It's Killed Me!!

By FellFlower

245K 22.3K 14.1K

🍏Oneshoot Twoshoot Threeshoot? :v🍎 Season 2 ♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ Drarry~~ 🍏🍎 • • • Hope you like it~~ Enjoy ~~ 🦥... More

Welcome
Ferret
Singularity
Just Kidding
Miopia
Draco + Harry
Banana (Draco + Harry Sequel)
Critique Sévére
Critique Sévére (Sequel)
Rosa Centifolia
Rude
Different Epochs
What Is Red?
Problematics
Draco The Con Man
Escape
Hello 2
Trials of Faith
Trials of Faith (Sequel)
Ephipany
Pretty Savage
Instagaram 5
Romione's Baby (Trials of Faith Prequel)
No Body No Crime
My Father And I
Catastrophic
Cherish
Chat Noir
Introduce My Fur Ball (s)
Why Am I Here?
POV
Autumn Lime
Black Violet Blue Sunflower
Vogue
Regular
Delicate
Grass Ribbon Around My Wrist
But darling, darling, please
But that's just how it goes
Ep 11
Erratic Autumn
Last Ep

Don't be scare cause I'm your body type

2.7K 272 59
By FellFlower

🦁🦁🦁

"Drake!"

"Apaan? Ganggu orang lagi makan aja."

"Itu mantan lu bukan? Gue masih ingat namanya Harry."

Draco Malfoy yang sedang menikmati waktu istirahatnya bersama Theodore Nott sang sahabat tiba-tiba terdiam. Sekelebat bayangan masa lalu bersama mantan terlintas jelas di pikirannya.

"Manis banget yah, gemesin gitu. Kalo gue jadi lu ga bakal gue lepas sih."

Draco berdecak, "gatau, udah lupa gue sama mantan."

"Katanya lupa, tapi dilirik. Samperin kek." Ejek Theo.

Dulu saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Draco terkenal sebagai pemuda tampan sekaligus playboy. Hampir setiap bulan pasangannya berganti. Dan Harry sendiri masuk kedalam daftar kekasih Draco Malfoy. Alasan mereka berpacaran hanya karena Draco menerima tantangan dare dari sahabat-sahabatnya dengan syarat tidak boleh jatuh cinta. Harry yang polos tidak tau apa-apa hanya mengiyakan saja.

Hubungan itu hanya berjalan tiga bulan karena memang hanya segitu batas waktunya. Sebagai pemuda yang menjunjung tinggi gengsi, Draco tentu saja memenuhi perjanjiannya apapun yang terjadi.

"Tapi sejak putus sama dia; lu gak pernah pacaran lagi. Udah dua tahun loh seorang Draco Malfoy menjomblo. Jangan bilang lu gagal move on ya dari dia?"

"Gak usah sok tau deh, bacot banget." Kata Draco lalu bangkit berdiri meninggalkan Theo.

"Heh! Mau kemana?"

"Ke kelas lah! Dosen gue bentar lagi masuk."

"Lah tumben, biasanya juga sengaja telat lima menit." Gumam Theo setelah kepergian Draco.

Draco masuk kedalam kelas dan sudah siap untuk belajar, omong-omong mata kuliah ini adalah yang terakhir. Namun alangkah menyebalkannya ketika tiba-tiba komisaris kelas memberitahukan bahwa dosen mereka sedang berada di luar kota dan menyuruh mereka untuk mengerjakan semua tugas dari bab 3.

Huffthh... Tau begitu lebih baik Draco langsung pulang saja tadi setelah mata kuliah kedua berakhir.

Saat sedang asik menuruni tangga sambil memainkan ponsel, Draco tidak sengaja tersandung dan menabrak seseorang hingga terjatuh.

Bruk!

"Eh! Aduh! Maaf kak gak sengaja!"

Draco bingung, harusnya kan dia yang minta maaf. Kan dia yang nabrak.

