Your Guardian Angel (The End)

Por Hana_No_Uta

408K 58.7K 2.9K

~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! Kisah cinta fantasi tentang se... Más

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan (The End)
Epilog

Empat Puluh

6.9K 1.1K 53
Por Hana_No_Uta

Njay tahu-tahu udah chapter 40 aja 🗿 harus cepat-cepat ditamatkan ini :v

Typo? Tandai aja guys. 😘

***

Seminggu berlalu begitu saja, selama itu Elona sibuk dengan latihannya bersama Risa dan ketiga temannya sehingga tanpa ia sadari seminggu sudah berlalu. Risa berkata bahwa dirinya sangatlah tidak berbakat dalam Dance dan bernyanyi. Tubuh Elona terlalu kaku dan susah mengikuti gerakan yang lainnya, suaranya memang bagus, tapi tidak bisa bernyanyi terlalu panjang dan lama.

Hah, dia benar-benar tidak bisa apa-apa.

Wajar sih, sebulan ini ia menjadi Kukang, Elona yang biasanya lincah entah lari kemana.

Ternyata benar jika kebiasaan tidak di latih, itu akan hilang tanpa kita sadari.

"Gellan ada di depan."

Elona menatap Risa, ia baru saja selesai membersihkan diri. "Ngapain?"

Risa menghela nafas. "Yah jemput lo sayang, peka dikit dong, ck."

"Oh," Elona manggut-manggut. "Aku kan engga ada minta, kenapa datang."

Karena kesal Risa menempeleng kepala Elona. "Astaga, kuatkan Gellan, lo benar-benar deh, kalau gini terus, awas aja sih Gellan berubah agresif." Dia melotot tajam pada Elona. "Habis lo, engga bisa jalan." Yah meksipun Risa ragu Gellan akan melakukan itu.

"Gellan tega mukul cewek?" tanya Elona syok.

Risa ingin mengatakan sesuatu, namun seseorang yang sedang mereka gibahin keburu hadir dan memukul belakang kepalanya.

"Mulut lo minta di Lakban yah?" Gellan tersenyum mengancam pada Risa.

Risa cengengesan, dia melangkah mundur. "Hahahaha, gue bercanda kok."

"Gue beda dari binatang-binatang yang lo kenal." sarkas Gellan.

Risa berdecak kesal. "Iya deh," Gellan tidak bisa diajak bercanda kalau tentang Elona. "Lo kan masih perawan ting-ting."

Elona syok mendengarnya.

Gellan memukul kepala Risa dengan keras, mungkin otak Risa jadi agak mereng.

"Kamu udah engga perawan?" tanya Elona pada Risa, wajahnya sedikit merah.

"Lah kok gue?!" Risa menjerit tidak terima. "Gue masih perawan anjir! Masih murnih! Bersih! Jernih! Kayak air!"

Gellan dan Elona menatap Risa ragu.

"Beneran..." Wajah Risa berubah, sekarang ia jadi gregetan. "Gue masih perawan." Dia tidak pernah melakukan hal seperti itu, jujur.

"Oh," Gellan tidak peduli, lagian itu kan urusan Risa. "Latihannya udah siap kan? Ayo pergi." Dia mengajak Elona pergi.

Sebelum Elona sempat membantah, Gellan keburu menarik tangannya.

"Lo berdua percaya gue kan?!" seru Risa.

Keduanya tidak merespon.

***

Tidak pulang, Gellan mengajaknya makan ke sebuah Cafe yang menyajikan segala jenis Dessert dan Daging. Dari luar sudah tercium aroma yang menggugah selera, Elona belum makan apapun sejak siang, ia jadi ngiler sendiri, gaya kehidupannya masih tetap sama, tidak ada yang berubah meskipun ia sekarang ikut latihan bersama Risa dan teman-temannya.

"Gue ke ATM bentar, tunggu disini, jangan kemana-mana." Gellan memberinya peringatan.

Elona mengangguk. "Oke." Dia berdiri di samping motor Gellan, mereka kesini naik motor.

Gellan tersenyum senang. "Oke, tunggu bentar yah, jangan pergi."

"Iya," meksipun merasa aneh Elona tetap menjawabnya.

Emang dia mau pergi kemana?

Gellan buru-buru lari, ATM ada di sebrang jalan dan terlihat cukup ramai, sebenernya ia malas mengantri. Uangnya habis untuk membayar uang kas, sumbangan kelas untuk festival dan membeli beberapa buka, ia lupa mengambil sebelum menjemput Elona, laki-laki itu melupakan segalanya jika sesuatu itu berhubungan dengan Elona.

Elona menetap sekelilingnya, ada banyak orang disini dan semuanya berpakaian sangat bagus dan trendi. Dia jadi ingat dengan Gellan, laki-laki itu berpakaian cukup keren, Celana Jeans hitam, kaos putih dan jaket hitam, ia juga menggunakan Topi untuk menghalangi rambutnya yang sudah mulai memanjang.

Gellan sangat berbeda, apapun yang ia pakai pasti terlihat bagus.

"Lo benar-benar jalang yah?"

Terkejut, Elona yang tadinya merunduk langsung berdiri tegak, kedua matanya membelak melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

Bianva, gadis itu terlihat berbeda dari yang biasanya, auranya gelap dan menyedihkan.

"Kenapa? Kenapa semuanya selalu lo ambil dari gue?" Dia mendekati Elona, perlahan-lahan.

"Apa maksud kamu?" Elona tidak mengerti, sebenernya apa yang dia ambil.

