Your Guardian Angel (The End)

De Hana_No_Uta

407K 58.6K 2.9K

~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! Kisah cinta fantasi tentang se... Mais

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan (The End)
Epilog

Tiga Puluh Enam

7K 1.1K 29
De Hana_No_Uta

Elona berdiri mematung di depan kasir, ia sedang menunggu antrian untuk membayar belanja sembari melihat sebuah berita yang sangat mengejutkan.

"Ck, benar-benar tidak ada orang yang bersih di Indonesia." Penjaga Toko Kelontong mengomentari berita di televisi itu. "Semuanya kotor, duit menutup segalanya."

Gadis itu terdiam.

Elona sulit mengungkapkan perasaan.

Ia tiba-tiba teringat perkataan Ares.

Orang jahat pasti mendapatkan karma.

Apakah ini karma untuk Bianva?

"Dek, kamu ngapain melamun disitu? Mau bayar gak?"

"Iya mau bayar Pak." Buru-buru Elona meletakkan beberapa susu Kotak yang ia beli disini, lebih murah beli di Toko Kelontong daripada Indomaret atau sejenisnya. Disini tidak ada pajak, penjual menjual dengan harga pasaran.

Keluar dari Toko Kelontong Elona masih melamun, ia duduk di kursi yang tersedia di depan toko, menusuk Susu Kotaknya sembari melihat berita tentang ayah Bianva. Berita itu viral di mana-mana, bahkan Twitter termasuk trending nomor 5, benar-benar berita yang mengejutkan.

Elona melihat beberapa komentar.

Gue kenal sama anaknya.

Dia dari SMA elit itu kan?

Gue dengar yang cewek tukang bully.

Kelakuan gila, mirip monyet.

Dih cantik sih tapi gue engga respect sama tukang bully.

Untuk apa wajah cantik, kelakuan kayak k*****

Warga Twitter sangat kasar, mereka tidak memiliki keyboard khusus filter, semua diungkapkan dengan gamblang. Mereka terlalu bebas dan merasa yang paling benar karena banyak pengikutnya, begitulah kelakuan warga Twitter, banyak yang retweet langsung dia merasa tinggi.

"Lagi apa?"

Elona dikejutkan dengan kehadiran Gellan, menghadang pandangannya ke layar ponsel, membuatnya bisa mencium aroma sinar matahari dari tubuh laki-laki itu. Seperti biasa sejak dia menerima pertemanan mereka Gellan selalu datang ke Kosannya untuk bermain, yang mereka lakukan cukup random, Elona tidak mengizinkan Gellan masuk ke Kosannya, paling mereka hanya jajan di tikungan dekat sini, jalan santai keliling wilayah kosan, dan duduk di toko-toko seperti saat ini.

"Jangan lihat deh." Gellan duduk di samping Elona.

Elona meliriknya. "Pengen tahu," saut Elona.

Gellan menatap plastik keresek yang Elona genggam, banyak banget Susu Kotak frisian flag rasa cokelat disana. "Suka banget sama susu yah?"

"Iya," Elona menatap kotak susunya. "Mau?" Dia menawarkan.

Gellan mengambil Kotak Susu di tangan Elona, dan tanpa dosa ia menyedotnya sampai habis. "Kebetulan gue haus," dia nyengir.

Elona mematung, kedua matanya mengerjap kaget. "Jorok, itu bekas, aku bisa kasih yang baru." Elona mengambil satu kotak lagi. "Nih." Dia menyodorkan pada Gellan.

"Engga ah, udah kenyang." Gellan tertawa garing.

Gadis itu menghela nafas panjang. "Engga sopan tahu ngasih bekas ke orang lain."

"Kalau orang lainnya suka kan gak apa-apa." Gellan menyaut.

"Hah? Kamu suka makan bekas orang?" Elona bertanya kaget.

Eh, bukan gitu maksudnya.

Sudahlah, Gellan mengangguk saja. "Engga sembarang orang." Dia mendekatkan wajahnya dan menatap Elona lekat-lekat. "Cuma lo."

Elona melotot ngeri, ia memundurkan jarak kepala mereka. "Oh yah," dia bingung bagaimana harus merespon.

"Bianva engga akan masuk sekolah untuk beberapa lama, lo engga mau masuk?" Gellan mengalihkan pembicaraan.

Helahan nafas terdengar dari bibir Elona. "Udah malas," sekarang dia sudah terbiasa tidak hadir ke sekolah.

"Festival sekolah, lo datang?"

Elona menggelengkan kepalanya. "Engga tahu."

"Kalau gue ajak, mau gak?"

Gadis itu melirik Gellan curiga.

"Gue engga ada maksud apa-apa, murni cuma ngundang." Elona terlalu curiga, yah bagi seseorang yang tidak pernah menerima kebaikan tanpa syarat, wajar dia seperti itu. "Gue traktir."

"Oke." Elona mengangguk setuju.

Wah, ternyata gampang mengendalikan gadis ini.

Kasih makan aja.

(Teringat cewek di cerita sebelah 🗿)

"Btw hari ini mau ikut gue ke suatu tempat gak?"

"Kemana?" tanya Elona.

Gellan tersenyum misterius. "Ada deh."

