'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)

By jenmanoban2602

200K 18.2K 1.5K

"Bagaimana caraku untuk bahagia?" -Kim Jennie & Lalisa Manoban More

Prolog.
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30. (END)
Test.
ONE SHOT
New Story.

23.

5K 482 27
By jenmanoban2602

VOTE

&

KOMENNYA ~

*****

"Lalu sang kelincipun tertangkap." Jennie menghentikan membaca buku ceritanya kala melihat Alice yang sudah tertidur pulas di sisinya sambil memeluk boneka rabbit kesayangannya yang sempat hilang, namun Jennie baru saja membelikan yang baru untuknya dan untung saja, Alice sangat senang saat menerimanya.

Setelah adegan sesi menonton film, Jennie pun memutuskan untuk menidurkan Alice dan membacakan buku cerita untuknya, biasanya hal itu di lakukan oleh Lalisa karena Chaeyoung wanita yang sangat sibuk dengan karirnya, Lalisa yang sedaritadi melihat dari ambang pintu kamar putrinya, wajah nya benar-benar terlihat terharu dengan apa yang Jennie lakukan pada putrinya.

Jennie membenarkan posisi kepala Alice agar nyaman lalu ia menarik selimut dan menutupi sebagian tubuh Alice setelah itu Jennie mengecup dahi Alice dengan lembut. "Good night, baby. I love you." Bisik Jennie lembut.

Lalisa tersenyum mendengarnya, dia menghampiri keduanya dengan hati-hati. "Hey, terimakasih sudah membuatnya tertidur." Lalisa berucap dengan suara pelan.

Jennie tersenyum. "Sudah kemauanku." Jawab Jennie.

Lalisa membungkuk, dia mengecup seluruh wajah Alice. "Good night, sweetie. Daddy loves you." Bisiknya pada putrinya, keduanyapun keluar meninggalkan kamar Alice.

Jennie menggosok tengkuk belakang lehernya. "Uhmm, aku.. aku tidur di kamar tamu saja." Ucap Jennie ketika mereka berada di luar kamar Alice.

Lalisa terkekeh dan menatap Jennie. "Apakah aku mengijinkanmu?" Tanya nya dengan wajah yang menggoda.

Kecanggungan Jennie berubah menjadi kenakalan karena Lalisa baru saja memancingnya, wanita bermata kucing itu memberi tatapan sensualnya ke arah Lalisa.

"Lalu? Apa maumu?" Tanya Jennie dengan suara yang terdengar berbisik, dia melangkahkan kakinya dan memeluk leher Lisa menggunakan kedua tangannya.

Tanpa menunggu lama, Lisa menyambar bibir Jennie dengan ganas, dia menarik pinggang Jennie dengan erat, keduanya saling menyatukan bibir mereka dengan lumatan yang ganas sambil Lalisa membawa tubuh Jennie ke dalam kamarnya, dia tak lupa mengunci pintu kamarnya, dia mendorong tubuh Jennie hingga punggungnya bersandar pada dinding kamarnya, Lalisa menjulurkan lidahnya, meminta akses lebih dalam yang segera Jennie sambut dengan baik, wanita bermata kucing itu membuka mulutnya dan membiarkan lidah mereka berdansa dengan liarnya.

"Nngghh." Lenguhan kecil mulai keluar dari keduanya.

Lalisa memindahkan ciumannya, bibirnya mendarat tepat di telinga Jennie, lidahnya menjulur memberi gelitikan lembut pada telinga Jennie yang membuat Jennie memejamkan kedua matanya dan menikmati lidah Lalisa. "Ssshhh." Desah Jennie yang terdengar tertahan.

"Jika sebelumnya kau menidurkan Alice dengan buku cerita, sekarang, aku memintamu untuk kau menidurkanku juga, tetapi dengan susumu." Bisiknya tepat di telinga Jennie yang membuat Jennie menganga tidak percaya, Jennie menyunggingkan sudut bibirnya, dia menarik rambut belakang Lalisa dan membuat Lisa menatap wajahnya.

"Ucapanmu benar-benar terdengar seperti seorang maniak seks, Lalisa, kau tidak tahu malu." Ungkapnya pada Lisa dengan wajah menggodanya.