"Pertama Noel, dan sekarang Gellan." Bianva tertawa geli. "Terus lo mau rebut siapa lagi? Ah gue tahu...." Ada yang aneh dengan Bianva. "Lo pasti juga goda bokap nya Gellan kan?"

Hah?

Seumur hidup ia tidak pernah mendengar omong kosong seperti ini.

"Kamu aneh Bianva, aku tidak melakukan apapun." Elona mengepalkan kedua tangannya. "Terserahlah, mau apapun yang aku bilang kamu pasti selalu menyangkal dan menutup telinga." Elona tersenyum tipis.

Bianva langsung mendorong bahu Elona, cukup keras hingga membuat motor Gellan jatuh.

"Lo..." Bianva menarik dagu Elona kasar. "Lupa rasa sakit yah?"

Elona berusaha mendorong, namun punggungnya terasa sangat sakit, sakit sekali. "Lepasin, apa lagi yang kamu mau? Kamu udah bunuh adik aku dan sekarang kamu mau bunuh aku juga?" Elona menatap Bianva tajam, mengingat Ares hanya ada kemarahan di dadanya sekarang.

Bianva akan menampar Elona ketika seseorang menarik tubuhnya dengan kasar dan mendorongnya pergi.

"Baru di tinggal bentar, lo udah diganggu orang gila." Gellan datang tepat waktu, nafasnya memburu, ia berlari untuk sampai disini.

Kedua mata Elona membelak, dia terkejut, selama ini tidak pernah ada yang menolongnya ketika Bianva menyiksanya, ini pertama kalinya ada seseorang yang mengulurkan tangan untuk membantunya.

"Bangsat, lo apain Bianva?!" Bredy datang, ia baru keluar dari Cafe itu.

Kebetulan macam apa ini?!

Gellan tidak membantu Elona berdiri. "Dimana yang sakit? Punggung lo yah? Nanti kita ke rumah sakit." Elona merinding ketika tangan Gellan tidak sengaja menyentuh lehernya, tangan laki-laki itu dingin.

Bredy menarik kerah baju Gellan, ingin menghajarnya seperti dulu, namun siapa sangka Gellan mencekram pergelangan tangannya. "Lo perlu didik adik lo deh, sebelum gue bawa ke RSJ." Gellan tersenyum mengejek.

"Lo..." Tubuh Bredy terdorong keras, Gellan memukulnya tepat di perut.

"Lo dengar kata gue baik-baik." Gellan marah, dia sangat marah.

Kepada dua orang yang dulu sempat ia hormati dan sayangi.

"Gellan...." Bianva memanggilnya, gadis itu menangis. "Kenapa kamu melakukan semua ini? Untuk apa? Apa hubungan kamu dengan jalang itu!"

"Nama dia Elona, Elona, Elona." Gellan mendorong dahi Bianva berkali-kali, merendahkannya. "Ingat itu, sekali lagi lo manggil dia jalang, gue hajar kakak lo." Bianva merinding.

"Jangan sentuh adik gue," Bredy menarik bangkit dengan susah payah, dia menahan tangan Gellan.

"Lo tahu Bredy, lo salah, salah besar." Gellan menatapnya tepat di mata. "Mau sampai kapan lo tutup mata dan membiarkan semua sifat Bianva? Lo kakaknya kan? Harusnya lo tahu batasan dari menghancurkan dan kasih sayang."

"Lo biarin Bianva melakukan semua hal buruk, lo tutup mata, selama dia suka, bahagia dan tidak terluka lo bebasin dia." Kata-kata Gellan sangat menusuk. "Lo lindungi dia dari apa? Lo sayang dia karena apa? Apa lo buta selama ini? Seseorang hidupnya hampir hancur karena keegoisan lo yang bebasin adik lo bertindak." Dia menunjuk Elona. "Dia korban Bredy, korban." Lalu dia menunjuk Bianva. "Adik lo adalah dalang." Gellan tersenyum mengejek.

Gellan menarik tangannya, ia mendekati Elona yang hanya diam mematung. "Maaf, maaf engga bisa lindungi lo."

Elona tidak bisa berkata-kata, ia hanya diam ketika Gellan menarik tangannya dan membawanya menaiki taksi yang kebetulan berhenti di depan Cafe.

Kepala Elona blank.

***

Meletus emosi Gellan, duar!

Wkwkwkw.

Terima kasih sudah membaca.

Maaf lama yah, aku buntuh dan blank banget.

Ini aja aku paksa ngetik, spontan.

Kalau engga dipaksa engga akan up-up.

Maaf kalau makin bosan yah.

Seee u.

Seguir leyendo

También te gustarán

ALGHAVA Por Sista👑

Novela Juvenil

5.4M 411K 76
Tak pernah terlintas di pikiran Leona Marseille, bahwa dia akan berurusan dengan sosok pemimpin geng motor paling ditakuti di kotanya, yang tak lain...
319K 40.3K 20
Alara Innara itu anti sosial. Makan, tidur dan kuota internet membuatnya tetap hidup meskipun dunia memandangnya sebelah mata. Namun secara tidak lan...
LI(E)AR | 00 Line ✓ Por MAYA

Misterio / Suspenso

480K 151K 39
Bohong? Itu biasa terjadi. Tapi, kalau pembohongnya banyak? Wah, itu sih beda lagi.
42.4K 5.8K 100
17+ Setahun yang lalu, Zita tiba-tiba tersadar dan mendapatkan luka panjang dari telapak hingga pergelangan tangannya. Ia tak mengingat apa yang ter...