Your Guardian Angel (The End)

By Hana_No_Uta

444K 61.8K 2.9K

~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! Kisah cinta fantasi tentang se... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan (The End)
Epilog

Tiga Puluh Delapan

7.6K 1.2K 111
By Hana_No_Uta

Naasnya Elona kalah guys.

"Yey! Gue menang!" Rise melompat kegirangan, kemudian ia kembali duduk, perutnya penuh sekali.

Sementara Elona, dia sudah lelah, gadis itu menutupi wajahnya di atas meja, Pipi kiri dan kanannya dipenuhi Cream dari Tiramisu. "Aku mau muntah...." Seumur hidup dia tidak pernah merasa serakus ini.

"Gue juga," Risa duduk di samping Elona, dia merangkul bahunya. "Karena gue menang, mulai besok lo harus ikut kita latihan."

Elona tidak menjawab, jika ia berbicara dapat dipastikan dia akan muntah.

"Latihannya di studio Dance dekat Apartemen gue, pulang sekolah gue jemput." Risa menarik nafas dalam-dalam. "Sumpah habis ini gue harus banyak makan sayur," sama seperti Elona, wajahnya penuh dengan Cream Macha.

"Sisanya gimana?" tanya Elona.

"Banyak anak-anak di belakang, mereka habisin." Gellan kembali setelah membeli beberapa botol air mineral. "Minum dulu," dia memberikan Elona sebotol air dingin.

"Makasih," Elona menerimanya.

"Gue punya mana?" Tagih Risa.

Gellan menunjuk Yasghir yang sedang makan Risol Mayo bersama teman-temannya. "Minta sama Yasghir."

"Sialan, pilih kasih lo, masa Elona aja yang diambilin." Meksipun mendumel, ia berjalan pergi, mendekati Yasghir dan teman-temannya.

"Siapa yang menang?" Gellan menarik kursi dan duduk di hadapan Elona.

"Risa," Elona menghela nafas. "Aku engga bisa Dance." Ia tidak pernah mencobanya.

"Latihan dulu, festival sekolah masih 3 minggu lagi."

Elona tidak tahu, dia benar-benar tidak memiliki kepercayaan diri untuk itu. "Aku pendek, kecil, mungil gini, emang bisa?" Dia selalu merendahkan dirinya. "Engga kaya Risa, dia cantik, keren, tinggi, dan badannya bagus." Sudah dia bilang kan, bersama Risa ia terlihat seperti anak kecil. "Aku kayak bocah SD." Tingginya hanya 150, Risa pasti 160-an, dan Gellan pasti lebih dari 170-an, dia yang paling tinggi disini.

Elona merunduk, menatap dadanya lalu ia melihat dada Risa, besar sekali, berbeda dengan dadanya datar seperti Papan tripleks.

Gellan tersedak sendiri melihat arah pandang Elona, telinganya memerah.

Gadis itu bisa-bisanya mikir kesana?!

Benar-benar deh.

Gellan tertawa, tawa yang sangat menawan.

Elona menatapnya tidak mengerti, dia lucu sekali.

"Jangan mikir yang aneh-aneh, percaya diri aja, gue engga ada maksud apa-apa dengan mengatakan ini, tapi..." Dia menatap Elona lembut. "Lihat gue? Laki-laki setampan gue ini, bagaimana bisa suka sama Elona kalau bukan karena dia sangat cantik." Lesung pipinya kembali terlihat.

Blush!

Wajah Elona memerah seluruhnya.

"Kamu....dapat kepercayaan diri darimana?!" seru Elona.

Gellan tertawa sombong. "Yah dari mana-mana, semua orang bilang gitu."

Elona menutup wajahnya dengan rambut, dia mengalihkan pandangannya dari wajah laki-laki itu.

Tangan Gellan terangkat, dia mengelus puncak kepala Elona.

Gadis itu tertegun.

"Percaya dirilah Elona, kamu itu cantik."

"Sangat cantik."

Jantungnya Elona berdebar kencang, rasanya kayak mau lompat dari rongga dadanya.

Benar-benar deh.

Gellan, dia benar-benar sesuatu.

Entah sejak kapan ketakutan Elona pada Gellan berubah menjadi rasa kagum.

"Kalau gitu," dia memainkan kedua jari telunjuknya. "Aku boleh minta dikit kepercayaan diri kamu?" Dia melirik Gellan takut-takut.

"Boleh, ambil semuanya juga boleh." Dengan senang hati akan Gellan berikan, kenapa sih dia manis banget, pengen karungin.

Elona menatap Gellan, ia menarik nafas dalam-dalam dan mencubit pelan pergelangan tangan Gellan lalu memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya dan menelannya. "Udah aku ambil dikit, makasih yah." Dia tersenyum malu.

Gellan membenturkan kepalanya ke atas meja.

"Loh, Lan?! Gila lo?" suara benturannya sangat besar, membuat Hery dan yang lainnya kaget sendiri.

Iya gue gila! Gila karena Elona! Batin Gellan, wajah dan pergelangan tangan yang gadis itu sentuh tadi terasa panas.

