa yang sedari tadi Lion coba tahan.

Edel yang melihat Lion tertawa hingga memegangi perut menatap aneh laki-laki itu.

'Ini orang kenapa sih? Gila ya tiba-tiba ketawa sendiri? Atau jangan-jangan dia kesambet setan penunggu pohon itu lagi?'

Edel jadi ngeri sendiri.

Setelah berhasil meredahkan tawanya, Lion memilih duduk di samping Edel dengan memberi jarak. Takut Edel tidak nyaman.

"Lo yang kemarin nolongin Kala, kan?" Lion menatap Edel.

Mengingat Kalandra, Edel jadi penasaran. Bagaimana keadaan laki-laki itu sekarang? Dia baik-baik saja, kan?

"Heh!" Lion menjentikkan jarinya di depan wajah Edel membuat Edel mengerjap sadar.

"Bukannya dijawab malah ngelamun."

"Kalandra baik-baik aja, kan?" Bukannya menjawab pertanyaan Lion, Edel justru bertanya perihal keadaan Kalandra.

"Baik. Kala cuma butuh istirahat aja beberapa hari." Lion menjawab seadanya. "Segitu khawatirnya lo sama Kala?"

Edel mengangguk namun sedetik kemudian menggeleng sambil meringis pelan.

Melihat tingkah lucu Edel membuat Lion cukup terhibur. Secara refleks, tangan Lion terulur mengacak gemas puncak kepala Edel membuat si perempuan menegang di tempat.

"Hujannya udah sedikit reda. Ayo pulang, biar gue anter."

☆☆☆

Edel duduk termenung di kursi teras rumahnya. Di tangannya terdapat segelas susu almond yang uapnya masih mengepul. Sesekali Edel akan meniup susunya lalu menyeruputnya dengan nikmat. Susu almond memang favorit Edel. Ah lebih tepatnya, apapun yang berhubungan dengan almond merupakan kesukaan dari gadis berwajah manis itu.

'Makan martabak manis enak nih.'

Edel menaruh gelas susunya diatas meja lalu dengan kekuatan ala Minato Namikaze, Edel berlari menuju kamarnya untuk berganti baju.

Tak butuh waktu lama Edel sudah turun dengan hoodie kebesaran miliknya. Tak lupa dia juga membawa dompet dan hp yang ia masukkan ke dalam saku hoodie nya.

Setelah mengunci pintu rumahnya, Edel dengan langkah riang berjalan menyusuri jalanan kompleks. Sesekali Edel akan bersenandung kecil sambil menendang kerikil jalanan. Sesaat ketika angin malam menyapa wajah dan lehernya, Edel akan mendesis lalu memakai kupluk hoodie untuk menghangatkan leher dan telinganya.

Jarak antara rumah Edel dengan penjual martabak memang tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit dengan jalan kaki. Yang membuat lama ialah antrian para pembeli yang selalu membludak. Tidak heran sih, martabak milik Cak Udin memang terkenal enaknya. Udah enak, topingnya gak pelit lagi.

Seperti dugaan, saat Edel datang antrian sudah begitu panjang. Setelah mengambil nomor antrian pelanggan, Edel memilih menunggu di luar sambil menikmati pemandangan sekitar.

Untuk mengusir rasa bosannya, Edel mengeluarkan hp dari saku hoddienya dan bermain game. Setelah menunggu setengah jam lebih, martabak pesanan Edel akhirnya selesai dibuat.

Dalam perjalanan pulang, Edel tak henti-hentinya tersenyum memandang kresek yang berisi sekotak martabak. Di benak gadis itu sudah terbayang betapa enaknya menikmati martabak manis itu sambil menonton drama Korea favoritnya. Sungguh kenikmatan yang tiada duanya.

Di pertigaan jalan memasuki kompleks perumahan, Edel yang sedang sibuk memperhatikan lalu-lalang kendaraan tak sengaja melihat seseorang terjatuh dari atas motornya karena terserempet pengendara lain. Tanpa pikir panjang Edel segera berlari menghampiri orang itu.

"Kamu gapapa, kan?" tanya Edel begitu sampai dihadapan sang laki-laki pengendara motor.

Sang laki-laki tak menjawab, ia sibuk melepas helm full face nya. Begitu helm terlepas, laki-laki itu menyisir rambutnya membuat Edel melotot kaget begitu mengetahui siapa laki-laki itu.

"Kamu!"

☆☆☆

"Kamu emang hobby banget ya babak belur kayak gini ?" tanya Edel dengan nada sinis begitu selesai mengobati luka Haidar.

Yah. Seseorang yang di tolong Edel ialah Haidar. Laki-laki yang sudah memukuli Kalandra dan juga memukulnya.

Kini keduanya sedang berada di depan pos satpam komplek perumahan Edel. Kebetulan kedua satpam yang berjaga malam ini sedang berkeliling. Tinggal lah mereka berdua.

Haidar mengusap sudut bibirnya yang terasa begitu perih. Dia rasa bibirnya benaran sobek. Sebelum kejadian dirinya jatuh dari motor, memang Haidar sempat diserang oleh beberapa musuh bebuyutannya hingga babak belur. Dan saat Haidar kabur melarikan diri, mereka mengejarnya. Terjadilah aksi kejar-kejaran di jalanan hingga akhirnya Haidar terjatuh dari motor karena sengaja di tendang oleh musuhnya.

"Namanya juga cowok. Wajar lah," balas Haidar santai membuat Edel melotot.

"Yaudah sana, berantem lagi. Sampe masuk rumah sakit aja kalau bisa," kata Edel sedikit sewot.

Haidar terkekeh dibuatnya, namun sedetik kemudian sang laki-laki meringis karena merasa perih disudut bibirnya.

"Kenapa lo mau nolongin gue?" tanya Haidar menatap Edel.

"Emangnya kenapa? Kita sesama manusia wajar kan kalau saling tolong menolong?" tanya balik Edel.

"Jangan terlalu baik sama orang. Gak semua orang tahu balas budi," kata Haidar memperingati.

"Yaudah sih. Lagian aku juga gak mengharap timbal balik."

Haidar diam. Begitu juga dengan Edel.

"Kamu beneran dikeluarin dari sekolah?" tanya Edel setelah cukup lama terdiam.

"Lo tahu darimana?"

"Beritanya udah tersebar di sekolah."

Haidar mengangguk. "Gue udah keterlaluan sih. Gak heran kalau di keluarin." Lanjutnya sambil terkekeh.

Edel menatap bingung laki-laki di sampingnya. "Ada ya orang di keluarin dari sekolah tapi malah senang."

Haidar diam.

"Lagian kamu ngapain sih harus cari masalah sama The Covers. Udah tahu mereka gak bisa di senggol, bisa-bisanya malah bikin salah satu anggotanya babak belur."

Haidar menarik sudut bibirnya, tersenyum tipis sebelum berdiri.

"Gue kasih tahu satu hal. Jangan mudah percaya sama omongan yang sekedar 'katanya'. Gak semua hal bisa lo ambil kesimpulannya cuma dari sudut pandang lo aja. Gue rasa lo cukup pintar buat pahami kata-kata gue." Haidar berhenti sejenak untuk sekedar melihat Edel yang kini terdiam mendengar perkataannya.

"Thanks, udah mau nolong gue. Dan, maaf untuk kejadian kemarin. Gue cabut."



TBC!!
☆☆☆☆☆



Jangan lupa vote and coment guyss!!

See you!!

02-04-2023

Continue Reading

You'll Also Like

147K 15K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
59.3K 6K 19
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
190K 9.3K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
225K 33.8K 61
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...