Jiwa yang Tersesat 2

By LolaRelizaUtami

16.7K 1.9K 192

Lora kembali dengan sejuta cerita, sejuta aksi, dan sejuta kegilaan. "Siapa yang mau balas dendam ama gue hah... More

Cuap-cuap sebelum mulai
Prolog
Teman lama
Ketemu
Skakmat anjir
Meet Ayang
Lora dan camer
Kepergok
Penghianatan?
Sedikit bocoran
Kilas balik
Lora Marah(?)
Renggang
Fakta unik
Kejutan
Penculikan
Kepanikan
SELAMAT
Mimpi?

Pengkhianatan 2 (?)

596 77 3
By LolaRelizaUtami

Malam yang gelap menjadi sangat gelap bagi Dimas dan Darren saat melihat wajah Lora yang sedang cemberut.

Pasal setelah ribut dengan Dimas sore tadi, mood Lora benar-benar hancur. Kedua kembar itu juga tidak tahu, apa yang salah.

Dimas dan Lora itu sudah biasa berantem, namun tidak merusak mood salah satu dari mereka.

Tapi kali ini, Lora seperti ingin memakan orang saja.

Kalian mencari Adnan? Dia sedang melakukan bisnis di luar kota.

"Adek Lo kenapa tuh?" tanya Dimas berbisik pada Darren.

Ketiganya saat ini sedang berada di depan tv, menikmati acara yang di tayangkan. Tetapi sepertinya tidak satupun dari mereka yang menikmati tayangan tersebut.

Lora berulang kali memeriksa ponselnya, sudah dari pagi Garel tidak menghubunginya bahkan pesan Kota semalam pun hanya di baca.

Lora sangat uring-uringan memikirkan kemana Garel seharian ini?

"Lo kenapa sih Dek?" tanya Darren penasaran, Lora menatapnya dengan wajah cemberut lalu hanya menghela nafas dan menggeleng.

"Cerita coba Ra, siapa tau kita bisa bantu." Lora menatap Dimas yang menatapnya seperti biasa.

"Huh, masa Gatel seharian ini gak ngabarin gue sih Bang?! Mana cht gue semalem cuma di read doang lagi!" jelas Lora dengan kesal.

"Mungkin Lo ada salah kali," ujar Dimas.

"Salah? Gak deh kayaknya, pernah semalem kita baik-baik aja kok. Kita masih vc juga, iiihh kesel banget sama tuh anak!"

"Coba telpon Bundanya, siapa tau Bundanya Garel tau sesuatu kan?" saran Darren dan diangguki oleh Dimas.

"Iya juga yah. Gue telpon aja deh," gumam Lora dan langsung menghubungi Bundanya Garel.

Baru dua sekitar enam detik telpon pun tersambung.

"Halo, assalamualaikum Bunda."

"Waalaikumsalam cantik, kenapa Ra?"

"Maaf Bunda ganggu malem-malem, Lora mau tanya Garel ada di rumah gak Bun?" tanya Lora lembut.

"Gapapa sayang, loh bukannya Garel ke rumah Lora ya? Tadi izin dari pagi katanya mau ke rumah Lora, ini aja belum pulang." Lora yang mendengar jawaban itu terdiam kaku.

Apa? Garel berbohong?

Tapi kenapa?

Apa yang terjadi?

"Ah tapi Garel gak ke sini Bun, mungkin Garel ke rumah temennya ya Bun."

Lora berusaha untuk tetap baik-baik saja meskipun hatinya tidak tenang.

"Bisa jadi sih, tapi kenapa gak ngasih tau Bunda atau kamu ya?"

"Mungkin lupa Bun, udah dulu ya Bun. Lora mau lanjut ngerjain tugas, Assalamualaikum Bunda."

"Iya sayang, waalaikumsalam."

Lora menutup sambungan telepon tersebut lalu menatap kedua abangnya.

"Gimana?"

Lora menatap Darren, Lora tidak bisa melampiaskan kemarahannya dengan orang lain.

"Gak ada, gue keatas dulu ya."

Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Lora langsung pergi begitu saja.

"Sebenernya ada apa antara Lora sama Garel ya?" tanya Dimas heran, Darren hanya menghela nafas.

"Kita gak usah ikut campur, cukup liatin aja. Kalo Garel macam-macam baru kita hajar dia," ujar Darren dengan tatapan lurus kearah Lora yang berjalan di tangga.

Dimas menoleh dengan raut sedikit ngeri mendengar penuturan Darren.

Sedangkan di posisi Lora, dia baru saja tiba di depan pintu kamarnya namun sebuah notifikasi dari ponselnya membuat dia mengurungkan niatnya untuk membuka pintu.

+625408*****

(Sumber picture : pinterest)

Jahat ya mereka ke elo

Tubuh Lora menegang melihat foto tersebut, Lora memperhatikan foto itu dengan seksama. Jelas, ini bukan foto editan. Ini foto asli.

Itu Garel dan ... Asya.

Tanpa Lora sadari genangan air mata di pelupuk matanya terjatuh, apa maksud dari foto itu? Kenapa? Kenapa mereka berdua tidur sambil berpelukan?

