Misteri Toilet Sekolah

By vyfah_lt

5.9K 75 7

Hallo guys,,(^▽^) Welcome to my first horror story, Ok, guys sebelum kalian baca ceritanya kalian haru... More

Chapter 1
Chapter2
Chapter3
Chapter4
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter12
Chapter13
Chapter14
Chapter15
Chapter17
Chapter16
Chapter18
Chapter19
Chapter20

Chapter5

264 4 0
By vyfah_lt

Di kantin sekolah terlihat seorang gadis yang tengah duduk sendirian, dan terlihat tak bersemangat. Dea gadis itu, hari ini Dea seperti kehilangan semangat hidupnya karena sahabatnya, Talisa. Hari ini tidak masuk karena kejadian kemarin. Dea sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan Talisa, karena kemarin ia tidak mengunjungi Talisa karena Talisa masih lemas dan tak berdaya, kata mamanya.

  Dea terus mengaduk-aduk orange juice nya tanpa berminat untuk meminumnya, seorang cowok d datang dan duduk didepannya.

  "Sendiri aja de.. Talisa mana?" Tanya cowok itu, Dea hanya melirik sekilas kearah orang didepannya, Oh my god! Demi apa coba! Dea mengabaikan cowok yang paling keren dan ganteng disekolah, cowok yang diidamkan banyak kaum hawa, namun dicuekin oleh Dea. Apakah gadis ini nggak waras?.

  "Talisa nggak masuk" Jawab Dea tanpa menatap wajah cowok keren didepannya.

  "Kenapa?" Tanyanya lagi dengan dahi yang berkerut-kerut.
  "Sakit"
   "Sakit apa?"
  "Kamu nggak tau?" Tanya Dea heran, bagaimana bisa cowok ini ketinggalan info yang sangat penting menyangkut pujaan hatinya, ya! Cowok itu yang tak lain Gavin Alexander memang sangat mendambakan seorang Talisa, dia tak segan-segan menunjukkan rasa sukanya di depan Talisa. Namun sayangnya Talisa hanya menganggapnya tak lebih dari seorang teman.

  "Ada apa sih?" Tanyanya dengan penuh rasa penasaran. Dea berdecak kesal mendengar pertanyaan Gavin.

  "Ckkk, serius kamu nggak tau?" Gavin hanya menjawabnya dengan gelengan kepala, yang semakin membuat Dea jengah.

  "Kemarin itu Talisa habis kejebak di toilet" Ungkapnya yang berhasil membuat mata Gavin membulat sempurna.

  "Serius kamu?" Tanyanya untuk memastikan, Dea mengangguk sambil menyeruput orange juice nya dengan slow.

   "Kok bisa?" Tanya Gavin penasaran, dengan malas Dea menceritakan semuanya yang benar-benar membuat Gavin syok bukan main.

  "Terus sekarang, gimana keadaannya?" Gavin sudah tidak bisa menutupi rasa khawatirnya didepan Dea, Dea hanya mengendikkan bahunya lemas, bahu Gavin jatuh seolah menggambarkan bahwa kini ia tak memiliki sedikitpun energi.

Bel yang Gavin tunggu akhirnya berbunyi yaitu bel pertanda pulang sekolah, tanpa menunggu teman-temannya Gavin langsung menuju ke parkiran setelah gurunya keluar, ia memacu motornya dengan kecepatan penuh, ia mampir ke supermarket untuk membeli sesuatu yang bisa ia berikan pada Talisa nanti,akhirnya Gavin sampai didepan rumah berwarna hijau mint dominasi putih, ia memarkirkan motornya tepat dihalaman rumah itu.

Ting... Tong.. Ting.. Tong
  Gavin menekan bel untuk memanggil pemilik rumah, keluarlah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik, Gavin mencium tangan wanita itu dan menanyakan sesuatu.

  "Saya Gavin tante temannya Talisa, Talisa apa kabar Tante?" Wanita yang tak lain adalah Daisy_Mama Talisa, tersenyum mendengar pertanyaan Gavin.