Lisa menggigit bibir Jennie yang membuat Jennie meringis lalu ia melepaskannya. "Lalu? Apa yang akan kau lakukan bila kau mengetahui sifatku yang seperti ini, hm? Kau menyesal?" Lisa berucap dengan suara seraknya.

Jennie mengecup bibir Lisa hingga kedua rahang Lisa, bibirnya menjelajahi wajah Lisa dengan kecupan-kecupan lembut yang ia berikan. "Ofcourse not. Tetapi aku akan memberikan hukuman yang pantas karena kau selalu menggodaku." Ucap Jennie yang tak kalah seksi, dia segera membuka kaos yang sedang Lisa gunakan dan melemparkannya begitu saja dan membuat sport bra hitam yang sedang Lisa gunakan terlihat jelas, jari telunjuk Jennie menyelusuri lembut wajah Lisa, bibir tebal Lisa, kedua rahang Lisa yang tegas, hingga sekarang jari telunjuk Jennie turun ke dada Lisa.

Hal itu membuat Lisa bergidik dan menatap Jennie penuh dengan napsu.

"Show me what you will do." Ucap Lisa dengan napas yang mulai berat.

Jennie tak ragu, ia juga melepaskan pakaiannya satu persatu, dan kini, dia hanya menyisakan sepasang pakaian dalamnya yang berwarna cream.

"I will." Ungkapnya sebelum akhirnya bibirnya melumat bibir tebal Lisa dan Lisa segera menerimanya, keduanya berciuman dengan panas dan lidah mereka saling berpautan liar, lenguhan demi lenguhan sudah kembali terdengar, Lalisa membawa Jennie ke dalam gendongannya, dia mengenggam erat kedua paha Jennie, sementara Jennie melingkarkan erat kedua kakinya di pinggul Lisa, tanpa melepas ciuman yang sedang mereka lakukan, kedua kaki panjang Lisa membawa tubuh Jennie ke atas meja kerja milik Chaeyoung, dia menduduki tubuh Jennie di atasnya, kedua tangan Jennie melingkar di leher Lisa, satu tangannya meremas rambut belakang Lisa serta menekan kepala Lisa agar memperdalam ciumannya.

Di sela-sela ciuman mereka, Lalisa selalu menunjukam senyuman nakalnya. "Aku mencintaimu, Jennie. Benar-benar mencintaimu." Ucapnya sebelum akhirnya ia menyingkirkan barang-barang di atas meja Chaeyoung, lalu tangannya membawa tubuh Jennie berbaring di atasnya.

Lalisa hendak mencium bibir Jennie lagi, namun tangan Jennie menahan tubuh Lalisa, kedua napas mereka terlihat terengah, dadanya naik turun dengan cepat. "Hey, jangan menggodaku, singkirkan tanganmu dari dadaku, sayang." Ucap Lalisa dengan suara seraknya, kedua mata coklatnya sudah sangat menggelap menandakan dia sudah sangat di penuhi oleh perasaan napsunya.

Sedangkan Jennie memasang wajah nakalnya. "Bolehkah aku menggunakan salah satu pakaian istrimu di dalam sana?" Jennie menunjuk lemari pakaian sepasang istri sah tersebut.

Lisa menyirigitkan dahinya. "Kenapa kau ingin?"

"Aku hanya ingin merasakan menjadi Chaeyoung." Jennie berkata tanpa berpikir dan hal itu membuat Lisa terkekeh dan menggeleng tidak percaya.

"Kau boleh memakai apapun miliknya, tetapi setelah kita melakukannya." Jawab Lisa sambil membuka bra milik Jennie, lalu Jennie hanya mengerang karena merasakan bibir tebal Lisa sudah berhasil mendarat di puting miliknya yang berwarna merah mudah.

"Aaahh, fu..ck! Habiskan itu! Hisap itu, Manoban!" Tekan nya sambil memejamkan kedua matanya, menikmati apa yang sedang Lalisa lakukan pada dirinya dan sesekali, ia melirik kebawah, melihat Lisa yang sedang menghisap putingnya kanan dan kiri dengan liarnya.