"Freak banget njir," gumam Risa yang melihat semua itu.

Yah apapun yang dilakukan Elona akan terlihat mempesona di mata Gellan.

***

Hari pertama latihan.

Risa datang ke kosan Elona setelah pulang sekolah, bersama Gellan tentunya, dia selalu ikut kemanapun itu selama ada Elona sekarang. Ketika mereka tiba kosan Elona dalam keadaan sepi, tidak ada orang disana, Risa malah ketemu Tikus, membuatnya menjerit ketakutan, gendang telinga Gellan hampir putus saat mendengarnya.

"Lan, lo suka dia kan? Suruh pindah gih, keadaan kosan benar-benar jauh dari kata layak tinggal." Risa mendumel kesal. "Masa lo tega banget biarin cewek yang lo suka tinggal di kandang Tikus!"

"Gue maunya gitu, tapi Elona pasti nolak." Bahkan jika Elona mau, Gellan bisa minta tolong Papanya untuk membelikan Elona rumah.

"Iya sih, dia curigaan juga, dikasih kebaikan dikit langsung natap tajam orang yang ngasih." Risa jadi lebih mengenal Elona."Lo nikahin aja gih," saran Risa.

"Hah?!" Gellan langsung heboh sendiri. "Lo pikir nikah itu gampang, yah gue suka dia dan pengen nikahin dia, tapi terlalu cepat untuk itu! Lo pikir ini sinetron?" Wajahnya memerah sembari marah-marah, sepertinya Gellan malu.

Risa tersenyum menggoda, dia menoel-noel bahu Gellan. "Ayolah, nikahin aja, lo kaya juga, siap tamat SMA lo pasti kuliah di jurusan Bisnis, abis tuh warisan perusahaan Bokap lo, lo kan anak tunggal."

Gellan berdeham kecil, dia tidak mau memikirkan hal itu sekarang, yah masa depannya memang sudah dipastikan akan bagus, Papanya sudah dari jauh hari menyiapkan pendidikan khusus penerus untuk Gellan, jika Elona menikah dengannya gadis itu pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia.

Gellan akan memenuhi semuanya.

"Hehehe," Gellan terlalu larut dalam pemikirannya.

Risa menatapnya curiga. "Lo mikir apa?"

"Elona!" Risa memanggilnya, Elona baru saja tiba.

Gadis itu datang bersama Dokter Eben, Dokter yang waktu itu tidak sengaja Risa temui.

"Oh, Dokter Ganteng, halo!" Risa menyapa Dokter Eben.

"Halo, Risa dan Gellan." Dokter Eben tersenyum ramah.

"Kalian ngapain?" tanya Elona, ia baru saja kembali dari rumah sakit.

"Lo sakit? Sakit apa? Kemarin perasaan baik-baik aja!" Gellan menyerang Elona dengan rentetan pertanyaan. "Sakitnya dimana?!" Gellan ingin menyentuh Elona, namun gadis itu langsung berlindung di belakang Dokter Eben.

Eh, sepertinya Elona masih sedikit takut padanya.

Dokter Eben tertawa kecil. "Pencernaannya terganggu, dia makan terlalu banyak."

Risa tersentak, ia mengalihkan pandangannya pada pintu kosan Elona ketika Gellan memberikan tatapan membunuh padanya.

Ini pasti karena kejadian kemarin malam.

"Terus kenapa lo engga kasih tahu kita?" tanya Risa, Elona bisa menghubunginya kan?

"Kalian kan sekolah," jawab Elona, dia tidak merepotkan. "Lalu engga mungkin kan aku ganggu kalian, emang aku siapa?" Dia tersenyum lemah.

Gellan dan Risa terdiam.

Ternyata masih sulit untuk mendapatkan kepercayaan Elona.

Dia masih takut berhubungan dengan orang lain, terlalu banyak rasa sakit yang Elona terima dari orang-orang yang ia pikir baik dan akan menjadi temannya. Dia masih belum bisa membuka diri, bodohnya Gellan sudah memikirkan yang tidak-tidak.

Menikah? Hahaha itu masih menjadi sebuah mimpi.

Menatapnya saja Elona tidak mau, bagaimana bisa ia memikirkan hal yang terlalu mustahil.

***

Satu kata dari Hana untuk Gellan.

FIGHTING!

And btw

Terima kasih sudah membaca 😘

Maaf yah mungkin alurnya terlalu lambat, tidak seperti cerita aku yang dua lainnya, di cerita ini pasangan menggemaskan kita akan memiliki banyak waktu untuk bersama. Hehehe 🤭

Cerita ini terfokus pada hubungan Elona dan Gellan seperti judulnya.

Bukan pembalas dendam pada Bianva hehehe.

Bianva pasti mendapatkan karma, kalian tunggu aja.

Thanks a lot for reading this absrud story.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 6.4K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
1.7M 57.4K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
2.1M 96.5K 45
Series merried & crime #1 Andriana sallasya (32) seorang ketua detektif terkenal di New york yang sudah banyak memecahkan kasus pembunuhan yang jangg...
2.3M 102K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...