  "Talisa baik, yuk masuk. Tante panggilin Talisa dulu" Ucap Daisy ramah, Gavin mengatakan bahwa hanya ingin tau keadaan Talisa tanpa bermaksud mengganggu istirahatnya.

  "Nggak usah Tante, saya cuma mau tau keadaan Talisa aja. Biarin dia istirahat" Ucapnya lalu memberikan sebuah kantung plastik yang berisi beberapa makanan kepada Daisy.

  "Saya titip ini aja te, buat Talisa" Ucapnya sambil tersenyum manis, Daisy mengambil kantung plastik itu dan mengucapkan terimakasih, setelahnya Gavin berpamitan untuk pulang. Tanpa ada niatan mencegahnya Daisy pun mengiyakan ucapan Gavin.

  Setelah Gavin pergi Daisy masuk pergi kekamar Talisa, anak gadisnya terlihat masih terlelap diatas ranjangnya, wajahnya yang semula pucat kini perlahan terlihat segar gadis itu sudah lebih baik. Daisy meletakkan kantung plastik yang ia bawa diatas nakas samping ranjang Talisa, lalu ia pergi dari sana setelah mengelus puncak kepala anaknya.

  Setelah kepergian Daisy, perlahan Talisa membuka matanya, lalu tak sengaja melihat kantung plastik yang berlogo salah satu nama supermarket, ia duduk lalu mengambil kantung plastik itu dia melihat isinya, ternyata isinya beberapa snack dan cokelat, ia berfikir bahwa mamanya tidak mungkin membelikannya makanan-makanan itu, lalu siapa?.

  Meninggalkan rasa penasarannya Talisa turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi, ia memilih untuk menyegarkan tubuhnya berharap rasa pusing dikepalanya bisa hilang, setelah menyelesaikan mandinya Talisa memilih pakaian yang akan ia kenakan ia memilih dengan asal lalu menata rambutnya yang terlihat berantakan, Talisa kembali melihat kantung plastik yang ada di atas nakasnya, ia memutuskan untuk bertanya pada mamanya.

  Talisa menuruni tangga dan pergi kearah dapur, karena dirinya mendengar suara dari arah sana, benar saja Mamanya sedang berada di sana, Talisa duduk di kursi meja makan memperhatikan Mamanya sambil menopang dagu, Daisy yang merasakan kehadiran seseorang menoleh dan melihat Talisa duduk di kursi meja makan.

  "Kamu udah bangun sayang?" Tanya Daisy dan dibalas anggukan oleh Talisa, Daisy hanya tersenyum melihat tingkah anaknya itu. Ia teringat sesuatu yang harus ia sampaikan pada Talisa.

  "Tadi temen kamu kesini" Talisa menegakkan kepalanya lalu bertanya
  "Siapa?"
   "Gavin" Jawaban singkat membuat mata Talisa sedikit terkejut, Gavin? Pikirnya

   "Dia bilang apa?" Pertanyaannya mampu mengembangkan senyum yang sengaja menggoda dari bibir Daisy, yang mampu membuat Talisa salah tingkah, Daisy kini malah tertawa melihat tingkah lucu gadis didepannya itu.

   "Ih, Mama kok malah ketawa sihh.." Ucap Talisa sambil mencebikkan bibirnya.

  "Dia cuma tanya keadaan kamu, terus ngasih kantung plastik yang nggak tau isinya apa buat kamu, udah gitu aja" Ucap Daisy setelah menghentikan tawanya, Talisa terlihat seperti memikirkan sesuatu.

  "Gavin pacar kamu ya?" Pertanyaan mamanya mampu memunculkan rona merah dikedua pipi Talisa, dan membuatnya salah tingkah. Beruntungnya saat Daisy bertanya dia terus fokus dengan masakannya.

  "Bukan, dia cuma teman Talisa aja ma" Kini Daisy melihat kearah putrinya yang masih terlihat salah tingkah,

  "Serius nihh?" Pertanyaan yang sengaja dilontarkan untuk menggoda putrinya,
  
   "Ihh, Mama apaan sihh" Ucap Talisa kesal dan langsung berlalu menuju kamarnya, hal itu sukses membuat Daisy tertawa tebahak-bahak.