Lisa meninggalkan jejak-jejak kemerahan di sekitar kedua payudara Jennie yang membuat tubuh Jennie semakin terlihat seksi.

"Nnnghh, fuck! Lakukan perlahan Lisa, kau akan melepaskan putingku, aaaaahhhh!" Jennie menjerit kala Lisa tidak hanya menghisap putingnya, ia juga menggigit puting Jennie dan menghisapnya kuat membuat puting Jennie tertarik-tertarik dengan kuat.

Jennie melengkungkan tubuhnya, meremas rambut Lisa dan memejamkan kedua matanya, bibirnya berbentuk O dengan sempurna, dia sangat menikmati apa yang sedang Lalisa lakukan.

Tangan Lisa turun kebawah, dia menekan klitoris Jennie dari luar celana dalamnya yang membuat tubuh Jennie menggeliat merasakan sentuhan jari-jari Lisa di bagian intim nya. "Aaaahhhh, jarimu, kenapa enak sekali? Mmmhhh." Jennie merancau di antara desahannya.

Lisa melakukan hal yang sama terus menerus, sampai akhirnya.

"Fuck, Manoban! Pleasee.. masukan jarimu!" Ucap Jennie dengan napas yang terengah karena merasakan permainan jari Lisa di luar celana dalam miliknya.

Lisa menghentikan aksinya, dia menyunggingkan sudut bibirnya dia meninggalkan Jennie dan berjalan ke arah nakasnya.

"What are you doing, Lalisa? Cepat lakukan atau aku akan menjadi gila!" Jennie berteriak kala melihat Lisa yang justru meninggalkannya, sementara Lisa tidak menghiraukannya.

dia mengeluarkan sesuatu dari dalam laci nakasnya setelah itu ia membuka celana miliknya sendiri beserta celana dalamnya, ia menggunakan sesuatu di pinggulnya dan berjalan kembali ke arah Jennie.

"W-what? Apa itu, Manoban?!" Jennie hampir terdengar memekik kaget kala melihat benda panjang yang menyerupai penis terpasang di tubuh Lisa.

Lisa menyunggingkan sudut bibirnya lagi, dia menarik tubuh Jennie ke ujung meja kerja milik Chaeyoung sedangkan dia berdiri di sisinya, dia membuka kedua kaki Jennie. "Diam saja dan nikmati ini, Ruby Jane."

"Aaaaaaaahhkkkkk!!!"

***

Layaknya keluarga kecil yang sedang menikmati liburannya, Lalisa dan Jennie serta Alice yang berada di sisinya terlihat sangat berbahagia.

Mereka baru saja menaiki beberapa wahana di taman hiburan tersebut, dan kini Alice dan Jennie terlihat sedang menikmati makan ice cream cone vanilla dengan Alice yang terlihat sedang di atas bahu Lisa sementara Jennie membawakan tas kecil milik Alice dia juga memegang ice cream cone vanilla miliknya, sementara kedua tangan Lisa sibuk memegangi tubuh Alice agar putrinya tidak terjatuh dari bahunya.

"Are you happy now?" Tanya Jennie pada Alice yang sedang memeluk leher Lisa dari belakang menggunakan tangan satunya sementara tangan satunya sibuk memegang ice cream.

Alice mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyum yang terbit di wajahnya. "Yes i am, thankyou for everything daddy, aunty." Ujarnya lembut yang membuat Jennie dan Lisa terkekeh.

"Your welcome, baby." Jawab Jennie dan Lisa dengan serempak.

Lalisa berdeham. "Bolehkah aku mencoba ice cream mu?" Tanya Lisa pada Jennie, sedangkan Jennie melirik Alice yang ternyata kedua matanya sedang terfokus melihat keadaan sekitar, di rasa cukup aman, Jennie pun menyodorkan ice cream miliknya ke mulut Lalisa.

"Makanlah." Gumamnya yang membuat Lisa tersenyum lalu memakan ice cream tersebut sambil Jennie yang memegangi untuknya.

Setelah melihat sudut bibir Lalisa yang terkena ice cream Jennie pun segera mengambil selembar tissue dari dalam tasnya lalu membersihkan sudut bibir Lisa dengan lembut, kedua wajah mereka memerah seperti layaknya sepasang remaja yang sedang di mabuk cinta.