***

Suatu tempat yang memiliki banyak orang, maksudnya adalah rumah seseorang yang tidak ia kenali.

"Elona!" Risa melambaikan tangan padanya dari jauh.

Elona terkejut mendengarnya, suara Risa sangat besar membuat beberapa orang langsung melihat ke arahnya.

"Sini! Sini! Udah lama gue engga liat lo!" Risa menarik Elona untuk duduk di sampingnya. "Apa kabar?"

"Baik," Gellan ternyata membawanya ke tempat tongkrongan nya, lebih banyak orang disini tidak seperti ketika mereka pertama kali bertemu di Cafe waktu itu.

"Njir, lo sama murid beasiswa benar-benar ada hubungan kan?!" seru Hery, ia tidak menyangka dugaannya selama ini ternyata benar. "Waktu lo koma dia beberapa kali jenguk lo!"

Refleks Elona melotot pada Hery, melayangkan tatapan padanya untuk tidak mengatakan apapun.

"Apa? Lo sama Gellan punya hubungan kan?" Dia menagih jawaban Elona. "Eh btw adik lo yang waktu itu mana? Engga ikut dia?" Dia celingukan, mencari bocah setan yang waktu itu.

Mendengar hal itu raut wajah Elona langsung berubah sedih, pelupuk matanya sedikit basah.

Gellan menatap Hery, dia memberikan isyarat untuk diam.

"Apa? Gue salah apa?" tanya Hery tidak mengerti.

"Hery, kadang-kadang mulut lo itu harus di kasih rem, jangan nyerocos aja!" Yasghir menarik bibir Hery.

Zain hanya diam, dia tidak mau menjadi seperti Hery.

"Gak apa-apa kok," Elona tersenyum tipis. "Adik aku udah meninggal, sebulan lalu dia pergi." Sekali lagi ia menerima fakta, fakta bahwa dia sendirian di dunia ini.

"Oh," untuk pertama kalinya Hery berhenti berbicara.

Dia berubah kalem.

"Terus lo sama Elona kenal darimana?" Bentar aja kalem nya, beberapa detik kemudian ia kembali kepo.

"Nah, gue juga penasaran." Risa ikut serta. "Lo sama Elona kok bisa dekat, lo berubah sejak bangun dari koma, biasanya selalu ada Bianva di mata lo."

Elona bingung harus menjawab apa.

Bagaimana ini?

Melihat gadis itu kebingungan, Gellan memutuskan untuk angkat bicara.

"Gue jatuh cinta pada pandangan pertama."

Siulan penuh godaan langsung terdengar dimana-mana.

"Anjay," Risa tertawa, besar juga nyali sih Gellan. "Terus-terus."

"Yah gue lagi PDKT sama dia."

Siulan kembali terdengar.

"Gue suka gaya lo," Yasghir tertawa terbahak-bahak. "Lanjutkan."

"Iya emang kayak lo, suka tapi engga pernah bilang." Sindir Hery.

Risa terdiam, ia juga merasa tersindir.

"Hery, lo pulang lewat mana?" Yasghir merangkul dengan erat.

Hery cengengesan. "Atas,"

"Yaudah sini gue bantu."

"Argh! Tolong gue!" Hery menjerit keras.

Semuanya tertawa kecuali dua orang.

Gellan dan Elona keduanya saling menatap.

Pengakuan Gellan secara terang-terangan membuat Elona merasa sedikit geli dan aneh.

Ia sering menerima pernyataan seperti itu dulu, Elona kira ia sudah terbiasa.

Ternyata meksipun kehidupannya berat, Elona masihlah seorang gadis remaja.

Ia bisa mendengar jantungnya berdebar kencang.

Seluruh aliran darahnya menggila.

Pipi gadis itu memerah.

Gellan tersenyum kemenangan.

Elona sangat lucu.

Gellan ingin membawanya pergi ke tempat yang hanya ada mereka berdua, memanjakannya, dan memberikannya semua yang gadis itu inginkan.

Ah, Gellan rasanya hampir gila.

Ternyata menyukai seorang gadis bisa membuatnya ketagihan seperti ini, ia tidak pernah merasakannya ketika bersama Bianva.

Jangan terlalu berlebihan menyukai seseorang, Papa engga mau kamu kehilangan akal dan melakukan sesuatu yang bisa menyakiti orang yang kamu cintai.

Tiba-tiba ia teringat kata-kata Papanya.

Sadar Gellan, kendalikan diri lo! Batin Gellan.

Yang Elona inginkan bukan seseorang yang mencintainya, ia menginginkan seorang pelindung.

***

Oh wow hahaha 🤣

Gellan kamu harus di usir setan nya.

Mengingat betapa obsesinya Papa Gellan ke Mamanya sampai membuatnya hamil untuk memaksa pernikahan, jangan heran jika Gellan memiliki pemikiran yang sama.

Untung ada edukasi dari Om Vier.

Hana : Makasih Om!

Om Vier : sama-sama 🙂

Continue lendo

Você também vai gostar

1.1M 181K 58
Ketika aku membuka mata, aku berada di dalam sebuah novel. [My Love Never Gone] [My Love Never Gone] adalah sebuah novel fantasi-romantis yang berfok...
723K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
2.6M 216K 65
Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang selalu dipikirkannya. Ia adalah gadis b...