   Talisa melemparkan bokongnya keatas ranjang dengan muka yang ditekuk akibat kesal. Namun kekesalan itu langsung luntur ketika ada chat yang masuk di Whatsapp-nya, dan disitu tertulis jelas nama Gavin, Talisa langsung tersenyum senang, ia buru-buru membuka chat itu yang tertulis

Gavin: Talisa
Gavin: Aku tadi nitipin sesuatu buat kamu
Gavin: Semoga suka ya
Gavin: Dan cepet sembuh

Itulah yang sekiranya Gavin kirim pada Talisa, Talisa sesegera mungkin membalas chat itu.

Talisa: Makasih ya vin

Hanya itu yang bisa Talisa jujur ia tak tahu harus menulis apa lagi. Chat itu pun berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan ringan, namun hal itu mampu membuat Talisa lebih baik dan senang.

  Lama Talisa hanyut dalam kegiatan chatingan-nya, sampai seseorang mengetuk pintu kamarnya, ia berpamitan untuk menyudahi chat-nya kepada Gavin, ia beranjak dari atas ranjang dan membuka pintu kamarnya ternyata itu Dea seseorang yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.

   "Kamu ngasih tau Gavin ya tentang kejadian itu?" Tanya Talisa saat mereka sudah duduk di atas ranjang Talisa, Dea mengangguk dan langsung menjelaskan ketika wajah Talisa berubah marah.

   "Eitsss, jangan marah dulu, jangan nyalahin aku salahin aja Gavin. Dia yang udah maksa aku buat cerita, emang kenapa sih?... Dia kesini ya?.. " Tanyanya, Talisa hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Dea.

   Dea terlihat antusias hingga dia memajukan sedikit wajahnya ke depan wajah Talisa

  "Gimana ceritanya?" Tanyanya dengan penuh penasaran

  "Waktu Gavin kesini aku tuh lagi tidur, jadi nggak sempet ketemu dehh" Jawab Talisa dengan nada sedikit kecewa, Dea memundurkan wajahnya dengan senyum yang sengaja untuk menggoda Talisa serta alis yang sengaja ia naik turunkan.

   "Hmmm, bilangnya nggak suka sama Gavin, tapi ternyata.. " Ia sengaja tidak melanjutkan ucapannya untuk semakin menggoda Talisa.

   "Apaan sih" Ucap Talisa kesal sambil memukul muka Dea dengan bantal, dan berakhir perang bantal antar Talisa dan Dea.

 

*

*

*

*


Halo Guys(^o^)

Terimakasih banget buat kalian yang selalu setia dan sabar menunggu cerita ini UP. ˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

Author minta maaf nih, kalau misalkan ada kesamaan nama tokoh, kejadian, atau tempat. Memang sebagian tempat author ambil dari daerah tempat tinggal author, tapi kalau nama dan alur cerita atau kejadian itu semua murni dari pikiran author. (ʘᴗʘ✿)

Maaf juga kalau ceritanya agak gak nyambung, soalnya autor baru belajar nich(*´∨'*)

Satu lagi jangan lupa tinggalkan jejak kalian di sini ya(●♡∀♡)

See you the next time(◍•ᴗ•◍)
 

Continue Reading

You'll Also Like

7.3M 303K 38
~ AVAILABLE ON AMAZON: https://www.amazon.com/dp/164434193X ~ She hated riding the subway. It was cramped, smelled, and the seats were extremely unc...
19.9K 1K 40
After 5 years, both Clementine and (YN) have both worked together, alongside with Alvin "Lee" Junior, AJ in short, who has taken cared of him as thei...
4.5K 1.2K 54
Author(s) Mo Chen Huan 莫晨欢 Artist(s) N/A Year 2020 Status in COO 110 Chapters (Complete)
2.4K 22 14
All of these mini stories all relate around a shy, smart, quiet, self-conscious, high school (gender neutral and they/them pronouns) aged reader and...