"Gomawo." Gumam Lalisa yang mendapat anggukan kecil dari Jennie.

Merekapun sudah tiba di kedai makan yang berada di dalam area taman bermain tersebut yang langsung di sambut ramah oleh wanita paruh baya sebagai pemilik dari kedai tersebut, ketiganya membalas senyuman kala mendapatkan sapaan ramah dari wanita paruh baya tersebut, setelah mendapatkan meja, Lalisa pun menurunkan Alice dari bahunya.

"Habiskan ice cream mu dan cuci tangan serta mulutmu setelah itu kita makan." Ucap Lalisa yang mendapat anggukan senang dari Alice.

Bocah kecil itu pun menuruti perkataan wanita yang ia sebut sebagai daddy nya.

"Kau juga, habiskan ice cream mu, anak kecil." Sambungnya pada Jennie yang membuat Jennie hanya bisa memutar kedua bola matanya.

Jenniepun melakukan hal yang sama, dia menghabiskan ice cream miliknya, pemandangan itu membuat Lalisa terkekeh gemas, dia seperti sedang mengajak dua bocah ke taman bermain sekarang.

"Done!" Ucap Jennie ketika sudah menghabisi ice cream miliknya.

"Habis!" Ujar Alice yang menunjukan kedua telapak tangannya yang sudah tidak tersisa sedikitpun hal itu membuat Lalisa dan Jennie tertawa renyah.

"Ayo, cuci tanganmu dulu." Ajak Jennie, keduanya pun berjalan ke arah kamar mandi sedangkan Lalisa duduk di kursinya dan memilih beberapa menu untuk mereka makan.

Beberapa menit pun berlalu, ketiganya sudah menghabisi makanan mereka dan ketiganya sekarang tengah memakai bando berbentuk kucing di atas kepalanya yang sudah Jennie beli untuk mereka gunakan.

"Bukankah daddy sangat menggemaskan, aunty?" Alice terkikik melihat Lalisa yang menggunakan bando berwarna merah muda berbentuk kucing tersebut yang membuat Jennie juga ikut tertawa dan kepalanya mengangguk.

"Kau salah, baby. Yang lebih menggemaskan itu aunty J. Lihatlah, dia terlihat seperti kucing sungguhan." Ucap Lalisa yang membuat Alice menoleh ke arah Jennie sementara Jennie terlihat membelalakan kedua matanya.

"Mwoya? Kucing sungguhan katamu?" Ucap Jennie tak terima.

Alice akhirnya tertawa dan kepalanya mengangguk. "Emm, daddy benar, aunty J seperti kucing sungguhan."

Jennie pun berdecih, mau tidak mau dia ikut tertawa meski dia tidak tahu, apakah itu pujian atau hinaan untuk dirinya yang disamakan oleh seekor kucing.

"Aigoo.. aigoo.. kalian benar-benar membuatku iri, bagaimana kalian bisa memiliki rumah tangga yang harmonis seperti ini?" Wanita paruh baya itu menyambar ketika melihat ketiganya sedang bercanda gurau, mendengar pertanyaan Ahjumma itu, wajah Lalisa dan juga Jennie terlihat memerah dan keduanya serempak berdeham canggung, keduanya juga saling melirik malu.

Sedangkan Alice dengan wajah polosnya dia tidak mengerti perkataan yang di maksud oleh ahjumma tersebut.

"Mau saya bantu mengambil foto kalian?" Tawar ahjumma pada Lalisa, Lalisa pun membasahi bibirnya.

"Uhmm, b-boleh, ahjumma." Jawab Lalisa, lalu ia melepaskan kamera pocket yang menggantung di lehernya sejak tadi, kamera itupun di serahkan ke ahjumma tersebut, namun sebelum itu, Lalisa mengajarkan bagaimana cara mengoprasikan kamera tersebut yang membuat ahjumma itu mengangguk paham lalu mulai mengarahkan kamera milik Lisa ke arah ketiganya.

Alice berdiri di tengah-tengah antara Jennie dan juga Lalisa, ketiganya tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya dan dengan hitungan ketiga, ahjumma itu pun mengambil foto mereka.