Tapi bentar... Kok suaranya gak asing?

"K- kak Draco? Aku- eh saya- aku.. Adinda.. Eh kok adinda sih?! Harry! Maksudnya Harry minta maaf."

Fyi: Adinda = orang yang lebih muda laki-laki/perempuan.

Nah kan bener... Jodoh gak bakal kemana.

Eh kok malah jodoh? Kan mantan.

"Kamu yang jatuh kok kamu yang minta maaf sih adinda. Harusnya kakanda yang minta maaf," ucap Draco sambil membantu Harry berdiri.

Ini kenapa jadi formal? Pake manggil adinda kakanda segala.

'Makin mulus aja kulitnya' batin Draco dalam hati.

"Aku- aku pamit dulu ya kak."

"Eh? Buru-buru banget ya?" Draco menahan pergelangan tangan Harry.

"Enggak sih.. Aku cuma mau pulang aja."

"Naik mobil?"

Harry menggeleng, "naik bus."

"Loh? Kan lagi hujan, nanti kamu sakit. Kamu kan gampang flu orangnya."

Ceilah mantan masih ingat aja.

"Iy- iya sih.." Harry hanya bisa menggaruk sikunya yang tidak gatal.

"Ikut kakak.." Draco membawa Harry menuju parkiran dan langsung masuk kedalam mobil.

"Mau kemana kak?"

"Temenin kakak ngopi, nanti malam mau begadang soalnya ngerjain tugas."

"Oh.."

"Kalo kamu gak ngopi juga gak papa. Minum susu aja."

Harry hanya mengiya-iyakan saja. Soalnya dia juga bingung harus bertingkah bagaimana.

Dan disinilah mereka sekarang, duduk di meja paling sudut di samping jendela di dalam kamar Draco yang bergaya vintage.

"Kamu udah semester berapa by? Eh- Harry."

Lupa udah mantan. Jadi keceplosan manggil baby.

Harry tertawa canggung karena mendengar panggilan Draco barusan, "semester dua kak. Kalau kakak semester enam?"

Draco mengangguk, "iya, bentar lagi nyusun skripsi."

"A- aku gak tau kalau kakak kuliah di universitas itu juga. Soalnya aku di fakultas bahasa," kata Harry sambil mengaduk-aduk coklat mint nya dengan gerakan memutar.

"Gak papa sih, soalnya fakultas bahasa ke fakultas ekonomi emang jauh. Jadi kamu ngapain datang ke fakultas aku?"

Mantan kok kepo :v

"Ketemu teman aku di fakultas ekonomi kak."

Draco melihat keluar jendela, "dingin gak dek?"

Harry mengangguk, "iya, hujannya belum berenti."

Draco membuka blazer nya lalu memakaikannya pada Harry. Persis seperti dulu saat mereka masih sepasang kekasih.

Wangi parfum Draco menguar dari blazer nya dan masuk ke indra penciuman Harry. Membuat Harry tidak bisa menyembunyikan rasa malu dan rona merah pada pipinya.

Draco tersenyum tipis karena Harry itu masih sama seperti dulu. Selalu saja malu-malu.

"Kamu punya pacar?" Tanya Draco dan dijawab gelengan oleh Harry. "Masa sih?" Tanya Draco lagi masih kurang yakin.

"Aku cuma pernah pacaran sama kakak."

"Tapi yang deketin kamu banyak kan?"

"Ga tau.."

Yang dikatakan Harry benar adanya, dia tidak tau apakah ada orang yang mendekatinya atau tidak. Yang jelas hanya Draco yang pernah mengajaknya berpacaran secara gamblang.

"Kamu polos banget sih dek," Draco tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Harry yang menggemaskan. "Kenapa ga mau pacaran lagi?"

"Ga ada yang suka sama Harry."

"Gak mungkin lah gak ada."

"Kan mereka gak bilang, jadi Harry ga tau."