Sakit, Lora tidak pernah jatuh cinta sedalam ini pada seseorang. Ternyata begini rasanya di khianati.

"Hiks, dada gue sesek banget." Suara Lora terdengar bergetar, Lora langsung masuk kedalam kamarnya dan menutup nya tak lupa menguncinya.

Lora terduduk dengan bersandar di pintu, ponselnya tergeletak menampilkan foto kedua orang itu, dan menelungkup wajahnya di lipatan tangannya dengan kedua kakinya yang ditekuk.

"Hiks, sakit banget! Stop dong ini kenapa sesak banget sih!" pekik Lora sambil memukul-mukul dadanya dan menghapus kasar air matanya.

Lora ingin tidak percaya dengan foto itu, namun ini bukan yang pertama kalinya. Ini sudah kesekian kalinya nomor itu mengirimkan pesan yang berisi kebersamaan Asya dan Garel, namun Lora selalu menampik nya. Lora tidak mau berprasangka buruk pada Asya dan juga Gatel.

Di tambah foto-foto sebelumnya di kirim juga tidak terlalu mencurigakan hanya foto mereka sedang mengobrol atau berpegang tangan.

Lora tidak menaruh rasa curiga meskipun hatinya cemburu, karena Lora yakin keduanya tidak sejahat itu ingin mengkhianatinya.

"Hiks, sakit. Gue gak kuat hiks," lirih Lora dengan isak pelan.

Jujur saja, saat di kehidupannya sebelumnya Lora tidak pernah jatuh cinta, karena cintanya hanya untuk Ayahnya seorang. Di tambah dia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya di cintai laki-laki sebayanya.

Namun ketika di tubuh Lora, dia merasakan hal itu. Dicintai dengan begitu tulus membuat hatinya jatuh sepenuhnya pada Garel, dia tidak pernah berpikiran bahwa hal ini akan terjadi, karena selama ini Garel selalu menjaga perasaannya.

"Kenapa? Kenapa harus gue yang ngerasain ini?" mata Lora menatap langit-langit kamarnya.

Lora mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Nina.

Belum sampai satu menit Nina sudah menjawab telepon nya.

"Halo, kenapa Ra?"

"Hiks, Ninaaaa."

"Ra! Lo kenapa? Ada apa Ra? Siapa yang bikin Lo nangis gini? Cerita sama gue? Bilang biar gue hajar tuh orang!"

Tangis Lora benar-benar tidak tertahankan, tangis Lora pecah mendengar nada khawatir Nina.

"Garel Non, hiks. Garel selingkuh," ujar Lora dengan nada bergetar.

Di seberang sana Nina terdiam menegang.

"Maksudnya Ra? Ga-garel selingkuh sama siapa?" tanya Nina gugup.

"Asya."

Ya satu nama yang menghancurkan Lora.

Terdengar helaan nafas Nina yang berat.

"Maaf Ra, sebenernya gue udah tau sejak lama hal itu."

Mata Lora melotot mendengar penuturan Nina.

"APA LO BILANG?! LO UDAH TAU DAN LO DIEM AJA?! LO TEMEN GUE ATAU BUKAN SI NA! OH ATAU LO DUKUNG MEREKA DAN IKUT-IKUTAN NGEKHIANATIN GUE!? IYA?!"

Lora benar-benar marah, dia marah dan kecewa pada mereka semua yang membohongi nya.

"Gak Ra, Lo salah paham. Gue gak ngedukung Asya, gue di pihak Lo Ra."

"Hiks udahlah Na, gue muak sama kalian semua!"

Lora memutuskan sepihak lalu melempar ponselnya ke dinding, dia tidak perduli jika ponsel itu hancur. Terlalu banyak luka disana.

Malam ini Lora benar-benar hancur, Lora kacau. Dia marah, kesal, kecewa, hancur menjadi satu.

Teganya mereka mengkhianati Lora yang sudah banyak melakukan pengorbanan untuk mereka, perjuangan yang Lora lakukan di balas dengan pengkhianatan.

"Hiks, gue benci kalian. Gue benci!"

(Sumber picture : Pinterest)

Lora terbaring di kasurnya dengan air mata yang terus mengalir tanpa tahu malunya.







Maaf bikin Lora jadi sad girl
Jadi disini itu Lora bakal jadi ... Gitu

So pantau terus ygy

Oh iya visual untuk Lora, Nina, Asya, dan Garel juga ganti ygy.

Please jangan protes sama visualnya nanti.








Continue Reading

You'll Also Like

1.7K 147 4
Rea Levana Alexander adalah seorang bad girl alias gadis bar bar disekolahannya, bukan hanya itu, Rea juga di takuti banyak kalangan siswa-siswi di s...
822K 72.9K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
821K 54.5K 43
CRYSTAL ALTHEA atau kerap disapa Crystal ini adalah cewek cantik dengan seribu misteri namun naas dia harus mati ditanggan adik sendiri KAYLA PUTRIAN...
21.6K 1.6K 30
Ravesya Jingga Naravic Alatas Atau Alraga,Perbedaan Alraga dan Alatas Berbeda Jauh yaitu Alraga adalah Marga Keluarga Mafia Sedangkan Alatas Adalah M...