"Putri kalian sangat cantik, mirip sekali dengan kalian." Ujar ahjumma itu ketika berhasil mengambil foto mereka yang membuat Jennie dan Lalisa semakin canggung lagi, ahjumma itu pun memberikan kameranya kembali kepada Lalisa, ketiganya mengucapkan kata terimakasih sebelum akhirnya ketiganya melihat hasil foto mereka dengan senyum yang terukir di wajah mereka.

Di sisi lain...

"Look! Pemandangannya indah sekali, bisakah kau mengambil fotoku disini?" Ujar Chaeyoung sambil menunjuk ke arah pemandangan gunung dan laut yang terlihat dari sebuah jembatan yang sedang mereka lewati.

Chaeyoung dan Jisoo, keduanya sedang berlibur ke sebuah tempat yang bernama, songdo skywalk, tempat itu terletak di kota, busan, keduanya terlihat sangat senang dan bergandengan tangan, Chaeyoung memang orang yang cukup terkenal di bidang bisnis, bahkan wajahnya seringkali muncul di beberapa billboard iklan di pinggir jalan, semua orang bahkan sudah tahu, bahwa Chaeyoung telah memiliki istri dan satu buah hati, Lalisa serta Alice, keduanya sudah sama-sama di publikasikan, namun karena saat ini Chaeyoung tengah berada tempat yang cukup terpencil, hal itu membuat orang sekitar tidak mengenal Chaeyoung dan membuat Chaeyoung bebas, dia berjalan bersama Jisoo di sampingnya sambil saling menggenggam tangan di atas jembatan seperti mereka adalah sepasang kekasih yang sedang di mabuk kepayang.

Jisoo mengangguk dan tersenyum. "Aku akan memgambil foto untukmu." Ucap Jisoo yang mengarahkan kamera pocket yang sengaja ia bawa untuk mengambil foto Chaeyoung dan dirinya.

Chaeyoung tersenyum, sebelum berdiri di tempat yang akan ia ambil untuk foto, dia mengecup bibir Jisoo sekilas, hal itu membuat Jisoo langsung membalasnya, dia menarik pinggang Chaeyoung dan memberikan lumatan lembut pada bibirnya, tidak peduli berapa banyak orang disana yang sedang lewat, keduanya bahkan sangat menikmati ciuman mereka dan melupakan apapun yang sedang berada di sekitarnya, di rasa oksigen semakin menipis, keduanya saling melepas ciuman mereka dan mereka terkekeh bersama, Jisoo pun mulai mengancang-ancang untuk mengambil foto Chaeyoung.

"Kau selalu saja cantik, dari dulu kaulah yang paling cantik." Ucap Jisoo dengan wajah kagum sambil menatap ke arah kameranya, senyumnya terukir menatap foto Chaeyoung.

Chaeyoung menggigit bibir bawahnya. "Sikap Lalisa memang sangat manis padaku, tetapi dia tidak pernah memberi pujian untukku dan ternyata, kaulah yang benar-benar tulus mencintaiku, gomawo." Ucap Chaeyoung penuh haru dan Jisoo hanya tersenyum pahit mendengarnya, tentu saja, ucapan Chaeyoung pasti mengganggu pikirannya karena ia baru saja membawa nama Lalisa dan sepertinya, Chaeyoung menyadari senyuman pahit itu.

"Mian, mari kita lupakan Lalisa untuk hari ini." Sambungnya yang membuat Jisoo tersenyum lebar.

"Terimakasih karena sudah memahamiku." Ucap Jisoo yang akhirnya memilih untuk membawa Chaeyoung ke dalam pelukannya, merekapun saling memeluk erat.





.




.





.

To be continued

Continue Reading

You'll Also Like

16.9M 750K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
4.8K 164 7
Siapa yang tau dibalik sifatnya yang tegas dan ambisius ternyata Lisa memiliki kepribadian aneh yang hanya diketahui oleh rekan kerjanya Kim Jennie...
257K 11.7K 94
#jenlisa #chaesoo #gxg hallo gaes ini pertama kalinya aku buat cerita disini aku mau mencerita kan tentang Lisa seorang anak biasa yang bersekolah di...
3M 44.1K 30
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...