Draco terkekeh pelan kemudian mulai fokus pada laptop nya untuk mengerjakan tugas. Sedangkan lembabnya udara membuat Harry merasakan kantuk, ia meletakkan kepalanya di atas meja lalu tertidur disana.

Ketika tengah malam, Harry terbangun diatas kasur dan dibawah selimut hangat. Ia merasa linglung menyadari bahwa ini bukan kamarnya.

"Kok bangun?"

Sebuah suara masuk kedalam pendengaran Harry, membuatnya tersadar ada dimana dia saat ini. Ia melihat kesamping dan mendapati Draco yang baru saja mematikan laptop.

"Kok aku tidur sini?" Balas Harry yang malah balik bertanya.

"Besok kan weekend. Daripada aku ganggu kamu tidur, ya aku pindahin aja kamu ke kasur."

Wajah Harry merah padam membayangkan seberapa memalukannya dirinya tadi saat ketiduran.

"Kamu belum makan loh, aku masakin bentar yah, tunggu aja disini."

Belum sempat Harry menjawab, Draco sudah pergi meninggalkannya. Beberapa saat kemudian ia kembali dengan sepiring pasta dan segelas air putih.

"Eh.. Aku bisa makan sendiri kak," Harry menghentikan pergerakan tangan Draco yang hendak menyuapinya.

"Ga papa, aku juga sekalian mau makan, lagian garpunya cuma satu."

Bentar... Maksudnya sepiring bagi dua nih?

Ceilah bisa aja ͡° ͜ ͡°

Sesekali Draco akan menyeka noda makanan pada sudut bibir Harry. Dan tatapan matanya seperti menyiratkan kerinduan.

Akhirnya mereka menyelesaikan acara makan tengah malam itu. Draco keluar sebentar untuk mencuci piring kotor kemudian masuk lagi kedalam kamar lalu mengganti pakaiannya dengan kaus dan celana pendek.

"Nih, pake aja." Draco menyerahkan piyamanya yang sudah kekecilan pada Harry.

Harry mengambilnya dengan ragu lalu masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pakaian. Saat keluar dari kamar mandi, ia melihat Draco yang sudah duduk bersandar di kepala kasur dan sedang memainkan ponselnya.

Draco melirik ke arah Harry yang masih berdiri bingung, "sini tidur lagi."

Harry menurut dan naik lagi ke atas kasur. Tapi dia pun tidak berbaring.

"Kamu kok diam aja? Takut sama kakak?"

Harry menggeleng.

Draco menggeser tubuhnya untuk menghapus jarak antara dirinya dan Harry kemudian mengusap kepalanya, "jadi kenapa?"

"Aku malu," lagi-lagi Harry hanya bisa berpura-pura memainkan selimutnya.

"Kenapa malu?"

"So- soalnya dulu.."

"Dulu?"

Harry menggigit bibirnya pelan, "dulu aku suka banget sama kakak.."

Dari dulu Draco selalu memperlakukan Harry dengan sangat baik, bicaranya lembut dan dia tidak pernah marah. Dan sebenarnya Harry pun sudah tau bahwa dulu Draco tidak serius padanya, tapi karena diberikan perhatian yang melimpah, akhirnya Harry jatuh hati juga.

"Kalau sekarang?" Draco menatap Harry dengan lembut.

"Masih suka."

"Hm.. Lucu banget." Kata Draco sambil mencubit pipi Harry. "Sama.. Kakak juga."

"Hah?"

"Iya.. Kakak juga masih suka."

"O- oh.."

Draco tertawa, "kok oh doang sih?"

"Ya.. Ja- jadi?"

"Ya jadi pacar kakak lagi."







🐣End🐣

Agak ooc karena saya sukanya yang gentle daripada tsundere🗿


Continue Reading

You'll Also Like

59.5K 506 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
201K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
197K 16.4K 27
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
54K 3.9K 53
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...